BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Kugauli Yanti pembantuku yang sexy



Kisah ini terjadi saat gw SMA, sekitar 1 bulan yang lalu. Saat itu di rumah kami kedatangan seorang pembantu baru dari sebuah desa di provinsi tpt gw tinggal, sebut saja Yanti namanya. Seorang wanita cantik yang sudah punya suami beranak satu berparas cantik menurut gw, tapi berkulit putih mulus, usia sekitar 33 tahun. Sebenarnya Yanti bukan lah orang yang terbiasa menjadi pembantu, bukan pula berasal dari orang yg tidak berkecukupan. Namun karena dia sering berselisih dengan suami nya, jadi dia memutuskan untuk merantau ke kota. Takdir lah yang membawa nya ke rumah kami untuk bekerja sekaligus disekolahkan di kursus keterampilan, hingga muncul lah cerita ini.

Di rumah hanya ada gw, kedua orang tua gw, adek dan Yanti. Bapak gw membuka usaha toko di depan rumah, sementara Ibu gw pegawai. Jadi setelah pulang sekolah, di rumah hanya ada gw, Yanti, dan adek gw. Bapak gw lebih sering di toko depan walau sesekali masuk ke rumah, sementara adek gw lebih sering di kamar habis pulang sekolah. Dengan jumlah orang yang sedikit, kami pun cepat sekali akrab dan sering bersenda gurau. Meskipun di rumah dia selalu menggunakan pakaian yang sopan, namun tidak mengurangi kekagumanku akan keputihan dan kemulusan kulit nya. Apalagi di usia ku saat itu sedang bergejolaknya jiwa muda, yang ingin tahu tentang lawan jenis nya.
Menginjak bulan ketiga, Yanti mulai sering curhat tentang masalah2 nya dengan orang tua nya. Aku pun menjadi pendengar yang baik hingga kami pun semakin dekat. Terkadang saat bercanda, gw sengaja merapatkan duduk dengan dia. Atau saat dia sedang tiduran di sofa, tiba2 gw datang ikut tiduran di belakang nya sambil menggelitik badannya hingga Yanti tertawa terpingkal2. Dengan posisi tiduran berdua di sofa yang sempit otomatis tubuh kami pun merapat dan kemaluan gw pun menegang di antara bongkahan pantatnya.
Entah Yanti menyadarinya atau tidak, namun kejadian2 yang berulang2 membuat gw semakin berani. Sampai suatu siang, saat sedang bercerita di kamar tempat setrika. Gw iseng2 nanya.
Gw (Rama) : Mbak, bercinta tuh enak nggak sih?
Yati : Lho, kok nanya gituan
G : Gpp mbak nanya aja, hehehehe
A : ya enaklah di tapi mba dah lama nggak ngrasain lagi dii..
G : oooooo….. hhhmmmmm…….. mbak, gw juga belom. eeeee….. mbak…, cobain yukkk
Yanti hanya melongo tak menjawab. Gw rapatkan duduk ke samping Yanti. Kutatap wajah nya, perlahan kumajukan tubuh ku hingga bibirku menyentuh bibir Yanti. Tak ada perlawanan. Reflek kurangkul tubuh Yanti dan makin kulumat bibir mungil nya. Kulihat Yanti memejamkan mata sambil sesekali membalas lumatanku. Tangan Yanti pun sudah melingkar di leherku tanda dia mulai menikmati cumbuan ini. Bekal sering menonton film biru sangat memberi manfaat saat situasi spt sekarang, meskipun jantung ku pun berdegup kencang karena ini pertama kali nya aku mencium wanita.
Lidah ku bermain di dalam rongga mulutnya, menjelajahi langit2 mulut Yanti. Kudorong tubuhnya hingga rebahan di kasur. Kujilati telinga dan setiap cm lehernya. Yanti hanya diam dan memejamkan mata. Namun kemudian terdengar suara langkah kaki dan kami pun reflek bangun dan kembali ke posisi semula seolah tak terjadi apa2.
Begitu terus kejadian berulang setiap harinya. Aku pun merasa takut untuk melakukan yang lebih jauh meski disisi lain aku ingin melihat tubuhnya. Namun entah akal dari mana, aku mempunyai kesimpulan. Kesimpulan seorang bocah SMA mungkin. Saat itu aku berpikiran kalau ingin melihat tubuh Yanti, berarti aku harus memperlihatkan tubuh aku lebih dulu, agar aku enak memintanya membuka baju.
Dan ternyata siasat ini 100% sukses.

