Namaku Robby.
10 tahun yang lalu, aku
punya kisah
nyata yang sangat asyik
dan sayang
untuk tidak aku bagikan
pada rekan
netter 1sumbercerita.com.
Pengalamanku
memuaskan istri teman
yang sedang
birahi berat namun tidak mendapatkannya dari sang suami,
sangat
membekas dalam kehidupanku,
sehingga
karena pengalaman ini pula
yang membuat
aku sampai kini sering
sulit untuk
menolak beberapa istri
kesepian yang
membutuhkan pemuasan birahi. Seperti netter ketahui (yang sudah
berpengalaman
RT), bila istri sudah birahi
dan tidak
mendapatkan pemuasan yang
maksimal,
banyak efek samping yang
akan timbul,
seringkali keluhan nyeri
kepala, mual
dan gangguan emosional selalu menyertainya.
Aku hidup dan
berbisnis di kota D
dengan
pulaunya yang sangat terkenal
di
mancanegara, juga dengan pantai K
nya yang
indah, tempat wisatawan
menjemur diri.
Aku bergerak dibidang farmasi. Aku punya teman dekat, baik
secara
persahabatan maupun dalam
bisnis.
Namanya Har (samaran) dan
istrinya
cantik, anggun, usianya sekitar
25 thn, biasa
dipanggil Henny. Hubungan
bisnisku
dengan Har dan istrinya berjalan sinergis, karena Har dan Henny
bergerak
dibidang Alat Kesehatan
(Alkes). Aku
sering membawa klien/
konsumen pada
mereka, demikian juga
aku sering
mendapatkan orderan dari
mereka. Setiap
Har memberikan orderan sales untukku, Henny selalu
menambahkan
orderan tersebut,
sehingga
menguntungkan aku secara
value. Hal ini
menambah rasa respekku
pada Henny,
karena dia selalu
memperhatikan
dan membantu salesku kalau sedang jelek, tanpa sang suami
mengeluhkannya.
Berjalannya
waktu, sekitar 1,5 tahun
sejak aku
kenal mereka, bisnis kami
berdua sukses
dan Har mengembangkan
usahanya
sampai keluar kota, bahkan keluar pulau. Seringkali kalau Har pergi
cukup lama,
dia selalu menitipkan istri
dan anaknya
padaku untuk aku
perhatikan
segala sesuatunya. Karena
kedekatanku
sudah seperti keluarga
sendiri,
setiap pesan Har selalu aku perhatikan. Aku akui, bahwa Har sungguh
berbahagia
memiliki istri yang boleh aku
katakan
mendekati sempurna, dengan
tinggi 167 cm,
berat sekitar 49 kg, kulitnya
putih mulus,
penampilannya lemah
lembut dengan
sedikit kemanjaan dan di pipinya tak ketinggalan dengan lesung
pipitnya.
Kesanku bahwa kedua insan ini
nampak rukun,
damai, karena setiap aku
berkunjung ke
tempatnya, tak pernah
sekalipun sang
suami tidak didampingi
istrinya dan
setiap kali istrinya selalu tidak pernah jauh duduk disebelah
suaminya
sambil salah satu tangannya
menggelayut
dipundak sang suami,
mesra sekali
nampaknya. aku jadi iri
dibuatnya.
Suatu ketika,
Har telepon aku dan berpesan titip anak dan istrinya, karena
Har akan ke
pulau K selama seminggu.
"Rob, aku
mau ke K seminggu, kamu
kalau butuh
order, langsung aja sama
henny yach,
tolong perhatikan juga anak
istriku
ya", pesannya. "Okey Har, ngga usah kuatir, akan aku
bantu apapun
keperluan istrimu".
Seperti
biasanya, setiap Selasa aku
selalu datang
ketempat keluarga har
untuk
mendapatkan orderan, dan seperti
biasa juga
bila sang suami tidak ada maka Henny yang menemuiku.
"Hay Hen,
gimana kabarnya, aku minta
orderan nikh,
kasih yg banyak ya",
pintaku
padanya.
"Mau
berapa kamu Rob, aku sih siap
bantu kamu
berapapun kamu minta", balasnya.
Ahh, kalau itu
sih aku yakin Henny tahu
kebutuhanku,
iya ngga?".
Setelah
pelanggan sepi dan aku
mendapatkan
orderan dari Henny, aku
akan pamit
pulang. "thanks orderannya ya Hen, kalau ada
problem,
kontak aku aja", pesanku.
Aku langsung
tancap kemobil dan
membuka pintu.
"Robby,
Rob, ntar dulu, kenapa sih buru-
buru
pulang?", tanya Henny. Belum sempat aku menjawabnya, dia
langsung
menyampaikan keluhannya.
"Rob, itu
lho si Raymond (anaknya) agak
ngga enak
badan, suhu badannya tinggi,
dimana yach
dokter anak yang bagus,
kamu khan
tahu?", katanya. "Oh ada, itu dr. AH di jl.Diponegoro,
bagus
dokternya", kataku.
"Kamu
bantuin aku yach, antarin aku ntar
sore",
pintanya.
Aku bingung
untuk menjawabnya,
bingung antara
menolong sebagai istri teman baikku dengan perasaan
sungkanisasi
yang tinggi karena suami
tidak ada,
kuatir jadi bahan gunjingan
tetangganya,
apalagi dokter spesialis
anak tsb
sampai malam selesainya.
Henny tahu
keraguanku. "Ayolah Rob, please bantu aku. Pegawai
dan sopirku
jam 05.00 sore khan udah
pulang. Apa
aku perlu telepon istrimu
untuk mintain
ijin?".
Karena kasihan
anaknya sakit dan dia
sendirian
tanpa suami, aku iba. "Okeylah, kamu mau telepon istriku atau
ngga,
terserah. Pokoknya ntar sore jam
16.50 wita,
aku jemput kamu yach, jangan
terlambat",
jawabku.
"Thanks
ya Rob, kamu baik banget deh,
aku udah siap
pasti", sahutnya. Tepat pukul 16.50 wita aku sudah berada
di depan pintu
rumahnya. Aku tekan bel
rumah dan
selang beberapa saat Henny
muncul dengan
pakaian sederhana.
"Ntar ya
Rob, tadi ada pelanggan itu lho,
aku jadi belum
siap kamu datang. Tunggu bentar yach, kamu baca-baca dulu deh",
katanya.
"Okey
Henny, sampaikan dulu, rias yang
cantik biar
dokternya naksir ama kamu",
gurauku
padanya tanpa ada jawaban
darinya.
Sekitar 15 menit kemudian, muncul Henny
dari balik
pintu kamar dengan Gaun yang
amboi
indahnya. Gaun yang
sepantasnya
digunakan saat ada pesta
atau acara
resmi. Aku tertegun akan
kecantikannya,
kelembutannya dengan mengenakan gaun tersebut. Dengan
gaun panjang,
putih halus kombinasi
bunga-bunga
tulip pink didadanya
kebawah, aroma
parfumnya yang lembut
dan pati
harganya diatas 1 juta. Dengan
sepatunya yang
tidak terlalu tinggi (memang Henny body nya sudah tinggi),
menambah
keanggunan dirinya.
"Hey Rob,
emangnya kenapa? koq
bengong gitu
sih? cantik ngga gini?",
tanya Henny.
"Aduh,
anggun banget lho Hen. sampai aku terpesona. Apa ngga terlalu WWW.UDAHGEDE.COM
bagus
untuk hanya
kedokter anak, Hen?",
saranku
padanya.
"Karena
Robby yang suruh, okey aja aku
tukar bajunya.
Kalau gitu, kamu tunggu
dulu ya
Say..", jawabnya sambil berlari masuk ke kamarnya.
