Tetanggaku yang menggairahkan
MEMUASKAN TETANGGAKU
Tetanggaku memang nikmat
Ngentot Yanti kakak Iparku Yang Sedang hamil
Nama kakak ipar gue ini adalah Yanti dan suaminya Budi. gue memanggil kakak ipar gue itu dengan sebutan mbak Yanti karena dia istri dari kakak istri gue. dia adalah pengantin baru dan tengah hamil. gue masih tinggal serumah dengan kakak ipa gua kalau di pikir –pikir mba tuh tambah cantik aja dengan kondisi hamil sekarang ini. “tambah seksi aja mbak” canda gue. “hehe.. bisa aja kamu ini”.. “ngomong-ngomong mas budi kemana? kok sepi amat”, tanya gue. “oh.. dia lagi kerja, ntar lagi pulang” jawab dia. “oh ya.. biasanya ma budi kalau pulang dua hari sekali saat gua lagi rebahan sambil tiduran, tiba-tiba setan menghampiri pikiran gue. gue langsung menghayal mbak Yanti tadi yang lagi hamil, “seksi dan montok banget.. gimana ya rasanya kalau gue entotin dia? pasti mantap” ucap gue dalam hati. tak terasa gue ketiduran dan tiba-tiba gue dibangunin oleh mas budi untuk makan malam, kamipun langsung makan malam bertiga. selesai makan gue pamit untuk melanjutkan tidur, karena masih ngantuk habir perjalanan tadi siang. gue langsung kekamar untuk tidur. tengah malam gue terbangun karena kebelet ke kamar mandi. setelah selesai dari kamar mandi, gue mendengar suara wanita yang sedang mendesah seperti sedang ML. gue cari sumber suara tadi dan ternyata suara itu berasal dari kamar mbk Yanti dan mas budi. gue langsung lihat apa yang sedang terjadi didalam kamar, gue lihat dari atas pintu yang ada celah kecil sambil berdiri diatas kursi. dan ternyata yang gue lihat adalah mbak citra yang sedang telanjang bulat sedang nungging dan mas budi yang sama-sama telanjang sedang entotin mbak Yanti dari belakang. pemandangan yang sangat indah. gue tontonin mereka berdua yang sedang bersenggama sampai tak terasa jika gue sedang nonton mereka selama 1 jam sambil berdiri. Kebetulan istri gua sudah terlelap tidur jadi aman ,setelah selesai gue langsung ke kamar mandi lagi untuk onani karena udah tidak tahan lagi dengan yang gue lihat barusan. setelah hasrat gue tersalurkan gue langsung tidur kembali. pagi harinya gue lihat mas budi lagi bersiap-siap kerja. tiba-tiba mas budi berkata “di.. titip mbak Yanti ya, mas mau keluar kota ada tugas kerja selama 2 minggu” . “oke mas” ucap gue. setelah mas budi pergi, gue pun pergi untuk magang didaerah itu. gue pulang sore sampai dirumah gue ketuk pintu karena pintunya terkunci, lama sekali mbak Yanti membuka pintunya. setelah 10 menit mbak citra membuka pintu dengan hanya memakai handuk yang melilit tubuh seksinya itu. hal itu membuat gue jadi bengong melihat tubuhya. “heh.. liat apa? seksi kan?” tanya mbak Yanti mengagetkan gue “hehe… iya mbak, seksi banget” jawab gue… sampai di kamar gue masih membayangkan mbak Yanti yang memakai handuk tadi, gue langsung membuka laptop dan gue tonton film porno yang memenuhi laptop gue. gue tonton sambil onani dikamar dan membayangkan gue lagi ngentot dengan mbak citra. malam harinya gue makan malam bersama mbak Yanti, setelah makan gue langsung ke kamar lagi. pada jam 9 gue keluar kamar dan gue pun terkejut banget dengan apa yang gue lihat sekarang. mbak Yanti lagi telanjang sambil nonton film porno di kamarnya karena kebetulan kamarnya tidak di kunci dan agak terbuka sedikit,entah sengaja atau tidak sambil meremas-remas toketnya dan meraba-raba selangkangannya, tampaknya dia sangat menikmatinya sampai-sampai dia tidak menyadari kalo gue sedang asik menonton apa yang dia lakukan. gue langsung masuk kekamarnya dan menghampiri dia dari belakang dan gue langsung meremas-remas toket gedenya dari belakang. dia terkejut karena ada yang meremas toketnya dari belakang “di.. apa yang kamu lakukan” tanya dia. “tenang mbak, aku akan memuaskan mbak malam ini” jawab gue sambil meremas toketnya. Nanti istrimu tahu di ‘ tenang aja mba eni udah tidur “dan nampaknya dia setuju, karena dia menikmati apa yang gue lakukan. gue remas-remas toketnya dan gue pilin putingnya. “ahh…” desahnya. gue langsung pindah kesampingnya, gue langsung melumat toketnya seperti bayi yang sedang menyusu. gue melumat toketnya sambil meraba-raba perut buncitnya, sampailah tangan gue keselangkangannya, gue raba-raba dan dia tampak sangat menikmatinya. gue pindah ke depannya sambil jongkok gue jilati memeknya, tercium bau khas memek wanita. gue masukkan lidah gue ke memeknya sambil gue remas toketnya. 5 menit gue diposisi itu dan diapun orgasme yang pertama. kami beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga. setelah selesai istirahat dia yang gantian menjilati kontol gue, dia masukkan kontol gue ke mulutnya. rasanya seperti melayang diposisi itu. “ sambil gua rebahin gue tidurin dia dikasurnya. gue lumat bibirnya. kami saling melumat bibir. gue lepas lumatan gue dibibirnya dan gue tanya “Sudah siap mbak?” sambil menunjuk kontol gue. dan dia mengerti apa yang gue katakan “oke,, puasin mbak malam ini ya?” jawab dia. Gue langsung mengambil posisi, gue angkat kedua kakinya keatas dan gue langsung tancapkan kontol gue yang lumayan besar ke memeknya. blesss… langsung menancap semua diikuti erangan dia. langsung due entot dia dengan tempo lambat. perlahan gue tingkatkan tempo, semakin cepat gue entot memeknya sambil meremas kedua tokenya “aahhhh…… hmmmm… lebih cepat sayaaaaangg…” ucap dia… Gue langsung percepat genjotan gue, 5 menit kemudia dia orgasme yang kedua. gue cabut kontol gue, dan suruh mbak citra untuk nungging, karena gue ingin mencoba posisi kesukaan gue “doggy style”. dari belakang terlihat semua, pantatnya yang semok banget, anusnya, dan memeknya yang sudah memerah membuat gue bergairah lagi. gue langsung tancapkan kontol gue dari belakang. sambil gue remas toketnya, gue langsung genjot dengan tempo cepat. mbak Yanti sangat menikmati permainan ini. dia hanya mengeluarkan erangan-erangan kenimatan. 30 berlalu kami masih diposisi itu, tampaknya mbak Yanti sekarang kuat banget. beberapa menit kemudian dia berkata “sayang…. aa…a..aku mau nyampeeekk.. nih…” mendengar seperti itu langsung gue percepat lagi genjotan gue, dan tiba-tiba kontol gue serasa dijepit keras banget dan terasa hangat sekali, rupanya dia orgasme lagi yang ketiga. tapi gue masih belum orgasme sekalipun, gue tidak memikirkan mbak Yanti yang sudah lelah gue masih genjot dia dengan cepat, dan 5 menit kemudian “aahhh….” gue semburin sperma gue semua kedalam memeknya. merasa kelelahan kamipun tidur bersama dalam keadaan telanjang. pagi harinya gue terbangun dan mbak Yanti sudah tidak ada lagi, setelah ku cari ternyata dia sedang didapur menyiapkan sarapan pagi. gue menghampiri dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena ku pikir hanya kami yang ada dirumah ini. dari belakang kulihat mbak Yanti hanya memakai daster tipis transparan dan tidak memakai apa-apa lagi. gue langsung peluk dia dari belakang, gue remas-remas toketnya, gue tempelin kontol gue yang sudah mengeras ke belahan pantatnya, terasa sekali karena dia tidak memakai celana dalam. dari belakang gue cium dia. gue angkat daster bawahnya, gue masukin kontol gue dari belakang. kamipun bercinta lagi didapur, gue genjot dia dari belakang dan dia sambil memasak. gue genjot selama 10 kamipun sampai klimaks bersamaan, gue semburin sprema gue ke memeknya lagi. setelah itu kami memutuskan untuk mandi bersama. didalam kamar mandi gue sabunin mbak Yanti gue sambil gue remas-remas toketnya. Setelah mandi kami sarapan bersama. masih dalam keadaan telanjang bulat kami sarapan. jam 8 gue berangkat untuk magang, sebelum berangkat kami saling cium. layaknya suami istri. kami melakukan percintaan ini hampir setiap hari selama 2 minggu. sebelum sarapan pagi, setelah pulang magang, malam hari kami terus melakukan percintaan ini. minimal kami melakukannya 2 kali sehari, entah itu diruang tamu, dapur, kamar mandi, kamar mbak citra, atau dikamar gue. kami melakukannya. sampai 2 minggu dan mas budi pulang dia tidak tahu apa yang sudah kami lakukan selama 2 minggu tanpa dirinya.kadang kami masih melakukannya ketika mas budi dirumah. kami melakukannya secara diam-diam. ketika mas budi kerja atau pada malam hari ketika mas budi terlelap tidur. pernah kami melakukannya setelah mas budi dan mbak Yanti selesai bercinta, karena mbak citra tidak puas dengan permainan mas budi, mbak citra diam-diam ke kamar gue dan membangunkan gue untuk bercinta lagi dengan gue. Gue dirumah mbak citra selama 3 bulan dan selama itu gue dan mbak Yanti hampir setiap hari bercinta. itu juga berguna untuk membantu kelancaran kelahiran bayinya nanti karena wanita yang melakukan senggama saat sedang hamil bisa membantu proses persalinannya nanti. setelah 3 bulan gue pamit pulang ke mereka berdua, tapi sebelum pulang gue minta hadiah perpisahan dari mbak Yanti untuk bercinta lagi dengan gue. Untunglah mas budi kerja sampai malam hari ini jadi, kami bisa bercinta seharian, ketika lelah kami berhenti istirahat lalu melakukannya lagi sampai mas budi pulang malam harinya. TAMAT
