BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Bercinta dengan ayah sahabatku

Oom Icar, 47 tahun juga cukup dikenal akrab oleh Sinta karena dia sering bertandang di rumah sahabatnya ini. Pada penampilan luarnya Oom Icar bertampang simpatik dan malah kelihatan sebagai orang alim, tapi kenapa sampai bisa berhubungan dengan Sinta ini awalnya cukup konyol. Secara kebetulan keduanya saling kepergok di sebuah hotel ketika masing-masing akan melakukan perbuatan iseng. Oom Icar saat itu sedang menggandeng seorang pelacur langganan tetapnya dan Sinta saat itu sedang digandeng dr.Budi.
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Ayah Sahabatku
Keduanya jelas-jelas bertemu di gang hotel sama-sama tidak bisa mengelak. Tentu saja sama-sama kaget tapi masing-masing cepat bisa bersandiwara pura-pura saling tidak kenal.
Kelanjutan dari itu masing-masing sepakat bertemu dikesempatan tersendiri untuk saling menjelaskan dan membela diri. Bahwa kalau Sinta mengaku hubungannya dengan dr.Budi karena kena bujuk diajak beriseng dan cuma dengan laki-laki itu saja, sedang Oom Icar mengaku bahwa dia terpaksa mencari pelarian karena Tante Vera, istrinya, katanya sudah kurang bergairah menjalankan kewajibannya sebagai istri di tempat tidur. Masuk akal bagi Sinta karena dilihatnya Tante Vera yang gemuk itu memang lebih sibuk di luar rumah mengurus bisnis berliannya ketimbang mengurus suami dan keluarganya. Itu sebabnya Asmi, salah satu anaknya juga jadi bebas dan liar di luaran.
Dari pertemuan itu masing-masing nampak sama ketakutan kalau rahasianya terbongkar di luaran. Sinta takut hubungannya dengan dr.Budi didengar orang tuanya sedang Oom Icar juga lebih takut lagi nama baiknya jadi rusak. Berikutnya karena kadung sudah saling terbuka kartu masing-masing, keduanya yang berusaha agar saling menutup mulut jangan membuka rahasia ini justru menemukan cara tersendiri yaitu dengan membuat hubungan gelap satu sama lain. Ide ini terlontar oleh Oom Icar yang coba merayu Sinta ternyata diterima baik oleh Sinta.
Singkat cerita kesepakatan pun tercapai, cuma ketika menjelang janji bertemu di suatu tempat di mana Oom Icar akan menjemput dan membawa Sinta ke hotel, Sinta meskipun melihat tidak ada salahnya mencoba iseng dengan Oom Icar tidak urung berdebar juga jantungnya. Tegang karena partner kali ini hubungannya terkait dekat. Sekali meleset dan terbongkar bisa fatal urusan malunya. Begitu juga waktu sudah semobil di sebelah Oom Icar, sempat kikuk malu dia dengan laki-laki yang ayah sahabatnya ini. Pasalnya Oom Icar yang sebenarnya juga sama tegang karena kali ini yang dibawa adalah teman dekat anak gadisnya, dia hampir tidak ada suaranya dan pura-pura sibuk menyetir mobilnya sehingga Sinta didiamkan begini jadi salah tingkah menghadapinya. Tapi waktu sudah masuk kamar hotel dan mengawali dengan duduk ngobrol dulu merapat di sofa, di situ mulai ke luar keluwesan Oom Icar dalam bercumbu. Sinta pun mulai lincah seperti biasa pembawaannya kalau sedang menghadapi dr.Budi. Genit manja jinak-jinak merpati membuat si Oom tambah penasaran terangsang kepadanya. Waktu itu dengan mesra Oom Icar menawarkan makan pada Sinta tapi ditolak karena masih merasa kenyang.
"Aku minta rokoknya Oom.. Sinta pengen ngerokok." pinta Sinta sebagai alternatif tawaran Oom Icar.
"Oh ngerokok juga? Iya ada, mari Oom yang pasangin. Oom nggak tau kalo Sinta juga ngerokok."
"Cuma sekali-sekali aja, abis deg-degan pergi sama Oom ke sini." jelas Sinta menunjukan kepolosannya.
"Kok sama, Oom juga sempat tegang waktu bawa Sinta di mobil tadi, takut kalo ada yang ngeliat."

Masing-masing sama mengakui apa yang dirasakan selama dalam perjalanan. Sinta mulai menggoda Oom Icar.
"Masa udah tegang duluan, kan belum apa-apa Oom?" godanya dengan genit.
"Oo yang itu memang belum, tapi jantungnya yang tegang." jawab Oom Icar setelah membakar sebatang rokok buat Sinta yang sudah langsung menjulurkan tangannya, tapi masih belum diberikan oleh Oom Icar.
"Mana, katanya mau pasangin buat Sinta?"
"Sebentar, sebelum ngerokok bibirnya Oom musti cium dulu.."