Terkejut aku
dibuatnya. apa aku ngga
salah dengar
nikh, sejak kapan Henny
panggil aku
semesra itu? Memang bukan
henny kalau
tidak buat hatiku selalu
berdetak
keras, dag.. dig.. dug..! Kejutan demi kejutan makin membuat aku
mengaguminya.
Aku sendiri diruang tamu
menunggu sang
bidadari ganti pakaian.
Sudah 2 kali
aku dikejutkannya.
Lamunanku pada
kejutan pertama
dengan gaun
indahnya, kedua panggilan mesra yang "mungkin hanya boleh
ditujukan pada
orang yang paling
dicintainya".
"Rob,
gimana kalau aku pakai pakaian
casual gini,
masih feminin ngga?",
tanyanya
dengan penuh manja sambil menggendong si Raymond (anaknya).
Kembali aku
tertegun dibuatnya.Dengan
jeans ketatnya
dikombinasikan atasan
tipis warna
biru muda, dengan bunga-
bunga kecil
warna putih hijau, dibagian
bawah bajunya
ditali simpul, menampakkan keanggunannya
walaupun
dengan pakaian gaya apapun.
Bisa feminin,
bisa juga sensual dengan
pakaian
casualnya.
"Rob, koq
diam aja sih, ngga setuju aku
casual gini
ya?", tanyanya. "Henny bidadariku, aku sangat setuju
1000% deh,
anggun banget kamu".
"Apa, apa
kamu tadi bilang Rob, coba
ulangi sekali
lagi?", pintanya sambil
mendekat dan
mencubit perutku sebelah
dalam.
"Aduh, sakit lho Hen!", teriakku kecil,
karena takut
si kecil terkejut.
Tanpa
basa-basi lagi, aku segera ajak
Henny dan
anaknya segera berangkat,
karena aku
sudah daftarkan dan
mendapatkan
urutan nomor 26. Perjalanan aku tempuh cukup singkat
dan aku
bersama Henny terdiam membisu
selama
menunggu giliran dipanggil
masuk.
Pikiranku berkecamuk
membayangkan
kemanjaannya, cara dia
mencubitku.
Juga saat itu aku kuatir bila ada teman istriku yang lain ketemu
dipraktek tsb,
atau jumpa relasi, khan
bisa timbul
rumors macam-macam
nantinya,
walaupun kalaupun istriku
tahu, tidak
akan menimbulkan masalah.
Kemudian
giliranku dipanggil masuk, aku suruh dia masuk sendiri keruang dokter,
tapi wajahnya
cemberut tanda protes.
Aku bingung,
gimana nanti sang dokter
ngga kaget,
koq aku sama perempuan
lain?
(dokternya sudah kenal denganku).
Aku ikuti saja
kemauannya, dan setelah aku jelaskan persoalannya pada sang
dokter,
diperiksa dan diberikan resep.
Aku keluar dan
menebus obat racikan
diapotik
sebelah praktek dokter.
Semua berjalan
lancar dan aku meluncur
pulang kerumah
Henny. Si kecil ternyata tertidur pulas dan ternyata tiudrnya terus
sampai pagi
tidak bangun. Rupanya si
kecil cukup
paham terhadap sikap,
keinginan hati
sang maminya. Dalam
perjalanan,
aku tidak banyak komentar,
demikian juga
dengan Henny. Entah mengapa, sejak aku panggil dia bidadari,
sejak saat itu
dia banyak diam. Diam
yang
bagaimana, hanya Henny yang
bisa menjawabnya.
Namun nampak
wajahnya penuh
sorot bahagia,
dibuatnya
dikit-dikit manja padaku, tanpa mau bicara. Itulah wanita, seribu rahasia
hatinya
disimpan rapat, bagaikan merpati
yang tulus dan
suci. Tapi kalau sudah
kena hatinya,
apapun dia akan
pasrahkan, apalagi
kalau sang arjuna
bisa
memanjakannya. Aku rasa semua wanita mempunyai kemiripan yang sama,
wanita itu
ingin dipuji, dipuja, disanjung,
dimanjakan,
maka pasti seluruh jiwa
raganya akan
dipasrahkan pada kita.
Banyak pria
kurang memahaminya,
wanita dijadikan
obyek derita, wanita dijadikan pelampiasan nafsunya, tanpa
mau mengerti
perasaan wanita. Karena
hal ini,
timbul banyak maslah RT dalam
perkawinan,
itu tidak lain karena kaum
Adam biasanya
super egois. Tapi syukur,
aku salah satu
type pria yang mau mengerti jiwa wanita, aku bisa menyelami
perasaan
wanita dan aku punya
kelebihan bisa
membaca suasana hati
wanita yang
sedang aku hadapi.
Demikian yang
aku hadapi saat ini,
sesosok istri
yang cantik, anggun dan manja, penuh romantisme, feminin dsb.
Tepat pukul
18.55 wita, aku tiba kembali
dan Henny
segera masuk kamar tidur si
kecil dan aku
menutup pintu pagar. Mobil
tetap aku
parkir diluar, karena aku pikir
tidak lama aku
akan pamit pulang. Semua aku lakukan hanya demi menghormati
teman baikku,
tidak enak berlama-lama
dirumah dengan
istri orang sendirian
saja.
"Rob,
kamu jangan pulang dulu yach,
temenin aku
dinner, okey?", tegur Henny setelah keluar dari kamar.
"Aduh
Hen, sorry deh, ini udah malam,
ngga enak
dilihat tetangga. Khan
suamimu ngga
dirumah", jawabku.
Tanpa kuduga,
wajahnya langsung
memerah dan
menampakkan kekecewaan yang dalam.
"Rob, aku
itu ngga bisa ma'em sendirian,
ntar aku ngga
ma'em sakit, khan kamu
yang repot
nganterin aku ke dokter lagi",
rayunya
padaku.
"Gimana
ya Hen", jawabku singkat dan bingung.
"Udah
deh, apa aku perlu teleponin
istrimu.
Please Rob, please bantu aku,
temenin aku
sekali aja, khan ngga tiap
kali kamu bisa
nemenin aku berdua aja
dinner di
rumahku?", rayunya penuh manja.
"Khan
udah sering aku makan malam
disini,
Hen", jawabku menguji.
"Aku
pingin berdua aja ama kamu Say..,
please yach.
Aku mau banyak curhat
ama kamu,
kapan lagi Rob, mau ya, yach?", pintanya terus merengek tanpa
aku diberi
kesempatan menjawabnya.
"Ayolah
Rob, aku udah siapin masakan
kesukaan kamu
lho siang tadi. Kamu
khan paling
suka Tenderloin steak
thoo..?",
serbunya tanpa aku bisa komentar.
"Okey
Hen, gini aja. Aku call suamimu
dulu deh, biar
suamimu tahu anakmu
sakit dan aku
tadi ngantarin kamu dan..
aku diundang
dinner kamu, gimana
okey..?",
ini permintaanku yang rasanya win-win situation.
"Boleh
aja Rob, berarti kamu mau khan,
asyiik..!",
begitu responsnya.
Aku berpikir,
gawat juga deh menghadapi
istri seperti
gini, situasi ini bikin aku sulit
menolaknya dan
segera aku kontak si Har untuk memberitahunya dan ternyata
Har penuh
pengertian dan sangat
percaya padaku
dan istrinya.Akankah
kepercayaan
ini disalahgunakan?
Pembicaraanku
dengan suaminya
didengar oleh
Henny dan langsung wajahnya menampakkan sinar bahagia,
seperti anak
kecil mendapatkan ice
cream.
"Nah
Rob.., kamu tunggu bentar yach,
aku ganti baju
dulu dan siapin ma'em
nya biar
asyik, benar ngga Say..?", pintanya dengan senyum manis.
"Yach..,
aku tunggu deh", sahutku.
Aku pikir,
sejak sore hari sudah 3 kali
panggil aku
dengan kata "Say", apa gak
salah tuh
istri Har ini?