yanti kakak iparku selingkuhanku
Saya seorang pria berumur 40 tahun. Istri saya satu tahun lebih muda dari saya. Secara keseluruhan kami keluarga bahagia dengan dua anak yang manis-manis. Yang sulung, perempuan kelas II SMP (Nisa) dan bungsu laki-laki kelas 3 SD. Saya bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi. Sedangkan istri saya seorang wanita karier yang sukses di bidang farmasi. Kini dia menjabat sebagai Distric Manager. Kami saling mencintai. Dia merupakan seorang istri yang setia. Saya sendiri pada dasarnya suami yang setia pula. Paling tidak saya setia terhadap perasaan cinta saya kepada istri saya. Tapi tidak untuk soal seks. Saya seorang peselingkuh. Ini semua karena saya memiliki libido yang amat tinggi sementara istri saya tidak cukup punya minat di bidang seks. Saya menginginkan hubungan paling tidak dua kali dalam seminggu. Tetapi istri saya menganggap sekali dalam seminggu sudah berlebihan. Dia pernah bilang kepada saya, "Lebih enak hubungan sekali dalam sebulan." Tiap kali hubungan kami mencapai orgasme bersama- sama. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan saya. Rendahnya minat istri saya itu dikarenakan dia terlalu terkuras tenaga dan pikirannya untuk urusan kantor. Dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang lepas Maghrib. Sampai di rumah sudah lesu dan sekitar pukul 20.00 dia sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan. Kalau sudah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena malu kalau ketahuan. Bukan apa-apa. Perempuan- perempuan yang saya tiduri adalah mereka yang sangat dekat dengan dia. Saya menyimpan rapat rahasia itu. Sampai kini. Itu karena saya melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seorang perempuan yang sama. Saya tak mau mengulanginya. Saya khawatir, pengulangan bakal melibatkan perasaan. Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati dan perasaan. Saya berusaha mengindarinya sebisa mungkin, dan memberi kesan kepada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yang nanti akan saya ceritakan. Perempuan pertama yang saya tiduri semenjak menikah tidak lain adalah kakak ipar istri saya. Oh ya, istri saya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.. Istri saya sebut saja bernama Yeni. kakak Yeni sudah menikah dan punya anak. Mereka keluarga bahagia semuanya, dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Hanya saya dan istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga besar istri saya berkumpul. Mereka keluarga yang hangat dan saling menyayangi. Mbak Yanti, kakak ipar istri saya ini adalah seorang perempuan yang dominan. Dia terlihat sangat menguasai suaminya. Saya sering melihat Mbak Yanti menghardik suaminya yang berpenampilan culun. Suami Mbak Yanti sering berkeluh- kesah dengan saya tentang sikap istrinya. Tetapi kepada orang lain Mbak Yanti sangat ramah, termasuk kepada saya. Dia bahkan sangat baik. Mbak Yanti sering datang bersama anaknya berkunjung ke rumah orang tuanya -yang artinya rumah saya juga- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa- basi saya bertanya, "Kenapa Mas Wid tidak diajak?" "Ahh malas saya ngajak dia," jawabnya. Saya tak pernah bertanya lebih jauh. Seringkali saat Mbak Yanti datang dan menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri saya dua minggu sekali keluar kota saat itu. Dia adalah seorang detailer yang gigih dan ambisius. Jika sudah demikian biasanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi buat saya, atau makan pagi dan makan malam. Tapi jika pas ada Mbak Yanti, ya si Mbak inilah yang menggantikan tugas ibu mertua. Tak jarang Mbak Yanti menemani saya makan. Karena seringnya bertemu, maka saya pun mulai dirasuki pikiran kotor. Saya sering membayangkan bisa tidur dengan Mbak Yanti. Tapi mustahil. Mbak Yanti tidak menunjukkan tipe perempuan yang gampang diajak tidur. Karenanya saya hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas hasrat menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali rasanya. Dan sore itu, sehabis mandi keramas saya mengeringkan rambut dengan kipas angin di dalam kamar. Saya hanya bercelana dalam ketika Mbak Yanti mendadak membuka pintu. "Kopinya Dik Andy." Saya terkejut, dan Mbak Yanti buru-buru menutup pintu ketika melihat sebelah tangan saya berada di dalam celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. Saya malu awalnya. Tetapi kemudian berpikir, apa yang terjadi seandainya Mbak Yanti melihat saya bugil ketika penis saya sedang tegang? Pikiran itu terus mengusik saya. Peristiwa membuka pintu kamar dengan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. Adik-adik dan kakak-kakak istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menganggap masalah. Seolah kamar kami adalah kamar mereka juga. Sejak peristiwa Mbak Yanti membuka pintu itu, saya jadi sering memasang diri, tiduran di dalam kamar dengan hanya bercelana dalam sambil coli (onani). Saya hanya ingin menjaga supaya penis saya tegang, dan berharap saat itu Mbak Yanti masuk. Saya rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang saya incar tidak pernah dating Saya elus perlahan-lahan penis saya hingga berdiri tegak. Saya tidak membaca majalah. Saya seolah sedang onani. Saya pejamkan mata saya. Beberapa menit kemudian saya dengar pintu kamar berderit lembut. Ada yang membuka. Saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. Tidak ada tanggapan. Saya melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. Tak ada orang sama sekali. dari mata yang hampir tertutup saya lihat bayangan. Segera saya mengelus-elus penis saya dengan agak cepat dan badan bergerak-gerak kecil. Saya mencoba mengerling di antara picingan mata. Astaga! Kepala Mbak Yanti di ambang pintu. Tapi kemudian bayangan itu lenyap. Lalu muncul lagi, hilang lagi, Kini tahulah saya, Mbak Maya sembunyi-sembunyi melihat saya. Beberapa saat kemudian pintu ditutup, dan tak dibuka kembali sampai saya menghentikan onani saya. Tanpa mani keluar. Malamnya, di meja makan kami makan bersama- sama. Saya, kedua mertua, Mbak Yanti,. Berkali-kali saya merasakan Mbak Yanti memperhatikan saya. Saya berdebar-debar membayangkan apa yang ada di pikiran Mbak Yanti. Saya sengaja memperlambat makan saya. Dan ternyata Mbak Yanti pun demikian. Sehingga sampai semua beranjak dari meja makan, tinggal kami berdua. Selesai makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor dan makanan telah dibereskan Mak Jah, pembantu kami. "Dik Andy kesepian ya? Suka begitu kalau kesepian?" Mbak Yanti mebuka suara. Saya kaget. Dia duduk persis di kanan saya. Dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada saya. Sialan. "Maksud Mbak Yanti apaan sih?" saya pura-pura tidak tahu. "Tadi Mbak Yanti lihat Dik Andy ngapain di kamar. Sampai Dik Andy nggak liat. Kalau sedang gitu, kunci pintunya. Kalau Rosi atau Ibu lihat gimana?" "Apaan sih?" saya tetap pura- pura tidak mengerti. "Tadi onani kan?" "Ohh. " Saya berpura-pura malu. Perasaan saya senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Yanti. Saya menghela nafas panjang. Sengaja. "Yahh , Yeni sudah tiga hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi.." "Besok lagi kalau Yeni mau keluar kota, kamu minta jatah dulu." "Ahh Mbak Yanti ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Yeni. Kadang pas saya lagi pengin dia sudah kecapekan." "Tapi itu kan kewajiban dia melayani kamu?" "Saya tidak ingin dia melakukan dengan terpaksa." Kami sama- sama diam. Saya terus menunggu. Menunggu. Jantung saya berdegup keras. "Kamu sering swalayan gitu?" "Yaa sering Mbak. Kalau pengin, terus