BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

selingkuh dengan istri temanku



Namaku Robby. 10 tahun yang lalu, aku
punya kisah nyata yang sangat asyik
dan sayang untuk tidak aku bagikan
pada rekan netter 1sumbercerita.com.
Pengalamanku memuaskan istri teman
yang sedang birahi berat namun tidak mendapatkannya dari sang suami,
sangat membekas dalam kehidupanku,
sehingga karena pengalaman ini pula
yang membuat aku sampai kini sering
sulit untuk menolak beberapa istri
kesepian yang membutuhkan pemuasan birahi. Seperti netter ketahui (yang sudah
berpengalaman RT), bila istri sudah birahi
dan tidak mendapatkan pemuasan yang
maksimal, banyak efek samping yang
akan timbul, seringkali keluhan nyeri
kepala, mual dan gangguan emosional selalu menyertainya.
Aku hidup dan berbisnis di kota D
dengan pulaunya yang sangat terkenal
di mancanegara, juga dengan pantai K
nya yang indah, tempat wisatawan
menjemur diri. Aku bergerak dibidang farmasi. Aku punya teman dekat, baik
secara persahabatan maupun dalam
bisnis. Namanya Har (samaran) dan
istrinya cantik, anggun, usianya sekitar
25 thn, biasa dipanggil Henny. Hubungan
bisnisku dengan Har dan istrinya berjalan sinergis, karena Har dan Henny
bergerak dibidang Alat Kesehatan
(Alkes). Aku sering membawa klien/
konsumen pada mereka, demikian juga
aku sering mendapatkan orderan dari
mereka. Setiap Har memberikan orderan sales untukku, Henny selalu
menambahkan orderan tersebut,
sehingga menguntungkan aku secara
value. Hal ini menambah rasa respekku
pada Henny, karena dia selalu
memperhatikan dan membantu salesku kalau sedang jelek, tanpa sang suami
mengeluhkannya.
Berjalannya waktu, sekitar 1,5 tahun
sejak aku kenal mereka, bisnis kami
berdua sukses dan Har mengembangkan
usahanya sampai keluar kota, bahkan keluar pulau. Seringkali kalau Har pergi
cukup lama, dia selalu menitipkan istri
dan anaknya padaku untuk aku
perhatikan segala sesuatunya. Karena
kedekatanku sudah seperti keluarga
sendiri, setiap pesan Har selalu aku perhatikan. Aku akui, bahwa Har sungguh
berbahagia memiliki istri yang boleh aku
katakan mendekati sempurna, dengan
tinggi 167 cm, berat sekitar 49 kg, kulitnya
putih mulus, penampilannya lemah
lembut dengan sedikit kemanjaan dan di pipinya tak ketinggalan dengan lesung
pipitnya. Kesanku bahwa kedua insan ini
nampak rukun, damai, karena setiap aku
berkunjung ke tempatnya, tak pernah
sekalipun sang suami tidak didampingi
istrinya dan setiap kali istrinya selalu tidak pernah jauh duduk disebelah
suaminya sambil salah satu tangannya
menggelayut dipundak sang suami,
mesra sekali nampaknya. aku jadi iri
dibuatnya.
Suatu ketika, Har telepon aku dan berpesan titip anak dan istrinya, karena
Har akan ke pulau K selama seminggu.
"Rob, aku mau ke K seminggu, kamu
kalau butuh order, langsung aja sama
henny yach, tolong perhatikan juga anak
istriku ya", pesannya. "Okey Har, ngga usah kuatir, akan aku
bantu apapun keperluan istrimu".
Seperti biasanya, setiap Selasa aku
selalu datang ketempat keluarga har
untuk mendapatkan orderan, dan seperti
biasa juga bila sang suami tidak ada maka Henny yang menemuiku.
"Hay Hen, gimana kabarnya, aku minta
orderan nikh, kasih yg banyak ya",
pintaku padanya.
"Mau berapa kamu Rob, aku sih siap
bantu kamu berapapun kamu minta", balasnya.
Ahh, kalau itu sih aku yakin Henny tahu
kebutuhanku, iya ngga?".
Setelah pelanggan sepi dan aku
mendapatkan orderan dari Henny, aku
akan pamit pulang. "thanks orderannya ya Hen, kalau ada
problem, kontak aku aja", pesanku.
Aku langsung tancap kemobil dan
membuka pintu.
"Robby, Rob, ntar dulu, kenapa sih buru-
buru pulang?", tanya Henny. Belum sempat aku menjawabnya, dia
langsung menyampaikan keluhannya.
"Rob, itu lho si Raymond (anaknya) agak
ngga enak badan, suhu badannya tinggi,
dimana yach dokter anak yang bagus,
kamu khan tahu?", katanya. "Oh ada, itu dr. AH di jl.Diponegoro,
bagus dokternya", kataku.
"Kamu bantuin aku yach, antarin aku ntar
sore", pintanya.
Aku bingung untuk menjawabnya,
bingung antara menolong sebagai istri teman baikku dengan perasaan
sungkanisasi yang tinggi karena suami
tidak ada, kuatir jadi bahan gunjingan
tetangganya, apalagi dokter spesialis
anak tsb sampai malam selesainya.
Henny tahu keraguanku. "Ayolah Rob, please bantu aku. Pegawai
dan sopirku jam 05.00 sore khan udah
pulang. Apa aku perlu telepon istrimu
untuk mintain ijin?".
Karena kasihan anaknya sakit dan dia
sendirian tanpa suami, aku iba. "Okeylah, kamu mau telepon istriku atau
ngga, terserah. Pokoknya ntar sore jam
16.50 wita, aku jemput kamu yach, jangan
terlambat", jawabku.
"Thanks ya Rob, kamu baik banget deh,
aku udah siap pasti", sahutnya. Tepat pukul 16.50 wita aku sudah berada
di depan pintu rumahnya. Aku tekan bel
rumah dan selang beberapa saat Henny
muncul dengan pakaian sederhana.
"Ntar ya Rob, tadi ada pelanggan itu lho,
aku jadi belum siap kamu datang. Tunggu bentar yach, kamu baca-baca dulu deh",
katanya.
"Okey Henny, sampaikan dulu, rias yang
cantik biar dokternya naksir ama kamu",
gurauku padanya tanpa ada jawaban
darinya. Sekitar 15 menit kemudian, muncul Henny
dari balik pintu kamar dengan Gaun yang
amboi indahnya. Gaun yang
sepantasnya digunakan saat ada pesta
atau acara resmi. Aku tertegun akan
kecantikannya, kelembutannya dengan mengenakan gaun tersebut. Dengan
gaun panjang, putih halus kombinasi
bunga-bunga tulip pink didadanya
kebawah, aroma parfumnya yang lembut
dan pati harganya diatas 1 juta. Dengan
sepatunya yang tidak terlalu tinggi (memang Henny body nya sudah tinggi),
menambah keanggunan dirinya.
"Hey Rob, emangnya kenapa? koq
bengong gitu sih? cantik ngga gini?",
tanya Henny.
"Aduh, anggun banget lho Hen. sampai aku terpesona. Apa ngga terlalu WWW.UDAHGEDE.COM bagus
untuk hanya kedokter anak, Hen?",
saranku padanya.
"Karena Robby yang suruh, okey aja aku
tukar bajunya. Kalau gitu, kamu tunggu
dulu ya Say..", jawabnya sambil berlari masuk ke kamarnya.