Setelah aku
tunggu cukup lama sekitar
20 menit,
Henny keluar dari balik pintu
kamarnya
dengan "daster tipis tembus
pandang"
warna pink.Daster yang
menurut aku
hanya layak digunakan di
kamar tidur
bersama suami tercinta. Apalagi dasternya model tali kecil di
pundak, dengan
potongan di dadanya
sangat rendah,
sehingga jelas nampak
olehku dadanya
yang putih mulus
dengan belahan
bukit kembarnya yang
aduhai..
seperti buah sedang ranum- ranumnya. Gila benar Henny ini, pikirku.
Karena sinar
lampu kamarnya yang
sangat terang
sedangkan diruang tamu
cukup redup,
maka di balik dasternya
terlihat
belahan pahanya yang mulus
sampai ke
pangkalnya. Di balik daster tipisnya, terlihat BH dan CD mininya
berwarna
"merah anggur", kombinasi
warna yang
sangat serasi dan
nampaknya
Henny ini sukanya warna-
warna pastel
dan pintar
mengkombinasikan
warna. Pikirku, di ranjangpun pasti suaminya puas, pasti
Henny juga
pintar mengkombinasikan
gerakan-gerakan
ataupun variasi sex
yang bikin
pria melayang-layang
bagaikan di
langit ke tujuh.
"Robby
sayang.., koq ngelamun terus to, ngga rela yaa dinner disini? Atau ada
janji ama WIL
mu? he.. he.., bercanda lho
Rob..",
sapanya bikin aku tersadar dari
lamunan sambil
dia mendekat padaku.
"Ngawur
aja WIL, emangnya aku ada
tampang
nge-WIL apa? Ngapain mikirin WIL yang jauh, wong ada bidadari
disini..",
sahutku.
Aku pikir
pertanyaan tentang WIl itu pasti
cuman
pancingan aja dari Henny dan
sudah kepalang
basah aku buat Henny
makin
tersanjung aja dengan panggilan bidadari. Aku ingin tahu reaksi
selanjutnya.
"Kamu
anggap aku bidadari Rob? Ngga
salah tuh? Apa
pantas sih Rob?",
pancingnya
lagi makin mendekat, dekat
sekali sampai
tercium wanginya. Aku pikir, kena tuh pancinganku. Aku
paham benar
hati seorang istri/ceweq,
kalau udah
dimanjain gitu pasti langsung
terkapar
klepek-klepek, seperti ayam
baru
disembelih.
"Iya
bidadariku.., aku tadi bukan ngelamun tapi kagum ama penampilanmu
Hen. Aku
bayangkan betapa bahagianya
suamimu punya
istri seanggun gini. siapa
ngga akan
kerasan di rumah terus?
Seandainya aku
punya istri kayak Henny,
wah.. aku
betah dirumah..", aku sanjung lagi dia.
"Itu
menurut kamu.., tapi Har dingin
banget koq ama
aku. Lagian, apa hanya
suami aja yang
harus dibahagiakan
istrinya? Apa
istri juga ngga patut
dibahagiakan
Rob..?", protesnya dengan manja padaku.
Wah.. mati
aku, makin terbuka aja
nampaknya
nikh. Kena juga
pancinganku.
"Wouw,
salah besar kalau suami harus
dibahagiakan
"tanpa" istrinya ikut bahagia. Itu pandangan jaman Siti
Nurbaya
Hen..!", sanggahku.
"Terus,
gimana pendapatmu tentang
posisi seorang
istri Rob?", tanyanya.
"Aku
sangat tidak setuju dengan type
cowoq begitu.
Di mataku, ceweq itu ciptaan Tuhan yang sempurna, patut
untuk
disayangi, dihargai, dimanjakan
dan untuk itu
kita nikah khan karena
saling
menyayangi, Hen..!".
"Apa
suamimu dingin toh Hen..? Kasihan
dong kamu
Hen..?", tambahku. Di luar dugaanku, dia tidak menjawab
pertanyaanku
tapi malah merebahkan
kepalanya di
pundakku, dan bajuku
tahu-tahu
sudah basah oleh airmatanya.
"Rob,
hanya kamu pria satu-satunya di
luar suamiku
yang tahu hal ini. Aku percaya kamu, aku tahu kamu baik dan
bisa
menyenangkan hatiku, makanya aku
berani buka
penderitaan bathinku
selama
ini", sahutnya pelan.
"Ak..
ak.. aku lama memendam derita ini
Rob! Istri
mana yang kuat dengan situasi, Rob..!", tambahnya sambil mulai
sesenggukkan.
"Aku
pingiin banget cerita ama kamu, aku
tahu kamu
penyabar dan pasti mau
dengerin keluh
kesahku.. dan aku harap
kamu pria yang
bisa membahagiakanku, mau kamu Rob..?", terus aja dia nyerocos
tiada henti
dan nampaknya bagi Henny
malam inilah
puncak pemberontakan
hatinya.
"Jangan
gitu Hen, apalah aku, aku siap
koq bantu
kasih masukan ke suamimu bila perlu", jawabku sebisanya karena
hatiku sudah
terbuai aroma birahi.
"Jangan..
jangan Rob, percuma. Dia
sudah sangat
dingin dan ngga akan
berubah dan
aku.. aku.. udah ngga
respek lagi
ama suamiku", jawabnya sambil tangannya menarik tanganku,
didekapnya
tangan kananku dan pelan-
pelan ditaruh
di dadanya sambil ditahan
oleh kedua
tangannya (posisi dia ada di
sebelah
kiriku).
Perlahan-lahan
aku tarik dia dan aku ajak duduk disofa panjang, aku
tenangkan dia
dan dia kududukkan
dikiriku tanpa
aku lepas tanganku
didadanya,
kapan lagi pikiranku yang
sudah mulai
ngeres. Aku belaian
rambutnya yang
harum dengan penuh kasih sayang dan kukecup keningnya
tanpa permisi
lagi. Dia diam saja bahkan
matanya
dipejamkan sambil wajahnya
dipalingkan
kearahku, seperti menanti
ciuman
berikutnya ditempat yang lebih
nikmat,
benar-benar siap menanti kulumanku.
"Hen..
berapa lama kamu udah menderita,
bidadariku..?",
rayuku sambil tangan
kananku mulai
aku turunkan perlahan-
lahan.
"Bukan
pertanyaan itu yang aku butuhkan Robbyku..", sambil reflek
bibirnya
menyerangku.
Dikulumnya
bibirku, diciumnya dengan
nafsu sampai
ke hidungku segala,
demikian
birahinya Henny malam itu.
Tanpa
memikirkan bahwa itu adalah istri temanku sendiri dan memang "nafsuku
akan sangat
cepat meningkat" bila
melihat
kemanjaan wanita seperti di
hadapanku saat
ini. Ditambah gaunnya
yang
menerawang, aroma parfumnya
yang pasti
harganya jutaan, ketiaknya yang putih bersih tanpa bulu, mata
hatiku sudah
gelap.. gelap sekali. Aku
balas ciuman
bibirnya, aku mulai buka
mulutkan, aku
mainkan lidahnya, aku
kulum bibir
luarnya yang tipis dan
sensual, aku
jelajahi rongga mulutnya dengan jilatan lidahku sambil tanganku
mulai berani
makin turun. aku remas-
remas halus,
halus sekali buah dadanya.
Henny mulai
mendesah panjang, ahh..
ohh.. hhm..
hmm..! Tanganku kubawa ke
belakang,
ingin aku buka ikatan tali BH nya, ehh.. malah dia membusungkan
dadanya seolah
menginginkan agar
segera tali BH
itu dibuka.
Sekali tekan,
lepaslah tali itu dan..