Yeni nggak mau, ya saya swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?" Saya pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan. Tapi Mbak Maya tidak peduli. "Gini lho Dik. Masalahnya, itu tidak sehat untuk perkawinan kalian. Kamu harus berbicara dengan Yeni. Masa sudah punya istri masih swalayan." Mbak Yanti memegang punggung tangan saya. "Maaf Mbak. Nafsu saya besar. Sebaliknya dengan Yeni. Jadi kayaknya saya yang mesti mengikuti kondisi dia." Kali ini saya bicara jujur. "Saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok." "Kasihan kamu." Mbak Maya menyentuh ujung rambut saya, dan disibakkannya ke belakang. Saya memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Yanti seperti kaget, dan buru- buru menariknya. "Kapan kalian terakhir kumpul?" "Dua atau tiga minggu lalu," jawab saya. Bohong besar. Mbak Yanti mendesis kaget. "Ya ampuun. " "Mbak. Tapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Yeni. Nanti salah pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan." Mbak Yanti kembali menggenggam tangan saya. Erat, dan meremasnya. Isi celana saya mulai bergerak-gerak. Kali ini saya yang menarik tangan saya dari genggaman Mbak Yanti. Tapi Mbak Yanti menahannya. Saya menarik lagi. Bukan apa- apa. Kali ini saya takut nanti dilihat orang lain. "Saya horny kalau Mbak pegang terus." Mbak Yanti tertawa kecil dan melepaskan tangan saya. Dia beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. "Kaciaann ipar Mbak satu ini." Mbak Yanti berlalu, menuju ruang keluarga. "Liat TV aja yuk," ajaknya. Saya memaki dalam hati. Kurang ajar betul. Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, "Saya juga nih, Dik. " Setengah jengkel saya mengikutinya. Di ruang keluarga semua kumpul kecuali Rosi. Hanya sebentar. Saya masuk ke kamar. Sekitar pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. Saya menoleh. Mbak Yanti. Dia menempelkan telunjuknya di bibirnya. "Belum bobo?" tanyanya lirih. Jantung saya berdenyut keras. "Belum. " Jawab saya. "Kita ngobrol di luar yuk?" "Di sini saja Mbak." Saya seperti mendapat inspirasi. "Ihh . Di teras aja. Udah ngantuk belum?" Mbak Yanti segera menghilang. Dengan hanya bersarung telanjang dada dan CD saya mengikuti Mbak Yanti ke teras. Saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada dan bersarung. Rumah telah senyap. TV telah dimatikan. Keluarga ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yang betah melek. Mbak Yanti mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis. Daster kuning yang agak ketat. Saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan di depan saya itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara semua sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun dengan Yeni. Mbak Maya duduk di bangku teras yang gelap. Bangku ini dulu sering saya gunakan bercumbu dengan Yeni. Wajah Mbak Yanti hanya terlihat samar-samar oleh cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang oleh daun-daun angsana yang rimbun. Dia memberi tempat kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. Saya memang sengaja. Ketika dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-lahan saya mendekakan diri. "Dik Andy" Mbak Yanti membuka percakapan. "Nasib kamu itu sebenernya tak jauh beda dengan Mbak." Saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Yanti menjelaskan. Tapi perempuan itu diam saja. tangannya memilin-milin ujung rambut. "Maksud Mbak apa sih?" "Tidak bahagia dalam urusan tempat tidur. Ih. Gimana sih." Mbak Yanti mencubit paha saya. Saya mengaduh. Memang sakit, Tapi saya senang. Perlahan- lahan penis saya bergerak. "Kok bisa?" "Nggak tahu tuh. Mas Wib itu loyo abis." "Impoten ?" Saya agak kaget. "Ya enggak sih. Tapi susah diajakin. Banyak nolaknya. Malas saya. Perempuan kok dibegituin," "Hihihi. . Tadi kok kasih nasihat ke saya?" Saya tersenyum kecil. Mbak Yanti mencoba mendaratkan lagi cubitannya. Tapi saya lebih sigap. Saya tangkap tangan itu, dan saya amankan dalam genggaman. Saya mulai berani. Saya remas tangan Mbak Yanti. Penis saya terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini saya dan Mbak Yanti.. "Terus cara pelampiasan Mbak gimana? Swalayan juga?" Tanya saya. Saya taruh sebelah tangan di atas pahanya. Mbak Yanti mencoba menghindar, tapi tak jadi. "Enggak dong. Malu. Risih. Ya ditahan aja." "Kapan terakhir Mbak Yanti tidur sama Mas Wib?" Saya mencium punggung tangan Mbak Yanti. Lalu tangan itu saya taruh perlahan-lahan di antara pahaku, sedikit menyentuh penis. "Dua minggu lalu." "Heh?" Saya menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. "Bener. " Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. "Mbak.. " Saya menyusun kekuatan untuk berbicara. Tenggorokan terasa kering. Nafsu saya mulai naik. Perempuan ini bener-bener seperti merpati. Jangan-jangan hanya jinak ketika didekati. Saat dipegang dia kabur. "Hm ," Mbak Yanti menatap mata saya. "Mbak pengin?" Dia tak menjawab. Wajahnya tertunduk. Saya raih pundaknya. Saya elus rambutnya. Saya sentuh pipinya. Dia diam saja. Sejurus kemudian mulut kami berpagutan. Lama. Ciuman yang bergairah. Saya remas bagian dadanya. Lalu tali sebelah dasternya saya tarik dan terlepas. Mbak Yanti merintih ketika jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan saya menggapai apa saja. Dan yang tertangkap adalah penis. Dia meremasnya. Saya menggesek- gesekkan jari saya di dadanya. Kami kembali berciuman. "Di kamar aja yuk Mbak?" ajak saya. Lalu kami beranjak. Setengah berjingkat- jingkat menuju kamar Mbak Yanti. Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. Di sebelah kamar Mbak Yanti adalah kamar mertua saya. Aku mulai beraksi kukulum bibir mbak yanti yang merah merekah,bagai di sengat aliran listrik mba yanti menggeliat keras menahan kenikmatan yang aku berikan ,sambil ku jilat dan kuhisap putting susunya mbak yanti semakin kelabakan…uddahhh dikk…aku udah nggak tahan nichh…cepat masukin punya kamu…dan akhirnyaa….ssssllleeeppp .blleesssss ..achhh… dikkk nikmat banget sodokanmu…aku benar-benar bahagia mala mini…teruus dikkk…genjot teruss…memek mbaaa…aaaccchhh….diikkk aku mauuu keluuarrr ….aku juga sama mba keluarin di dalam aja yahh…iyaa diiikkk….aaacccchhh….ccrraattt…crarrattt dan akhirnya kami sama-sama mencapai kepuasan malam itu.makadih ya dik kamu benar-benar bias memuaskan mba,nanti kalau ada kesempatan kita ulangi ya dik…siiap mba kapanpun aku siap untuk melayani mba yanti. Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya. Berkali-kali. Ini adalah perselingkuhan saya yang pertama sejak saya kawin. Belakangan saya tahu, itu juga perselingkuhan pertama Mbak Yanti. Sebelum itu tak terbetik pikiran untuk selingkuh, apalagi tidur dengan laki-laki lain selain Mas Wib. Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk oral, dan sebuah sedotan kuat menjelang saya orgasme. Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Yanti. Itulah pertama kali mani saya diminum perempuan. Yeni pun tidak pernah. Tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, saat tulang kami seperti dilolosi, saya kembali ke kamar. Tidur. Saya tidak berani mengulanginya lagi. Perasaan menyesal tumpah-ruah ketika saya bertemu istri saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Mbak Yanti. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke tempat tidur. Kami bersikap biasa- biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun. Ketika tidur di samping istri saya, saya berjanji dalam hati Tidak akan selingkuh lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu besar lebih mengusik saya. Terutama saat istri saya ke luar kota dan keinginan bersetubuh mendesak- desak dalam diri saya. Rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Yanti. Tapi tampaknya mustahil. Mbak Yanti benar-benar tidak memberi kesempatan kepada saya. Dia tidak lagi mau masuk kamar saya. Jika ada perlu di menyuruh Rosi, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap. Akhirnya saya kembali ke sasaran awal saya. Rosi. Mungkinkah saya menyetubuhi adik istri saya? Uhh. Mustahil. Kalau hamil? Beda dengan Mbak Yanti. Kepada dia saya tidak ragu untuk mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling kalau anaknya lahir dan mirip dengan saya yaa banyak cara untuk menepis tuduhan. Lagian masak sih pada curiga?