Terkejut aku dibuatnya. apa aku ngga
salah dengar nikh, sejak kapan Henny
panggil aku semesra itu? Memang bukan
henny kalau tidak buat hatiku selalu
berdetak keras, dag.. dig.. dug..! Kejutan demi kejutan makin membuat aku
mengaguminya. Aku sendiri diruang tamu
menunggu sang bidadari ganti pakaian.
Sudah 2 kali aku dikejutkannya.
Lamunanku pada kejutan pertama
dengan gaun indahnya, kedua panggilan mesra yang "mungkin hanya boleh
ditujukan pada orang yang paling
dicintainya".
"Rob, gimana kalau aku pakai pakaian
casual gini, masih feminin ngga?",
tanyanya dengan penuh manja sambil menggendong si Raymond (anaknya).
Kembali aku tertegun dibuatnya.Dengan
jeans ketatnya dikombinasikan atasan
tipis warna biru muda, dengan bunga-
bunga kecil warna putih hijau, dibagian
bawah bajunya ditali simpul, menampakkan keanggunannya
walaupun dengan pakaian gaya apapun.
Bisa feminin, bisa juga sensual dengan
pakaian casualnya.
"Rob, koq diam aja sih, ngga setuju aku
casual gini ya?", tanyanya. "Henny bidadariku, aku sangat setuju
1000% deh, anggun banget kamu".
"Apa, apa kamu tadi bilang Rob, coba
ulangi sekali lagi?", pintanya sambil
mendekat dan mencubit perutku sebelah
dalam. "Aduh, sakit lho Hen!", teriakku kecil,
karena takut si kecil terkejut.
Tanpa basa-basi lagi, aku segera ajak
Henny dan anaknya segera berangkat,
karena aku sudah daftarkan dan
mendapatkan urutan nomor 26. Perjalanan aku tempuh cukup singkat
dan aku bersama Henny terdiam membisu
selama menunggu giliran dipanggil
masuk. Pikiranku berkecamuk
membayangkan kemanjaannya, cara dia
mencubitku. Juga saat itu aku kuatir bila ada teman istriku yang lain ketemu
dipraktek tsb, atau jumpa relasi, khan
bisa timbul rumors macam-macam
nantinya, walaupun kalaupun istriku
tahu, tidak akan menimbulkan masalah.
Kemudian giliranku dipanggil masuk, aku suruh dia masuk sendiri keruang dokter,
tapi wajahnya cemberut tanda protes.
Aku bingung, gimana nanti sang dokter
ngga kaget, koq aku sama perempuan
lain? (dokternya sudah kenal denganku).
Aku ikuti saja kemauannya, dan setelah aku jelaskan persoalannya pada sang
dokter, diperiksa dan diberikan resep.
Aku keluar dan menebus obat racikan
diapotik sebelah praktek dokter.
Semua berjalan lancar dan aku meluncur
pulang kerumah Henny. Si kecil ternyata tertidur pulas dan ternyata tiudrnya terus
sampai pagi tidak bangun. Rupanya si
kecil cukup paham terhadap sikap,
keinginan hati sang maminya. Dalam
perjalanan, aku tidak banyak komentar,
demikian juga dengan Henny. Entah mengapa, sejak aku panggil dia bidadari,
sejak saat itu dia banyak diam. Diam
yang bagaimana, hanya Henny yang
bisa menjawabnya. Namun nampak
wajahnya penuh sorot bahagia,
dibuatnya dikit-dikit manja padaku, tanpa mau bicara. Itulah wanita, seribu rahasia
hatinya disimpan rapat, bagaikan merpati
yang tulus dan suci. Tapi kalau sudah
kena hatinya, apapun dia akan
pasrahkan, apalagi kalau sang arjuna
bisa memanjakannya. Aku rasa semua wanita mempunyai kemiripan yang sama,
wanita itu ingin dipuji, dipuja, disanjung,
dimanjakan, maka pasti seluruh jiwa
raganya akan dipasrahkan pada kita.
Banyak pria kurang memahaminya,
wanita dijadikan obyek derita, wanita dijadikan pelampiasan nafsunya, tanpa
mau mengerti perasaan wanita. Karena
hal ini, timbul banyak maslah RT dalam
perkawinan, itu tidak lain karena kaum
Adam biasanya super egois. Tapi syukur,
aku salah satu type pria yang mau mengerti jiwa wanita, aku bisa menyelami
perasaan wanita dan aku punya
kelebihan bisa membaca suasana hati
wanita yang sedang aku hadapi.
Demikian yang aku hadapi saat ini,
sesosok istri yang cantik, anggun dan manja, penuh romantisme, feminin dsb.
Tepat pukul 18.55 wita, aku tiba kembali
dan Henny segera masuk kamar tidur si
kecil dan aku menutup pintu pagar. Mobil
tetap aku parkir diluar, karena aku pikir
tidak lama aku akan pamit pulang. Semua aku lakukan hanya demi menghormati
teman baikku, tidak enak berlama-lama
dirumah dengan istri orang sendirian
saja.
"Rob, kamu jangan pulang dulu yach,
temenin aku dinner, okey?", tegur Henny setelah keluar dari kamar.
"Aduh Hen, sorry deh, ini udah malam,
ngga enak dilihat tetangga. Khan
suamimu ngga dirumah", jawabku.
Tanpa kuduga, wajahnya langsung
memerah dan menampakkan kekecewaan yang dalam.
"Rob, aku itu ngga bisa ma'em sendirian,
ntar aku ngga ma'em sakit, khan kamu
yang repot nganterin aku ke dokter lagi",
rayunya padaku.
"Gimana ya Hen", jawabku singkat dan bingung.
"Udah deh, apa aku perlu teleponin
istrimu. Please Rob, please bantu aku,
temenin aku sekali aja, khan ngga tiap
kali kamu bisa nemenin aku berdua aja
dinner di rumahku?", rayunya penuh manja.
"Khan udah sering aku makan malam
disini, Hen", jawabku menguji.
"Aku pingin berdua aja ama kamu Say..,
please yach. Aku mau banyak curhat
ama kamu, kapan lagi Rob, mau ya, yach?", pintanya terus merengek tanpa
aku diberi kesempatan menjawabnya.
"Ayolah Rob, aku udah siapin masakan
kesukaan kamu lho siang tadi. Kamu
khan paling suka Tenderloin steak
thoo..?", serbunya tanpa aku bisa komentar.
"Okey Hen, gini aja. Aku call suamimu
dulu deh, biar suamimu tahu anakmu
sakit dan aku tadi ngantarin kamu dan..
aku diundang dinner kamu, gimana
okey..?", ini permintaanku yang rasanya win-win situation.
"Boleh aja Rob, berarti kamu mau khan,
asyiik..!", begitu responsnya.
Aku berpikir, gawat juga deh menghadapi
istri seperti gini, situasi ini bikin aku sulit
menolaknya dan segera aku kontak si Har untuk memberitahunya dan ternyata
Har penuh pengertian dan sangat
percaya padaku dan istrinya.Akankah
kepercayaan ini disalahgunakan?
Pembicaraanku dengan suaminya
didengar oleh Henny dan langsung wajahnya menampakkan sinar bahagia,
seperti anak kecil mendapatkan ice
cream.
"Nah Rob.., kamu tunggu bentar yach,
aku ganti baju dulu dan siapin ma'em
nya biar asyik, benar ngga Say..?", pintanya dengan senyum manis.
"Yach.., aku tunggu deh", sahutku.
Aku pikir, sejak sore hari sudah 3 kali
panggil aku dengan kata "Say", apa gak
salah tuh istri Har ini?