Henny makin
buas menyedot-nyedot
lidahku,
sampai ketarik dalam sekali dan mau muntah nikmat rasanya. Tangan
kananku mulai
kedepan kembali,
kusentuh
pinggir putingnya tanpa aku
mau menyentuh
putingnya dulu dan
tangan kiriku
membelai rambutnya. Dia
memajukan
dadanya, menggerak- gerakkan seolah minta segera disentuh
putingnya,
dan.. sengaja makin aku jauhi
puting itu,
makin dia penasaran dan
makin
desahannya tidak karuan (itu
memang teknik
aku memancing birahi
wanita yang
sudah puncak, aku biarkan birahinya tersiksa, dengan teknik ini
wanita akan
mampu orgasme berkali-kali.
Pengalamanku
dengan istriku, hanya
foreplay
dengan sentuhan dan kuluman
bibirku di
bibirnya di variasi di puting, di
telinga dan
terakhir di bibir vagina sampai masuk kena klitorisnya, dia bisa
orgasme 2-3
kali. Baru setelah itu, aku
tembakkan
senjataku yang teramat
tegang dengan
kocokan lembutnya
dengan
berbagai variasi selama sekitar
10-15 menit,
akan membuat minimal orgasme sekali dengan gelora birahi
paling puncak
dan biasanya aku
mencapai
klimaksnya dengan
memuntahkan
spermaku).
"Robby
sayang, sentuh.. sentuh putingku
Rob, kulum..
cepet kulum Rob.. aku butuh kenikmatan darimu Rob.., ayo.. jang..
jangan mainkan
birahiku Rob, aku
tersiksa
bertahun-tahun, puaskan aku..
puaskan aku,
please..!", pintanya sambil
berontak dan
gaun itu sudah tidak
karuan lagi
posisinya dan aku terkejut, bibirku digigitnya.
Aku kecup
lehernya yang jenjang dan
aku kasih
kecupan membekas merah
anggur, karena
aku tahu suaminya masih
lama
datangnya. Di tengah gelora
nafsuku,
otakku masih bisa berpikir normal, peduli amat, kalau suaminya mau
datang masih
nampak merah, aku kerokin
aja lehernya,
suruh Henny bilang kalau
masuk angin,
khan beres ngga akan
curiga
suaminya.
Ciumanku mulai
turun ke dadanya, aku lama WWW.UDAHGEDE.COM bermain di sekitar itu sambil jari
kananku mulai
sentuh putingnya lembut
sekali. Puting
itu demikian tegangnya,
entah berapa
lama ketegangan itu
terjadi. Dia
menggelepar menerima
sentuhan
lembut pertamaku di putingnya. Aku pilin pelan-pelan dan
tangan kiriku
mengangkat ketiaknya. Aku
angkat dia
biar berdiri dengan maksud
aku ingin
membuka dasternya. Dia
paham banget
dan membantu menaikkan
dasternya
keatas dengan cepat dan penuh nafsu, dilemparkannya daster itu
jauh sekali
sambil menyerbu bibirku
kembali.
Tinggallah dua
bukit indah dan kenyal di
hadapanku dan
dibawahnya masih
menempel CD
merah anggurnya. Demikian buas dan binalnya Henny bila
birahinya
memuncak, padahal Henny
yang kukenal
sangat kalem dan lemah
lembut. Itulah
wanita, sangat berbeda
bumi langit
antara penampilan luarnya
dengan saat di
ranjang (kalau mengerti merangsangnya lho yach). Dengan
bertelanjang
dada dan dengan
nafsunya, aku
ditarik keras sampai
terjatuh di
sofa panjangnya. Mungkin ini
sudah
diharapkan oleh Henny.
Tertindihlah
tubuh Henny olehku, dengan perlahan tanpa mau melepaskan
bibirnya dari
bibirku, dia merebahkan diri
sambil tangan
kirinya menekan kuat aku
ketubuhnya,
dia ngga mau tubuh kami
terpisah,
terasa olehku kekenyalan bukit
kembarnya.
Tanpa melewatkan kesempatan yang
indah di
depanku dan situasi birahi
Henny yang
sudah demikian meletup-
letup, maka
perlahan tapi pasti ciuman
bibirku mulai
mengarah ke payudaranya
yang kanan,
sementara tangan kananku masih melanjutkan memilin-milin puting
kirinya.
Desahan birahi dan geleparan
badannya sudah
tidak teratur. Tercium
olehku aroma
birahi wanita dari
nafasnya. Jika
pria kurang perhatian,
pasti mereka
tidak mengetahui perubahan aroma nafas seorang wanita
yang birahinya
memuncak. Lidahku aku
mainkan
menggelitik puting kirinya,
sebentar aku
lepas sesat kemudian aku
kulum lagi.
Nampak rasa kecewa Henny
saat bibirku
lepas dari putingnya, tapi matanya terpejam kembali sambil
melenguh
panjang bila bibirku
menyentuh
putingnya kembali.
Permainan ini
sengaja aku ciptakan, biar
Henny
merasakan ketagihan yang luar
biasa, disitu
biasanya orgasme wanita hampir tiba.
Tangan kananku
mulai lepas dari puting
kirinya,
perlahan dengan lembut sekali
hampir tidak
menempel di kulitnya, aku
rabakan tangan
kananku menurun ke
perut dan
sekitar pusarnya. Pantatnya sedikit terangkat sambil rambutku
dijambak-jambaknya,
pertanda meminta
sentuhan yang
lebih jauh dan lebih
nikmat.
Dipaksanya kepalaku turun ke
bawah, tapi
sengaja seolah aku kurang
paham, aku
terus permainkan puting kanannya, lidahku berputar-putar
bagaikan
baling-baling helikopter,
menerjang
keras dan kadang lembut,
sambil tangan
kananku berputar-putar di
antara bawah
pusar dan di atas rambut
kemaluannya.
(Pria yang paham akan hal ini, akan mempermainkan jari-jarinya
cukup 1-2
menit di daerah ini, karena
daerah ini
mempunyai sensitifitas yang
tinggi bagi
wanita, aliran darah akan
memusat di
sekitar daerah tersebut,
hingga menimbulkan
rangsangan yang puncak untuk siap menyemprotkan
cairannya. Aku
permainkan jariku di situ
tidak lama
hingga timbul reaksi yang di
luar dugaanku
sama sekali.
Hayo.. sayang,
ayo.., sentuhlah pusat
kenikmatanku.
Henny butuhkan saat ini,
ay.. ayo.. ayoo..
Rob. Kejam kamu Rob,
kejam kamu,
aku mau puncak Rob!",
teriaknya
keras sekali sambil pantatnya
terangkat
tinggi bertumpu pada kakinya. "Iya bidadariku.., tunggu saatnya tiba,
aku tahu kapan
saat kenikmatanmu akan
tiba, aku akan
buat bidadariku terbang ke
Surga kembali,
melayang diawan-awan,
ayo Hen..
rasakan.. rasakan yach..,
terus..
nikmati aja", celotehku tak karuan lagi sambil tetap memujanya.
Pantatnya
terus diangkat beberapa kali
sambil
menggelepar-gelepar, rambutku
dijambak,
didorong minta pusat
kewanitaannya
segera aku sentuh. Aku
tetap
mendiamkannya, aku buat dia tersiksa dan ciuman bibirku kupindahkan
ke puting
kirinya dan "secepat kilat", jari
tengah kananku
menyetuh bibir
kemaluannya.
Makin menggeleparlah dia
dan terasa
sudah sangat becek oleh
cairan
kewanitaannya. Aku gosok-gosok lembut antara bibir kemaluannya sampai
ke bawah
mendekati anusnya. Saat jariku
menyentuh
bagian bawah dekat anus,
Henny
berteriak keras sambil memukul
kepalaku.
"Robby..
Robby.., jangan siksa aku, ayoo.. lakukan untukku Say..", pintanya.