Seperti biasa siang saat sesi ciuman berlangsung. Kuraih tangan Yanti dan kuarahkan menyentuh kemaluanku.
G : Mbak, ini penis kemaluan laki2. Kalau dielus2 nanti bisa makin besar terus bisa ngeluarin cairan. Cairan itu yang kalo dikeluarin di dalam vagina mbak bisa jadi anak. (Itu kata2 polos yang keluar dari mulut gw, udh kayak guru biologi aja). Mau liat ga mbak?
Yanti pun mengangguk pelan. Gw keluar kamar melihat situasi. Dirasa aman, gw tarik Yanti ke kamar mandi belakang. Setelah mengunci pintu, gw langsung lepas celana. Batang penis gw pun berdiri tegak dengan kokohnya.
A : woww… (sambil tangan nya langsung memegang penis gw)
G : mbak, coba dikocok2 tangan nya terus nanti diemut biar cairannya bisa keluar (gw ajarin Yanti ngocok dan oral Mr.P gw)
Ajaib nya (atau saking polosnya) Yanti nurut aja. Sampai akhirnya ejakulasi tak tertahan lagi. Semburan sperma pun muncrat di mulut Yanti. Yanti pun pura-pura kaget. Namun setelah itu , ditelan nya juga sperma itu walau cuma sebagian. Setelah itu gw langsung bersih2 dan kabur ke kamar gw, takut ketauan.

Esok harinya,

G : Mbak gimana kemaren enak ga?
A : Enak di, lagi yukk (sambil cengengesan)
Kutuntun Yanti ke kamar setrika, langsung kupeluk dan kuciumi bibirnya. Namun Yanti langsung jongkok dan menarik keluar batang ku dari sangkarnya. “Kangen sama burung kamu di”, ujarnya. Tak butuh waktu lama, aku sudah dibuat merem melek dioral Yanti. Namun kali ini aku ga mau ketinggalan kereta. Aku angkat tubuh Yati dan kurebahkan ke kasur. Kulumat bibirnya, sementara tangan ku mulai merambah ke bukit kembarnya. Yanti mendesah kecil, membuat ku semakin semangat. Tanganku sudah berada dibalik kaosnya, mengelus2 perut mulus nya sambil sesekali naik keatas membelah selipan bra Yanti sampai mengenai putingnya.
Sementara itu tangan Yanti tak lepas dari penis gw, dan desahannya pun semakin lama semakin kuat.
Perlahan kaos Yanti kusingkap sampai ke leher, kubuka kaitan bra nya. Ternganga aku melihat kedua pYatidara nya tergantung bebas di depan mata kepalaku. Sungguh pemandangan luar biasa.
A : Kenapa diliatin gitu di?
G : ehhh,… mbak cantik banget sih
Langsung kukulum puting payudara Yanti sambil kugigit2 kecil. Rintihan nikmat Yanti membuat nafsu ku semakin bergejolak. Kuremas dan kujilati terus kedua bukit kembarnya. Tubuh Yanti pun menggelinjang tak tentu arah. Tangan kanan ku mulai bergerilya turun, mengelus pinggang halusnya kemudian menyelinap cepat ke balik celana pendek dan celana dalamnya. Remasan keras di bokongnya membuat Yanti kembali mendesah kencang. Kemudi tangan ku pun segera berputar ke arah depan meraih rerumputan di balik celana dalamnya. Tangan yantipun tak kalah gesitnya ,dia langsung meraih senjataku,...di kulumnya senjataku,...aku jadi tak kuat menahan kenikmatan yang di berikan oleh mba yanti,..di bimbinya senjataku menuju lubang kenikmatan miliknya Kuelus2 dan kutekan2 vagina Yanti Terasa olehku bahwa memek mba yantipun mulai basah oleh cairan lendir kenikmatan tersebut semakin lama semakin basah. Gerakan kaki Yanti pun sudah tidak teratur lagi, menggelinjang ke kanan dan ke kiri, nafasnya memburu cepat. Dari lubang yang dalam bagian bawah kucoba menyelipkan jari2 tangan ku masuk menyelinap.
Tak ada perlawanan kali ini. Dengan segera kutemukan klitoris nya dan kuraba. Karena merasa sudah diberi izin, aku kembali menyelipkan tangan dari arah atas, melewati rambut kemaluannya menuju ke arah klitoris dan vagina nya yang sudah sangat basah.
“Di…enak banget di…terusin di…”
Gerakan tangan ku menggesek2 vagina Yanti semakin cepat, sampai akhirnya tiba2 Yanti memeluk tubuhku kencang dan tubuhnya mengejang.