Setelah aku tunggu cukup lama sekitar
20 menit, Henny keluar dari balik pintu
kamarnya dengan "daster tipis tembus
pandang" warna pink.Daster yang
menurut aku hanya layak digunakan di
kamar tidur bersama suami tercinta. Apalagi dasternya model tali kecil di
pundak, dengan potongan di dadanya
sangat rendah, sehingga jelas nampak
olehku dadanya yang putih mulus
dengan belahan bukit kembarnya yang
aduhai.. seperti buah sedang ranum- ranumnya. Gila benar Henny ini, pikirku.
Karena sinar lampu kamarnya yang
sangat terang sedangkan diruang tamu
cukup redup, maka di balik dasternya
terlihat belahan pahanya yang mulus
sampai ke pangkalnya. Di balik daster tipisnya, terlihat BH dan CD mininya
berwarna "merah anggur", kombinasi
warna yang sangat serasi dan
nampaknya Henny ini sukanya warna-
warna pastel dan pintar
mengkombinasikan warna. Pikirku, di ranjangpun pasti suaminya puas, pasti
Henny juga pintar mengkombinasikan
gerakan-gerakan ataupun variasi sex
yang bikin pria melayang-layang
bagaikan di langit ke tujuh.
"Robby sayang.., koq ngelamun terus to, ngga rela yaa dinner disini? Atau ada
janji ama WIL mu? he.. he.., bercanda lho
Rob..", sapanya bikin aku tersadar dari
lamunan sambil dia mendekat padaku.
"Ngawur aja WIL, emangnya aku ada
tampang nge-WIL apa? Ngapain mikirin WIL yang jauh, wong ada bidadari
disini..", sahutku.
Aku pikir pertanyaan tentang WIl itu pasti
cuman pancingan aja dari Henny dan
sudah kepalang basah aku buat Henny
makin tersanjung aja dengan panggilan bidadari. Aku ingin tahu reaksi
selanjutnya.
"Kamu anggap aku bidadari Rob? Ngga
salah tuh? Apa pantas sih Rob?",
pancingnya lagi makin mendekat, dekat
sekali sampai tercium wanginya. Aku pikir, kena tuh pancinganku. Aku
paham benar hati seorang istri/ceweq,
kalau udah dimanjain gitu pasti langsung
terkapar klepek-klepek, seperti ayam
baru disembelih.
"Iya bidadariku.., aku tadi bukan ngelamun tapi kagum ama penampilanmu
Hen. Aku bayangkan betapa bahagianya
suamimu punya istri seanggun gini. siapa
ngga akan kerasan di rumah terus?
Seandainya aku punya istri kayak Henny,
wah.. aku betah dirumah..", aku sanjung lagi dia.
"Itu menurut kamu.., tapi Har dingin
banget koq ama aku. Lagian, apa hanya
suami aja yang harus dibahagiakan
istrinya? Apa istri juga ngga patut
dibahagiakan Rob..?", protesnya dengan manja padaku.
Wah.. mati aku, makin terbuka aja
nampaknya nikh. Kena juga
pancinganku.
"Wouw, salah besar kalau suami harus
dibahagiakan "tanpa" istrinya ikut bahagia. Itu pandangan jaman Siti
Nurbaya Hen..!", sanggahku.
"Terus, gimana pendapatmu tentang
posisi seorang istri Rob?", tanyanya.
"Aku sangat tidak setuju dengan type
cowoq begitu. Di mataku, ceweq itu ciptaan Tuhan yang sempurna, patut
untuk disayangi, dihargai, dimanjakan
dan untuk itu kita nikah khan karena
saling menyayangi, Hen..!".
"Apa suamimu dingin toh Hen..? Kasihan
dong kamu Hen..?", tambahku. Di luar dugaanku, dia tidak menjawab
pertanyaanku tapi malah merebahkan
kepalanya di pundakku, dan bajuku
tahu-tahu sudah basah oleh airmatanya.
"Rob, hanya kamu pria satu-satunya di
luar suamiku yang tahu hal ini. Aku percaya kamu, aku tahu kamu baik dan
bisa menyenangkan hatiku, makanya aku
berani buka penderitaan bathinku
selama ini", sahutnya pelan.
"Ak.. ak.. aku lama memendam derita ini
Rob! Istri mana yang kuat dengan situasi, Rob..!", tambahnya sambil mulai
sesenggukkan.
"Aku pingiin banget cerita ama kamu, aku
tahu kamu penyabar dan pasti mau
dengerin keluh kesahku.. dan aku harap
kamu pria yang bisa membahagiakanku, mau kamu Rob..?", terus aja dia nyerocos
tiada henti dan nampaknya bagi Henny
malam inilah puncak pemberontakan
hatinya.
"Jangan gitu Hen, apalah aku, aku siap
koq bantu kasih masukan ke suamimu bila perlu", jawabku sebisanya karena
hatiku sudah terbuai aroma birahi.
"Jangan.. jangan Rob, percuma. Dia
sudah sangat dingin dan ngga akan
berubah dan aku.. aku.. udah ngga
respek lagi ama suamiku", jawabnya sambil tangannya menarik tanganku,
didekapnya tangan kananku dan pelan-
pelan ditaruh di dadanya sambil ditahan
oleh kedua tangannya (posisi dia ada di
sebelah kiriku).
Perlahan-lahan aku tarik dia dan aku ajak duduk disofa panjang, aku
tenangkan dia dan dia kududukkan
dikiriku tanpa aku lepas tanganku
didadanya, kapan lagi pikiranku yang
sudah mulai ngeres. Aku belaian
rambutnya yang harum dengan penuh kasih sayang dan kukecup keningnya
tanpa permisi lagi. Dia diam saja bahkan
matanya dipejamkan sambil wajahnya
dipalingkan kearahku, seperti menanti
ciuman berikutnya ditempat yang lebih
nikmat, benar-benar siap menanti kulumanku.
"Hen.. berapa lama kamu udah menderita,
bidadariku..?", rayuku sambil tangan
kananku mulai aku turunkan perlahan-
lahan.
"Bukan pertanyaan itu yang aku butuhkan Robbyku..", sambil reflek
bibirnya menyerangku.
Dikulumnya bibirku, diciumnya dengan
nafsu sampai ke hidungku segala,
demikian birahinya Henny malam itu.
Tanpa memikirkan bahwa itu adalah istri temanku sendiri dan memang "nafsuku
akan sangat cepat meningkat" bila
melihat kemanjaan wanita seperti di
hadapanku saat ini. Ditambah gaunnya
yang menerawang, aroma parfumnya
yang pasti harganya jutaan, ketiaknya yang putih bersih tanpa bulu, mata
hatiku sudah gelap.. gelap sekali. Aku
balas ciuman bibirnya, aku mulai buka
mulutkan, aku mainkan lidahnya, aku
kulum bibir luarnya yang tipis dan
sensual, aku jelajahi rongga mulutnya dengan jilatan lidahku sambil tanganku
mulai berani makin turun. aku remas-
remas halus, halus sekali buah dadanya.
Henny mulai mendesah panjang, ahh..
ohh.. hhm.. hmm..! Tanganku kubawa ke
belakang, ingin aku buka ikatan tali BH nya, ehh.. malah dia membusungkan
dadanya seolah menginginkan agar
segera tali BH itu dibuka.
Sekali tekan, lepaslah tali itu dan..