Secara pelan
aku gosok 3-4 kali,
mendadak
seluruh tubuhnya mengejang,
pantat
diangkat tinggi sekali, berteriak
histeris dan
pundakku dicengkeram
dengan kuat
dan sampai tergores oleh kukunya. Saat itu menyemprotlah cairan
kewanitaannya
sangat banyak.
Semprotannya
seperti pria sedang buang
air seninya,
sampai mengenai seprei
putih di
kasurnya. Inilah orgasme
pertama yang
diterimanya dariku. Pikirku, tunggu bidadariku, sebentar lagi
kubuat kamu
melayang-layang kembali,
menyemprotkan
cairanmu kembali
bagaikan
pemadam kebakaran
menyemprotkan
air secara deras.
Sejenak
tubuhnya melemas, cengkeramannya lepas dari pundakku
tapi tangannya
mengelus kepalaku.
Kulihat senyum
manis.. sekali terlihat
dari bibirnya
yang sensual. Tangan
kananku lepas
dari kemaluannya, aku
elus pahanya
sambil bibirku menciumi pusarnya.
"Ahh Rob,
geli.. geli Rob! Sayang.., kamu
hebat Say..
belum apa-apa aku sudah
kamu buat
orgasme. Sampai berapa kali
Say mau buat
aku orgasme seperti tadi?",
tanyanya
mengandung makna meminta dan meminta.
"Tenang
Hennyku yg lembut, berapa
kalipun kamu
inginkan, aku siap
memuaskanmu,
kamu malam ini menjadi
milikku
sepenuhnya", kataku merayu.
"Jangankan
malam ini, selamanyapun kalau Robby mau memilikiku, aku siap
tinggalkan
Har, serius sayangku. Aku
butuh
kenikmatan darimu", sahutnya.
"Bener
nikh bidadariku? Itu tadi belum
apa-apa lho,
tunggu babak berikutnya
yang lebih
heboh, surprise untukmu bidadariku..", janjiku.
"Kapan..,
sekarang dong Say, aku udah
siap nikh
menerima serbuanmu".
"Tunggu
sayang, sabar aja yach! Kamu
akan rasakan
bedanya sentuhanku
dibanding
suamimu dan pria lainnya, tunggu yaa..!", aku meyakinkannya.
Tanganku mulai
meraba bawah pusarnya
secara halus,
terasa gelinjang pantat
Henny menerima
sentuhanku kembali.
Bibirku mulai
menjelajahi ketiak kirinya.
Menggelinjang
lagi dia. Ketiak yang tanpa bulu, putih bersih dan harum
baunya,
membuat penisku berdenyut-
denyut keras
dan tak kuduga menyentuh
tangan kanan
Henny yang masih
menggelayut
lemas di pinggir sofa.
"Rob..,
apa nikh.. pentung karet atau Mr. "P"-mu Say?", celetuknya.
(Henny pakai
istilah itu
untuk penisku).
"Emangnya
kenapa bidadariku?",
tanyaku
pura-pura tidak paham.
"Koq gede
banget, panjang dan
keras.Apa ngga
jebol vagina ceweqmu?", katanya terheran-heran.
"Emang
punya suamimu seberapa?",
pancingku
ingin tahu punya suaminya.
"Ahh..
sudahlah.. jangan nanya-nanya
itu lagi. Aku
udah bilang, muak aku ama
suamiku..",
bentaknya. Bentakan seorang istri yang aku tahu
tidak pernah
mendapatkan kepuasan dari
suaminya, walaupun
menunggu sekian
tahun, yang
saat ini sedang merengkuh
kenikmatan
tersebut dan merajut kasih
dengan teman
suaminya. "Sorry Say, aku merusak susana
kenikmatanmu.
Okey lupain yach",
kataku.
"Ngga
apa-apa sayang, sorry aku marah.
Aku tidak mau
terlewatkan sedetikpun
kenikmatan
yang baru aku raih bersamamu, Rob..!", sahutnya.
"Robby,
mau khan kamu kasih
kenikmatan aku
lagi, please mulai ya..",
pintanya
padaku dengan manja sambil
mengelus
meraih batang kemaluanku.
Tanpa
mendapatkan jawabanku, aku mulai menjelajahi seluruh permukaan
perutnya
dengan bibirku. Aku cium, aku
sedot pusarnya
yang bersih dan harum
(mungkin tadi
sedikit disemprotkan
parfum).
"Ahh..
nakal kamu yaa Say, geli banget lho Say..!", serunya.
"Mau yang
geli atau yang sakit,
bidadarku?",
tanyaku balik.
"Terserah
kamu aja. Aku seneng lho Rob
kamu panggil
aku bidadari".
Aku teruskan
cium pusar itu, terus turun dan turun mendekati bulu indah
kemaluannya.
Dipikirnya aku akan
melanjutkan ke
bawah dan mungkin ini
yang
diharapkan dan aku tahu itu.
Sengaja aku
buat "trik" agar dia protes
dengan
cemberut manjanya. Ternyata benar juga.
"Rob,
terusin ke bawah donk. Kenapa,
jijik ya?
Emang kamu ngga pernah kiss
kewanitaan
istrimu?", pancingnya penuh
arti.
"Tenang
bidadariku, tunggu dong, sabar..! Kenikmatan akan makin puncak kalau
dilakukan
dengan lembut sayangku",
sahutku.
"Ini yang
ngga aku dapetin dari Har lho
sayang..",
pengakuan jujurnya.
Aku kulum
terus sekitar pusar dan bulu halus kemaluannya dia terus mendesah
dan makin
keras desahan itu sambil
mengangkat
tinggi pantatnya minta
kusentuh
klitorisnnya. Tapi aku biarkan
dia menderita
dengan kenimatannya, aku
bikin nafsu
birahinya mendekati puncak lagi. Aku baru mau memulai babak kedua
untuk
kenikmatannya.
Babak kedua
aku mulai dengan mencium
mata Henny.
Dia diam dan menikmatinya
sekali.
Kudiamkan cukup lama
kecupanku di
matanya, sambil jari tengah tangan kananku bermain di
pusarnya.
Kuraba pinggir pusarnya,
berganti masuk
ke dalam pusarnya.
Keluar lagi,
masuk lagi terus menerus
sampai dengus
nafasnya mulai timbul
lagi karena
rangsangan itu. Ciumanku beralih ke rambutnya, turun ke
telinga
kanannya, lidahku menjilati daun
telinga bagian
dalamnya, menjelajahi
semua daerah
dalam telinganya dan
nampak tubuh
Henny mulai menggeliat
penuh nafsu.
(Bagi sebagian wanita, daun telinga karena kulitnya sangat
tipis, sangat
sensitif menerima
rangsangan dan
WWW.UDAHGEDE.COM hasilnya biasanya
dahsyat,
biasanya langsung cairan
kewanitaannya
mengalir keluar di
vaginanya).
Aku tahu dia suka dengan jilatan di
telinga itu,
maka sengaja kuperlama,
terus turun
leher bagian dalam (bawah
dagu) dan naik
lagi ke dagunya.
Lenguhan
panjang mulai sering keluar
spontan dari
mulutnya. Kuturunkan ciuman tersebut ke payudara kirinya,
sementara
tangan kananku mulai turun
menyentuh
bibir kemaluannya,
mengelusnya,
sedangkan tangan kiriku
memilin-milin
puting kanannya. Aku
tekan keras,
aku longgarkan, aku tekan lagi sambil aku lakukan gigitan mesra di
puting
kirinya.
"Auuw..,
ihh nakal cayang yaa..", jerit
kecilnya
sambil membelai rambutku
dengan manja.
"Teruskan
Say.. Say.., aku suka koq, gigit lagi Say, gigit..", pintanya.
Ahh.. kena
juga pancinganku, tambah
lagi daerah
sensitif Henny yang
kuketahui
(telinga, pusar, sekitar bulu
kemaluannya
dan putingnya). Seolah
tanpa
merespons, aku sedikit menjauh dan ternyata dia menyorongkan susunya
mulutku. Aku
gigit mesra lagi, pelan tapi
lama tak
kulepaskan. Dia menggeliat
hebat dan
menjambak rambutku.