“Ahhhhh….ahhhhh….ahhhhhhh….. Di kamu apain aku…. Enakk dii…. ahhhhhhh…masukin sayanggg,,burung kamu dah keras sayanngg,,akhirnya dengan di tuntun oleh tangan yanti kontolku pun di arahkan masuk ke lubang vagina yanti yang udah basah,karen abirahi yang sudah memuncak,,.......genjot terus di ,,memekku udah lama gak di sodok-sodok di,memek ku gatell,,di,,....aachhh nikmmaattt diiii,....terusss......sayang,,.. kamu pintar sekali sayannggg.dan akhirnya ...sleeeppp...blezzz.....acchhh,,, nikmatt sayyaanngg,terus...genjot,...sayannggg...dengan irama naik turun ku pompa vagina yanti,hingga menimbulkan sura ....plokk...plokk.....plokk....aachhh  sayanggg aku mau keluarr sayanggggg,aku juga mba,,,....kita keluar sama- sama sayanggg.....dan akhirnya...,,...cratt,...cratt,...craraatt......akhirnya kami sama-sama terkulai lemas sambil berpelukan,terima kasih ya di aku bennar benar puas bisa bercinta dengan mu,...aku juga mba bisa ngerasain vagina mba yanti yang nikmat. “, seperti biasanya.
Setelah hari itu, kemesraan kami terus berlanjut. Bahkan sekarang Yanti lebih suka memakai kaos tebal tanpa BH dan rok agar aku lebih mudah menjamahnya kapanpun dimanapun. 

Terkadang saat Yanti lagi masak, aku muncul dan langsung menjamah vaginanya dari balik rok nya yang ternyata sama sekali tidak ada lagi CD di baliknya,langsung aku masukkan batang kemaluanku ,ku suruh mba yanti jongkok,agar bisa menikmatinya dengan leluasa. Atau saat Yanti sedang setrika baju, aku datangi sekedar untuk menyetor penisku ke mulutnya. Kejadian seperti itu berlanjut di hari2 tanpa ada yang curiga,mba yanti pun menikmati petualangan asmara denganku,tanpa memikirkan suaminya lagi di rumah,setiap saat dia memuncak birahinya,dia selalu mengajakku untuk menuntaskan birahi asmaranya.