Henny makin buas menyedot-nyedot
lidahku, sampai ketarik dalam sekali dan mau muntah nikmat rasanya. Tangan
kananku mulai kedepan kembali,
kusentuh pinggir putingnya tanpa aku
mau menyentuh putingnya dulu dan
tangan kiriku membelai rambutnya. Dia
memajukan dadanya, menggerak- gerakkan seolah minta segera disentuh
putingnya, dan.. sengaja makin aku jauhi
puting itu, makin dia penasaran dan
makin desahannya tidak karuan (itu
memang teknik aku memancing birahi
wanita yang sudah puncak, aku biarkan birahinya tersiksa, dengan teknik ini
wanita akan mampu orgasme berkali-kali.
Pengalamanku dengan istriku, hanya
foreplay dengan sentuhan dan kuluman
bibirku di bibirnya di variasi di puting, di
telinga dan terakhir di bibir vagina sampai masuk kena klitorisnya, dia bisa
orgasme 2-3 kali. Baru setelah itu, aku
tembakkan senjataku yang teramat
tegang dengan kocokan lembutnya
dengan berbagai variasi selama sekitar
10-15 menit, akan membuat minimal orgasme sekali dengan gelora birahi
paling puncak dan biasanya aku
mencapai klimaksnya dengan
memuntahkan spermaku).
"Robby sayang, sentuh.. sentuh putingku
Rob, kulum.. cepet kulum Rob.. aku butuh kenikmatan darimu Rob.., ayo.. jang..
jangan mainkan birahiku Rob, aku
tersiksa bertahun-tahun, puaskan aku..
puaskan aku, please..!", pintanya sambil
berontak dan gaun itu sudah tidak
karuan lagi posisinya dan aku terkejut, bibirku digigitnya.
Aku kecup lehernya yang jenjang dan
aku kasih kecupan membekas merah
anggur, karena aku tahu suaminya masih
lama datangnya. Di tengah gelora
nafsuku, otakku masih bisa berpikir normal, peduli amat, kalau suaminya mau
datang masih nampak merah, aku kerokin
aja lehernya, suruh Henny bilang kalau
masuk angin, khan beres ngga akan
curiga suaminya.
Ciumanku mulai turun ke dadanya, aku lama WWW.UDAHGEDE.COM bermain di sekitar itu sambil jari
kananku mulai sentuh putingnya lembut
sekali. Puting itu demikian tegangnya,
entah berapa lama ketegangan itu
terjadi. Dia menggelepar menerima
sentuhan lembut pertamaku di putingnya. Aku pilin pelan-pelan dan
tangan kiriku mengangkat ketiaknya. Aku
angkat dia biar berdiri dengan maksud
aku ingin membuka dasternya. Dia
paham banget dan membantu menaikkan
dasternya keatas dengan cepat dan penuh nafsu, dilemparkannya daster itu
jauh sekali sambil menyerbu bibirku
kembali.
Tinggallah dua bukit indah dan kenyal di
hadapanku dan dibawahnya masih
menempel CD merah anggurnya. Demikian buas dan binalnya Henny bila
birahinya memuncak, padahal Henny
yang kukenal sangat kalem dan lemah
lembut. Itulah wanita, sangat berbeda
bumi langit antara penampilan luarnya
dengan saat di ranjang (kalau mengerti merangsangnya lho yach). Dengan
bertelanjang dada dan dengan
nafsunya, aku ditarik keras sampai
terjatuh di sofa panjangnya. Mungkin ini
sudah diharapkan oleh Henny.
Tertindihlah tubuh Henny olehku, dengan perlahan tanpa mau melepaskan
bibirnya dari bibirku, dia merebahkan diri
sambil tangan kirinya menekan kuat aku
ketubuhnya, dia ngga mau tubuh kami
terpisah, terasa olehku kekenyalan bukit
kembarnya. Tanpa melewatkan kesempatan yang
indah di depanku dan situasi birahi
Henny yang sudah demikian meletup-
letup, maka perlahan tapi pasti ciuman
bibirku mulai mengarah ke payudaranya
yang kanan, sementara tangan kananku masih melanjutkan memilin-milin puting
kirinya. Desahan birahi dan geleparan
badannya sudah tidak teratur. Tercium
olehku aroma birahi wanita dari
nafasnya. Jika pria kurang perhatian,
pasti mereka tidak mengetahui perubahan aroma nafas seorang wanita
yang birahinya memuncak. Lidahku aku
mainkan menggelitik puting kirinya,
sebentar aku lepas sesat kemudian aku
kulum lagi. Nampak rasa kecewa Henny
saat bibirku lepas dari putingnya, tapi matanya terpejam kembali sambil
melenguh panjang bila bibirku
menyentuh putingnya kembali.
Permainan ini sengaja aku ciptakan, biar
Henny merasakan ketagihan yang luar
biasa, disitu biasanya orgasme wanita hampir tiba.
Tangan kananku mulai lepas dari puting
kirinya, perlahan dengan lembut sekali
hampir tidak menempel di kulitnya, aku
rabakan tangan kananku menurun ke
perut dan sekitar pusarnya. Pantatnya sedikit terangkat sambil rambutku
dijambak-jambaknya, pertanda meminta
sentuhan yang lebih jauh dan lebih
nikmat. Dipaksanya kepalaku turun ke
bawah, tapi sengaja seolah aku kurang
paham, aku terus permainkan puting kanannya, lidahku berputar-putar
bagaikan baling-baling helikopter,
menerjang keras dan kadang lembut,
sambil tangan kananku berputar-putar di
antara bawah pusar dan di atas rambut
kemaluannya. (Pria yang paham akan hal ini, akan mempermainkan jari-jarinya
cukup 1-2 menit di daerah ini, karena
daerah ini mempunyai sensitifitas yang
tinggi bagi wanita, aliran darah akan
memusat di sekitar daerah tersebut,
hingga menimbulkan rangsangan yang puncak untuk siap menyemprotkan
cairannya. Aku permainkan jariku di situ
tidak lama hingga timbul reaksi yang di
luar dugaanku sama sekali.
Hayo.. sayang, ayo.., sentuhlah pusat
kenikmatanku. Henny butuhkan saat ini,
ay.. ayo.. ayoo.. Rob. Kejam kamu Rob,
kejam kamu, aku mau puncak Rob!",
teriaknya keras sekali sambil pantatnya
terangkat tinggi bertumpu pada kakinya. "Iya bidadariku.., tunggu saatnya tiba,
aku tahu kapan saat kenikmatanmu akan
tiba, aku akan buat bidadariku terbang ke
Surga kembali, melayang diawan-awan,
ayo Hen.. rasakan.. rasakan yach..,
terus.. nikmati aja", celotehku tak karuan lagi sambil tetap memujanya.
Pantatnya terus diangkat beberapa kali
sambil menggelepar-gelepar, rambutku
dijambak, didorong minta pusat
kewanitaannya segera aku sentuh. Aku
tetap mendiamkannya, aku buat dia tersiksa dan ciuman bibirku kupindahkan
ke puting kirinya dan "secepat kilat", jari
tengah kananku menyetuh bibir
kemaluannya. Makin menggeleparlah dia
dan terasa sudah sangat becek oleh
cairan kewanitaannya. Aku gosok-gosok lembut antara bibir kemaluannya sampai
ke bawah mendekati anusnya. Saat jariku
menyentuh bagian bawah dekat anus,
Henny berteriak keras sambil memukul
kepalaku.
"Robby.. Robby.., jangan siksa aku, ayoo.. lakukan untukku Say..", pintanya.