"Gila
kamu Rob, pintar banget kamu
menaikkan
nafsuku. Gila.. gila..", celotehnya nggak karuan sambil tetap
menjambak
rambutku keras sekali.
Aku buat
strategi baru.Tangan kananku
meninggalkan
kemaluannya dan dia
nampak tidak
mau tanganku menjauh
dari situ,
sebab tangannya menuntun tanganku kembali ke sana. Tapi aku
lepaskan.
Kedua tanganku beralih ke
gunung
kembarnya yang putih dengan
putingnya yang
masih kemerah-merahan.
Melihat bentuk
sekitar putingnya,
nampaknya si
Har jarang menyedot dan mengulumnya. Sebab kalau puting sering
dikulum dan
disedot, apalagi sudah
punya anak,
pasti akan berubah warna
coklat
kehitam-hitaman. Aku remas-
remas kedua
susunya sambil aku
mainkan
putingnya. Kemudian aku tarik sama-sama ketengah dan kutemukan
ujung puting
kiri dan kanannya, aku
hisap
dalam-dalam sambil aku gigit
pelan sekali.
Nampaknya dia menikmati
sekali dan
minta lagi dan lagi dengan
menekan
kepalaku agar tidak bisa lepas dari kedua ujung putingnya.
"Ahh..
Ohh.. hhm.. hmm.., terus Rob, terus!
Gila bener,
Ahh.. terus sedot, terus gigit
Say sampai
pagi, nikmat sayangku..
nikmat sekali,
jangan pernah berakhir
Say, terus..
terus, Ahh.. Ohh..!", rintihnya hebat.
Wouw.. aku
lihat rona wajahnya memerah
pertanda telah
terjadi dilatasi atau
pelebaran
semua pembuluh darahnya,
menampakkan
darah mengalir deras ke
seantero
tubuhnya. Kepalanya menengadah keatas sambil melenguh
panjang. Terus
aku sedot-sedot, aku
pilin-pilin
kedua putingnya dengan
lidahku. Aku
putar-putarkan lidahku
menjelajahi
semua daerah putingnya,
makin mengeras
sekali kedua putingnya (mungkin suaminya tidak pernah
membuat
sensasi seperti ini).
Didorongnya
kepalaku mengarah ke
bawah dengan
kedua tangannya yang
halus dan aku
tahu apa yang
diinginkannya,
tapi kembali birahinya benar-benar aku permainkan, aku ingin
dia
mendapatkan orgasme kedua
kalinya. Aku
acuh saja dan tetap
menyedot kedua
putingnya, sampai dia
berteriak.
"Ohh..
geli, ngilu, kejang semua tulangku Rob, stop.. stop ngga kuat aku Say,
udah.. udah..!
Ahh.. hmm.. hmm.. ehh..",
dengusnya
sambil mengangkat dadanya.
Pelan-pelan
aku lepaskan kedua puting
susunya,
ciumanku mulai turun ke sekitar
pusarnya lagi,
tangan kananku mulai meraba bibir vagina. 'Serangan fajar'
mulai
kuaktifkan, klitorisnya mulai aku
sentuh dengan
jari tengahku dan
ciumanku di
sekitar pusar dan bulu
kemaluannya
aku tingkatkan sambil aku
sedot-sedot.
Ini menaikkan aliran darah vaginanya. Jariku mulai masuk perlahan-
lahan, mencari
lubang pipisnya, terus
masuk
menjelajahi rongga-rongga labia
minoranya.
Secara refleks pantatnya
terangkat
keatas meminta agar terus
disentuh.
Pelan tapi pasti, jariku terus masuk dan naik ke atas klitoris bagian
dalamnya,
mencari pusat G-Spotnya. Dia
berontak bukan
marah tapi mungkin
berontak,
'mengapa tidak dari tadi kau
sentuh
bagianku ini?'. (Siapapun wanita
itu, kalau
G-Spotnya sudah ditemukan dan dirangsang lembut, pasti akan
terbang
melayang diawan-awan dan
dijamin 100%
semprotan cairan
kenikmatannya
akan segera datang).
Kutemukan
segumpal daging kecil
seperti kutil,
masih lembut dan halus dan lembek. Perlahan tapi pasti aku gosok-
gosokkan
jariku disekitar G-Spotnya,
dan.. bagian
itu mulai mengeras, tidak
lagi lunak
tapi mulai kasar
permukaannya,
bagaikan pasir
mengeras,
bergerigi dan membesar. Gerakan tubuh Henny sudah tak teratur
dengan
lenguhan panjang penuh birahi,
pertanda
semprotan kedua segera tiba.
"Ahh..
Oou.. ngilu Rob, ahh.. aku koq
pingin pipis
Rob, pipis Rob, pipis..! Rob..
tunggu, tunggu
Rob, aku mau pipis nikmat..", rintihan birahinya.
"Pipiskan
aja Say, keluarkan, semprotkan
Say,
muncratkan, nikmati Say..", bisikku
mesra ke
telinganya.
"Ngga
kuat Rob.. ngga kuat! Ngga apa-
apa to aku
pipis?", tanyanya. Gila.. pikirku, dia ngga pernah ngerasain
pipis birahi?
Gila.. apa yg dilakukan
suamimu Hen..,
keluhku dalam hati.
Betapa
menderitanya Henny tanpa
pernah ada
yang membahagiakan
bathinnya.
"Aahh.. Ahh.., Rob.. aku pipis Rob..! Rob,
tolongin aku
Rob, ngilu Rob.., ngilu
banget Rob!
Ahh.. ahh..", teriaknya
dengan
histeris sambil tangannya
mencakar
punggungku kedua kalinya.
Cairannya
menyembur keluar seperti yang pertama, kembali mengenai
sofanya banyak
sekali.
"Robby
cayang, gila benar kamu Rob!
Udah dua kali
kamu buat aku mencapai
puncak,
meskipun Mr "P"-mu belum
sempat
menyelam lubang pipisku..", celoteh kekagumannya.
Aku biarkan
dia mengoceh dengan
kenikmatannya.
"Rob, aku
lemes, panas! Keringatku
banjir lho
Rob.., bawa aku ke kamar, di
kamar sejuk
karena AC-nya udah aku hidupin dari tadi", sambil kedua
lengannya
menggelayut di pundakku
pertanda minta
kugendong manja.
"Okey
tuan putri, demi bidadariku, aku
siap melakukan
perintah tuan", sahutku
memanjakannya.
"Aku cayaang.. banget ama kamu Rob,
kamu pintar
banget puasin aku".
"Hen, itu
baru ronde kedua dan belum
apa-apa lho,
masih kuat ngga?", tanyaku
memancing
nafsunya sambil
menggendongnya
dan masuk ke kamarnya.
Kamar yang
sangat pribadi yang hanya
boleh dimasuki
oleh suami istri sah, saat
ini aku
menginjakkan kakiku di dalamnya.
Gila, suasana
kamarnya demikian
romantis,
ranjangnya dibungkus kelambu
tipis seperti
dalam film roman barat atau seperti kamar hotel bintang lima saja.
Dindingnya
penuh wallpaper bernuasa
lembut dan
romantis. Kasurnya sangat
empuk dan
'mentul-mentul'.
Kuletakkan
tubuhnya dengan lembut di
ranjang, tapi
lengannya tak mau lepas dari pundakku. Ditariknya aku mendekat
dan diciumnya
mataku dengan manja.
Aku elus
lembut betisnya, perlahan naik
kepahanya dan
aku stop sampai disitu
dulu, memberi
kesempatan dia melepas
lelahnya. Dia
nampaknya tidak setuju dan dia mengelus batang kemaluanku
sambil tidur
memandangku. Spontan
penisku
tegang. Dielusnya lembut naik
turun penisku,
nikmat sekali rasanya
mendapatkan
sentuhan seorang istri
kesepian yang
haus kenikmatan birahi. Matanya sayu menatapku dengan wajah
meminta
dilanjutkan di ranjangnya.