Buaian asmara kakak ipar
Aku sungguh tak percaya perselingkuhan ini bisa terjadi antara aku, sebut saja Toni (24 tahun) dengan kakak iparku yang bernama mbak Ratna (30 tahun). Kisah ini terjadi dua tahun yang lalu ketika Mas Iwan (40 tahun) mengalami kecelakaan kerja dan koma selama 3 bulan di rumah sakit. Dia memang bekerja sebagai pengawas bangunan di sebuah proyek pembangunan gedung bertingkat. Untuk membantu Mbak Ratna akhirnya aku selaku adiknya langsung ke Surabaya, karena memang mereka sudah menetap disana. Kedatanganku cukup membantu karena di Surabaya mereka tidak memiliki saudara, semua saudaranya termasuk aku tinggal di Kota Malang. Mbak Ratna sendiri hanya Ibu rumah tangga biasa dengan 1 orang anak yang masih kelas 3 SD. Awalnya aku sempat canggung tinggal bersama kakak iparku itu, namun setelah sebulan bersama kami mulai akrab, aku sering mengajaknya bercanda dengan maksud agar dia bisa bahagia dan tersenyum dalam menghadpi cobaan ini. Usahaku berhasil, dia tidak lagi murung dan perlahan-lahan mulai pulih psikologisnya. Sejak saat itu dia mulai bisa terbuka dan kami tak canggung lagi untuk saling ngobrol. Saat ngobrol santai itulah Mbak Ratna menceritakan hubungan dengan suaminya selama ini setelah itu akupun menceritakan hubunganku dengan pacarku. Dia sempat terkejut saat aku bercerita bahwa aku sering ngentoti pacarku di kamar kos, namun aku santai saja bercerita sehingga dia semakin penasaran. Dia tampak memperhatikan ceritaku dengan serius, sesekali dia bertanya bagaimana ekspresi wajah pacarku saat di entoti maupun saat mencapai orgasme. Karena cerita itulah awal perselingkuhanku dengan Dia terjadi. Setelah aku selesai menceritakan adegan demi adegan aksiku saat ngentoti pacarku dengan berbagai posisi dan gaya kulihat wajah Mbak Ratna tampak memerah, desahan napasnya juga tak teratur, aku tahu dia mulai birahi. Semula aku hanya sekedar iseng aja mengatakan Waahhh… ko diam aja dengar ceritaku….. mbak Ratna terangsang yaa? Dia tampak gugup menjawab pertanyaanku yang mendadak dan jadi salah tingkah. Akupun semakin menggodanya, Sudahlah mbak… kalo terangsang juga ga apa-apa ko, itu alami dan sebaiknya hasrat itu di salurkan…. he…he…. sambil tersenyum aku mengatakan itu. Dasar kamu Ton ada-ada aja, memangnya kamu tau dari mana aku lagi horni, jangan mengarang ah…. jawab mbak Ratna sambil berdiri dan melangkah menuju dapur. Aku segera mengejarnya dan meraih tangannya. Mbak kalau aku bisa membuktikan bahwa mbak Ratna lagi horni mbak mau kasih hadiah aku apa….? Dia tersipu malu dan menjawab…terserah kamu mau minta apa aja boleh…. sambil melepaskan tanganku dia kembali menuju dapur dan mengambil segelas air, tampaknya dia kehausan karena terangsang. Aku segera mendekatinya dari belakang dan langsung saja kusingkap roknya ke atas dan kuusapkan jari tangan kananku di celana dalamnya, gerakanku sangat cepat sehingga dia tidak sempat menghindar. Setelah itu akupun segera berucap, Maaf mbak, sepertinya aku menemukan bukti yang kuat kalau mbak lagi horni, celana dalam mbak terasa sangat basah. Dia sangat terkejut dan berkata, Ton kamu ko bisa begitu si…. ? Mbak sekarang terbuktikan tebakanku. Sekarang hadiahnya aku mau minta… Dia tampak bingung dengan pernyataanku, Ya sudah deh Toni, karena kamu sudah tau, sekarang kamu minta apa.? Inilah kesempatanku untuk bisa ngentoti mbak Ratna, aku segera memeluk dan mencumbuinya. Dia berusaha menolak, Ton kamu mau apa…? Mbak aku ingin ngentot sama kamu sebagai hadiahnya. Gila kamu Ton… aku kan Istri kakak kamu. Sudahlah mbak santai aja… sama saja kok. Saya janji akan buat kamu puas dengan permainaku yang hot. Mbak Ratna diam saja, tampaknya dia semakin terangsang karena sejak dari tadi Memeknya terus ku obok-obok dengan jariku. Diapun hanya pasrah saja ketika aku melucuti semua pakaiannya sehingga dalam sesaat kami sudah sama-sama bugil. Setelah itu aku langsung mengambil posisi jongkok di belakang pantatnya, dia yang kuminta menungging sambil berpegangan pada meja dapur. Dengan penuh semanat aku langsung memainkan lidahku di mulut memeknya. Itil miliknya yang tegang dan basah terus kujilati dengan sesekali kusedot bagian lubang memeknya. Permainanku ini membuat Dia sangat terangsang sehingga dia mencapai orgasme Cret… Cretzzz cairan putih dan hangat keluar dari memeknya dan mengalir membasahi jembutnya yang hitam dan lebat. Setelah itu giliran dia yang kuminta jongkok di depanku lalu kuminta mengulum kontolku yang tegak berdiri. Dengan penuh semangat Mbak Ratna mengulum senjataku Slep…slep…. rasanya sungguh nikmat dan aku semakin tidak tahan untuk segera ngentiti dia. Segera kuminta dia kembali berdiri, namun saat akan kumasukkan kontolku ke memeknya dia menahanku. Jangan disini Ton, nggak nyaman… kita ke kamar aja yuk. Akhirnya kami melangkah kekamar sambil tanganku terus meremas pantatnya yang bahenol itu. Di atas kasur dia langsung melentangkan tubuhnya yang putih itu. Mbak Ratna tergolong wanita ToGe alias Toket Gede, karena ukuran nya memang suoer jumbu bahkan lima jariku saja tak cukup untuk meremasnya secara penuh. Mungkin ukurannya sekitar 36 C bahkan mungkin lebih. Setelah puas memandanginya aku segera menindihnya dari samping, kemudian sedikit kucumbui agar kami jadi hot, sesaat kemudian langsung kuentoti dia dengan posisi nungging. Tanpa kesulitan kontolku melesat masuk ke memeknya, Blezzzz…… Slep…. dan langsung kugoyang dengan tempo cepat. Clup……Slep…..Slepppp….Cluppp… Ahhh…ah…. Ohhh rasanya sungguh nikmat. Dari kaca besar yang ada di meja rias kulihat Toket mbak Ratna berayn-ayun seperti balon yang di isi air dan di goyang-goyang selain iti kulihat dia juga mendesah dan merintih. Saat itu memang aku sengaja mengarahkan wajahnya menghadap ke cermin rias. Dalam posisi nungging itu mbak Ratna kembali orgasme, dia meminta berhenti untuk istirahat, namun aku menolaknya, aku hanya membalikkan badanya dengan posisi terlentang. Setelah itu aku langsung kembali mengentotnya sambil kedua kakinya kutekuk kearah perutnya sehinga menempel di puting susunya yang besaer dan berwarna coklat. Dengan posisi itu aku sangat bersemangat karena aku bisa menyaksikan kontolku yang perkasa menerjang dengan semangat memek mbak Ratna yang empuk iti. Clep…. Clepp…. Plakk…. Plakkk ….clepp……clepp, suara tabrakan antara pankal pahaku dengan pantatnya dan cuara yang keluar dari memek saling bersahutan sehingga sangat asik terdengar, mbak Ratna kembali terangsang dengan rintihan dan desahan yang semakin keras Akkkh….ahhh….ohhh Ton Kontolmu enak sekali…… akupun semakin bersemangat mendengar rintihan itu dan akhirnya kami sama-sama mengalami orgasme…Oh….. sayang…… Ahhh…ahhh…. memek kamu benar-benar mantap…. Crotttt…..crot… air maniku mengalir deras membanjiri memek mbak Ratna. Permainan birahi yang dahsyat itu membuat tubuh kami sangat lemas dah lelah sehingga kami tertidur sampai sore hari. Dan sejak saat itu aku sering ngentoti mbak Ratna dengan berbagai macam variasi gaya. dia sangat bersemangat aku entoti dengan gaya yang baru dan belum pernah dia coba sehingga hubunganku dengan dia semakin hot. Hubunganku terus berlanjut sampai akhirnya mas Iwan sadar dari koma dan di ijinkan pulang dari rumah sakit. Walaupun mas Iwan sudah di rumah tapi kami masih tetap ngentot bila ada kesempatan dan mbak ratna tidak pernah menolak. Namun setelah mas Iwan pulih dan dapat kembali bekerja aku kembali pulang le kota Malang dan meninggalkan kenangan indah itu. Untuk mengobati rasa rinduku pada permainan mbak Ratna, sebulan sekali aku berkunjung ke Surabaya untuk menyalurkan hasratku. Hingga sekarang hubungan ini terus berlanjut. Mas Iwan maafkan atas perbuatan adikmu yang kurang ajar ini… TAMAT
Kakak Iparku horni berat