Secara pelan aku gosok 3-4 kali,
mendadak seluruh tubuhnya mengejang,
pantat diangkat tinggi sekali, berteriak
histeris dan pundakku dicengkeram
dengan kuat dan sampai tergores oleh kukunya. Saat itu menyemprotlah cairan
kewanitaannya sangat banyak.
Semprotannya seperti pria sedang buang
air seninya, sampai mengenai seprei
putih di kasurnya. Inilah orgasme
pertama yang diterimanya dariku. Pikirku, tunggu bidadariku, sebentar lagi
kubuat kamu melayang-layang kembali,
menyemprotkan cairanmu kembali
bagaikan pemadam kebakaran
menyemprotkan air secara deras.
Sejenak tubuhnya melemas, cengkeramannya lepas dari pundakku
tapi tangannya mengelus kepalaku.
Kulihat senyum manis.. sekali terlihat
dari bibirnya yang sensual. Tangan
kananku lepas dari kemaluannya, aku
elus pahanya sambil bibirku menciumi pusarnya.
"Ahh Rob, geli.. geli Rob! Sayang.., kamu
hebat Say.. belum apa-apa aku sudah
kamu buat orgasme. Sampai berapa kali
Say mau buat aku orgasme seperti tadi?",
tanyanya mengandung makna meminta dan meminta.
"Tenang Hennyku yg lembut, berapa
kalipun kamu inginkan, aku siap
memuaskanmu, kamu malam ini menjadi
milikku sepenuhnya", kataku merayu.
"Jangankan malam ini, selamanyapun kalau Robby mau memilikiku, aku siap
tinggalkan Har, serius sayangku. Aku
butuh kenikmatan darimu", sahutnya.
"Bener nikh bidadariku? Itu tadi belum
apa-apa lho, tunggu babak berikutnya
yang lebih heboh, surprise untukmu bidadariku..", janjiku.
"Kapan.., sekarang dong Say, aku udah
siap nikh menerima serbuanmu".
"Tunggu sayang, sabar aja yach! Kamu
akan rasakan bedanya sentuhanku
dibanding suamimu dan pria lainnya, tunggu yaa..!", aku meyakinkannya.
Tanganku mulai meraba bawah pusarnya
secara halus, terasa gelinjang pantat
Henny menerima sentuhanku kembali.
Bibirku mulai menjelajahi ketiak kirinya.
Menggelinjang lagi dia. Ketiak yang tanpa bulu, putih bersih dan harum
baunya, membuat penisku berdenyut-
denyut keras dan tak kuduga menyentuh
tangan kanan Henny yang masih
menggelayut lemas di pinggir sofa.
"Rob.., apa nikh.. pentung karet atau Mr. "P"-mu Say?", celetuknya. (Henny pakai
istilah itu untuk penisku).
"Emangnya kenapa bidadariku?",
tanyaku pura-pura tidak paham.
"Koq gede banget, panjang dan
keras.Apa ngga jebol vagina ceweqmu?", katanya terheran-heran.
"Emang punya suamimu seberapa?",
pancingku ingin tahu punya suaminya.
"Ahh.. sudahlah.. jangan nanya-nanya
itu lagi. Aku udah bilang, muak aku ama
suamiku..", bentaknya. Bentakan seorang istri yang aku tahu
tidak pernah mendapatkan kepuasan dari
suaminya, walaupun menunggu sekian
tahun, yang saat ini sedang merengkuh
kenikmatan tersebut dan merajut kasih
dengan teman suaminya. "Sorry Say, aku merusak susana
kenikmatanmu. Okey lupain yach",
kataku.
"Ngga apa-apa sayang, sorry aku marah.
Aku tidak mau terlewatkan sedetikpun
kenikmatan yang baru aku raih bersamamu, Rob..!", sahutnya.
"Robby, mau khan kamu kasih
kenikmatan aku lagi, please mulai ya..",
pintanya padaku dengan manja sambil
mengelus meraih batang kemaluanku.
Tanpa mendapatkan jawabanku, aku mulai menjelajahi seluruh permukaan
perutnya dengan bibirku. Aku cium, aku
sedot pusarnya yang bersih dan harum
(mungkin tadi sedikit disemprotkan
parfum).
"Ahh.. nakal kamu yaa Say, geli banget lho Say..!", serunya.
"Mau yang geli atau yang sakit,
bidadarku?", tanyaku balik.
"Terserah kamu aja. Aku seneng lho Rob
kamu panggil aku bidadari".
Aku teruskan cium pusar itu, terus turun dan turun mendekati bulu indah
kemaluannya. Dipikirnya aku akan
melanjutkan ke bawah dan mungkin ini
yang diharapkan dan aku tahu itu.
Sengaja aku buat "trik" agar dia protes
dengan cemberut manjanya. Ternyata benar juga.
"Rob, terusin ke bawah donk. Kenapa,
jijik ya? Emang kamu ngga pernah kiss
kewanitaan istrimu?", pancingnya penuh
arti.
"Tenang bidadariku, tunggu dong, sabar..! Kenikmatan akan makin puncak kalau
dilakukan dengan lembut sayangku",
sahutku.
"Ini yang ngga aku dapetin dari Har lho
sayang..", pengakuan jujurnya.
Aku kulum terus sekitar pusar dan bulu halus kemaluannya dia terus mendesah
dan makin keras desahan itu sambil
mengangkat tinggi pantatnya minta
kusentuh klitorisnnya. Tapi aku biarkan
dia menderita dengan kenimatannya, aku
bikin nafsu birahinya mendekati puncak lagi. Aku baru mau memulai babak kedua
untuk kenikmatannya.
Babak kedua aku mulai dengan mencium
mata Henny. Dia diam dan menikmatinya
sekali. Kudiamkan cukup lama
kecupanku di matanya, sambil jari tengah tangan kananku bermain di
pusarnya. Kuraba pinggir pusarnya,
berganti masuk ke dalam pusarnya.
Keluar lagi, masuk lagi terus menerus
sampai dengus nafasnya mulai timbul
lagi karena rangsangan itu. Ciumanku beralih ke rambutnya, turun ke
telinga kanannya, lidahku menjilati daun
telinga bagian dalamnya, menjelajahi
semua daerah dalam telinganya dan
nampak tubuh Henny mulai menggeliat
penuh nafsu. (Bagi sebagian wanita, daun telinga karena kulitnya sangat
tipis, sangat sensitif menerima
rangsangan dan WWW.UDAHGEDE.COM hasilnya biasanya
dahsyat, biasanya langsung cairan
kewanitaannya mengalir keluar di
vaginanya). Aku tahu dia suka dengan jilatan di
telinga itu, maka sengaja kuperlama,
terus turun leher bagian dalam (bawah
dagu) dan naik lagi ke dagunya.
Lenguhan panjang mulai sering keluar
spontan dari mulutnya. Kuturunkan ciuman tersebut ke payudara kirinya,
sementara tangan kananku mulai turun
menyentuh bibir kemaluannya,
mengelusnya, sedangkan tangan kiriku
memilin-milin puting kanannya. Aku
tekan keras, aku longgarkan, aku tekan lagi sambil aku lakukan gigitan mesra di
puting kirinya.
"Auuw.., ihh nakal cayang yaa..", jerit
kecilnya sambil membelai rambutku
dengan manja.
"Teruskan Say.. Say.., aku suka koq, gigit lagi Say, gigit..", pintanya.
Ahh.. kena juga pancinganku, tambah
lagi daerah sensitif Henny yang
kuketahui (telinga, pusar, sekitar bulu
kemaluannya dan putingnya). Seolah
tanpa merespons, aku sedikit menjauh dan ternyata dia menyorongkan susunya
mulutku. Aku gigit mesra lagi, pelan tapi
lama tak kulepaskan. Dia menggeliat
hebat dan menjambak rambutku.