"Rob,
kapan kamu keluarinnya. Sini aku
hisap
mau..?", pintanya memelas.
Batinku,
'Siapa yang ngga pingin? Tapi
ntar dulu
bidadariku. Aku akan bikin kamu bergetar lebih hebat dalam ronde
ketiga, sampai
habis cairan nikmatmu
nanti'.
Karena elusan
lembut tangannya pada
buah zakarku,
aku mengelinjang dan
jujur saja
nafsuku naik demikian hebat. Mataku sudah gelap, ingin segera
kutembakkan penisku
ke liang
memeknya. Tapi
alam sadarku masih
main, aku
bertekad bikin Henny benar-
benar terkapar
dan mencari kenikmatan
terus dariku.
Henny telentang di tepi ranjang.
Wajahku mulai
kuturunkan ke kakinya.
Henny heran
WWW.UDAHGEDE.COM dan melihatku ke bawah
sambil meremas
penisku tanpa sadar.
"Kamu mau
ngapain cayang, koq ke
kakiku?",
tanyanya dengan heran. Tanpa menjawab, aku teruskan program
kerjaku
ngerjain Henny, kapan lagi aku
bisa tunjukkan
kemampuanku
memuaskan dia,
pikirku. Aku ciumi ujung
jarinya, aku
hisap jempol kakinya.
"Ahh..
gelii..", reflek dia tarik kakinya menjauh dari mulutku.
"Aduh
sayang.. nikmat sekali. Pintar juga
kamu menaikkan
birahiku", tambahnya
sambil meremas
penisku yang tak lepas
dari
genggamannya.
Aku tarik
kembali kakinya dan kuteruskan menciumnya, terus naik ke betisnya. Dia
mulai
menggoyangkan kedua kakinya,
bergerak
kesana-sini. Aku tahu dia mulai
terangsang
lagi. Segera bibirku
kuarahkan ke
lututnya dan aku cium
kuat-kuat
sambil kupegangi agar tidak lepas dari ciumanku. Dia berontak hebat.
"Oouw..,
geli..! Teknikmu banyak banget
sih Rob, bisa
gila aku ML ama kamu..",
celotehnya
penuh nafsu sambil mulai
mengocok
penisku lembut.
Aku teruskan
ciumanku karena aku tahu dia menikmatinya dan lututnya diangkat
ke atas sambil
melenguh panjang.
Tangan kiriku
mulai meraba pahanya,
pelan tapi
pasti rabaanku menuju
pangkal
pahanya dan seperti mengerti
dan memang
menanti, dia buka lebar pahanya, sehingga terlihat klitorisnya
yang memerah.
Darah sudah mengumpul
didaerah itu,
pasti sensitifitasnya udah
sangat tinggi.
Jariku berputar-putar
dibibir
kemaluannya sambil sesekali
seperti tanpa
sengaja aku menyerempetkan tanganku ketengah
vaginanya, dia
menggelinjang manja
seperti
berharap terulang lagi. Setelah
basah lututnya
oleh air liurku dan
penisku sudah
ngga tahan karena elusan
jarinya yang
lembut, aku mengalihkan ciumanku ke pahanya. Nampak dia
melenguh manja
sambil kepalanya
menggeleng ke
kiri dan ke kanan, tanda
birahinya
mendekati puncak. Pelan tapi
pasti, kucium
terus sampai menyentuh
area lipatan
pahanya yang menghubungkan bibir kemaluannya.
Sebagian
wanita, juga sangat
mengharapkan
daerah tersebut disentuh,
dijilati dan
dihisp-hisap. Kenikmatannya
sungguh
berbeda, mengantarkan ke
puncak
orgasme. Benar juga dia sudah mulai menggelinjang keras sambil
mengangkat
pantatnya, sehingga rambut
halusnya
menyentuh hidungku. Bibirku
perlahan-lahan
masuk ke wilayah rambut
kemaluannya
yang tipis. Bulu Henny
tipis sekali,
tidak terlalu lebat dan tidak kasar. Nampak sengaja bulu itu
dirawatnya dengan
baik dan harum
bercampur
aroma khas kewanitaannya
mulai aku
rasakan, menambah syahwatku
meningkat.
Kudenguskan nafasku ke
liang
vaginanya tanpa menyentuhnya dulu. Ini teknik juga untuk memancing
agar sang
wanita memburu dan setengah
memaksa
meminta agar menyentuhnya.
Benar saja,
dia sodorkan bibir
kemaluannya ke
mulutku kedua kalinya.
Langsung aku
meresponsnya karena aku pikir sudah saatnya gelombang
kenikmatan aku
antarkan ketiga kalinya.
Dengan kedua
jariku, kubuka sedikit bibir
kemaluannya,
kutemukan klitorisnya,
kukulum,
kujilat dan.. kusedot-sedot.
Wouw..
rekasinya sungguh dashyat, pantatnya melonjak keatas memukul
gusi dan
gigiku, luar biasa reaksi wanita
yang sedang
penuh birahi. Kulumat
lembut ujung
klitorisnya, merembet ke
tepi bibirnya
dan menuju bibir bawah
yang
menyambung ke anusnya. Kembali lonjakan histeris terjadi hingga dia
berteriak
keras.
"Rob..,
ahh.. ahh.., aduhh.. ngga kuat, ayo
masukkan,
masukkan..", pintanya histeris.
Aku diamkan
saja, aku goyang-
goyangkan dan
lidahku menari-nari di permukaan vagina Henny. Gerakan
kakinya tak
beraturan lagi, kepalanya ke
kiri-ke kanan
sambil jari tangan kiriku aku
masukkan ke
mulutnya. Disedot-
sedotnya
jariku sambil kadang digigitnya
menahan
kegelian klitorisnya yang kusedot-sedot.
Lidahku makin
menjelajah lebih dalam
ke rongga
vaginanya, keatas-kebawah,
sambil
menari-nari. Cairan sudah
mengalir namun
orgasme belum tiba.
Tangan kananku
sedikit membantu membuka jalan agar lidahku bisa masuk
jauh ke dalam,
bila perlu sampai ke
dekat
G-Spotnya. Lidahku bisa masuk
dan mulai naik
ke bagian atas klitoris
bagian dalam
dan tak lama..!
"Robby..,
aku mau pipis lagi Rob! Gila kamu Rob, kamu apain aku ini?",
teriaknya
sambil kukunya mencengkeram
rambutku dan
menekannya keras
kepalaku lebih
menempel ke liang
vaginanya dan
kakinya menjepitku.
"Crutt..
cruut.. cruut..! Ahh.. gila.. gila Rob, ngilu Rob..", cetusnya.
Seketika itu
juga cairan itu muncrat dan
masuk ke
kerongkonganku. Asin, gurih,
putih pekat
dan nikmat sekali. Langsung
kaki dan
tangannya lepas
mencengkeramku
dan kini lemah terkulai diatas kasurnya. Cairan itu tidak sampai
jatuh ke
sepreinya, karena tertelan
semua olehku.
Aku mulai menjilati
vaginanya,
membersihkan cairan yang
tersisa dan
menelan semuanya.
"Ihh..
ngilu Rob.., kamu ngga jijik Rob?", tanyanya menatapku heran.
"Ngapain
jijik ama cairan orgasmemu,
kalau sayang,
maka segalanya yang
bisa
menyenangkan hatimu, pasti aku
lakukan",
jelasku padanya.
"Kamu
baik ya Rob! Aku ngga pernah lho dimimik ama suamiku. Apalagi mau
sampai
jilatin, wong orgasme sampai
muncrat kayak
tadi aja gak pernah",
keluh kesahnya
padaku sambil mengelus
penisku.