Yanti selingkuh dengan majikan



 Pembantuku baru dua bulan yang lalu pulang kampung, jadi sekarang aku tinggal hanya denan istri dan anakku dan hanya ditemani pembantuku yang baru, pembantunya yang baru 1 bulan bekerja disitu. Namanya yanti berumur 33 tahun, dia sudah bersuami punya anak satu. Wajahnya cantik, bahkan bodynya sexy, walaupun tidak bisa disebut gemuk juga. Tapi yang menarik dari yanti ini adalah bodynya, seksi sekali. Tinggi kira-kira 164 cm, dengan pinggul yang bulat dan dada berukuran 36. Kulitnya putih. Sering sekali aku memperhatikan kemolekan tubuh pembantu ibuku ini, sambil membandingkannya dengan tubuh isteriku yang sudah agak mekar.
Hari itu, karena kurang enak badan, aku pulang dari kantor jam 10.00 WIB, sampai di rumah, kudapati rumahku kosong. Rupanya isteriku pergi, sedang anak-anakku pasti sedang sekolah semua. Akupun mencoba ke rumah ibuku, yang hanya berjarak 5 menit berjalan kaki dari rumahku. Biasanya kalau tidak ada di rumah, isteriku sering main ke rumah ibuku, entah untuk sekedar ngobrol dengan ibuku atau membantu beliau kalau sedang sibuk apa saja.
Sampai di rumah ibuku, ternyata disanapun kosong, cuma ada yanti, sedang memasak.
Kutanya yanti, “yan, Bu Dewi (nama isteriku) kesini nggak?”
“Iya Pak, tadi kesini, tapi terus sama temannya” jawab yanti.
“Terus Ibu sepuh (Ibuku) kemana?” Tanyaku lagi.
“Tadi dijemput Bu Ina (Adikku) diajak ke sekolah Yogi (keponakanku)”
“Oooh” sahutku pendek.
“Masak apa yan? tanyaku sambil mendekat ke dapur, dan seperti biasa, mataku langsung melihat tonjolan pinggul dan pantatnya juga dadanya yang aduhai itu.
“Ini Pak, sayur sop”
Rupanya dia ngerasa juga kalau aku sedang memperhatikan pantat dan dadanya.
“Pak Irwan ngeliatin apa sih” Tanya yanti.
Karena selama ini aku sering juga bercanda sama dia, akupun menjawab,
“Ngeliatin pantat kamu yan. Kok bisa seksi begitu sih yan?”
“Iiih Bapak, kan Ibu Dewi juga pantatnya gede”
“Iya sih, tapi kan lain sama pantat kamu yan”
“Lain gimana sih Pak?” tanya yanti, sambil matanya melirik kearahku.
Aku yakin, saat itu memang yanti sedang memancingku untuk kearah yang lebih hot lagi.
Merasa mendapat angin, akupun menjawab lagi, “Iya, kalo Bu Dewi kan cuma menang gede, tapi tepos”
“Terus, kalo saya gimana Pak?” Tanyanya sambil melirik genit.
Kurang ajar, pikirku. Lirikannya langsung membuat tititku berdiri.
Langsung aku berjalan kearahnya, berdiri di belakang yanti yang masih mengaduk ramuan sop itu di kompor.
“Kalo kamu kan, pinggulnya gede, bulat dan kayaknya masih kencang”, jawabku sambil tanganku meraba pinggulnya.
“Idih Bapak, emangnya saya motor bisa kencang” sahut yanti, tapi tidak menolak saat tanganku meraba pinggulnya.

Mendengar itu, akupun yakin bahwa yanti memang minta aku ‘apa-apain’.
Akupun maju sehingga tititku yang sudah berdiri dari tadi itu menempel di pantatnya. Adduuhh, rasanya enak sekali karena yanti memakai rok berwarna abu-abu (seperti rok anak SMU) yang terbuat dari bahan cukup tipis. Terasa sekali tititku yang keras itu menempel di belahan pantat Enny yang, seperti kuduga, memang padat dan kencang.
“Apaan nih Pak, kok keras? tanya yanti genit.
“Ini namanya sonny yan, sodokan nikmat” sahutku.
Saat itu, rupanya sop yang dimasak sudah matang. yanti pun mematikan kompor, dan dia bersandar ke dadaku, sehingga pantatnya terasa menekan tititku. Aku tidak tahan lagi mendapat sambutan seperti ini, langsung tanganku ke depan, ku remas kedua buah dadanya. Alamaak, tanganku bertemu dengan dua bukit yang kenyal dan terasa hangat dibalik kaos dan branya.