"Gila kamu Rob, pintar banget kamu
menaikkan nafsuku. Gila.. gila..", celotehnya nggak karuan sambil tetap
menjambak rambutku keras sekali.
Aku buat strategi baru.Tangan kananku
meninggalkan kemaluannya dan dia
nampak tidak mau tanganku menjauh
dari situ, sebab tangannya menuntun tanganku kembali ke sana. Tapi aku
lepaskan. Kedua tanganku beralih ke
gunung kembarnya yang putih dengan
putingnya yang masih kemerah-merahan.
Melihat bentuk sekitar putingnya,
nampaknya si Har jarang menyedot dan mengulumnya. Sebab kalau puting sering
dikulum dan disedot, apalagi sudah
punya anak, pasti akan berubah warna
coklat kehitam-hitaman. Aku remas-
remas kedua susunya sambil aku
mainkan putingnya. Kemudian aku tarik sama-sama ketengah dan kutemukan
ujung puting kiri dan kanannya, aku
hisap dalam-dalam sambil aku gigit
pelan sekali. Nampaknya dia menikmati
sekali dan minta lagi dan lagi dengan
menekan kepalaku agar tidak bisa lepas dari kedua ujung putingnya.
"Ahh.. Ohh.. hhm.. hmm.., terus Rob, terus!
Gila bener, Ahh.. terus sedot, terus gigit
Say sampai pagi, nikmat sayangku..
nikmat sekali, jangan pernah berakhir
Say, terus.. terus, Ahh.. Ohh..!", rintihnya hebat.
Wouw.. aku lihat rona wajahnya memerah
pertanda telah terjadi dilatasi atau
pelebaran semua pembuluh darahnya,
menampakkan darah mengalir deras ke
seantero tubuhnya. Kepalanya menengadah keatas sambil melenguh
panjang. Terus aku sedot-sedot, aku
pilin-pilin kedua putingnya dengan
lidahku. Aku putar-putarkan lidahku
menjelajahi semua daerah putingnya,
makin mengeras sekali kedua putingnya (mungkin suaminya tidak pernah
membuat sensasi seperti ini).
Didorongnya kepalaku mengarah ke
bawah dengan kedua tangannya yang
halus dan aku tahu apa yang
diinginkannya, tapi kembali birahinya benar-benar aku permainkan, aku ingin
dia mendapatkan orgasme kedua
kalinya. Aku acuh saja dan tetap
menyedot kedua putingnya, sampai dia
berteriak.
"Ohh.. geli, ngilu, kejang semua tulangku Rob, stop.. stop ngga kuat aku Say,
udah.. udah..! Ahh.. hmm.. hmm.. ehh..",
dengusnya sambil mengangkat dadanya.
Pelan-pelan aku lepaskan kedua puting
susunya, ciumanku mulai turun ke sekitar
pusarnya lagi, tangan kananku mulai meraba bibir vagina. 'Serangan fajar'
mulai kuaktifkan, klitorisnya mulai aku
sentuh dengan jari tengahku dan
ciumanku di sekitar pusar dan bulu
kemaluannya aku tingkatkan sambil aku
sedot-sedot. Ini menaikkan aliran darah vaginanya. Jariku mulai masuk perlahan-
lahan, mencari lubang pipisnya, terus
masuk menjelajahi rongga-rongga labia
minoranya. Secara refleks pantatnya
terangkat keatas meminta agar terus
disentuh. Pelan tapi pasti, jariku terus masuk dan naik ke atas klitoris bagian
dalamnya, mencari pusat G-Spotnya. Dia
berontak bukan marah tapi mungkin
berontak, 'mengapa tidak dari tadi kau
sentuh bagianku ini?'. (Siapapun wanita
itu, kalau G-Spotnya sudah ditemukan dan dirangsang lembut, pasti akan
terbang melayang diawan-awan dan
dijamin 100% semprotan cairan
kenikmatannya akan segera datang).
Kutemukan segumpal daging kecil
seperti kutil, masih lembut dan halus dan lembek. Perlahan tapi pasti aku gosok-
gosokkan jariku disekitar G-Spotnya,
dan.. bagian itu mulai mengeras, tidak
lagi lunak tapi mulai kasar
permukaannya, bagaikan pasir
mengeras, bergerigi dan membesar. Gerakan tubuh Henny sudah tak teratur
dengan lenguhan panjang penuh birahi,
pertanda semprotan kedua segera tiba.
"Ahh.. Oou.. ngilu Rob, ahh.. aku koq
pingin pipis Rob, pipis Rob, pipis..! Rob..
tunggu, tunggu Rob, aku mau pipis nikmat..", rintihan birahinya.
"Pipiskan aja Say, keluarkan, semprotkan
Say, muncratkan, nikmati Say..", bisikku
mesra ke telinganya.
"Ngga kuat Rob.. ngga kuat! Ngga apa-
apa to aku pipis?", tanyanya. Gila.. pikirku, dia ngga pernah ngerasain
pipis birahi? Gila.. apa yg dilakukan
suamimu Hen.., keluhku dalam hati.
Betapa menderitanya Henny tanpa
pernah ada yang membahagiakan
bathinnya. "Aahh.. Ahh.., Rob.. aku pipis Rob..! Rob,
tolongin aku Rob, ngilu Rob.., ngilu
banget Rob! Ahh.. ahh..", teriaknya
dengan histeris sambil tangannya
mencakar punggungku kedua kalinya.
Cairannya menyembur keluar seperti yang pertama, kembali mengenai
sofanya banyak sekali.
"Robby cayang, gila benar kamu Rob!
Udah dua kali kamu buat aku mencapai
puncak, meskipun Mr "P"-mu belum
sempat menyelam lubang pipisku..", celoteh kekagumannya.
Aku biarkan dia mengoceh dengan
kenikmatannya.
"Rob, aku lemes, panas! Keringatku
banjir lho Rob.., bawa aku ke kamar, di
kamar sejuk karena AC-nya udah aku hidupin dari tadi", sambil kedua
lengannya menggelayut di pundakku
pertanda minta kugendong manja.
"Okey tuan putri, demi bidadariku, aku
siap melakukan perintah tuan", sahutku
memanjakannya. "Aku cayaang.. banget ama kamu Rob,
kamu pintar banget puasin aku".
"Hen, itu baru ronde kedua dan belum
apa-apa lho, masih kuat ngga?", tanyaku
memancing nafsunya sambil
menggendongnya dan masuk ke kamarnya.
Kamar yang sangat pribadi yang hanya
boleh dimasuki oleh suami istri sah, saat
ini aku menginjakkan kakiku di dalamnya.
Gila, suasana kamarnya demikian
romantis, ranjangnya dibungkus kelambu
tipis seperti dalam film roman barat atau seperti kamar hotel bintang lima saja.
Dindingnya penuh wallpaper bernuasa
lembut dan romantis. Kasurnya sangat
empuk dan 'mentul-mentul'.
Kuletakkan tubuhnya dengan lembut di
ranjang, tapi lengannya tak mau lepas dari pundakku. Ditariknya aku mendekat
dan diciumnya mataku dengan manja.
Aku elus lembut betisnya, perlahan naik
kepahanya dan aku stop sampai disitu
dulu, memberi kesempatan dia melepas
lelahnya. Dia nampaknya tidak setuju dan dia mengelus batang kemaluanku
sambil tidur memandangku. Spontan
penisku tegang. Dielusnya lembut naik
turun penisku, nikmat sekali rasanya
mendapatkan sentuhan seorang istri
kesepian yang haus kenikmatan birahi. Matanya sayu menatapku dengan wajah
meminta dilanjutkan di ranjangnya.