Aku punya seorang kakak ipar, Yanti Herawati namanya. Usianya sudah 34 tahun, lebih tua 2 tahun dari istriku. Mba Yanti, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mba Yanti berbody montok dengan dada dan pantat yang lebih besar dibanding istriku. Rumah Mba Yanti tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mba Yanti biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka. Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu Mba Yanti dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba2x handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yg bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka. Cerita Sex Sedarah Cerita Panas Selingkuhi Kakak Ipar Setelah Aku Kasih Obat Perangsang Suatu pagi di hari Minggu, aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mba Yanti. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah Mba Yanti, kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami Mba Yanti sedang tidak ada di rumah. Sampai di rumah Mba Yanti, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya. Dengan perlahan aku membuka pintu kamar Mba Yanti, dan seperti sudah kuduga, Mba Yanti tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya. Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak iparku. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mba Yanti. Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mba Yanti. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh. Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mba Yanti bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila. “Eh, ada Farhan, udah lama?”, sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya. “Baru mbak, antar makanan buatan Rina”, jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu. Mba Yanti memang sangat cuek, dia tidak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mba Yanti akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi. Setelah minum teh, Mba Yanti masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis dan pastinya cuci meki lah, he3x… Keluar dari kamar mandi, wajah Mba Yanti memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku. Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, Mba Yanti tidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju. Penisku semakin mengeras melihat Mba Yanti menanggalkan dasternya dan … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mba Yanti tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan. Aku seperti diberi berkah pagi itu, Mba Yanti benar2x seperti terangsang hebat. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah… tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi. Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas. Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya. “Farhan… kamu…”, Mba Yanti menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya. “Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak…”, pintaku seraya memegang batang penisku.“Gila kamu, jangan kurang ajar”, sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya. Mba Yanti menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku. Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang “Gila kamu!”, tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya. Related image Aku sudah merasa di atas angin. Mba Yanti hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya. Dugaanku betul, Mba Yanti akhirnya dengan malu2x memegang batang penisku. “Besar banget punya kamu Farhan”, serunya. “Pingin masuk memek Mbak tuh…” jawabku.Mba Yanti tersenyum manja,”Gila kamu!”“Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras. Mba Yanti semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek. “Kaya’nya memeknya udah minta nih Mbak”, kataku. “Gila kamu!”, entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini.“Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style. Mba Yanti masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini aku impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas. Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula. Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mba Yanti yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya. Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasmu, kakak iparku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa…. “Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Farhan…”, jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya. “Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak iparku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.“Kamu memang gila Farhan, awas… jangan bilang siapa2x ya!”, serunya perlahan.“Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Dia pun tertawa lepas.“Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.“Gila… kamu gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi. Aku memandang tubuh montok kakak iparku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu kunikmati juga. Dan kisah selanjutnya tentu juga mudah ditebak. Setiap ada kesempatan, kami berdua mengulanginya lagi, tidak hanya di rumahnya, tapi juga di rumahku dan kadang2x untuk selingan kami janjian di luar rumah, main di mobil, pokoknya seruuuu…
KAKAK IPARKU YANG CANTIK SEXY
Sekitar jam 2-an kendaraanku memasuki pekarangan rumah orangtuaku, setelah memarkir mobilku, akupun mengajak Bi Ija turun, kami berdua berjalan berdampingan menuju pintu depan, kemudian kutekan tombol bel rumah orangtuaku itu, tak lama kemudian pintu rumahpun terbuka dan muncullah sesosok tubuh seksi berbalutkan kimono warna biru muda bermotif bunga dari bahan satin dan dengan paras yang cantik, melihat kami sosok cantik nan sexy itupun tersenyum. “Hendra… eh kok bisa barengan sama Bi Ija,”sapa sosok si cantik itu. “Iya, mbak, kebetulan kemarinkan ada meeting di Garut dan aku nginap di rumah Mang Nanang, jadi Bi Ija sekalian ikut numpang kesini, kan besok anak Teh Dina sunatan, terus Mang Nanang gak bisa ikut, dia mau nyusul nanti,” jelasku pada sosok itu. “Ooooo…pantes kalian kok bisa barengan gitu,”kata sosok itu sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Mbak Indah begitulah nama sesosok tubuh yang seksi dan mempunyai paras cantik itu, dia adalah kakak iparku istri dari kakakku yang paling tua, usianya seumuran kakakku Dina, sementara abangku sekitar 38 tahunan, mereka mempunyai 1 orang anak perempuan yang baru berusia 5 tahun, mereka memang sedikit terlambat mempunyai anak karena kesibukkan kakakku dengan pekerjaannya, sehingga nampaknya sawah Mbak Indah kurang diairi oleh kakakku. Setelah bersalaman denganku dan kurasakan kehalusan tangannya, padahal sudah sering aku bersalaman dengan iparku ini, tapi baru kali ini darahku dibuatnya mendesir, entah karena pikiranku yang masih dipengaruhi oleh pikiran-pikiran jorok atau karena juga kulihat tubuh seksi Mbak Indah yang agak sedikit terbayang di balik baju kimononya itu, karena semakin kuperhatikan bagian depannya semakin jelas bahwa Mbak Indah tidak mengenakan BH, karena aku melihat kedua puting susunya agak sedikit tercetak di baju kimononya itu. Cerita Dewasa Saat Mbak Indah menggandeng tangan Bi Ija menuju ke kamar tamu, akupun mengikuti mereka dari arah belakang, kulihat dari arah belakang nampaknya Mbak Indah tidak mengenakan celana dalam karena tidak kulihat garis pinggiran celana dalamnya tercetak di kimono yang dikenakannya, otak kotorku mulai membayangkan tubuh seksi Mbak Indah istri kakakku ini, penisku mulai menggeliat, tanpa kusadari celanaku terlihat menggembung akibat batang kemaluanku yang menegang. Saat itu Mbak Indah menunjukkan kamar tamu yang akan ditempati oleh Bi Ija, merekapun m*****kah kedalam kamar, dan saat itu Mbak Indah berbalik kearahku sambil meminta tasnya Bi Ija, karena matanya tertuju kepada tas Bi Ija yang berada di tanganku secara otomatis dia melihat celanaku yang menggembung akibat penisku yang sudah membengkak, sambil tangannya meraih tas yang berada dalam genggamanku, kulihat matanya tertuju kearah celanaku, akupun langsung melirik kebawah dan aku cukup kaget juga saat kulihat celanaku yang menggembung karena desakan penisku itu, tapi aku pura-pura tidak mengetahui hal itu, dan kuperhatikan mata Mbak Indah tidak berkedip saat melihat selangkanganku, sementara itu kulihat Bi Ija masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan tidur tamu ini, seluruh kamar tidur dirumah orangtuaku ini dilengkapi dengan kamar mandi sendiri. Saat mataku sedang tertuju kearah Bi Ija yang masuk kedalam kamar mandi, aku merasakan tangan Mbak Indah menyenggol selangkanganku, rupanya Mbak Indah karena terpana melihat celanaku yang membusung tanpa ia sadari tangannya yang sedang mencoba mengambil tas dari tanganku, melenceng kearah sselangkanganku sehingga telapak tangan kanannya menyentuh penisku yang masih terbungkus rapi, bukan hanya aku yang kaget tapi Mbak Indah sendiri kaget juga karena telapak tangannya menyentuh penisku yang sudah sangat tegang, sambil minta maaf dengan pipi yang bersemu merah yang menambah kecantikkannya. Cerita Mesum Lalu dia langsung keluar kamar setelah menaruh tas Bi Ija dan pamitan ke Bi Ija, akupun mengikutinya dari arah belakang setelah akupun berpamitan kepada Bi Ija dan menutup pintu kamar, akupun pura-pura