"Kamu
bikin aku gila beneran Rob! Nafsuku menggila, puncak kenikmatanku
pertama kali
gila kayak gini. Aku bisa
tergila-gila
ama kamu Rob..", tambahnya
belum puas
memujiku.
"Kamu
belum tembakkan pelurumu, aku
udah 3X
orgasme, wah.. ceweq mana ngga gila ama kamu, Rob..!", celotehnya
terus karena
kepusan yang kuberikan.
"Aku ngga
pernah main ama ceweq lain
kecuali
istriku", bantahku.
"Kalau
malam ini sama siapa Rob,
hayoo..!",
sergahnya. "Ohh, itu lain bidadariku. Berdosa aku
kalao nggak
memuaskan birahimu",
jawabku.
Sambil saling
memuji dan menyanjung,
tanganku mulai
memainkan putingnya
lagi hingga
terjadi denyutan di bibir vaginanya. Aku lihat handuk kecil di
ujung ranjang.
Aku tarik dan aku pergi ke
toilet untuk
memberikan sedikit air di
handuk
tersebut, lalu aku oleskan
dengan lembut
di vaginanya. Segera
kukeringkan
bibir kemaluannya dengan tiupan dari mulutku. Henny terkejut
menggelinjang
geli, mungkin sisa-sisa
rasa ngilunya
masih tersisa. Karena
sudah ketiga
kalinya aku membuat
Henny orgasme,
sudah menjadi
kebiasaanku
pada istriku, saatnya tiba babak terakhir dimana biasanya aku
masukkan
penisku ke liang kemaluan
istriku.
Dihadapanku ada Henny yang
terkapar
kenikmatan, sementara aku
belum
meraihnya, ini saatnya.
Langsung
straight, ciumanku tertuju pada klitorisnya. Kujilati kiri dan kanan,
atas dan bawah
sampai pertemuan
anusnya.
Anusnyapun tak luput aku
jilati. Disini
Henny menjerit hebat sambil
pantatnya
terangkat. Cairan putih
membasahi
klitorisnya, aku hisap dalam- dalam sampai Henny berontak melompat.
"Rob..,
ahh.. ooh.., geli Rob! Ayoo..
masukkan, aku
capek Rob, please..",
pintanya.
Aku naiki
tubuhnya dan posisiku
menindihnya.
Spontan lengan Henny meraih penisku.
"Penismu
gede banget cayang, ayoo
masukin
yach..", pintanya.
Digosok-gosokannya
ke klitorisnya,
turun ke bawah
dekat anus, ke klitoris
kembali,
sedikit ditekan masuk dan ditarik keluar kembali.
"Ayoo
cayang, aku udah ngga kuat. Ngga
kebayang
gimana ngilunya aku saat
penismu yang
besar ini nembus liang
kenikmatanku..",
pintanya.
Perlahan
dituntunnya penisku ke arah liangnya, pelan dan dengan lembut aku
bantu dorong
masuk, agar Henny tidak
terkejut dan
nyeri karena penisku.
Kutekan,
kutarik, kutekan dan kutarik.
Makin lama
tekanannya makin dalam
dan.. masuklah
setengah penisku ke liang kenikmatannya. WWW.UDAHGEDE.COM
"Oou..
sakit Say, pelan aja yach. Sini aku
bantu",
katanya meringis.
Karena sudah
terlumasi oleh cairan
kewanitaannya,
cukup mudah penisku
masuk walaupun
agak sempit. Makin lama makin habis tertelan penisku dan Henny
melenguh
nikmat sambil matanya melek
merem,
kepalanya ke kiri dan kanan.
Kudiamkan
sejenak, ini teknik juga buat
membuat wanita
menderita menanti
sodokan akhir.
Henny mengangkat pantatnya meminta aku memulai sodokan
mesra.
Kusodok
pelan-pelan, bagaikan film slow
motion.Ini
membuat Henny merengkuh
kenikmatan
yang luar biasa. Biasanya
kaum Adam
kalau sudah begini digenjot seenaknya sendiri tanpa variasi
kenikmatan
pasangannya.
"Hayo..
Rob, aku udah ngga kuat..! Aku
mau puncak
lagi nikh", rengeknya.
Terasa penisku
disedot-sedot di dalam
lubang
kenikmatannya, kuat sekali cengkeraman Henny sampai lututku
terasa ngilu
dibuatnya. Dipelintir,
disedot tak
karuan lagi rasanya, hanya
nikamt surga
kurasakan. Kugenjot makin
kuat dan
keras, terdengar bunyi ceplak..
ceplok..,
karena basahnya bibir kenikmatan Henny. Selama 10 menit
dengan posisi
itu, Henny berteriak-teriak
histeris
karena penisku menyentuh
mentok rongga
dalam vaginanya. Seprei
sudah
acak-acakan dan cakaran-
cakaran nikmat
banyak tergores dipunggungku. Karena aku sudah lelah
dan Henny juga
loyo, tak terasa sudah 3
jam berlalu,
dengan seluruh fantasiku,
kupaksakan
diri untuk segera orgasme.
Dengan
beberapa sodokan kilat, aku
mengerang
keras sambil menjambak rambut Henny. Demikian juga Henny
mengerang
keras makin menyedot-
nyedot penisku
di dalam, kedua pahanya
menggapit
pinggulku kuat sekali.
Kepalanya
bergoyang tak beraturan lagi.
"Ahh..
ahh.., Hen.. aku keluar Hen! Ahh.. Ohh.., ayo sama-sama, Hen..", pintaku.
Crott..
crott.. crott.., tembakan cairan
spermaku keras
menyembur di liang
kenikmatan
Henny. Demikian juga
Henny.
"Robby..
Robby.., peluk aku Rob, nikmat Rob, nikmat sekali..", lenguhnya keras
sekali.
Serr.. serr.. serr..,
cairan itu
dimuntahkannya.
Terasa oleh penisku
ada semburan
hangat menerpa dan
banyak sekali,
deras..! Kami berdua lemas, lelah dan aku rebah
disampingnya,
diapun memiringkan
tubuhnya tanpa
mencabut penisku dari
liang
kenikmatannya.
"Robby,
thanks berat yach! Aku ngga
nyangka bisa
orgasme 4X dalam sekali permainan. Kamu hebat bisa bikin aku
gini. Aku
takut kehilanganmu Rob, please
jangan pernah
lupakan aku yach..",
cetusnya.
"Suamiku
kalau ML denganku, ngga lebih
dari 3 menit
udah muncrat.., aku ngga pernah orgasme sekalipun, ini udah 7
tahun
pernikahanku", keluhnya.
Tanpa terasa
airmatanya menetes lagi
dan kusuap
dengan jariku penuh kasih
sayang dan
kuyakinkan dia bahwa aku
akan selalu
menyayanginya. "Henny sayang, kapanpun kamu
butuhkan aku,
aku siap memuaskanmu.
Suamimu di
rumah, kamu call HP-ku, kita
atur pertemuan
di P Cottage yach..",
pesanku.
Aku cabut
penisku yg masih tegang dan kami berdua mengakhirinya dengan
mandi bersama
dan kami tidak jadi dinner
karena
sama-sama lelah dan terpaksa
aku menginap
di rumahnya sampai
mentari
menyingsing di ufuk timur.
Bahagia sekali
Henny pagi itu, bagaikan baru saja meraih piala Citra yang diidam-
idamkan oleh
para artis film Indonesia.
Demikian kisah
nyataku dalam memenuhi
birahi istri
temanku sendiri dan akan
kulanjutkan
kisah asmaraku dengan
Henny dalam
episode berikutnya yang lebih seru dimana Henny
merekomendasikan
2 temannya dengan
status istri,
untuk menikmati kebahagiaan
seperti yang
dirasakannya. E N D