Menutup kalimatnya Oom Icar langsung menyerobot bibir Sinta memberinya satu ciuman bernafsu, dibiarkan saja oleh Sinta hanya setelah itu dia menggigit bibir malu-malu manja menyandarkan kepalanya di dada Oom Icar sambil menyelingi dengan merokok yang sudah diterimanya dari Oom Icar. Melihat ini Oom Icar semakin berlanjut.
"Bajunya basah keringetan nih, Oom bukain ya biar nggak kusut?" katanya menawarkan tapi sambil tangannya yang memeluk dari belakang mulai mencoba melepas kancing baju Sinta.
Lagi-lagi Sinta tidak menolak. Dengan gaya acuh tak acuh sibuk mengisap rokoknya, dia membiarkan Oom Icar bekerja sendiri malah dibantu menegakkan duduknya agar kemejanya dapat diloloskan dari lengannya membuat dia tinggal mengenakan kutang saja. Sinta memang sudah terbiasa bertelanjang di depan lelaki, jadi santai saja sikapnya. Tetapi ketika tangan Oom Icar menyambung membuka reitsleting belakang rok jeans-nya dan dari situ akan meloloskan rok berikut celana dalamnya, baru sampai di pinggul Sinta menggelinjang manja.
"Ngg.. masak aku ditelanjangin sendiri, Oom juga buka dulu bajunya?"
"Iya, iya, Oom juga buka baju Oom.."
Segera Oom Icar melucuti bajunya satu persatu sementara Sinta bergeser duduknya ke sebelah. Berhenti dengan hanya menyisakan celana dalamnya, dia pun beralih untuk meneruskan usahanya melepas rok Sinta. Sekarang baru dituruti tapi juga sama menyisakan celana dalamnya. Tentu saja Oom Icar mengerti bahwa Sinta masih malu-malu, dia tidak memaksa dan kembali menarik Sinta bersandar dalam pelukan di dadanya. Di situ dia mulai dengan mengecup pipi Sinta sambil mengusap-usap pinggang bergerak meremas lembut masing-masing pangkal bawah susu si gadis yang masih tertutup kutangnya.
"Sinta kurus ya Oom?" tanya Sinta sekedar menghilangkan salah tingkah karena susunya mulai digerayangi Oom Icar.
"Ah nggak, kamu malah bodimu bagus sekali Sin." jawab Oom Icar memuji Sinta apa adanya karena memang tubuh gadis ini betul-betul berlekuk indah menggiurkan.
"Tapi Oom kan senengnya sama yang mantep, yang hari itu Sinta liat ceweknya montok banget.."
"Iya tapi orangnya jelek, udah tua. Abisnya nggak ada lagi sih? Maunya nyari yang cakep kayak Sinta gini. Kalo ini baru asyik.." rayu Oom Icar sambil kali ini mencoba untuk membuka pengait bra Sinta yang kebetulan terletak di bagian depan.
"Oom sih ngerayu. Buktinya belon apa-apa udah bilang asyik duluan?"
"Justru karena yakin maka Oom berani bilang gitu. Coba aja pikir, ngapain Oom sampe berani ngajak Sinta padahal jelas-jelas udah tau temen baiknya Asmi, ya nggak? Kalo bukan lantaran tau kapan lagi dapet asyik ditemenin cewek secakep Sinta, tentu Oom nggak akan nekat gini. Udah lama Oom seneng ngeliat kamu Sin."
Sinta kena dipuji rayuan yang memang masuk akal ini kontan bersinar-sinar bangga di wajahnya. Perempuan kalau terbidik kelemahannya langsung jadi murah hati, segera mandah saja dia membiarkan kutangnya dilepas sekaligus memberikan kedua susu telanjangnya yang berukuran sedang membulat kenyal mulai diremas tangan Oom Icar.
"Emangnya, Oom seneng sama Sinta sejak kapan? Kayaknya sih Sinta liat biasa-biasa aja?"
"Dari Sinta mulai dateng-dateng ke rumah Oom udah ketarik sama cantiknya, cuma masak musti pamer terang-terangan? Tiap kali ngeliat rasanya gemeesss sama kamu.." bicaranya menyebut begitu sambil secara tidak sengaja memilin puting susu di tangannya membuat si gadis lagi-lagi menggelinjang manja.
"Aaa.. gemes mau diapain Oom?!"
"Gemes mau dipeluk-pelukin gini, dicium-ciumin gini, atau juga diremes-remesin gini.. sshmmm.." jawab Oom Icar dengan memperlihatkan contoh cara dia mendekap erat, mengecup pipi dan meremas susu Sinta.
"Terusnya apalagi?"
"Terusnya yang terakhir ininya.. Apa sih namaya ini?" tanya canda Oom Icar yang sebelah tangannya sudah diturunkan ke selangkangan Sinta, langsung meremas bukit vagina yang menggembung dan merangsang itu.
"Itu bilangnya.. memek." jawab Sinta dengan menoleh ke belakang sambil menggigit kecil bibir Oom Icar. Bahasanya vulgar tapi Oom Icar malah senang mendengarnya.
"Iya, kalau memek Sinta ini dimasukin Oom punya, boleh kan?"
"Dimasukin apa Oom..?"
"Ini, apa ya bilangnya?" tanya lagi Oom Icar dengan mengambil sebelah tangan Sinta meletakkan di jendulan penisnya.
"Aaa.. ini kan bilangnya kontol.. Dimasukin ini bahaya, kalo hamil malah ketauan orang-orang Oom?" Sinta bergaya pura-pura takut tapi tangannya malah meremas-remas jendulan penis itu.
"Jangan ambil bahayanya, ambil enaknya aja. Nanti Oom beliin pil pencegah hamilnya."
"Tapinya sakit nggak?" tanya Sinta sambil mematikan rokoknya ke asbak.
"Kalo udah dicoba malah enak. Yuk kita pindah ke tempat tidur?" Oom Icar mengajak tapi sambil membopong Sinta pindah ke tempat tidur untuk masuk di babak permainan cinta. Di sini Sinta mulai memasrahkan diri ketika tubuhnya mulai digeluti kecup cium dan raba gemas yang menaikan birahi nafsunya. Sinta sudah pernah begini dengan dr.Budi, caranya hampir sama dan dia senang digeluti laki-laki yang sudah berumur seperti ini. Karena mereka bukan hanya lebih pengalaman tapi juga lebih teliti jika mengecapi tubuh perempuan, apalagi gadis remaja seperti dia. Asyik rasanya menggeliat-geliat, merengek-rengek manja diserbu rangsangan bernafsu yang bertubi-tubi di sekujur tubuhnya.
"Ahahhggg.. gellii Oomm.. Sshh.. iihh.. Oom sakit gitu.. sssh.. hnggg.."
Mengerang antara geli dan perih tapi dengan tertawa-tawa senang, yang begini justru memancing si Oom makin menjadi-jadi. Oom Icar yang nampaknya baru kali ini bergelut dengan seorang gadis remaja cantik tentu saja terangsang hebat, hanya saja dia sayang untuk terburu-buru dan masih senang untuk mengecapi sepuas-puasnya tubuh mulus indah yang dagingnya masih padat kencang ini. Dari semula saja dia sudah nekat melupakan bagaimana status hubungannya dengan Sinta apalagi setelah dilanda nafsu tinggi seperti ini. Anak gadis teman baiknya dan sekaligus sahabat anaknya ini begitu merangsang gairahnya membuat dia jadi terlupa segala-galanya. Sinta yang sudah memberi celana dalamnya diloloskan jadi telanjang bulat sudah rata seputar tubuhnya dijilati dengan rakus. Diberi bagian susunya dihisap saja sudah membuat Oom Icar buntu dalam asyik. Sibuk mulutnya menyedot berpindah-pindah diantara kedua puncak bukit yang membulat kenyal lagi pas besarnya itu, lebih-lebih waktu Sinta di bagian terakhir memberikan vaginanya dikecapi mulutnya. Jangan bilang lagi, seperti anjing kelaparan dia menyosor menjilat dan menyedot celah merangsang itu sampai tidak peduli tingkatan kesopanan lagi. Sahabat anak gadisnya yang biasanya hormat sopan kalau datang ke rumahnya, sekarang santai saja menjambak rambutnya atau mendekap kepalanya mempermainkan seperti bola kalau sosoran mulut rakusnya membuat geli yang terlalu menyengat.
"Ssshh.. aahnggg.. geliii.. Oomm.." Oom Icar seru memuasi rasa mulutnya yang tentu saja membuat Sinta terangsang tinggi dalam tuntutan birahinya, tapi begitu pun jalan pelepasan yang diberikan si Oom betul-betul memuaskan sekali. Pada gilirannya Oom Icar merasa cukup dan menyambung untuk mengecap nikmatnya jepitan ketat vagina muda si gadis, di sinilah baru terasa asyiknya penis ayah sahabatnya.
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Ayah Sahabatku-Sewaktu partama dimasuki, Sinta masih memejamkan mata, dia baru tersadar ketika batang itu sudah setengah terendam di vaginanya. Agak ketat sedikit rasanya. Membuka mata melirik ke bawah, dia langsung bisa mengira-ngira seberapa besar batang itu. "Aahshh.." dia mengerang dengan gemetar kerinduan nafsunya hanya saja tangannya mengerem pinggul Oom Icar agar tidak sekaligus tancap masuk. Meskipun tidak diutarakan Sinta lewat kata-kata tapi Oom Icar mengerti maksudnya. Dia meredam sedikit emosinya dan menusuk sambil membor penisnya lebih kalem. Di situ batang penis ditahan terendam sebentar untuk membawa dulu tubuhnya turun menghimpit Sinta lalu dari situ dia berlanjut membor sambil mulai memompa pelan naik turun pantatnya. Untuk beberapa saat masuknya batang diterima Sinta masih agak tegang, tapi ketika terasa mulai licin dan sudah mulai bisa menyesuaikan dengan ukuran Oom Icar. Dia pun mulai meresapi nikmatnya batang Oom Icar.
"Wihhh.. ennaak sekalii!" begitu ketat dan begitu mantap gesekannya membuat Sinta langsung terbuai dengan nikmat sanggama yang baru dibukanya dengan batang kenikmatan Oom Icar. Saking asyiknya kedua tangan dan kakinya naik mencapit tubuh Oom Icar seolah-olah menjaga agar kenikmatan ini tidak dicabut lepas sementara dia sendiri mulai ikut aktif mengimbangi kocokan penis dengan putaran vaginanya yang mengocok. Disambut kehangatan begini Oom Icar tambah bersemangat memompa, semakin lebih terangsang dia karena Sinta meskipun tidak bersuara tapi gayanya hangat meliuk-liuk setengah histeris. Bergerak terus dengan tangan menggaruk kepala Oom Icar, kakinya yang membelit tidak ubahnya bagai akan memanjat tubuh si Oom. Kelihatan repot sekali gerak sanggamanya yang seperti tidak bisa diam itu, apalagi ketika menjelang sampai ke puncak permainan, tambah tidak beraturan Sinta menggeliat-geliat. Sementara itu si Oom yang sudah serius tegang juga hampir mencapai ejakulasinya.
Beberapa saat kemudian keduanya tiba dalam orgasme secara bersamaan. Sinta yang mulai duluan dengan memperketat belitannya. "Aduuhh.. ayyuhh.. Oomm.. shh.. ahgh.. iyya.. duhh.. aahhh.. hgh.. aaahh.. aeh.. ahduhh.. sshhh Oom.. hheehh.. mmhg.. ayoh.. Sin.." saling bertimpa kedua suara masing-masing mengajak untuk melepas seluruh kepuasan dengan sentakan-sentakan erotis. Sama-sama mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dalam jumpa pertama ini, sehingga ketika mereda keduanya pun menutup dengan saling mengecup mesra, gemas-gemas sayang tanda senangnya. Begitu nafas mulai tenang, Sinta memberi isyarat menolak tubuh Oom Icar meminta lepas, tapi sementara si Oom berguling terlentang di sebelah, dia sudah mengejar, memeluk dengan memegang batangnya dan merebahkan kepalanya di dada Oom Icar. Meremas-remas gemas sambil memandangi batang yang masih mengkilap lengket itu.
"Bandel nihh.. maen nyodok aja?" komentar Sinta sambil menarik penis Oom Icar.
"Abis kamunya juga bikin penasaran aja sih?" balas Oom Icar dengan tangannya merangkul leher bermain lagi di susu Sinta.
"Oom seneng ya sama aku?"
"Oo.. jelas suka sekali Sayaang.. Abis, kamu memang cantik, memeknya juga enak sekali.." kali ini dagu Sinta diangkat, bibirnya digigit gemas oleh Oom Icar.
Sinta langsung bersinar bangga dengan pujian itu. Itu pembukaan hubungan gelap mereka yang sejak itu berlangsung secara sembunyi-sembunyi dengan jadwal rutin karena masing-masing seperti merasa ketagihan satu sama lain. Oom Icar jelas senang dengan teman kencan yang cantik menggiurkan ini. Permainan selalu memilih tempat di hotel di luar kota tapi sekali pernah Sinta mendapat pengalaman yang unik serta konyol di rumah Oom Icar sendiri.
Suatu hari Tante Vera sedang berbisnis ke luar kota ketika Sinta datang bertandang siang itu untuk menemui Asmi. Kedua gadis itu memang membuat janji akan jalan-jalan ke mall sore nanti tapi karena waktunya masih jauh, Asmi mempergunakannya untuk keluar rumah sebentar. Oom Icar yang membuka pintu dan dia sendiri ketika melihat ada peluang yang baik langsung memanfaatkannya, karena begitu Sinta masuk sudah disambut dengan telunjuk di bibir memaksudkan agar Sinta tidak bersuara. Sinta sempat heran tapi ketika digandeng ke kamar Oom Icar dia kaget juga, segera mengerti tujuannya.
"Iddihh Oom nekat.. nanti ketauan Oom.. Asmi memangnya ke mana?" katanya tapi dengan nada berbisik panik.
"Sst tenang aja.. Kita aman, Asmi lagi pergi sebentar, Tante lagi keluar kota sedang Hari lagi tidur.." jelas Oom Icar. Hari adalah adik laki-laki Asmi yang duduk di kelas III SMP. Masih ada seorang lagi adik Asmi bernama Hendi yang duduk di kelas I SMA tapi dia tinggal dengan neneknya di Malang.
"Iya tapi gimana kalo Asmi dateng Oom?"
"Kan nggak ada yang tau kalau Sinta udah di sini. Mereka nggak bakalan berani masuk kamar Oom. Acaramu kan Oom denger masih nanti malem, kita bikin sebentar di sini yaa?"
"Tapi Oom.?"

"Udahlah di sini aja dulu, Oom mau ke luar sebentar. Tuch denger, kayaknya Hari udah bangun. Nih, Oom tebus waktumu untuk jajan-jajan sama Asmi nanti," kata Oom Icar langsung memotong protes Sinta dengan mengulurkan sejumlah uang yang cepat diambilnya dari dompetnya untuk membujuk Sinta. Setelah itu segera dia keluar kamar meninggalkan Sinta yang karena merasa sudah terjebak terpaksa tidak berani keluar takut kepergok Hari. Melirik uang yang digenggamnya sepeninggal Oom Icar, hati Sinta menjadi lunak lagi karena si Oom memang pintar mengambil hati dan selalu royal memberi jumlah yang cukup menghibur. Meskipun begitu dia menguping dari balik pintu mendengarkan situasi di luar dengan hati berdebar tegang.
"Pak, barusan kayaknya ada yang dateng kedengeran pintu kebuka?" terdengar suara Hari menanyai ayahnya.
"Ah nggak ada siapa-siapa kok, barusan memang Bapak yang buka pintu."