"Rob, kapan kamu keluarinnya. Sini aku
hisap mau..?", pintanya memelas.
Batinku, 'Siapa yang ngga pingin? Tapi
ntar dulu bidadariku. Aku akan bikin kamu bergetar lebih hebat dalam ronde
ketiga, sampai habis cairan nikmatmu
nanti'.
Karena elusan lembut tangannya pada
buah zakarku, aku mengelinjang dan
jujur saja nafsuku naik demikian hebat. Mataku sudah gelap, ingin segera
kutembakkan penisku ke liang
memeknya. Tapi alam sadarku masih
main, aku bertekad bikin Henny benar-
benar terkapar dan mencari kenikmatan
terus dariku. Henny telentang di tepi ranjang.
Wajahku mulai kuturunkan ke kakinya.
Henny heran WWW.UDAHGEDE.COM dan melihatku ke bawah
sambil meremas penisku tanpa sadar.
"Kamu mau ngapain cayang, koq ke
kakiku?", tanyanya dengan heran. Tanpa menjawab, aku teruskan program
kerjaku ngerjain Henny, kapan lagi aku
bisa tunjukkan kemampuanku
memuaskan dia, pikirku. Aku ciumi ujung
jarinya, aku hisap jempol kakinya.
"Ahh.. gelii..", reflek dia tarik kakinya menjauh dari mulutku.
"Aduh sayang.. nikmat sekali. Pintar juga
kamu menaikkan birahiku", tambahnya
sambil meremas penisku yang tak lepas
dari genggamannya.
Aku tarik kembali kakinya dan kuteruskan menciumnya, terus naik ke betisnya. Dia
mulai menggoyangkan kedua kakinya,
bergerak kesana-sini. Aku tahu dia mulai
terangsang lagi. Segera bibirku
kuarahkan ke lututnya dan aku cium
kuat-kuat sambil kupegangi agar tidak lepas dari ciumanku. Dia berontak hebat.
"Oouw.., geli..! Teknikmu banyak banget
sih Rob, bisa gila aku ML ama kamu..",
celotehnya penuh nafsu sambil mulai
mengocok penisku lembut.
Aku teruskan ciumanku karena aku tahu dia menikmatinya dan lututnya diangkat
ke atas sambil melenguh panjang.
Tangan kiriku mulai meraba pahanya,
pelan tapi pasti rabaanku menuju
pangkal pahanya dan seperti mengerti
dan memang menanti, dia buka lebar pahanya, sehingga terlihat klitorisnya
yang memerah. Darah sudah mengumpul
didaerah itu, pasti sensitifitasnya udah
sangat tinggi. Jariku berputar-putar
dibibir kemaluannya sambil sesekali
seperti tanpa sengaja aku menyerempetkan tanganku ketengah
vaginanya, dia menggelinjang manja
seperti berharap terulang lagi. Setelah
basah lututnya oleh air liurku dan
penisku sudah ngga tahan karena elusan
jarinya yang lembut, aku mengalihkan ciumanku ke pahanya. Nampak dia
melenguh manja sambil kepalanya
menggeleng ke kiri dan ke kanan, tanda
birahinya mendekati puncak. Pelan tapi
pasti, kucium terus sampai menyentuh
area lipatan pahanya yang menghubungkan bibir kemaluannya.
Sebagian wanita, juga sangat
mengharapkan daerah tersebut disentuh,
dijilati dan dihisp-hisap. Kenikmatannya
sungguh berbeda, mengantarkan ke
puncak orgasme. Benar juga dia sudah mulai menggelinjang keras sambil
mengangkat pantatnya, sehingga rambut
halusnya menyentuh hidungku. Bibirku
perlahan-lahan masuk ke wilayah rambut
kemaluannya yang tipis. Bulu Henny
tipis sekali, tidak terlalu lebat dan tidak kasar. Nampak sengaja bulu itu
dirawatnya dengan baik dan harum
bercampur aroma khas kewanitaannya
mulai aku rasakan, menambah syahwatku
meningkat. Kudenguskan nafasku ke
liang vaginanya tanpa menyentuhnya dulu. Ini teknik juga untuk memancing
agar sang wanita memburu dan setengah
memaksa meminta agar menyentuhnya.
Benar saja, dia sodorkan bibir
kemaluannya ke mulutku kedua kalinya.
Langsung aku meresponsnya karena aku pikir sudah saatnya gelombang
kenikmatan aku antarkan ketiga kalinya.
Dengan kedua jariku, kubuka sedikit bibir
kemaluannya, kutemukan klitorisnya,
kukulum, kujilat dan.. kusedot-sedot.
Wouw.. rekasinya sungguh dashyat, pantatnya melonjak keatas memukul
gusi dan gigiku, luar biasa reaksi wanita
yang sedang penuh birahi. Kulumat
lembut ujung klitorisnya, merembet ke
tepi bibirnya dan menuju bibir bawah
yang menyambung ke anusnya. Kembali lonjakan histeris terjadi hingga dia
berteriak keras.
"Rob.., ahh.. ahh.., aduhh.. ngga kuat, ayo
masukkan, masukkan..", pintanya histeris.
Aku diamkan saja, aku goyang-
goyangkan dan lidahku menari-nari di permukaan vagina Henny. Gerakan
kakinya tak beraturan lagi, kepalanya ke
kiri-ke kanan sambil jari tangan kiriku aku
masukkan ke mulutnya. Disedot-
sedotnya jariku sambil kadang digigitnya
menahan kegelian klitorisnya yang kusedot-sedot.
Lidahku makin menjelajah lebih dalam
ke rongga vaginanya, keatas-kebawah,
sambil menari-nari. Cairan sudah
mengalir namun orgasme belum tiba.
Tangan kananku sedikit membantu membuka jalan agar lidahku bisa masuk
jauh ke dalam, bila perlu sampai ke
dekat G-Spotnya. Lidahku bisa masuk
dan mulai naik ke bagian atas klitoris
bagian dalam dan tak lama..!
"Robby.., aku mau pipis lagi Rob! Gila kamu Rob, kamu apain aku ini?",
teriaknya sambil kukunya mencengkeram
rambutku dan menekannya keras
kepalaku lebih menempel ke liang
vaginanya dan kakinya menjepitku.
"Crutt.. cruut.. cruut..! Ahh.. gila.. gila Rob, ngilu Rob..", cetusnya.
Seketika itu juga cairan itu muncrat dan
masuk ke kerongkonganku. Asin, gurih,
putih pekat dan nikmat sekali. Langsung
kaki dan tangannya lepas
mencengkeramku dan kini lemah terkulai diatas kasurnya. Cairan itu tidak sampai
jatuh ke sepreinya, karena tertelan
semua olehku. Aku mulai menjilati
vaginanya, membersihkan cairan yang
tersisa dan menelan semuanya.
"Ihh.. ngilu Rob.., kamu ngga jijik Rob?", tanyanya menatapku heran.
"Ngapain jijik ama cairan orgasmemu,
kalau sayang, maka segalanya yang
bisa menyenangkan hatimu, pasti aku
lakukan", jelasku padanya.
"Kamu baik ya Rob! Aku ngga pernah lho dimimik ama suamiku. Apalagi mau
sampai jilatin, wong orgasme sampai
muncrat kayak tadi aja gak pernah",
keluh kesahnya padaku sambil mengelus
penisku.