Saat kuremas, yanti sedikit menggelinjang dan mendesah, “Aaahh, Pak” sambil kepalanya ditolehkan kebelakang sehingga bibir kami dekat sekali. Kulihat matanya terpejam menikmati remasanku. Kukecup bibirnya (walaupun agak terganggu oleh giginya yang sedikit tonggos itu), dia membalas kecupanku. Tak lama kemudian, kami saling berpagutan, lidah kami saling belit dalam gelora nafsu kami. TItitku yang tegang kutekantekankan ke pantatnya, menimbulkan sensasi luar biasa untukku (kuyakin juga untuk yanti).
Sekitar lima menit, keturunkan tangan kiriku ke arah pahanya. Tanpa banyak kesukaran akupun menyentuh CDnya yang ternyata telah sedikit lembab di bagian memeknya.
Kusentuh memeknya dengan lembut dari balik CDnya, dia mengeluh kenikmatan, “Ssshh, aahh,
Pak Irwan, paak.. jangan di dapur dong Pak”
Dan akupun menarik tangan yanti, kuajak ke kamarnya, di bagian belakang rumah ibuku.
Sesampai di kamarnya, yanti langsung memelukku dengan penuh nafsu, “Pak, yanti sudah lama lho pengen ngerasain punya Bapak”

Memang yanti merupakan wanita yang hiver sex juga,makanya setelah bekerja di situ baru satu bulan ,memeknya pun sudah gatal pengen ngerasain sodokan dari laki-laki
“Kok nggak bilang dari dulu yan?” tanyaku sambil membuka kaos dan roknya.
Dan.. akupun terpana melihat pemandangan menggairahkan di tubuh pembantu ku ini.

Kulitnya memang putih mulus,. Buah dadanya besar tapi proporsional dengan tubuhnya. Sementara pinggang kecil dan pinggul besar ditambah bongkahan pantatnya bulat dan padat sekali. Rupanya yanti tidak mau membuang waktu, diapun segera membuka kancing bajuku satu persatu, melepaskan bajuku dan segera melepaskan celana panjangku.sia memang tadinya adalah bekas seorang pegawai,dia bekerja jadi pembantu hanya cuman pelarian saja ,untuk menghindari masalah yang ada di kampungnya.
Sekarang kami berdua hanya mengenakan pakaian dalam saja, dia bra dan CD, sedangkan aku hanya CD saja. Kami berpelukan, dan kembali lidah kami berpagut dalam gairah yang lebih besar lagi. Kurasakan kehangatan kulit tubuh yanti meresap ke kulit tubuhku. Kemudian lidahku turun ke lehernya, kugigit kecil lehernya, dia menggelinjang sambil mengeluarkan desahan yang semakin menambah gairahku, “Aahh, Bapak”.
Tanganku melepas kait branya, dan bebaslah kedua buah dada yang indah itu. Langsung kuciumi, kedua bukit kenyal itu bergantian. Kemudian kujilati pentil yanti yang berwarna coklat, terasa padat dan kenyal (Beda sekali dengan buah dada isteriku), lalu kugigit-gigit kecil pentilnya dan lidahku membuat gerakan memutar disekitar pentilnya yang langsung mengeras.
Kurebahkan yanti ditempat tidurnya, dan kulepaskan CDnya. Kembali aku tertegun melihat keindahan kemaluan yanti yang dimataku saat itu, sangat indah dan menggairahkan. Bulunya tidak terlalu banyak, tersusun rapi dan yang paling mencolok adalah kemontokan vagina yanti. Kedua belah bibir vaginanya sangat tebal, sehingga klitorisnya agak tertutup oleh daging bibir tersebut. Warnanya kemerahan.
“Pak, jangan diliatin aja dong, yanti kan malu” Kata yanti