Baru saja sampai percakapan ini, tiba-tiba terdengar suara motor Asmi memasuki pekarangan. Tidak lama kemudian dia masuk ke rumah dan terdengar menanyai adiknya.
"Har, barusan Mbak Sinta singgah ke sini nggak?"
"Nggak tau, aku juga baru bangun.."
"Oh ya? Padahal Mbak Asmi singgah barusan ke rumahnya, Mamahnya bilangnya ke sini?"
"Ya mungkin aja Sinta tadi ke sini tapi ngira kamu nggak ada, jadi pergi ke tempat lain dulu." kali ini Oom Icar ikut menimbrung pembicaraan.
"Iya tapi aku ada janji sama dia nanti sore-sorean."
"Oo.. kalo gitu paling-paling sebentar juga ke sini." putus Oom Icar menghibur anaknya.
Hening sebentar dan tidak lama kemudian terdengar suara Oom Icar memesan kedua anaknya agar jangan ada tamu atau telepon yang mengganggunya karena dia beralasan agak tidak enak badan dan akan tidur siang. Sesaat setelah itu dia pun masuk disambut Sinta yang bersembunyi di balik pintu langsung mencubit gemas lengannya tapi tidak bersuara, geli dengan sandiwara yang barusan didengarnya. Oom Icar tersenyum dan menggayut pinggang Sinta, menggandengnya ke tempat tidur. Sinta menurut karena tahu kalau menolak maka Oom Icar akan membujuknya terus, daripada berlama-lama lebih baik memberi saja agar waktunya lebih cepat selesai. Langsung diikutinya ajakan Oom Icar untuk membuka bajunya, hanya saja masih bingung jika permainan telah usai.
"Tapi nanti aku ke luar dari sininya gimana Oom..?" tanyanya sambil menyampirkan celana dalamnya sebagai kain penutup terakhirnya yang dilepas.
"Gampang, Oom pura-pura aja nyuruh mereka berdua keluar beli makanan, di situ Sinta bisa aman keluar dari sini."
"Ngg.. Oom bisa aja akalnya.." Sinta sedikit lega.
"Oom kalo mikirin yang itu sih gampang. Sekarang yang Oom pikirin justru ngeluarin isinya barang ini yang enak gimana caranya." timpal Oom Icar seraya mendekatkan tubuhnya yang sudah sama bertelanjang bulat dan mengambil tangan Sinta untuk diletakkan di batang penisnya yang masih menggantung lemas.
Sinta malu-malu manja tapi tangannya langsung menangkap batang itu, menarik-narik, melocoknya dengan genggaman kedua tangannya sambil memandangi benda itu.
"Yang enak tuh kayak apa sih?" godanya mulai bersikap manja-manja genit.
"Yang enaknya.. ya jelas pake ini Sin." jawab Oom Icar balas menjulurkan tangannya meremas selangkangan Sinta.
"Iddihh si Ooom.. pengennya yang itu aja?" Sinta pura-pura jual mahal.
"Abisnya barang enak, jelas kepengen Sin.." kata Oom Icar sambil mulai mengajak Sinta berciuman.
Sinta memang memberi bibirnya tapi dia masih kelihatan setengah hati untuk balas melumat hangat, terlebih ketika akan diajak naik tempat tidur dia seperti merasa berat.
"Nggak enak ah Oom, sungkan aku itu tempat tidurnya Tante.." katanya mengutarakan perasaannya yang tidak enak untuk bermain cinta di tempat tidur keluarga itu. Oom Icar rupanya bisa mengerti perasaan Sinta, dia tidak memaksa tapi menoleh sekeliling sebentar dan cepat saja menemukan cara yang lain.
"Ya udah kalo gitu kita bikin sambil berdiri aja. Sini Oom yang atur, ya?" katanya sambil membawa Sinta ke arah kaki tempat tidur dan menyandarkan tubuh Sinta di palang-palang besi tempat tidur itu.
Oom Icar memakai tempat tidur mahal tapi model kuno yang terbuat dari besi lengkap dengan tiang-tiang penyangga kelambunya. Di situ pantat Sinta disandarkan di pagar bawah tempat tidur yang tingginya pas menyangga pantatnya, sedang kedua tangannya diatur Oom Icar melingkar di sepanjang besi melintang di antara dua tiang kelambu bagian kaki tempat tidur yang tingginya setinggi punggung, sedemikian rupa sehingga tubuhnya tersandar menggelantung di besi melintang itu hampir pada masing-masing ketiak Sinta. Suatu posisi yang unik untuk bersanggama dalam gaya berdiri karena setelah itu Oom Icar mengambil dua ikat pinggang terbuat dari kain, lalu mengikat masing-masing lengan Sinta pada besi melintang itu. Sinta menurut saja memandangi geli sambil menunggu apa yang selanjutnya akan dilakukan Oom Icar. Berikutnya barulah Oom Icar mulai merangsang dengan menciumi dan menggerayangi sekujur tubuh Sinta dari mulai atas hingga ke bawah. Berawal mengerjai kedua susu Sinta dengan remasan dan kecap mulutnya dan kemudian berakhir mengkonsentrasikan permainan mulut itu di selangkangannya, membuat Sinta yang semula setengah hati mulai naik terangsang. Malah terasa cepat karena posisi kedua tangannya tidak bisa ikut membalas ini menimbulkan daya rangsang yang luar biasa. Apalagi ketika mulut Oom Icar mulai memberi rasa geli-geli enak di vagina yang tidak bisa ditolak kepalanya kalau geli terlalu menyengat.
Begitu tengah sedang asyik-asyiknya permainan pembukaan ini, di teras depan Asmi terdengar mengalunkan suaranya berduet mengiringi Hari dalam permainan gitarnya. Konyol memang buat Asmi, sahabat yang sedang ditunggu-tunggu untuk janji pergi bersama, ternyata sudah sejak tadi ada di dalam kamar rumahnya sendiri, sedang meliuk-liuk keenakan saat vaginanya dikerjai mulut ayahnya, malah sudah tidak tahan rangsangan gelinya yang menuntut untuk lebih terpuaskan lewat garukan mantap penis ayah Asmi sendiri.
"Ayyohh Oom.. janggan lama-lama.. masukkin dulu Oom punnyaa.." bahkan rintih Sinta sudah meminta Oom Icar segera mulai bersenggama. Oom Icar tidak menunggu lebih lama. Dia segera bangun dan membawa penisnya yang setengah menegang menempel di celah vagina Sinta. Membasahi dulu dengan ludahnya, menggosok-gosokan ujung kepala bulatnya di klitoris Sinta agar menjadi lebih kencang lagi, baru setelah itu mulai diusahakan masuk ke dalam lubang vagina di depannya. Sinta menyambut seolah tidak sabaran, menjinjitkan kakinya untuk mengangkangkan pahanya selebar yang bisa dilakukannya tanpa bisa membantu dengan tangannya. Dia terpaksa menunggu Oom Icar bekerja sendiri menguakkan bibir vagina dengan jari-jarinya agar bisa menyesapkan kepala penisnya terjepit lebih dahulu, baru kemudian ditekan membor masuk. Meningkat kemudian lagu-lagu cinta Asmi yang berduet dengan Hari mengalun romantis, ini senada dengan Sinta yang saat itu juga sedang merintih lirih, mengalunkan tembang nikmat ketika vaginanya mulai disodok dan digesek ke luar masuk penis tegang Oom Icar.
"Ngghh.. Ooomm.. Sssh.. hhshh.. ngghdduuh.. sshsmm.. hdduhh Oomm.. ennakk.. sshhh.. mmmh.. heehhs.. adduhh.." mengaduh-aduh rintih suaranya tapi bukan kesakitan melainkan sedang larut dalam nikmat.
Kalau tadi Sinta masih setengah hati untuk melayani nafsu Oom Icar, sekarang dia juga ikut merasa keenakan, karena bermain dalam variasi posisi berdiri ini terasa santai dan mengasyikan sekali baginya. Tidak repot menahan tubuhnya tetap berdiri karena bisa menggelantung dengan kedua lengannya, sambil menerima tambahan enak tangan Oom Icar yang meremas-remas kedua susunya, memilin-milin geli putingnya, dia juga bisa ikut mengimbangi sodokan penis ini dengan kocokan vaginanya. Malah tidak berlama-lama lagi, ketika Oom Icar sudah serius tegang akan tiba dipuncaknya Sinta pun mengisyaratkan tiba secara bersamaan. "Aduuhh.. Oomm.. ayoo.. sshh.. duh Sinta mau keluarr.. sssh.. hhgh.. Ooomm.." desah Sinta tertahan. "Aduhhssh.. Iya ayoo Sin.. Oom juga sama-samaa.. aahghh.." segera mengejang Sinta menyentak-nyentak ketika orgasme diikuti Oom Icar tiba di ejakulasinya. Permainan pun usai dengan kepuasan sebagaimana biasa yang didapati keduanya setiap mengakhiri jumpa cinta mereka.
END