"Kamu bikin aku gila beneran Rob! Nafsuku menggila, puncak kenikmatanku
pertama kali gila kayak gini. Aku bisa
tergila-gila ama kamu Rob..", tambahnya
belum puas memujiku.
"Kamu belum tembakkan pelurumu, aku
udah 3X orgasme, wah.. ceweq mana ngga gila ama kamu, Rob..!", celotehnya
terus karena kepusan yang kuberikan.
"Aku ngga pernah main ama ceweq lain
kecuali istriku", bantahku.
"Kalau malam ini sama siapa Rob,
hayoo..!", sergahnya. "Ohh, itu lain bidadariku. Berdosa aku
kalao nggak memuaskan birahimu",
jawabku.
Sambil saling memuji dan menyanjung,
tanganku mulai memainkan putingnya
lagi hingga terjadi denyutan di bibir vaginanya. Aku lihat handuk kecil di
ujung ranjang. Aku tarik dan aku pergi ke
toilet untuk memberikan sedikit air di
handuk tersebut, lalu aku oleskan
dengan lembut di vaginanya. Segera
kukeringkan bibir kemaluannya dengan tiupan dari mulutku. Henny terkejut
menggelinjang geli, mungkin sisa-sisa
rasa ngilunya masih tersisa. Karena
sudah ketiga kalinya aku membuat
Henny orgasme, sudah menjadi
kebiasaanku pada istriku, saatnya tiba babak terakhir dimana biasanya aku
masukkan penisku ke liang kemaluan
istriku. Dihadapanku ada Henny yang
terkapar kenikmatan, sementara aku
belum meraihnya, ini saatnya.
Langsung straight, ciumanku tertuju pada klitorisnya. Kujilati kiri dan kanan,
atas dan bawah sampai pertemuan
anusnya. Anusnyapun tak luput aku
jilati. Disini Henny menjerit hebat sambil
pantatnya terangkat. Cairan putih
membasahi klitorisnya, aku hisap dalam- dalam sampai Henny berontak melompat.
"Rob.., ahh.. ooh.., geli Rob! Ayoo..
masukkan, aku capek Rob, please..",
pintanya.
Aku naiki tubuhnya dan posisiku
menindihnya. Spontan lengan Henny meraih penisku.
"Penismu gede banget cayang, ayoo
masukin yach..", pintanya.
Digosok-gosokannya ke klitorisnya,
turun ke bawah dekat anus, ke klitoris
kembali, sedikit ditekan masuk dan ditarik keluar kembali.
"Ayoo cayang, aku udah ngga kuat. Ngga
kebayang gimana ngilunya aku saat
penismu yang besar ini nembus liang
kenikmatanku..", pintanya.
Perlahan dituntunnya penisku ke arah liangnya, pelan dan dengan lembut aku
bantu dorong masuk, agar Henny tidak
terkejut dan nyeri karena penisku.
Kutekan, kutarik, kutekan dan kutarik.
Makin lama tekanannya makin dalam
dan.. masuklah setengah penisku ke liang kenikmatannya. WWW.UDAHGEDE.COM
"Oou.. sakit Say, pelan aja yach. Sini aku
bantu", katanya meringis.
Karena sudah terlumasi oleh cairan
kewanitaannya, cukup mudah penisku
masuk walaupun agak sempit. Makin lama makin habis tertelan penisku dan Henny
melenguh nikmat sambil matanya melek
merem, kepalanya ke kiri dan kanan.
Kudiamkan sejenak, ini teknik juga buat
membuat wanita menderita menanti
sodokan akhir. Henny mengangkat pantatnya meminta aku memulai sodokan
mesra.
Kusodok pelan-pelan, bagaikan film slow
motion.Ini membuat Henny merengkuh
kenikmatan yang luar biasa. Biasanya
kaum Adam kalau sudah begini digenjot seenaknya sendiri tanpa variasi
kenikmatan pasangannya.
"Hayo.. Rob, aku udah ngga kuat..! Aku
mau puncak lagi nikh", rengeknya.
Terasa penisku disedot-sedot di dalam
lubang kenikmatannya, kuat sekali cengkeraman Henny sampai lututku
terasa ngilu dibuatnya. Dipelintir,
disedot tak karuan lagi rasanya, hanya
nikamt surga kurasakan. Kugenjot makin
kuat dan keras, terdengar bunyi ceplak..
ceplok.., karena basahnya bibir kenikmatan Henny. Selama 10 menit
dengan posisi itu, Henny berteriak-teriak
histeris karena penisku menyentuh
mentok rongga dalam vaginanya. Seprei
sudah acak-acakan dan cakaran-
cakaran nikmat banyak tergores dipunggungku. Karena aku sudah lelah
dan Henny juga loyo, tak terasa sudah 3
jam berlalu, dengan seluruh fantasiku,
kupaksakan diri untuk segera orgasme.
Dengan beberapa sodokan kilat, aku
mengerang keras sambil menjambak rambut Henny. Demikian juga Henny
mengerang keras makin menyedot-
nyedot penisku di dalam, kedua pahanya
menggapit pinggulku kuat sekali.
Kepalanya bergoyang tak beraturan lagi.
"Ahh.. ahh.., Hen.. aku keluar Hen! Ahh.. Ohh.., ayo sama-sama, Hen..", pintaku.
Crott.. crott.. crott.., tembakan cairan
spermaku keras menyembur di liang
kenikmatan Henny. Demikian juga
Henny.
"Robby.. Robby.., peluk aku Rob, nikmat Rob, nikmat sekali..", lenguhnya keras
sekali.
Serr.. serr.. serr.., cairan itu
dimuntahkannya. Terasa oleh penisku
ada semburan hangat menerpa dan
banyak sekali, deras..! Kami berdua lemas, lelah dan aku rebah
disampingnya, diapun memiringkan
tubuhnya tanpa mencabut penisku dari
liang kenikmatannya.
"Robby, thanks berat yach! Aku ngga
nyangka bisa orgasme 4X dalam sekali permainan. Kamu hebat bisa bikin aku
gini. Aku takut kehilanganmu Rob, please
jangan pernah lupakan aku yach..",
cetusnya.
"Suamiku kalau ML denganku, ngga lebih
dari 3 menit udah muncrat.., aku ngga pernah orgasme sekalipun, ini udah 7
tahun pernikahanku", keluhnya.
Tanpa terasa airmatanya menetes lagi
dan kusuap dengan jariku penuh kasih
sayang dan kuyakinkan dia bahwa aku
akan selalu menyayanginya. "Henny sayang, kapanpun kamu
butuhkan aku, aku siap memuaskanmu.
Suamimu di rumah, kamu call HP-ku, kita
atur pertemuan di P Cottage yach..",
pesanku.
Aku cabut penisku yg masih tegang dan kami berdua mengakhirinya dengan
mandi bersama dan kami tidak jadi dinner
karena sama-sama lelah dan terpaksa
aku menginap di rumahnya sampai
mentari menyingsing di ufuk timur.
Bahagia sekali Henny pagi itu, bagaikan baru saja meraih piala Citra yang diidam-
idamkan oleh para artis film Indonesia.
Demikian kisah nyataku dalam memenuhi
birahi istri temanku sendiri dan akan
kulanjutkan kisah asmaraku dengan
Henny dalam episode berikutnya yang lebih seru dimana Henny
merekomendasikan 2 temannya dengan
status istri, untuk menikmati kebahagiaan
seperti yang dirasakannya. E N D