tidak memperdulikan kejadian tadi, “Mbak, kok sepi sekali rumah ini, pada kemana semua?”tanyaku “Oohh…sedang pergi semuanya, “jawabnya dengan muka tertunduk tidak berani menatapku. “Mbak gak ikut?,”tanyaku lagi “Gak lah, Dea mau sama siapa?”jawab Mbak Indah “Lho kan ada pembantu,”kataku “Kan mereka juga ikut semua, kan belanjaannya banyak jadi harus banyak yang bantu bawain,”jelas Mbak Indah “Sekarang Dea mana?, udah lama nich gak ketemu ponakanku itu,”tanyaku lagi “Sedang tidur,”jawab Mbak Indah. Tanpa terasa kami sudah berada di lantai atas, dimana kamar tidur kami semua terletak, kulihat Mbak Indah tidak berbelok kekamarnya tapi berjalan searah denganku menuju kamarku, akupun heran. “Sebentar yach Hen, kamarmu Mbak siapkan dulu, habis dikiranya kamu tidak datang, jadi Mamah tidak menyuruh pembantu untuk menyiapkan kamarmu,” Mbak Indah berkata saat membuka kamar tidurku, akupun mengangguk mengiyakan, saat itu Mbak Indah tidak berani beradu pandang denganku, dan dipipinya masih tersirat rona merah. Tanpa diketahui Mbak Indah pintu kamarku sengaja kututup dengan perlahan sehingga tidak terdengar oleh Mbak Indah, sementara aku menaruh tasku, Mbak Indah menuju lemari pakaian mengambil kain sprei dan memasangnya di tempat tidur, saat dia mengambil kain sprei di lemariku yang terletak di bagian atas, Mbak Indah harus berjinjit untuk meraihnya dan tangannya menjulur agak kedalam, dan saat itu juga kulihat bongkahan pantat Mbak Indah tersembul, pantatnya yang putih terlihat olehku dan tebakanku tadi betul bahwa Mbak Indah tidak mengenakan CDnya, dan ketika Mbak Indah mulai membungkuk untuk memasang sprei, kembali aku disuguhi pemandangan pantatnya dan aku melihat bukan hanya bongkahan pantatnya yang montok dan putih saja tetapi aku melihat bibir memek Mbak Indah yang berwarna coklat tua sangat kontras sekali dengan warna kulit paha dan pantatnya yang berwarna putih, penisku semakin menegang sejadi-jadinya. Cerita Ngentot Tanpa Mbak Indah sadari, akupun mulai melepaskan pakaianku seluruhnya, sehingga aku telanjang bulat, penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan gagahnya, siap untuk mengobrak-abrik memek Mbak Indah yang sungguh indah kupandang dari belakang itu, Aku sudah tidak memperdulikan bahwa wanita yang berada di hadapanku ini adalah istri kakakku, yang kupusingkan adalah penisku harus mendapatkan penyalurannya., perlahan-lahan kudekati Mbak Indah dari arah belakang, bertepatan dengan posisi tubuhku yang berada di belakangnya, Mbak Indahpun selesai membereskan sprei ditempat tidurku dan saat itu juga ia membalikkan badannya. “Hendraaaa…astagaa..apa-apaan ini,”katanya terkejut sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya, kudengar nafasnya memburu dan kulihat dari sela-sela jemari tangannya pipinya semakin merona merah. “Mbak, tolongin aku dong, aku sudah tidak kuat lagi,”jawabku sambil kuraih kedua tangannya yang sedang menutupi mukanya. “Heenn…jangan..Hen…aku ini istri kakakmu…. Hen…,”jawabnya dengan mata terpejam, tangannya kutarik kearah selangkanganku dan Mbak Indah pun berusaha untuk melepaskan cengkramanku. “Aku tahu Mbak, aku tahu..tapi punyaku ini sudah keras sekali, sakit kurasakan mbak, ini jugakan gara-gara Mbak”aku memohon, sambil membimbing tangannya kearah selangkanganku. “Hen…kenapa gara-garaku?…Hen… jangan…,”tanya Mbak Indah sambil tetap berusaha menolak dengan kata-kata dan mencoba melepaskan tangannya. “Iyalah, coba kalau Mbak pakai daleman, kan aku tidak akan melihat bibir memeknya Mbak,”jawabku tenang, sambil perlahan mendesak mundur Mbak Indah kearah ranjang. “Jangan…Hen…akukan mau mandi waktu kalian datang,…Hen…jangan… Hen…,”Mbak Indah masih mencoba untuk menolak dan terus berusaha untuk melepaskan tangannya yang saat itu mulai bersentuhan dengan penisku. “Heen…Jangan…Hen…aku ini istri kakakmu…Hen..sadar…Hen…eeehhhh …,”Mbak masih menolak dan iapun kaget saat tangannya mulai bersentuhan dengan penisku, kepalanya tertunduk dan kuyakin matanya terbuka lebar sedang menatapi penisku yang sedang berdiri dengan gagahnya itu. “Ayo dong Mbak, tolongin aku…elus- elus penisku ini, Mbak bisa rasakan penisku sudah keras sekali…Mbak…,”bujukku sambil terus mengusap-usapkan tangannya kepenisku, sementara pegangan tangan kananku kulepaskan dari tangan kirinya, dan beralih kepinggangnya, kupeluk erat pinggangnya agar dia tidak dapat melepaskan diri. “Jangaaannn…Hen…Jangaaann…eeehhhh…,”Mbak Indah menjerit lirih, kaget karena pinggangnya kupeluk erat, sehingga tubuh bagian atasnya menempel ketat ke tubuhku, tangan kirinya yang terlepas berusaha menahan tubuhku, tapi tenaganya tidak kuat melawan tenagaku. Dengan mata sayu Mbak Indah menatapku seolah memohon untuk melepaskannya, tapi aku yang sudah dilanda nafsu birahi tidak memperdulikan tatapan memohonnya itu, dengan penuh nafsu kupagut mulutnya, lidahku mencoba menerobos bibirnya yang terkatup rapat, kepalanya bergoyang kekiri-dan kekanan berusaha untuk melepaskan bibirnya dari kuluman bibirku, dengan cepat tangan kananku merangsek naik kepundaknya, kemudian kupegangi kepalanya agar tidak dapat bergoyang kembali, sementara mulut dan lidahku terus merangsek bibirnya. “Hhmmmmm….hhhmmmmm… hhhmmmmm…,”Gumam Mbak Indah berusaha untuk menolak ciumanku. Mbak Indah tidak dapat mundur lagi, tubuhnya terhalang oleh ranjangku, akhirnya iapun terduduk diatas tempat tidurku itu karena dorongan tubuhku yang masih merangsek maju, ciumankupun terlepas, tapi dengan terduduknya Mbak Indah itu penisku tepat berada dihadapan wajahnya, sekarang ini kulihat mata Mbak Indahterpana melihat bentuk penisku itu yang panjang dan besar, dan kujamin kemaluan kakakku tidak sebesar dan sepanjang punyaku, kulihat Mbak Indah menelan ludahnya beberapa kali saat memandangi penisku, sementara itu tangan kanannya tetap kuusap-usapkan di penisku. Kuposisikan kedua kakinya sehingga menjepit kedua pahanya agar Mbak Indah tidak dapat menghindar lagi, sementara penisku semakin kudekatkan kewajahnya, tangan kananku memegangi tengkuknya, agar kepalanya tidak dapat goyang kekiri dan kekanan, tangan kiriku yang masih memegangi tangan kanannya Mbak Indah kembali kugerakkan, dan sekarang kurasakan tidak ada perlawanan dari dirinya, mungkin Mbak Indah sudah pasrah atau mungkin dia sudah terangsang juga, karena kulihat matanya hampir tidak pernah beralih dari penisku yang sedang tegak berdiri di hadapan wajahnya itu. Telapak tangan kanannya kugenggamkan di penisku, kemudian kugeser-geserkan, aku merasakan halusnya telapak tangan Mbak Indah menggesek batang penisku, cairan precumku semakin keluar, dari arah kepala penisku sampai kepangkalnya tangan Mbak Indah kugerakkan naik turun, sambil perlahan-lahan kusentuh- sentuhkan kebibirnya, lama-lama bibirnya yang terkatup mulai terbuka sedikit demi sedikit, kucoba sesering mungkin menyentuhkan kepala penisku kebibirnya yang mulai terbuka. Aku menikmati sensasi gerakan tangannya yang masih harus aku pegangi karena takut Mbak Indah tidak mau meneruskan, padahal aku sedang keenakan, apalagi saat kepala penisku bersentuhan dengan bibirnya yang lembut, aku merasa Mbak Indah juga mulai menikmati permainan ini, karena kurasakan mulutnya yang terbuka itu tertutup saat kepala penisku menyentuh bibirnya seolah-olah sedang mengecup, dan kurasakan kedua pahanya mulai perlahan menekan keluar kakiku, kulihat posisi duduk Mbak Indah mulai mengangkang, kupindahkan posisi kakiku kebagian dalam pahanya sehingga membuat Mbak Indah semakin leluasa membuka kedua kakinya, tak lama kemudian kulihat tangan kirinya Mbak Indah mulai mengelus-elus belahan memeknya, dan aku juga mulai merasakan tangan kanan Mbak Indah mulai bergerak sendiri tanpa harus dibimbing oleh tanganku lagi, dan mulut Mbak Indah semakin berani beraksi, mulutnya mulai terbuka lebih lebar dan mulai menyelomoti kepala penisku, melihat dan merasakan Mbak Indah sudah mulai bergerak sendiri, kedua tangankupun mulai beraksi, kuarahkan kedua tanganku kepayudaranya, dengan perlahan-lahan kuremas-remas kedua payudara Mbak Indah yang masih tertutupi oleh kimononya, aku merasakan kedua payudara Mbak Indah masih mengkal walaupun sudah punya anak, tetapi ukurannya tidak sebesar punya Bi Ija. “hhhmmmm….hhhhmmmm…ssshhhhh… ccruuuppp….ssssshhh…hh hmmmmm… cruuppp sshhhhh….ssshhh… hhhmmm..,”Mbak Indah mulai bergumam lirih, menikmati remasan-remasan tanganku dan juga asyik menikmati mengulum-ngulum kepala penisku. “Aaaahhh…Mbak…enaaaakkk…Mbaaakk…terusss…Mbak…kuluu