bercinta dengan teman ayahku

  Hai perkenalkan namaku Maiya,usia 21 tahun,lewat situs cerita sex ini aku ingin membagi kisah ku dengan teman teman semua,oh ya ini adalah kisah nyata yang kualami sendiri beberapa waktu lalu yang mana telah membuatku selalu terkenang akan seorang lelaki yang masih kudambakan karena dia telah merenggut keperawananku saat aku masih di bangku SMU dan lelaki inilah yang telah memperkanalkan aku dengan nikmatnya hubungan sex yang mana sampai saat ini masih terbayang olehku untuk melakukan nya lagi dan lagi. Aku adalah anak sulung dari 3 bersaudara semuanya perempuan tetapi mereka saudara tiri ku karena saat ayah ku yang sekarang ini menikah dengan ibuku aku sudah berumur 6 tahun,dan aku tidak tahu ayahku yang sebenarnya siapa karena ibu belum mau mengatakannya padaku konon ibu hamil aku karena hubungannya dengan seorang karyawan suatu perusahaan angkutan umum dan apa yang ibu ku alami ahirnya kualami juga.ayah tiriku adalah seorang pedagang hasil bumi beliau sering bepergian ke luar daerah dan punya banyak relasi bisnis teman teman nya sering datang ke rumah kami untuk urusan bisnis hasil bumi mereka dari berbagai kalangan tetapi ada seorang teman ayah ku yang paling akrab dengan keluarga kami yakni Agus sugiarto seorang keturunan Eropa yang tubuhnya sedikit ambun tapi penuh simpati, umurnya sudah 42 tahun kepalanya sedikit botak, dan perutnya gendut, aku suka memanggilnya dengan sebutan Oom Aguskarena memang usianya sebaya dengan ayahku. Sedangkan ibu ku memang 4 tahun lebih muda dari ayahku entah kenapa ayahku bisa memilih nya untuk jadi istri,nah kehadiran Oom Agus di kehidupan keluarga kami sudah sejak aku duduk di bangku kelas 6 SD saat pertama ayah tiri ku mulai menerjuni bisnis nya mulanya sikap Oom agus biasa saja saat itu tetapi seiring waktu berjalan dan aku beranjak remaja Oom Agus mulai berubah,kalo dulunya dia acuh padaku karena aku masih kecil saat ini dia mulai menaruh perhatian lebih pada keluarga kami dan aku mulanya tidak curiga sampai suatu saat diwaktu aku di kelas 1 SMU semuanya jadi jelas. Aku lupa hari apa itu tetapi yang kuingat malam itu Oom Agus mengajakku jalan2 secara spontan saat aku pulang les sekolah dan aku mau aja ikut jalan2 dgn mobilnya nah dihari itu lah Oom Agus mengungkapkan perasaannya padaku bahwa dia menyukaiku dan mengharapkan aku mau jadi pacarnya aku cukup kaget dengan kejujurannya itu karena selain umurnya yang sudah 37 tahun dan aku baru 17 tahun,dia sudah kuanggap Oomku atau keluarga ku sendiri selain itu saat itu aku sudah berpacaran dengan teman sekolahku Bambang.aku cuma terpana hampir tak percaya dengan apa yang kudengar “ng..tapi Oom..bukankah usia seperti Oom seharusnya sudah mencari wanita yang siap untuk jadi istri bukan untuk pacaran lagi…”begitu kilahku,tapi Oom Agus langsung menampik “iya dik Maiya memang Oom bermaksud akan menikahimu jika kamu menerima cintaku,kita akan menikah setelah kamu lulus SMU ini.. aku kaget sekali orang ini mengajak nikah? memang sih aku tidak begitu tertarik untuk kuliah setelah lulus nanti sekolah bagiku cukup sampai SMU aja selanjutnya aku mau kerja karena biaya untuk kuliah pastilah sangat mahal dan aku tidak tertarik mencari ilmu aku memang lebih berpikir untuk kerja dan cepat berumah tangga tapi dengan Oom Agus….? Aku cuma terdiam di jok mobilnya merenung kata2nya sambil pikiran ku teringat pacarku Bambang dia adalah cinta pertamaku aku sudah 6 bulan menjalin hubungan dengannya tiba2 sekarang ada lelaki yang jauh lebih tua dan sudah kuanggap anggota keluargaku sendiri tibatiba mengutarakan isi hatinya dan… saat aku bengong tahu2 tangan Oom Agus sudah memegang telapak tanganku dan sambil meremas lembut jemariku Oom Agus berkata “bagaimana sayang?hmm… mau kan jadi pacar Oom? Oom serius lho mencintaimu…” Oh tuhan dia berani memanggilku dengan sayang? aku agak risih awalnya ahirnya aku cuma terdiam aja sambil menatap lurus kedepan aku tidak tahu harus bilang apa aku tidak mengatakan iya tapi juga tidak bilang tidak aku bingung dengan sikap Oom Agus. malam itu di dalam kamarku saat aku berganti pakaian untuk tidur sempat kuperhatikan diriku di cermin lemari ku yang besar dan aku sadari bahwa aku saat ini adalh seorang gadis remaja yang baru berusia 17 th menuju 18 th kusadari wajahku memang cantik dengan kulit sawo matang tidak terlalu putih memang tapi bersih sekali dan tubuhku memang kencang layaknya gadis SMU saat itu kuperhatikan aku memang sangat menarik bagi lelaki siapapun dia wajah cantik pinggang ramping,perut rata,dan payudara montok 34 ukuran BH ku,bentuk rahang yang bagus dan leher jenjang,rambutku tebal hitam agak panjang wah aku jadi bangga akan diriku dan bersyukur dikaruniai fisik yang cukup sempurna. Malam itu aku tak bisa tidur pikiran ku menerawang jauh entah kenapa aku jadi memikirkan Oom Agus lelaki yang sudah sekian lama tahun hadir dalam keluarga kami kini mencintai ku anak teman bisnisnya sendiri.sejak saat itu Oom Agus semakin memperhatikan ku tapi sikap nya itu tidak diperlihatkan didepan orang tua ku dia akan menjemput aku disekolah atau dimana saja tanpa sepengetahuan orangtua ku juga pacarku Bambang aku dibayang bayangi setiap hari dan salahnya aku pun membiarkan Oom Agus mendekatiku dan aku selalu menerima semua kebaikannya semua pemberiannya ku terima dan ku gunakan misalnya suatu hari Oom Agus membelikan ku handphone aku menerimanya dengan senang sekali karena aku memang tidak punya HP selama ini dan ini tidak diketahui ayah dan ibu,semakin lama aku semakin terperosok kedalam jerat cinta Oom Agus, aku mulai pandai berbohong pada pacarku Bambang untuk membatalkan ajakannya nonton atau jalan2 walau jujur aku masih mencintai Bambang tapi keintiman Oom Agus pada ku susah kutolak. Walau aku belum menyatakan menerima nya tapi sikapku yang mulai berani bermanja manja dengan Oom Agus sudah dianggapnya sebagai penerimaanku terhadapnya ahirnya selain berpacaran dengan Bambang aku pun menjalin kasih sayang dengan Oom Agus kalau dahulu saat aku kecil dia memanjakan aku sebagai anak teman bisnisnya kini semuanya berubah dahulu saat kecil aku sering duduk di pangkuan Oom Agus sambil bergelayut manja layaknya anak2 SD sambil mendengarkan Oom Agus bercerita sekarang lain jadinya aku yang sekarang sudah gadis remaja dipangku oleh Oom Agus dipeluk mesra di atas kursi sofa dirumahnya kalo dulu saat kecil dia mencium pipiku sebagai anak kecil kini dia berani mencium bibirku dengan begitu hangatnya ooooohhh…. Sungguh luar biasa di suatu sore sepulang les aku ke rumah Oom Agus dan kami berpangkuan di sofa lelaki itu untuk pertama kalinya dengan beraninya mengecup bibirku seraya mempermainkan lidahnya dalam mulutku uuuuhh… Padahal selam ini aku belum pernah melakukannya walau dengan si Bambang sekalipun kami cuma sebatas pegangan tangan saja tetapi sore itu di sofa itu Oom Agus melumat bibirku dengan begitu hangatnya sambil memeluk erat tubuhku dan aku cuma bisa terdiam saja aku jadi bodoh betul betul bodoh tak tahu harus ngapain ahirnya aku cuma bisa memeluk nya erat erat sambil mendesah sesekali malam harinya aku lagi lagi tak dapat tidur karena teringat akan perlakuan Oom Agus hari itu oh kenapa harus lelaki ini yang mencium ku untuk pertama kali kenapa bukan si Bambang ah persetan pikirku sama aja siapa pun orangnya tapi Oom Agus memang sangat berpengalaman mungkin karena faktor usianya yang 20 tahun lebih tua dari diriku,sejak ciuman pertama itu kami jadi sering melakukannya aku jadi selalu ingin bermesraan dengan Oom Agus,ahirnya di suatu hari di bulan september 2003 aku bolos sekolah hanya untuk bisa lebih banyak waktu bersama kekasih ku Oom Agus,sudah kami atur rencananya jadi keluar rumah pagi itu jam 7 aku dengan seragam SMU seperti biasanya aku naik angkot tetapi bukan kesekolah hari itu aku naik angkot dan turun di suatu tempat dari situ aku di jemput Oom Agus dengan mobilnya kerumahnya kami sengaja begitu agar tak ada orang ysng melihat.dirumah Oom agus pagi itu pukul 9 saat teman teman ku mungkin sedang berkutat dengan pelajaran sekolah aku malah asik bergelut manja di pangkuan Oom Agus hari itu kami berciuman habis habisan aku yang mulai pandai melakukan french kiss membalas ciuman dan lumatan lidah Oom Agus yang sangat liar tak terkendali kami saling mempermainkan lidah dengan lincahnya bertukar air liur sampai Oom Agus tak tahan lagi tangannya mulai nakal menajalar di tubuhku dimasukkannya tangannya dalam rok abu abu SMU ku sambil mengelus elus paha ku aku sampai menggerinjal di sofa itu “aahhh…ouuuhh… Oom…hh hh..” Tanpa peduli akan rintihanku dia semakin menjadi jadi ciumannya menjalar kemana mana leher dan daerah belakang telingaku jadi sasaran sapuan bibir dan lidahnya nafasnya terasa begitu memburu sambil membisikan kata kata cinta padaku digendongnya aku dan saat itu entah lelakinya yang nakal atau aku nya yang gatal aku gelojoh aja dalam gendongannya kupeluk pundaknya sambil merapatkan kepalaku kelehernya aku bisa merasakan dadanya yang bidang.sesampainya di dalam kamar tidurnya kami berdiri saling berhadapan dan kembali kami saling berpelukan erat dan berciuman bibir hingga dalam suatu ciuman yang panjang aku sampai menjinjit kakiku agar bisa lebih tinggi,Oom Agus memeluk erat pinggangku 5 menit kemudian ciuman terlepas dan kami saling menatap kulihat Oom Agus menatapku degan pandangen lain matanya jadi agak sayu dan bibirnya tersenyum tipis sambil menatapku dia mulai melepaskan pakaiannya kemejanya terlepas dan dibiarkan jatuh di lantai kamar kulihat dadanya yang bidang dengan perut sedikit six pack aku sadar Oom Agus memang cukup tampan dia melangkah mendekatiku memagang pundakku dan membisikkan sesuatu “sayangku ayo buka dong bajumu….” “oh…Oom…aku malu Oom.kataku sambil mengelengkan kepalaku perlahan kutatap wajahnya dan senyuman dan tatapan anehnya masih terlihat “ayolah say lebih enak kalo kita buka baju..”tangannya mulai melepaskan kancing seragamku anehnya aku membiarkannya saja aku hanya bisa terperangah dengan perbuatannya matanya Oom Agus sempat terbelalak tajam saat pakaian seragamku dilucutinya buah dada ku yang montok ditutupi bh warna krem membuat lelaki itu menelan ludah beberapa kali aku menatapnya dengan malu bercampur heran, wajahnya agak lain dari yang kukenal selama ini sinar matanya redup seperti memendam suatu perasaan dibukannya celana panjangnya dengan cepat dan Oom Agus tinggal memakai CD nya saja “Oom…kita…? tak semapt kuselesaikan kata2 ku karena dia telah mulai melepaskan rok abuabu ku rok itu dibiarkan merosot ke bawah kakiku lagilagi Oom Agus terkesima dengan mulusnya paha dan betisku kini aku