Aku sudah tidak mempunyai daya untuk bicara lagi, melainkan kutundukkan kepalaku dan bibirkupun menyentuh vagina yanti yang walaupun kakinya dibuka lebar, tapi tetap terlihat rapat, karena ketebalan bibir vaginanya itu. Enny menggelinjang, menikmati sentuhan bibirku di klitnya. Kutarik kepalaku sedikit kebelakang agar bisa melihat vagina yang sangat indah ini.
“ yanti, memek kamu indah sekali, sayang”
“Pak Irwan suka sama memek yanti? tanya yanti
“Iya sayang, memek kamu indah dan seksi, baunya juga enak” jawabku sambil kembali mencium dan menghirup aroma dari vagina yanti.
“Mulai sekarang, memek yanti cuma untuk Pak Irwan” Kata yanti.
“Pak Irwan mau kan?”
“Siapa sih yang nggak mau memek kayak gini yan?” tanyaku sambil menjilatkan lidahku ke vaginanya kembali.
yanti terlihat sangat menikmati jilatanku di klitorisnya. Apalagi saat kugigit klitorisnya dengan lembut, lalu lidahku ku masukkan ke liang kenikmatannya, dan sesekali kusapukan lidahku ke lubang anusnya.
“Oooh, sshshh, aahh.. Pak Irwan, enak sekali Pak. Terusin ya Pak Irwan sayang”

Sepuluh menit, kulakukan kegiatan ini, sampai dia menekan kepalaku dengan kuat ke vaginanya, sehingga aku sulit bernafas”Pak Irwan.. aahh, yanti nggak kuat Pak.. sshh”Kurasakan kedua paha yanti menjepit kepalaku bersamaan dengan itu, kurasakan vagina yanti menjadi semakin basah. yanti sudah mencapai orgasme yang pertama. yanti masih menghentak-hentakkan vaginanya kemulutku, sementara air maninya meleleh keluar dari vaginanya. Kuhirup cairan kenikmatan yanti sampai kering. Dia terlihat puas sekali, matanya menatapku dengan penuh rasa terima kasih. Aku senang sekali melihat dia mencapai kepuasan.makasih ya pak yanti dah lama nggak ngerasain sodokan dari suami yanti ,yanti juga selalu ngebayangin sodokan dari bapak,ternyata sekarang kelaksana,...senjata bapak besar sekali yanti sampe sesek pak,.....memek kamu juga seret banget yan,...nikmat banget.....
Tak lama kemudian dia bangkit sambil meraih kemaluanku yang masih berdiri tegak seperti menantang dunia. Dia memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya, dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Ooouugh, nikmatnya, ternyata yanti sangat memainkan lidahnya, kurasakan sensasi yang sangat dahsyat saat giginya yang agak tonggos itu mengenai batang kemaluanku. Agak sakit tapi justru sangat nikmat. yanti terus mengulum kemaluanku, yang semakin lama semakin membengkak itu. Tangannya tidak tinggal diam, dikocoknya batang kemaluanku, sambil lidah dan mulutnya masih terus mengirimkan getaran-getaran yang menggairahkan di sekujur batang kemaluanku.
“Pak Irwan, yanti masukin sekarang ya Pak?” pinta yanti.
Aku mengangguk, dan dia langsung berdiri mengangkangiku tepat di atas kemaluanku. Digenggamnya batang kemaluanku, lalu diturunkannya pantatnya. Di bibir vaginanya, dia menggosok-gosokkan kepala kemaluanku, yang otomatis menyentuh klitorisnya juga. Kemudian dia arahkan kemaluanku ke tengah lobang vaginanya. Dia turunkan pantatnya, dan.. slleepp.. sepertiga kemaluanku sudah tertanam di vaginanya. yanti memejamkan matanya, dan menikmati penetrasi kemaluanku.