ummm….koccookkk.. peniskuuuu…Mbaaaakkk…aaaahhh…aaaahhhh…,” Akupun menge-rang keenakan, sambil terus kuremas-remas payudara Mbak Indah dan kadang-kadang kutingkahi dengan memilin-milin kedua putingnya yang masih tertutupi oleh kimononya. “Hhhmmmm….ssshhhh….ccruuppp…hh hmmm..ssshhh..cruupp …cruppp…sslrrpp p… hhmmmm…sshhhh….crupp..sslrrrpp p…,”desah Mbak Indah dan kudengar nampaknya ia juga mulai menelan air ludahnya yang bercampur dengan cairan precumku yang semakin sering mengalir keluar dari penisku, nampaknya Mbak Indah semakin menikmati mengulum- ngulum kepala penisku, dan juga semakin terangsang merasakan remasan-remasan yang kulakukan pada kedua payudaranya. Aku semakin bersorak dalam hatiku, akhirnya aku akan dapat merasakan jepitan memeknya tidak lama lagi, kubayangkan pasti memeknya masih sempit, akan kubuat dia menjerit-jerit keenakan merasakan sodokan penisku, akupun mendesah-desah keenakan menikmati selomotan-selomotannya di kepala penisku, walaupun hanya sebatas kepala penisku yang diemut-emut oleh bibirnya, tapi nikmatnya sangat luar biasa, rupanya Mbak Indah belum berani memasukkan batang penisku kedalam mulutnya, mungkin ia masih merasa ngeri melihat ukuran penisku yang berbeda jauh dengan punya suaminya. Tapi untukku sudah cukup nikmat sekali dengan aksi tangan kanannya yang mengocok lembut batang penisku dan bibirnya yang mungil mengecupi dan mengulum-ngulum kepala penisku, ditambah dengan kedua tanganku yang merasakan kemengkalan kedua payudaranya yang walaupun masih tertutupi oleh kimononya, dan kurasakan juga kedua putingnya yang sudah mengeras pertanda Mbak Indahpun nafsu birahinya sudah meninggi. Kira-kira sudah 10 menitan penisku Mbak Indah mempermainkan penisku dan aku mempermainkan kedua payudaranya, akupun menjadi tidak tahan lagi ingin segera menuntaskan hasrat birahiku ini, sementara kulihat kedua mata Mbak Indah sudah meredup sayu pertanda hasrat birahinya yang juga semakin meninggi dan ingin segera dituntaskan, “Mbaaakk….aaahhh…Mbaaakk…sudaa aahhh…bisa-bisaaa aku ngecrot nanti di muka Mbaaaakk…ooooggghhhh…geeeliiii …aaaahhh,”erangku sambil menyetop aksi Mbak Indah dan lalu kedua tangankku berhenti dari meremas-remas kedua payudara Mbak Indah dan beralih kepundaknya dan mendorong tubuh Mbak Indah sehingga tubuhnya terlentang ditempat tidurku. “Eeeehhh…Heeeen…mauuu… apaaaa…?…jangaaaannn…kamuk an..tadi hanya…pengen dielus-elus saja punyammuuu…Heeennn…aaaapa yang kamu lakukaaann…Heen.. ooohh… jangaann..hennn….Geeeliii… aaaahhh….ooohhh…He eenn… jaaangan….aaakuu oooohhh…geliii… Heeen…geelii…aaaaahhh…kaaamuuu u…aaa kuuu…ooohhh…, ”Mbak Indah mulai mengerang dan berusaha menolak saat aku mulai menyapukan lidahku dibibir memeknya dan kelentitnya, kedua tangannya berusaha menahan kepalaku yang sedang diselangkangannya, sementara dia tidak dapat menggerakkan tubuh dan pantatnya karena kedua pahanya yang kupegangi dengan cukup kuat. Mbak Indah masih berusaha menahan kepalaku agar terlepas dari selangkangannya, kedua pahanya menjepit kepalaku agar tidak dapat maju lebih jauh, tapi posisi kepalaku sudah cukup dekat dengan lubang senggamaku sehingga lidah dan mulutkupun dapat menjangkau lubang senggama dan kelentitnya, dorongan tangannya hanya berhasil mendongakkan sedikit kepalaku tapi tidak menjauhkan bibir dan lidahku yang sedang menciumi bibir dan menjilati kelentitnya, tangan dan kedua kakinya masih berusaha menolak seranganku, tapi mulutnya sudah mulai mengeluarkan erangan-erangan nikmat dan kegelian atas sapuan lidahku pada kelentitnya. “Heeennn….ooohhhh…heeenn….Jang aaaannn…Heennn…aakuu …ooohhh… akkuuuu… ooohhh…Heeenn…. Jaaaanngaaannnnn…aaaahhhhh….ss sshhh hh….Heeen….ssshhh..aaahhhhhh….henttiiikkaaannn…Heeen… Jangaaannn…ooooh hhh..,”Mbak Indah merengek minta aku untuk menghentikan, tangannya masih berusaha untuk mendorong kepalaku, tanpa dia sadari karena jepitan pahanya kepalaku tidak bergeming dengandorongan tangannya itu hanya terdongak sedikit saja. Mendengar rintihan Mbak Indah dengan rengekan penolakannya membuatku bertambah nafsu untuk segera menaklukkannya, mulutku mulai menghisap-hisap itilnya, diselingi dengan lidahku yang bermain dilubang memeknya, kurasakan cairan precumnya yang gurih dan asin semakin mengalir keluar, permainan lidah dan mulutku di kemaluannya akhirnya membuat pertahanan Mbak Indah jebol juga, perlahan-lahan tangannya yang tadinya berusaha untuk menahan kepalaku agar tidak dapat bergerak lebih maju lagi sekarang sudah berhenti menahan dan mendorong kepalaku, malahan sekarang ini kedua tangannya yang masih dikepalaku itu mulai meremas-remas rambutku, kedua pahanya yang sedang menjepit kepalaku juga mulai melonggar jepitannya sehingga kepalaku lebih leluasa bergerak, lama-lama kedua kakinya semakin terbuka dan semakin membuatku lebih mudah mengerjai memeknya itu, tangankupun mulai mengelus-elus pahanya, sementara mulutku semakin menjadi menghisap-hisap kelentitnya. “Oooohhh….ssshhhh….ssshhhh…aaa ahhhh…ooooohhhh….Hee enn…..oooohhh… Heen. Ssshhhh… aaahhhh…ssshhh…aaahhhh… Heeennnn…,”Mbak Indah semakin merintih-rintih keenakan, dari mulutnya tidak keluar lagi kata-kata penolakan. Kedua kaki Mbak Indah semakin terbuka lebar, kedua tangannya semakin meremas-remas rambutku, akupun semakin mudah mempermainkan memeknya, jemari tangan kiriku mencoba membuka lubang memeknya itu,sementara jari tengah tangan kanankumulai kumasukkan kedalam lubang memeknya yang merah, kulihat lubang memeknya yang merah itu sudah basah sekali, sambil mulutku mulai lagi mengemut itilnya, jari tengahku mulai mengocok lubang senggamanya itu, Mbak Indahpun semakin kelojotan keenakan mulutnya semakin sering mengeluarkan suara rintihan-rintihan. “Heennnn….ooooohhhhh….Heeenn…. aaaaahhh…Heen….geeli iii….Heenn… geelii..aaahh enaaakkk….geeel iii….aaahhh…ooohhh…ssshhhh..aa ahhh… ..akuuuu….,”rintih Mbak Indah merasakan enaknya jilatan, hisapan dan jari tanganku dimemek dan kelentitnya. Aku semakin bertambah semangat menghisap, mengocok dan menjilati memek serta kelentit Mbak Indah, cairan memeknya semakin banyak tertelan olehku, tak lama bers***** kurasakan dinding memeknya berdenyut dengan kuat, jari tengahku seolah-olah dipijat-pijat oleh dinding memeknya itu, dan kemudian Mbak Indah kudengar melenguh panjang, “Heeeennnnnnn…..ooooohhhhh…ena aaakkk..aaakkuuu….ke luaaaarrr….Heeen…aaahhh Heeennn…..oooohhhh…enaaakk….hi saaappp….itiiillkkuu …Heeen…yang kuaat…aaahhh teruuusss…kocoo oookkk…memekkkkuuu…aaaahhh….,” Mbak Indahpun melenguh nikmat menyambut datangnya puncak kenikmatannya. Sssssrrrrrr…..sssrrrrrrr….sssr rrrrrr…..ssrrrrrrrrr ….jari tengahku menjadi hangat oleh siraman lahar kenikmatan Mbak Indah, kukeluarkan jari tengahku dari dalam lubang memeknya, dan mulutku langsung menyergap memeknya dan langsung menghisap memeknya yang sedang mengeluarkan lahar kenikmatannya itu ssslllrrrrpppp… …. sssllllrrppppp….ssllrrrpppp, cairan gurih dan nikmat itupun mengalir masuk kedalam mulutku, tubuh Mbak Indah mengejang saat memeknya kuhisap dengan kuat, pantatnya terangkat, memeknya yang sedang dalam hisapanku digesek-gesekkan kemulutku, tangannya menekan kepalaku seolah ia ingin aku menghisap memeknya lebih kuat lagi, kudengar Mbak Indah melenguh panjang saat menerima hisapan kuat di memeknya itu. Akhirnya pantat Mbak Indah jatuh kembali keatas ranjang setelah tuntas mengeluarkan lahar kenikmatannya, nafasnya memburu, matanya meredup, pipinya merona merah, akupun kemudian bangkit dari jongkokku, tangan kiriku meraih bibir memeknya, kubuka memeknya itu kulihat warnanya semakin merah akibat kocokan jariku, dan kubimbing penisku yang sudah sangat-sangat keras sekali itu kearah lubang memeknya yang sedang kembang kempis, sssleeeppppp…..kuselipkan kepala penisku di memeknya, Mbak Indahpun melenguh saat kepala penisku mulai terselip di memeknya, perlahan penisku mulai kudorong masuk…bbleeeess ss…..bbleessss…..bbbleeeeessss….kon tolku mulai terjepit dan menerobos lubang memeknya Mbak Indah, aku merasakan begitu sempitnya lubang senggama Mbak Indah ini, Mbak Indah mengerang, “Ooooohhhh…..Heeen….pelaaaan…p elaaaan….saaakiiittt t….punyakkkuuu…aaaggghhh.. Heennn…punyaaammmuuu besaaarrr sekaliiii….pelaaaann…Heeenn…pe elaaannn… aaggghhhhh….ssshhhh… aaagghhhh….,”erang Mbak Indah merasakan terjangan penisku yang besar di memeknya. “Ouuugghhh…Mbaaak…iniii…jugaa..pelaan…memekmu aja yang sempitt.tapi..enaakkan Mbaakkk… peniskkuuu…ini….gillaaa…sempiittt… sekalii i…nich…memek…,”kataku. Bleessss….bbleessss….penisku