hanya tinggal celana dalam dan BH aku malu sekali kutundukan wajahku tak berani lagi kulihat tatapan mata Oom Agus yang syahdu tapi tajam penuh makna Oom agus memegang bahuku dengan kedua tangannya aku cuma bh dan celana dalam dia cuma tinggal celana dalam “Maiya pandanglah aku sayang…”diangkatnya daguku dengan jemari nya aku menatapnya malu dan penuh tanda tanya apakah lelaki ini mau mengajak ku berbuat sesuatu yang belum pantas? Ternyata benar dugaan ku “ayo lah say mari kita lakukan apa yang suami istri biasa lakukan sambil berkata demikian diremasnya susuku yang sebelah kanan aku mendesah kaget “hah..hhh..aahhh…Oom..jangan…!”sambil mengelaengkan kepalaku kupegan tangan kirinya yang masih menempel dipayudaraku itu aku bermaksud untuk menolak nya secara halus ini adalh untuk pertama kali dalam hidup ku ada lakilaki yang berani memegang payudara ku bahkan meremasnya ‘ooohhh…bunda jeritku dalam hati aku teringat ibuku dirumah tibatiba entah bagaimana jemari tangan Oom Agus sudah berhasil melepaskan kaitan BH ku dibelakang cepat sekali tangannya dan terampil sekali aku tak sempat berpikir lagi bagaimana caranya dia bisa lakukan semua itu karena BH ku langsung kendor dan dengan gampangnya Kak Agus melepaskan dua tali BH dari pundakku jatuh dilenganku reflek kutahan BHku agar jangan lepas walau sudah tak ada gunanya lagi aku malu sekali Oom Agus bisa melihat susuku tetapi lelaki itu memang ahli bercinta disaat itu juga bibirnya cepat sekali menglum bibrku dan sebagai wanita muda tidak bisa tidak jika bibirnya sudah dilumat wanita itu pasti sudah menyerah demikian juga diriku tak kuasa menolak lumatan bibirnya walaupun tak kubalas tapi aku terlena dan sekali lagi tangan Oom Agus beraksi melepaskan BH ku BH itu dilepaskan ke lantai saat itu juga tangan nya meremas sekali lagi susuku didorongnya tubuhku perlahan ke arah tempat tidur aku rebah di pinggir ranjang itu Oom Agus langsung menyerbu ku habis habisan sempat kulihat wajah sayunya dengan mulut setengah terbuka mulai mencucup puting susuku dan menyedotnya seperti bayi yang menyusu sambil meremas susu yang sebelahnya “ooooouuuuuhhhh…hh…hh..hh…aauuuuhhh…kuakui nikmat sekali rasanya pertama kali dalam hidup ini susuku disedot mulut lakilaki ahh..ah..ah..ohh..ow..hh..hh aku mendesah tak kuasa berbuat apa punkupegan kepalanya kutahan kuat kuat saat dia menyedot susuku dan aku semakin payah saat sedotan mulutnya mendarat di bagian bawah puting susuku ooooowwwwhhh..huuu..hh..hhh gila lelaki ini bisa tau titik sensitif tubuhku disedotnya kuat akupun mengelinjang hebat diatas tempat tidurnya kuremas bantal dikepalaku tubuhku terangkat sedikit Oom agus menyusur kulit perutku denganlidahnya nafasku jadi tersengal sengal “hh..hh..hh..hh..oohh..Oom…cukup Ooom…Oom agus kemudia berjongkok dan menarik celana dalam ku dan saat itu baru kusadari ternyata celana dalamku sudah basah oleh cairan yang keluar dari vagina ku cairan nafsu cairan cinta membekas di celana dalam ku yang berwarna krem seperti BH nya Oom Agus dengan perlahan menarik celana dalamku sampai terlepas aku memejamkan mata karena malu kini kemaluanku sudah dilihatnya kemaluan yang masih tipis bulu nya kini aku telanjang bulat sudah dan tergolek di ranjang orang lalu Oom Agus pun melepaskan celana dalamnya dihadapan ku dan aku kaget sekali melihat batang kemaluannya yang besar dan panjang itu terayun ayun menggantung diselangkangannya baru kali ini aku melihat kemaluan laki laki langsung seperti ini. Kemaluan Oom Agus besar sekali kira kira sama besarnya dengan buah ketimun panjangnya pun sama seperti ketimun aku terperangah akan ukuran kemaluan laki laki ini tiba2 aku ngeeri akan apa yang terjadi ku coba membujuknya agar mengurungkan niatnya untuk melangkah lebih jauh “Oom aku takut Oom?”takut apa sayang?” hmmm…? dia sudah menelungkupi ku kita berdua sudah telanjang bulat “Oom jangan Oom…aku masih perawan…”bisikku ke telinganya saat dia memulai lagi aksinya mencumbuku.”ayolah sayang nggak apa apa kok…? “tapi bagaimana kalau ibu dan ayah sampai tau apa yang kita lakukan ini…? tenanglah say…? kalimatnya tidak selessai karena mulutnya sudah kembali mencucup puting susuku ooouuuuhhh,….sssshhh…hahh….hh..hohh..hah…aku mendesah… Oom Agus sangat berpengalaman jemari nya merayap ke selangkanganku dan mempermainkan bibir vaginaku dikucel kucelnya biji kacangku sampai aku kpayahan perempuan mana yang tahan kalo dicumbu seprti ini? Oom Agus memelukku menyamping sambil menghisap susu tangan kiri memeluk ku tangan kanan mempermainkan vagina ku hanya dalam waktu singkat aku jadi becek cairan vagina ku meluber keluar semua jari Oom Agus belepotan jadinya dan tanpa sadar selangkangan ku terbuka lebar Oom Agus yang sudah tak sanggup menahan nafsu nya langsung kembali jongkok di hadapan kedua belah pahaku yang terpampang lebar diarahkannya batang kontolnya yang besar ke mulut vagina ku digesek gesek kepala kontolnya dibibir vagina ku ooooohhh… seakan akan kontolnya memberi salam perkenelan dengan memek ku kemudia dia mulai menusukan batang kemaluan yang besar seperti ketimun itu kedalam vagina ku tapi usahanya gagal karena begitu rapatnya vaginaku diulang nya sekali lagi masih sulit juga karena kepala kontolnya terlalu besar agak susah menguakkan bibir memek sambil melakukan itu dia merangang aku dengan cara meremas susuku terus menerus memuntir muntir puting susuku yang kecil kemerahan itu dengan ibu jari dan telunjuknya aaaawww…uuuhhh aku menggerinjal ahirnya setelah besusah payah kepala kemaluannya berhasil menerobos bibir vagina ku aakkhh…Oom…aaakkhhh…aduh..sakiiiit…Oom…”aku sampai setengah menjerit saat itu kurasakan selangkanganku sobek hari itu juga aku kehilangan kesucianku. Oom Agus menindih tubuhku sambil memeluk aku dibiarkannya batang kemaluannya pelan pelan amblas kedalam vaginaku nafasnya tersengal sengal tubuhnya bergetar aku pun demikian tubuhku sampai menggigil menahan sejuta rasa ada sakit tapi juga nikmat “ohh..hah..hah..hh..maa..ya..Maiya..ooohh..Ooomm…Ooomm ohh…. aku tak tahu dia mau bilang apa saat itu kalimatnya tidak selesai dia hanya bisa mengerang kenikmatan perlahan lahan digoyangkannya pantatnya naik turun memompa batang kemaluannya untuk masuk keluar di vaginaku aku menggigit bibirku menahan perih sambil sesekali merintih mendesah dan mengerang “ooohh…oohhh…ahhh..hmmphh..hmmph…aahhh..oouuhh..shhh..sshhh..hah….Oom …pelan pelan Oom…..aku memohon sementara Oom Agus semakin tak bisa terkendali lagi nafsu nya kurasakan dari goyangannya lelaki ini selain punya nafsu sex besar dia juga punya tenaga seperti kuda pacu walau dengan wajah seperti orang keletihan mulutnya terus melumat leherku tangannya meremas remas susuku nafasnya memburu seperti mesin uap “Maiya oh Maiya…hah…sshh…shhh…hah…Maiya engkau cantiksekali sayang…susumu keras dan kenyal nikmat sekali say…ooohhh…dia meracau tak karuan karena nafsunya.g Goyangan pantatnya makin lama makin cepat batang kontolnya masuk keluar mengesek dinding vagina ku menyebabkan cairan cintaku sampai meluber keluar membasahi lubang pantatku mungkin bercampur dengan darah perawanku semuanya membasahi seprei dibawahku sementara susuku sudah berkilat oleh keringat kami berdua dan ludah Oom Agus..aku mendesah desah tak sanggup mengucap sepatah kata pun lagi aku malu tapi menikmati permainan tabu ini Oom Agus bernafsu sekali menaklukan diriku lelaki ini sungguh beruntung diusianya yang kepala 4 dia berhasil mencicipi tubuh seorang gadis muda belia nan cantik sekaligus perawan lagi yakni diriku air mataku meleleh mebasahai pipiku entah kenapa aku tak tau yang kutahu adalah kesucianku sudah kuberikan pada lelaki ini hari ini untuk pertama kali dalam hidupku aku bersetubuh dengan lakilaki selama ini aku hanya tau hubungan sex hanya dari bacaan totonan dan cerita tetapi hari ini aku benar benar merasakannya bersama Oom Agus ku. 20 menit berlalu dan aku sudah kepayahan mulutku mengap mengap Oom Agus pun demikian matanya hampir tak terbuka lagi keringat membasahi tubuh kita berdua seperti orang yang tengah berolah raga berat yah kami sedang bergulat di ranjang keringat sebesar biji jagung penuh membutir di atas dadaku 3 menit lagi berlalu dan goyangan Oom Agus jadi cepat sekali demikian pula nafasnya semakin tak teratur suara erangan seperti orang kesakitan keluar dari mulutnya aku pun demikian kurasakan suatu denyutan aneh yang belum pernah kurasakan selama ini pada vaginaku bersamaan dengan kocokan cepat kontol nya ahirnya suara rintihan dan erangan Oom Agus bersahut sahutan didalam kamar itu kami hampir mencapai puncak pendakian 1 menit kemudian pelukan Oom Agus jadi erat sekali tubuhnya mengejang dia menjerit memanggil namaku aaakkkkhhh…Maiya…Maiya…Maiya…Oom sudah tumpah…hhhhhh..oohhh..Maiya Maiya…aku cinta padamu Maiya….ooohhkk…aaaaahhhhh…aku pun demikian orgasme pertama ku kudapatkan saat itu juga hampir bersamaan dengan Oom Agus kupeluk erat punggungnya dan kugigit dadanya yang bidang itu demi menahan ledakan dahsyat dalam vaginaku aku menjerit aaauuukhh…oohh..oohhh.oohh.ooouuhh..hah..hhh…hah….hah…hahhhh….pinggulku terangkat sedikit aku lakukan itu tanpa sadar karena takut penis Oom Agus terlepas dari cengkeraman vaginaku ternyata nikmat sekali sensasi ini tubuh Oom agus langsung lemas dan ngelongsor diatas perutku nafas kami terengah engah seperti baru selesai berolah raga lari jarak jauh keringat membasahi tubuh telanjang kami berdua aku kembali meneteskan air mata membayangkan diriku yang sudah tidak suci lagi apa kata orang tua ku kalo mereka sampai tau? oohh.. kudorong tubuh Oom Agus perlahan kesamping karena kurasakan terlalu berat tubuhnya terkulai agak kesamping ku dan penisnya yang masih agak keras itu tercabut keluar perlahan lahan dari lubang vaginaku. Meskipun terasa lelah sekali tubuh ini setelah persetubuhan tadi, tapi ada perasaan nikmat dan puas yang susah diungkapkan dengan kata2. Saat aku melirik Oom Aguspun, aku tidak bisa menahan senyum saat melihat ekspresi wajahnya yang kelelahan tapi penuh kepuasan. Nafas kami pun masih ngos-ngosan. Perlahan aku menggeser tubuhku mendekat dan merapat ke tubuh Oom Agus, dan dengan lembut kupeluk tubuh tambun itu, tanganku kananku mengusap2 lembut dadanya dan kaki kananku kulingkarkan di pinggangnya memeluknya. Perlahan kukecup mesra pipi dan bibirnya dan kamipun berpandangan puas. "Makasih Maia.. kamu hebat sekali... Oom puas sekali." bisik Oom Agus. Aku hanya tersenyum mendengarnya lalu kurebahkan kepalaku di dadanya, kami menikmasti sisa2 kenikmatan itu dan tertidur. Entahlah.. aku tau kalo perbuatan kami salah... tapi aku tetap tidak bisa menghindar karena nikmat yang kurasakan.