Aku merasakan jepitan yang sangat erat dalam kemaluan yanti. Aku harus berjuang keras untuk memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam kehangatan dan kelembaban vagina yanti. Ketika kutekan agak keras, yanti sedikit meringis. Sambil membuka matanya, dia berkata, “Pelan dong Pak Irwan, sakit nih, tapi enak banget”. Dia menggoyangkan pinggulnya sedikit-sedikit, sampai akhirnya seluruh kemaluanku lenyap ditelan keindahan vaginanya.
Kami terdiam dulu, yanti menarik nafas lega setelah seluruh kemaluanku ‘ditelan’ vaginanya. Dia terlihat konsentrasi, dan tiba-tiba.. aku merasa kemaluanku seperti disedot oleh suatu tenaga yang tidak terlihat, tapi sangat terasa dan enaak sekali. Ruaar Biasaa! Kemaluan yanti menyedot kemaluanku!
Belum sempat aku berkomentar tentang betapa enaknya vaginanya, yanti pun mulai membuat gerakan memutar pinggulnya. Mula-mula perlahan, semakin lama semakin cepat dan lincah gerakan yanti. Waw.. kurasakan kepalaku hilang, saat dia ‘mengulek’ kemaluanku di dalam vaginanya. yanti merebahkan badannya sambil tetap memutar pinggulnya. Buah dadanya yang besar menekan dadaku, dan.. astaga.. sedotan vaginanya semakin kuat, membuat aku hampir tidak bertahan.
Aku tidak mau orgasme dulu, aku ingin menikmati dulu vagina yanti yang ternyata ada ‘empot ayamnya’ ini lebih lama lagi. Maka, kudorong tubuh yanti ke atas, sambil kusuruh lepas dulu, dengan alasan aku mau ganti posisi. Padahal aku takut ‘kalah’ sama dia.
Lalu kusuruh yanti tidur terlentang, dan langsung kuarahkan kemaluanku ke vaginanya yang sudah siap menanti ‘kekasihnya’. Walaupun masih agak sempit, tapi karena sudah banyak pelumasnya, lebih mudah kali ini kemaluanku menerobos lembah kenikmatan yanti.
Kumainkan pantatku turun naik, sehingga tititku keluar masuk di lorong sempit yanti yang sangat indah itu.
Dan, sekali lagi akupun merasakan sedotan yang fantastis dari vagina yanti. Setelah 15 menit kami melakukan gerakan sinkron yang sangat nikmat ini, aku mulai merasakan kedutan-kedutan di kepala tititku.
“yanti, aku udah nggak kuat nih, mau keluar, sayang”, kataku pada yanti.
“Iya Pak, yanti juga udah mau keluar lagi nih. Oohh, sshh, aahh.. bareng ya Pak Irwan.., cepetin dong genjotannya Pak” pinta yanti.
Akupun mempercepat genjotanku pada lobang vagina yanti yang luar biasa itu, yanti mengimbanginya dengan ‘mengulek’ pantatnya dengan gerakan memutar yang sangat erotis, ditambah dengan sedotan alami didalam vaginanya. Akhirnya aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi, sambil mengerang panjang, tubuhku mengejang.

“yanti, hh.. hh, aku keluar sayaang”
Muncratlah air maniku ke dalam vaginanya. Di saat bersamaan, yanti pun mengejang sambil memeluk erat tubuhku.
“Pak Irwaan, yanti juga keluar paakk, sshh, aahh”.
Aku terkulai di atas tubuh yanti. yanti masih memeluk tubuhku dengan erat, sesekali pantatnya mengejang, masih merasakan kenikmatan yang tidak ada taranya itu. Nafas kami memburu, keringat tak terhitung lagi banyaknya. Kami berciuman.
“ yanti, terima kasih yaa, memek kamu enak sekali” Kataku.
“Pak Irwan suka memek yanti?”
“Suka banget yan, abis ada empot ayamnya sih” jawabku sambil mencium bibirnya.
Kembali kami berpagutan.
“Dibandingin sama Bu Dewi, enakan mana Pak?” pancing yanti.
“Jauh lebih enak kamu sayang”
yanti tersenyum.
“Jadi, Pak Irwan mau lagi dong sama yanti lain kali. yanti sayang sama Pak Irwan”
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum dan memeluk yanti. Pembantu ku yang sekarang jadi kekasih gelapku