semakin dalam menerobos masuk dilubang memeknya Mbak Indah, lagi-lagi Mbak Indah mengerang, sudah setengah perjalanan penisku memasuki relung senggamanya, kurasakan denyutan dinding memek Mbak Indah, “Heeen….saakiiitttt…pelaaannn… ooouugghhhh….Heenn…p elaaann… sakittt punyaku.. aaahhhh……aaauuu wwwwww……Heeen…….robeeeekk… punyaakuu u…,”Mbak Indah menjerit kesakitan saat dengan sekali sentakan kudorong masuk batang penisku hingga tenggelam seluruhnya dalam lubang senggamanya. Kudiamkan sejenak penisku dalam jepitan lubang memek Mbak Indah, agar lubang memeknya Mbak Indah dapat beradaptasi dengan besarnya penisku ini, dan juga agar Mbak Indah dapat meredakan dulu rasa sakit akibat terjangan penisku ini, wajahnya masih meringis menahan sakit, setelah kulihat wajahnya mulai normal kembali, perlahan-lahan penisku mulai kutarik keluar dan kudorong masuk lagi saat leher penisku mencapai bibir luar memeknya, kulihat itilnya Mbak Indah tertarik keluar saat penisku kutarik keluar, dan masuk kedalam lagi saat kutekan penisku masuk kedalam lubang memeknya, semua gerakan ini kulakukan perlahan-lahan hingga lubang memeknya Mbak Indah ini terbiasa dengan besarnya penisku ini. “Ooouuggghhh…Heeen…punyamuuu besaaarrrr..sekaliii…pelaaann…Hen… pelaaann… masih sakiiitt..dan periiihh… punyakuu….oooouuughhhh…..sakiiittt… periii ihhh…tappii enaaakkk….pelaa aannn…Heenn….aaaaghhhhh….punya mmuu… besaaarr sekaliii sich..,” erang Mbak Indah “Iyaaahhh…Mbaak…ini jugaaa..pelaaannn…seempiittt…memek Mbak masiiihh..sempit.. oooohhh….penis ku betul-betul kejepit nich…aaahhh…tapi enaaakkkan…Mbak..,”erangku menikmati jepitan memeknya yang begitu ketat sekali mencengkram penisku. Kedua tanganku memegangi paha Mbak Indah dan kedua pahanya itu kubuka keluar sehingga selangkangannya terbuka lebar-lebar, dengan begini jepitan memeknya di penisku agak berkurang, kulihat matanya Mbak Indah terpejam, mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara erangan-erangan enak dan sakit, kedua payudaranya berguncang perlahan akibat gerakan maju mundur penisku di lubang memeknya, ingin kucengkram kedua payudaranya bergoyang itu dan kuremas-remas, tapi kedua tanganku sedang sibuk menahan pahanya agar terbuka dan memudahkan keluar masuk penisku itu. Ssrrtttt…..bleesssss….sssrrrtt t….bblleeessss….sssr rrtttt…bbleesss s….ssrrttttt….bbleesss berulang-ulang penisku keluar masuk dengan perlahan dilubang senggama Mbak Indah, aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa, gesekan dinding memeknya yang sempit tapi basah memberikan sensasi yang luar biasa, kulihat matanya Mbak Indah merem-melek mulutnya mendesah- desah keenakan, tapi kadang kadang kulihat mulutnya agak meringis saat penisku mendesak masuk agak kuat, melihat itu kuperlahankan lagi gerakan mendorongku, sebetulnya nafsu birahiku ini ingin sekali kutuntaskan secepatnya, tapi kalau melihat Mbak Indah meringis menahan sakit aku jadi gak tega, tapi dengan gerakan perlahan ini kenikmatan mengentot memeknya tidak menjadi berkurang, malah gesekan kulit batang penisku dengan daging dinding memeknya lebih terasa. “Oooohhh….hhhmmmhhh….ssshhh…aa ahh….oooohhhh…..hhhm mmm… ssshhh..aaahhh ooohhhh….enaaakkk… teruuusss…Hen…teruussss…oooohhh… enaaknnnya..punyamu… sshhhh… aaahhh…besaaarrr…panjaaaannng… nikmaaattt….o ooohhhhh…ssshhhh…. aaahhhh,”Mbak Indah mulai mendesah-desah keenakan merasakan penisku yang keluar masuk di memeknya. Nampaknya Mbak Indah sudah mulai bisa menikmati besarnya penisku yang sedang keluar masuk dilubang senggamanya, kedua tanganku mulai beralih kearah kedua payudaranya yang sedang bergoyang akibat gerakan maju mundur penisku itu, kugenggam kedua payudara itu dan kuremas-remas, sambil tetap menggenjotkan penisku di lubang memeknya, irama keluar masuk penisku itu mulai kunaikkan, desahan dan erangan keenakan Mbak Indah semakin sering terdengar, kulihat kedua pipi Mbak Indah semakin merona kemerahan, bukan karena malu tapi karena keenakan. “Enaaakkk…Mbak…enaaakk…peenniiissss kuuu…Mbak…memekmuu uu…jugaaa… pereettt… sekaallliii…Mbak…enaaakk… legiittt…sudaaahhh..tidaa akk… sakiiittt…lagiiikan…Mbak,” erangku merasakan enaknya jepitan memek Mbak Indah yang ketat. “Iyaaaa….aaaahhh…Heenn…iyaaaa….sudaaahh..tiddaakk. .terllaluuu..sa kiitt…Heeenn.. ooouuugghhh….en aaakk…enaaakkk…punyammuuu…enaa ak…se kallliii….oooohhh… ssshhhh… aaahhh…ssshhh…aaahhhh… panjaaanng…besaaarrr …teruss… Heennn… teruussss…kocoo okkk..teruusss….,”erang Mbak Indah. Akupun semakin semangat menggenjot penisku keluar masuk dilubang senggamanya itu, kulihat mata Mbak Indah hanya terlihat putihnya saja dan dari mulutnya kudengar terus menerus mengeluarkan rintihan dan erangan keenakan, kadang-kadang kulihat pantatnya Mbak Indah terangkat menyambut kedatangan penisku yang masuk kedalam lubang memeknya itu, sehingga dengan otomatis penisku melesak lebih dalam sehingga kurasakan kepala penisku menyentuh dinding rahimnya, Mbak Indahpun melenguh panjang merasakan hal itu, kedua tangannya meremas-remas kedua tanganku, akupun semakin kuat meremas-remas payudaranya, Mbak Indahpun menggelinjang kegelian dan keenakan. “Ooohhh…teruusss…Hen..remaasss ..remasss…aaahhh….te tekkku….ooouugghhh… Hen aaahhhh… ssshhh…aaahhh..tekaaannn…yang… dalaaamm punyamuuu.itu…ooouugghh aaaahhh…ssshhh…aaahhh…aaahhh…. ,”Mbak Indah merintih-rintih keenakan. Mendengar rintihan Mbak Indah akupun semakin meremas-remas payudaranya itu, dan juga semakin mempercepat ritme keluar masuk penisku di lubang kenikmatan Mbak Indah, dan semakin dalam kutekan penisku itu sehingga kepala penisku itu semakin sering beradu dengan dinding rahim Mbak Indah, kulihat kelentitnya Mbak Indah semakin memerah akibat semakin cepatnya gerakan keluar masuk penisku, suara kecipak yang terdengar akibat beradunya batang kemaluanku dengan dinding memeknya yang semakin basah menambah sensasi yang luar biasa. Tak lama bers***** kudengar Mbak Indah melenguh panjang pertanda puncak kenikmatannya berhasil ia rengkuh kembali, akupun merasakan hal yang sama desakan spermaku sudah mencapaidi kepala penisku, kocokan peniskupun semakin kupercepat lagi agar puncak kenikmatanku bisa kurengkuh bersamaan, tanganku semakin ganas meremas-remas kedua bukit kembar Mbak Indah. “Heeeennnnn….oooouuuggghhh…aak kuuu….tidddaaaakkk…t aahhhaaann….lagiiii…aku aaaahhhh….Heeenn….aaakkuuu…kel lluaarrrr…aaaahhh…ss shhh… aaahhh..enaaakk… tekaaaannn….Hen… tekaaannn…peniiissskuuuuu….ituuu…dd aaaallaammm…daalaam… oooohhhh… Heeennn….aaaahhhh….memekkkuu… muncraaatttt …..oooggghhhhh….,” Mbak Indah melenguh panjang. “Aaaaaggghhhh….Mbaaakk, akuuuu… jugaaa…Mbak….aakkuuu….keluaaarr…memekmu berdeenyutt…..ooooggghhhh….nikmaaattt….enaaakk……aa aaahhhhh….,”erangku sambil menghujamkan penisku kuat-kuat kedalam lubang memeknya. Sssrrrrr….ccreeeetttt….ssssrrr rr….ccreeeetttt…ssss rrrr….creeeettttt….ssssrrrrr…kedua kemaluan kami saling berbalas menembakkan lahar kenikmatan, membasahi serta menghangatkan kemaluan kami. Aku merasakan batang kemaluanku menjadi hangat oleh semburan lahar kenikmatan Mbak Indah juga kurasakan dinding memek Mbak Indah berdenyut sangat kuat, akupun dibuatnya merem melek merasakan dinding memeknya yang seolah-olah memeras-meras penisku, sementara itu Mbak Indah juga merasakan dinding rahimnya menjadi hangat oleh tembakan spermaku dan iajuga merasakan kedutan-kedutan batang penisku yang sedangmenembakkan air mani. Akhirnya akupun terkulai diatas tubuh Mbak Indah yang juga tergolek lemas, setelah kemaluan kami menyemburkan tetes terakhir lahar kenikmatan kami, nafas kami berdua masih memburu seolah kami baru saja berlari marathon, perlahan-lahan penisku mulai menciutdan keluar dengan sendirinya dari lubang memek Mbak Indah, kupagut bibir Mbak Indah yang sedikit terbuka dengan penuh mesra, Mbak Indahpun membalas ciumanku itu dengan malu-malu, karena pertamanya dia menolak tapi akhirnya dia menikmati juga memeknya dientot olehku. Setelah nafas kami kembali normal dan akupun membaringkan tubuhku disamping tubuh Mbak Indah, Mbak Indahpun bangun dari tidurnya dan mengambil kimononya dan langsung mengenakannya, sebelum beranjak keluar dari ruanganku, dia berbisik di telingaku mengucapkan terima kasih atas kepuasan yang telah aku berikan kepadanya, akupun tersenyum, Kulihat goyangan pantat Mbak Indah saat ia meninggalkan kamar tidurku, tak lama setelah Mbak Indah pergi, akupun bangkit dan menuju kamar mandi untuk mandi dan mencuci penisku yang basah oleh cairan lahar kami