aku di gauli teman ayahku

ini berkisah tentang pengalamanku terdahulu dimana teman papaku yang bisa katanya melihat hal-hal yang gaib melihat diriku terdapat penyakit yang tidak lazim, dengan kemampuanya mereka mencoba mengobati aku dengan cara mendirui aku, wajar tidak ya? simak kisah berikut ini.

Ini adalah pengalamanku waktu aku masih duduk di bangku SMU. Aku termasuk salah satu bunga sekolah di sekolahku n berprestasi di bidang seni. Rumahku sering didatangin tamu-tamu papaku, baik partner bisnis, karyawan atau temen.

Temen papa yg bernama Om Wawan sering datang ke rumah aku di sore hari, hanya sekedar ngobrol dan minum teh ama papa di kebun belakang rumahku. Konon, Om Wawan mempunyai sixth sense, bisa melihat dan melamar nasib, dan bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk2 halus. Kadang-kadang dia bawa anaknya atau istrinya juga, dan aku suka ikut nimbrung dgn mereka, topik apa aja mereka juga bahas. Om Wawan yg berkacamata tebal sudah lumayan tua, sekitar umur 65 thn, dan badannya agak gemuk dgn perut yg buncit dan napas yg bau. Tipe-tipe badan orang tuayang tidak fit lagi. Keriput di muka dan tangannya sudah terlihat jelas.

Om Wawan suka ngelirik aku, curi-curi pandang mukaku lalu badanku. Aku risih sekali apalagi yg ngelirik adalah temen papaku sendiri yg sudah tua. Aku hanyasuka membalas Om Wawan dgn senyuman, dan berkata ,”Om, jgn lihatin Nini sampe gt dong, kan malu.” Om Wawan suka tersenyum mesum, “Habis Nini manis dan cakep sih, cowok yg mana gak suka liatin Nini.” Dan aku jadi tersipu malu.

Suatu Sabtu sore hari, seperti biasanya, Om Wawan datang ke rumah aku utk ngobrol ama papa, tp wkt itu papa dan mama sedang keluar, jadi aku yg ngobrol ama Om Wawan. Tiba-tiba Om Wawan tanya aku, “Nini gak perawan lagi ya?” Trus aku kaget dan diam aja, lalu Om Wawan bilang ,”Gak apa apa kok, jujur aja, Om janji gak kasih tau papa mama deh.”
Aku diem aja dan merasa takut kalau Om Wawan bisa membaca pikiran aku. “Om sudah tau kok dari dulu, makhluk halus yg Om pelihara kasih tau ke Om, katanya kamu sudah gak perawan. Sudah banyak yg tidurin kamu. Dan ada penyakit di badan kamu.”

Aku jadi kaget ketakutan krn dikasih tau ada penyakit di dlm badanku, “Penyakit apa Om? Parah gak? Bisa disembuhin gak?”, tanyaku bertubi-tubi. “Yah, mayan parah lah” Aku hanya diem membisu karena sudah ketakutan. “Tp Nini gak usah takut, Om bisa sembuhin kok.” Aku agak lega ,”Oh ya? Gimana?” “Nini harus ikut instruksi Om tanpa bantah, bisa gak?” “Ok, Nini akan ikut semua instruksi dari Om.” “Nah, sekarang ambil segelas air putih buat Om.” Perasaanku bercampur antara takut dan nervous, pergi ke dapur utk ambil segelas air.

“Nih airnya Om” “Ok, Nini minum airnya dikit.” Aku merasa aneh tapi hanya turut aja disuruh minum lalu Om Wawan minum air yg baru aku minum. “Ini Om lagi mencoba membersihkan penyakit di dalam tubuh kamu. Sekarang julurkan lidah kamu. Om mau liat.” Aku menjulurkan lidahku, lalu Om Wawan menyedot dgn kuat lidahku. Ada sensasi aneh di dlm tubuhku. Lalu Om Wawan memasukkan tangannya di dlm celana dalamku, aku kaget! “Jangan takut,Nini. Om mau tau separah apa penyakit yg dijangkitin Nini. Ada makhluk halus di dalam tubuh Nini yg suka mengganggu kesehatan Nini .” Aku ketakutan dikasih tau ada makhluk halus di dalam tubuhku, jadi aku diem saja Om Wawan menyentuh vaginaku. Aku merasa enak Om Wawan menyentuh vaginaku, dan aku merasa vaginaku dah basah, Om Wawan mengeluarin tangannya dan menjilat jarinya yg basah, “Nini dah basah ya?” Trus aku diem saja, lalu Om Wawan menaikin kausku, dan mengeluarkan pentilku dari BH, lalu dia mengemut pentilku dgn kuat, aku merasa enak dan tanpa sadar aku sudah mendesah keenakan. “Ke kamarNini yuk, biar Om lebih leluasa mengobati Nini.” Aku nurut saja ama kata2 Om Wawan.

Begitu di kamarku, Om Wawan melepaskan celananya ,”Nini, kulumin kontol Om!” Aku enggan mengulumin kontolnya karena keliatan bau n kotor kontolnya. “Katanya mau diobatin penyakitnya? Kulum kontol Om buat ngusir makhluk halus di dlm tubuhNini .” Aku jadi nurut karena aku mau diobatin. Aku mengulum kontol Om yg lagi lemas ketiduran, aku mengemut kontol Om sampe mengeras dan Om Wawan mendesah keenakan ,”lbh cepat kulumnya… ashh ahhh… ngemut2 kontol Om lbh keras dan lebih cepat.” Aku ikut instruksinya dan menahan napas dr bau kontol Om. Om mendesah keenakan terus, lalu Om Wawan menyuruh aku telanjang, karena ini adalah upacara utk mengusir makhluk halus. Om merebahkan aku di atas ranjang lalu dia menciumin aku, dia melumat bibirku dengan ganas, menciumin seluruh mukaku, melumat pentil aku kuat lalu menjilati vagina aku ,”aashhhh… enak Om…. ah ahh ashh hmm… Om, aku ga tahan lagi Om, ahhhh ashhhhhhhhhh…. masukin kontol Om dong….” Tapi Om Wawan sengaja ga mo masukin kontolnya, dia masih bermain2 dgn vaginaku dgn lidah dan jarinya… sampe aku memohon mohon, “Om, cepet dong… masukin kontol Om ke dalam memek aku, aku dah ga tahan lagi… ahh ahhhh… tolong Om… cepet masukin”

Lalu Om Wawan memasukin kontolnya di dalam vagina aku, “Oh… asiknya Om… ah ahahhh ashhhh” Om Wawan mengenjot pelan pelan, “Om, ahh ahh…. cepet dong ngenjotnya… ahhh ashhh ahhhhahhhh… lbh kuat dong…” “Wah,Nini binal sekali… Om baru tau…” Lalu dia mengenjot lbh cepat n kuat sambil melumat bibirku dan memeras tetekku kuat kuat. “Om lbh kuat meremas tetekku ahhhh ahhh”

Kita ganti posisi ke doggy style dan aku on top…. Om Wawan sangat lihai dlm permainan ini… dia membuat aku lupa diri dan merasa high sekali… kita berdua meraung raung keenakan di dlm kamar… ahhh aaaaaaaaaahhhhhsssssahhhhhhhhh ihhhhhhh assshhhhh uhhhhhhhhahhhhha…..

“Nini, Om sudah mau keluar…. Om crut di dlm memek Nini yah” “Iya, Om… boleh ahh ahhhh cepet, ahhh Nini juga udah mau keluar ahh ahhhh” Om Wawan mengenjot lebih cepet dan kuat, ahhh ahhhh tiba2 tubuhnya megenjang, tandanya dia sudah keluarin spermanya di dalam vaginaku… lalu Om Wawan mengeluarin kontolnya dan meletakan di dalam mulutku, aku mengulum kontolnya dgn asik dan Om Wawan mengerang dgn asik dan bergetar-getar keenakan. Lalu kita berbaring sejenak sambil berciuman.

“Besok-besok Om mau ngentotin Nini lagi utk bersihin tubuh Nini dari makhluk halus.”


kunikmati ayahku dan temannya

Namaku Ayu, saat ini usiaku 17 tahun. Aku merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adikku laki-laki, usianya 6 tahun di bawahku. Kata orang aku orangnya cantik, kulitku putih bersih dengan bulu halus di seluruh tubuhku dan payudaraku berukuran 36B sedangkan tinggiku 165 cm. Kalau laki-laki lihat tubuhku, jakunnya naik-turun. Ini karena aku sering merawat tubuhku atas anjuran ibuku sendiri yang juga sangat cantik dan seksi. Karena kecantikankulah aku bermain nafsu seks dengan ayah dan kakekku sendiri.

Awal kejadiannya di saat ibuku sakit kira-kira satu tahun yang lalu. Ibuku harus masuk rumah sakit karena kanker rahim yang dideritanya sejak melahirkan adikku. Sudah 2 bulan, ibuku di rumah sakit, karena kami hanya bertiga maka untuk menjaga ibu kami bergantian. Ayah, aku dan adikku. Malam itu aku sehabis makan malam, bersiap mau tidur, adikku berangkat ke rumah sakit untuk menggantikan ayahku menjaga ibu. Setelah adikku berangkat karena belum terlalu mengantuk, iseng aku ke kamar adikku, kutemukan buku-buku gambar porno punya adikku dan kubawa ke kamarku, setelah iseng melihat gambarnya aku mulai terangsang.

Sekitar jam 10.00 malam, ayahku datang dari rumah sakit. Selesai makan, ayah mengunjungi kamarku.
“yu.. kamu sudah tidur..?” kata ayahku sambil mengetuk pintu kamarku.
“Masuk.. Yah.. ayu belum tidur,” teriakku dari dalam kamar sementara aku sudah berbaring di tempat tidur.
Pintu kamar terbuka, kulihat ayahku menatapku di depan pintu dari raut mukanya seakan mau menanggis.
“Ayah.. kenapa.. Mama.. baik-baik aja khan? kataku sambil berusaha duduk di tempat tidur.
Ayahku masuk ke kamarku lalu duduk di sampingku, dia memelukku sambil meneteskan air mata.
“Ibumu makin parah saja sayang, rasanya Ibu tidak akan bertahan lama lagi kalau melihat kondisi ibumu,” tangis ayahku yang mambasahi dasterku.
Aku pun mulai terisak.
“Ayah.. kalau ada apa-apa sama Ibu, Ayah nggak perlu merasa kehilangan, Ayah harus pasrah, lagi khan ada kami berdua yang akan menemani Ayah.”
Ayah menatapku lalu diciumnya keningku dan berkata,
“Iya.. Ayah harus tegar yach.. Ayah sayang sama kamu berdua.”

Lalu ayah mencium kedua pipiku, tetapi ketika akan berpaling secara tidak sengaja bibir ayahmenyentuh bibirku. Aku tiba-tiba ada perasaan aneh pada diriku, aku merasa terangsang lebih-lebih aku terbayang buku porno adikku yang tadi aku lihat. Kubalas kecupan ayahku, kukecup bibirnya dengan dalam dan lidahku kucoba masukkan ke mulut ayahku, ayahku yang agak gelagapan dan mulai terangsang, mengikuti dengan balasan lidahnya sehingga lidah kami bertautan. Rupanya ayahku makin terangsang, disibaknya selimut yang masih menutup tubuhku sehingga aku yangmemakai daster mulai digerayangi ayahku. Lidah kami masih bertautan membuat makin bergelora nafsu seks kami. Aku biarkan saja ketika tangan ayahku mulai merayap di paha putihku yang semakin naik sehingga menyentuh celana dalamku. Jari tengahnya mulai menggaruk vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Aku mulai mengelinjang.

Ayahku mulai menurunkan tali daster dari bahuku sehingga payudaraku yang mancung dengan puting berwarna kecoklatan kini terpampang di depan muka ayah. Aku terbiasa tidur hanya menggunakan daster dan CD saja, aku tidak pernah pakai BH. Ayahku mulai menelusuri leher jenjangku sampai ke payudara dengan mulutnya. Ketika putingku mulai digigitnya, aku semakin menggelinjang, “Ah.. ah.. sshh.. ah..” Karena aku sudah makin terangsang yang disebabkan oleh buku porno itu, aku menganggap ayahku adalah seorang lelaki yang harus memuaskan nafsu birahiku.

Tanganku mulai ikut berkerja dengan memegangi batang ayahku yang masih bersembunyi di balik celana panjang. Kugosokkan tanganku pada celananya yang membuat ayahku semakin ganas menggigit putingku dan dasterku disibaknya sehingga CD-ku dengan satu tarik telah merosot yang membuat vaginaku yang setiap hari kurawat dengan baik terpampang jelas serta mengeluarkan bau yang sangat harum menyerbak di ruang tidurku.

“Bau.. apa.. ini.. yu? harum sekali,” tanya ayahku.
“Bau dari vagina ayu, Ayah,” kataku.
“ayu.. baunya harum sekali, Ayah suka baunya.”
“Ayah, vagina ayu boleh kok kalau mau dijilatin, dimasukkin punya Ayah juga boleh,” kataku lagi.
“Bener nih, ayu?” tanya ayahku.
“Iya,” kataku.

Dengan nafsunya dimana ayah yang sedang mengemut dan menggigit payudaraku langsung menurunkan tubuhnya sehingga sekarang vaginaku sudah tepat di depan muka ayahku. Lidahnya yang halus menyapu vaginaku. Dijilatnya vaginaku bagian luar. Aku mulai belingsatan. Aku makin bergelinjang ketika lidah ayahku menemukan biji klitorisku. “Ah.. ah.. ssh.. argh.. argh..” kataku sambil menggelengkan kepalaku. Rupanya ayahku senang memainkan klitorisku dengan lidahnya yang hampir 15 menit lamanya. Aku pun makin memuncak nafsuku dan meminta pada ayahku,
“Ayah, bo.. boleh nggak kalau ayu nyoba.. batang kemaluan Ayah?”
“Oh.. kamu mau?” tanya ayahku.
“Iya Yah..” kataku lagi.
Sementara lidah ayah masih di klitorisku, ayah melepas semua yang melekat di tubuhnya dan langsung menindihku sehingga batang kemaluan ayahku persis di depan hidungku, posisikami seperti angka 69. Batang kemaluan ayahku panjang, besar dan hitam, kira-kira 25 cm. Aku langsung berpikir ayah harus memuaskan diriku.

Batang ayah yang besar, hitam dan panjang kucoba kumasukkan dalam mulutku, tetapi karena bibirku yang mungil batang itu hanya masuk kepalanya saja dan lidahku mulai menjilatinya. Ayahku mulai belingsatan. Hampir 15 menit aku jilat dan kuhisap batang kemaluan ayahku, ada sesuatu yang mendesak dari dalam vaginaku yang langsung keluar yaitu berupa cairan kental yangmembasahi vaginaku dan muka ayahku, tetapi ayah lebih dulu menangkap cairanku ke dalam lidahnya lalu ditelan ke mulut ayah. “Ah.. argh.. argh.. ssh.. Ayahh..” kataku sambil tubuhku ambruk, terlepaslah batang ayah dari mulutku. Ayahku berdiri dan berkata,
“ayu.. boleh vaginamu Ayah tusuk sekarang?”
“Iya.. Yah..” kataku lirih.
Ayah lalu menindihku, batang kemaluan ayahku ditempelkan tepat di depan vaginaku. Jari ayahku mengorek vaginaku yang masih rapat sehingga aku jadi menggelinjang. “Ah.. ah.. ssh..”

Setelah vaginaku agak lebar dan besar, batang kemaluan ayahku dicobanya untuk memasuki vaginamilikku. Karena masih agak sempit lubangnya maka baru kepala batang kemaluan ayah yang bisa masuk, ayah lalu memberi tekanan yang membuatku merem melek. “ayu.. sakit ya,” kata ayahku. “Ah.. nggak apa-apa koq.. Yah, nanti juga nggak sakit kalau batang kemaluan ayah sudah masuk semua.” Ayah pun kembali menekan batang kemaluannya ke vaginaku. Tapi karena batang kemaluan ayah yang memang besar sekali, pada tekanan yang ke-10 kalinya keluar-masuk, hanya bisa masuk setengahnya saja batang kemaluan ayah ke vaginaku. Aku pun menjerit,
“Aaawww..”
“Sakit yach.. yu..” kata ayah.
“Ah.. nggak Yah, terus.. Yah.. nekennya, biar vagina ayu.. jadi lebar!” kataku.
Ayahku pun lalu menekan lagi batang kemaluannya keluar-masuk vaginaku.

Ayah agak membungkuk sehingga payudaraku kembali jadi bulan-bulanan mulut dan lidah ayahku. Aku mengusap kepala ayahku yang menetek pada payudaraku dan menghujamkan batang kemaluannya di vaginaku, seperti mengelus anak kecil. Hampir satu jam aku mengikuti permainan nafsu buas ayahku yang membuatku orgasme. Cairan putih kental bercampur darah mendesak keluar dari vaginaku yang masih dihujam batang kemaluan ayah sehingga membasahi pahaku dan kakiku serta keringat yang mengucur deras dari pori-pori tubuhku. “Agh.. agh.. arg.. awww.. agh.. ayu.. keluar.. nih.. Yah.. agh.. ssh,” kataku dengan tubuh menggelepar seperti cacing kepanasandan lemaslah tubuhku. Sementara ayahku masih kuat berpacu dengan semakin cepat memasuk-keluarkan batang kemaluannya dari vaginaku yang sudah becek. Batang kemaluan ayah dicabutdari vaginaku.

Badanku yang loyo diputar oleh ayahku dari terlentang sekarang tengkurap, posisi pantatku diangkat sehingga vaginaku kembali menantang lalu ditempelkan batang kemaluan ayahku pada vaginaku, lalu ditekannya supaya masuk kembali. Vaginaku yang masih becek dibersihkan oleh dasterku lalu jari ayah menusuk lagi ke vaginaku untuk melebarkan vaginaku agar memudahkan batang kemaluan ayah masuk. Kali ini batang kemaluan ayah bisa masuk ke dalam vagina semuanya sampai berasa di rahimku. Satu jam lamanya vaginaku disodok batang kemaluan ayah dari belakang yang membuatku orgasme kedua kalinya. “Argh.. argh.. aahh.. sshh.. agh.. Ayah.. nikmat sekali.. argh..” Basahlah batang kemaluan ayah oleh cairanku, tetapi 5 menit kemudian ayah sampai juga mencapai titik orgasmenya.
ayu.. Ayah.. juga.. mau.. keluar.. nih.. argh.. argh..” kata ayahku tersengal-sengal. “Yah.. keluarin aja di dalam rahim.. ayu..” pintaku pada ayah, dimana sebenarnya aku sudah setengah sadar karena kecapaian. “Crot.. crot.. ser.. ser.. argh.. argh..” suara cairan ayah yang menyembur deras ke vagianku disertai suaralenguhan ayah yang langsung ambruk di atas tubuhku. Aku merasakan kehangatan yang sangat di dalam vaginaku di saat cairan batang kemaluan ayah menyembur yang membuatku pun langsung tertidur.

Jam 05.00 pagi aku terbangun dalam keadaan bugil yang sedang dipeluk ayahku yang masih tertidur. Aku lalu bangkit ketika melihat batang kemaluan ayahku yang loyo, aku mencoba menjilat sisa-sisa cairan yang rasanya agak manis asin, kujilat sampai habis dan ayahku terbangun. “ ayu.. maafin Ayah yach, Ayah nggak sadar berbuat ini kepadamu, Ayah khilaf karena 5 bulan ayah tidak menyentuh Ibumu, maafin Ayah yach,” kata ayah. “Tidak apa-apa kok Yah.. ayu senang dapat memuaskan Ayah yang sudah 5 bulan tidak menyentuh Mama, ayu juga senang sudah merasakan kehangatan Ayah, ayu juga senang dan menikmati saat batang kemaluan Ayah yang gede itu menyemburkan isinya di dalam vagina ayu, ayu jadi mau lagi kapan-kapan,” kataku dengan perasaan senang. Ayah sebenarnya agak bingung melihat Aku yang senang, tapi setelah itu ayah tersenyum dan memelukku dan menciumku. “Ya.. kapan-kapan lagi,” gumam ayahku.

Dan memang setelah kejadian malam yang indah itu, setiap adikku ke rumah sakit untuk jaga mama, aku dan ayah pasti melakukan perbuatan berburu nafsu lagi. Hal itu terjadi hingga 3 bulan kemudian dan terhenti disaat mama meninggal dunia, sampai hari ke-7. Sejak kematian mamaku, teman ayahku, menginap di rumah kami, usia teman ayahku  40 tahun sama dengan ayah, dia adalah sahabat akrab ayah dari kecil. Hari ini adalah hari ke-7 meninggalnya mama, saudara mama sedang sibuk untuk mengurus acara malam nanti, waktu itu jam 10.00 pagi, aku ada di kamarku, karena sudah 7 hari ayah tidak menyentuh nafsu birahiku, aku mencoba orgasme sendiri. Kuangkat rokku, vaginaku yang terbuka bebas karena aku tidak pakai CD sedang kumainkan dengan jariku, saking asyiknya mataku pun ikut kupejamkan, aku tidak tahu kalau teman ayahku sudah di dalam kamarku.

“ ayu.. kamu lagi ngapain? om pinjam sarung yach, adikmu lagi pergi sih, jadi om kesini.”
Aku tersentak kaget, kubelalakan mataku dan buru-buru rokku kuturunkan menutupi vaginaku.
“Ah.. om ngagetin ayu aja nih, kenapa nggak ketuk pintu dulu.”
“om sudah ketuk pintu, tapi kamu lagi asyik, kayaknya jadi om masuk aja, nggak taunya om melihat pemandangan yang indah,” kata om seakan menyangkal kataku.
“Ah om bisa aja,” kataku pucat pasi.
“yu.. boleh.. om melihatnya lagi punyamu.. sudah lama om tidah pernah melihatnya lagi.”soalnya lihat kamu waktu masih kecil aja

Sebenarnya aku agak malu untuk memperlihatkannya pada teman ayahku, tapi karena sudah 7 hari ayah tidak menyentuhku dan aku lagi onani maka kuijinkan.
“Boleh om!”
Kuangkat rokku dan terpampanglah dengan jelas vagina milikku di depan teman ayahku yang langsung berkomentar.
“ayu.. luar biasa sekali vaginamu, bagus banget bentuknya lagi mengeluarkan bau yang harum, wah.. wah.. wah, boleh om memegangnya?” pinta teman ayahku.
“Boleh.. om, malah tidak hanya memegang, kalau om mau coba jilat juga boleh,” kataku yang mulai naik nafsuku.

Dengan cepatnya om menundukkan badannya, saat itu juga vaginaku sudah tepat di depan muka teman ayahku, lidah teman ayahku langsung menjulur untuk menjilat vaginaku sementara pahaku sudah diraba dengan lembutnya oleh tangan teman ayahku yang mulai horni. Seperti anak muda, teman ayahku dengan cepat mengusap pahaku dan kedua jempol sudah ditempelkan ke vaginaku, bulu halus yang menutup vaginaku disibak dengan jempolnya dan dimasukkan ke dalam lubang vaginaku agar lebih lebar, kemudian lidah teman ayahku mulai menyapu bibir vaginaku yang membuatku panas dingin. “Aaahh.. aahh.. sshh.. aargh..” aku pun mulai berceracau ketika biji klitorisku tersentuh lidah dengan lembutnya. Klitorisku sudah mulai dijilat, dihisap dan digigit oleh teman ayahku, yang membuatku makin menggelinjang. “Aaawwhggh..” Pantatku kuangkat menahan rasa nikmat itu, mataku merem melek, sementara tanganku mengelus kepala teman ayahku yang sudah membotak, yang membuat teman ayahku makin rakus menjilat dan menggigit klitorisku. Kedua tangannya mulai merambah ke dalam kaos yang menutupi tubuhku. Ketika BH-ku terpegang langsung disobeknya sehingga payudaraku dan putingnya menjadi bulan-bulanan tangan teman ayahku. Tangannya meremas payudara sedangkan jarinya memelintirkan putingku.

Hampir 15 menit berlalu yang tiba-tiba badanku mengejang dan sampailah aku pada puncak orgasme. Kutekan kepala teman ayahku di selangkanganku lalu keluarlah cairan kental yang membasahi vaginaku. “Argh.. argh.. sshh.. om.. ayu.. keluuarr niih.. argh.. sshh..” Tapi teman ayahku dengan cepat dan tangkas menangkap cairan kental yang keluar dengan derasnya dengan lidahnya yanglangsung menelannya. “ayu.. luar biasa.. klitorismu rasanya manis, tapi cairan kentalmu lebih manis lagi.. wahh.. om jadi lebih segar sekarang ini,” kata teman ayahku sementara aku sudah terbaring lemas. “yu.. boleh nggak.. kalau vaginamu dimasukkin oleh batang kemaluan om?” tanya teman ayahku. Dengan setengah sadar karena aku udah terangsan ,langsung aja kukatakan, “Boleh.. om..”

teman ayahku dengan sigap melepaskan semua yang dipakainya hingga bugil lalu baju kaosku juga ditanggalkannya. Kulirik teman ayahku yang sudah agak membungkuk, naik ke tempat tidur. Direnggangkannya kakiku dan diangkatnya sedikit. om menindihku, dipegangnya batang kemaluannya lalu ditempelkan pada bibir vaginaku yang masih agak becek, setelah itu dengan sekali hentakan batang itu masuk ke dalam vaginaku. “Bleess.. jeb.. jeb..” batang kemaluan teman ayahku langsung menusuk sampai ke dalam vaginaku yang sudah lebar sejak dimainkan ayahkutetapi batang kemaluan teman ayahku rasanya lebih besar dan lebih panjang dari punya ayahku.

“Heehhkk,” aku menahan nafasku karena sembulan batang kemaluan teman ayahku ke dalam vaginaku yang berasa sampai ke dalam dadaku.
“Kenapa yu.. sakit.. yah?” tanya teman ayahku.
“Ah.. nggak om nggak apa-apa, punya om gede banget sih, berapa sih.. om panjangnya?” tanyaku dengan tersengal.
“Kamu.. pasti puas.. deh.. ini panjangnya 30 cm, istri om aja puas.. makanya ibumu juga dulu pernah ngrasaikn punya om,” kata teman ayahku membanggakan batang kemaluannya sendiri.
“Tapi.. yu.. memekmu.. luar biasa uueennaak buuangeett.. punya istri om.. mah kalah.”Dalam hatiku membenarkan bahwa batang kemaluan teman ayahku lebih enak dari punya ayahku. Dan benar juga perkiraanku rupanya selain lebih enak, lebih panjang, teman ayahku tenaganya tenaga kuda, hampir 4 jam lamanya aku menjadi bulan-bulanan teman ayahku
Setelah satu jam cara pertama, kami merubah posisi kami yaitu aku menungging, om menyodok ku dari belakang, setelah satu jam posisi kami pun berubah lagi, om  terlentang, aku naik di atasnya seperti naik kuda, posisi ini kami lakukan selama 2 jam. Setiap berubah posisi, aku pasti sampai orgasme, hingga aku 3 kali orgasme, teman ayahku hanya 1 kali itu pun pada posisi terakhir. Tubuhku sudah lemas sekali ketika posisi kami, aku di atas, om terlentang di bawah dimana aku sudah 3 kali dan teman ayahku akhirnya sampai juga puncak orgasmenya. “yu.. argh.. argh.. om.. nggak kuat lagi.. nigh.. om mau keluar nih..” kata teman ayahku. Cepat-cepat kulepaskan vaginaku dari batang kemaluan teman ayahku yang langsung menyemburkan cairan kentalnya deras sekali, tapi batang itu sempat kutangkap dan kubimbing ke mulutku sehingga sebagian cairan teman ayahku sempat kutelan dan sebagian lagi membasahi mukaku oleh lendir teman ayahku.

Kami pun langsung ambruk ketika kulihat jam menunjukkan pukul 14.00 siang. Ketika kami terbangun waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 sore, teman ayahku langsung membersihkan sisa-sisa lendir di batangnya dan meninggalkanku yang masih tergeletak di tempat tidur. Sebelum teman ayahku pergi dia sempat mengatakan bahwa dia senang bisa memerawaniku dan ingin sekali bisa mengulanginya. Memang sejak saat itu, aku selalu melayani ayahku di saat adikku tidak di rumah dan melayani teman ayahku jika setiap akhir bulan teman ayahku mengunjungiku atau aku yang mengunjunginya.di setiap ada kesempatan aku dan teman ayahku selalu mencurahkan hasrat birahinya,aku pun benar – benar ketagihan karena keperkasaan teman ayahku.

Tamat