BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Selingkuh dengan kokom istri temanku



Pada hari Minggu, "Hallo?", kataku ketika telepon sudah tersambung. "Hallo?", terdengar suara wanita menjawab. "Ini pasti kokom, ya? Saya adit..", kataku. "O, om adit.. Apa kabar?", tanya kokom ramah. "Baik, Bu.. Bisa bicara dengan Pak Yoga, Bu?", tanyaku. "Suami saya sejak kemarin malam pergi ke bandung, om..", kata kokom "O begitu ya, Bu.. Well, kalo begitu saya pamit mundur saja, Bu..", kataku cepat. "Sebentar, om!", kata kokom menyela. "Ya ada apa, Bu?", tanyaku. "Tidak ada apa-apa kok, om. Hanya saja rasanya kita sudah lama tidak pernah bertemu", katanya. "Betul sekali, Bu. Kebetulan saja saat ini sebetulnya saya ada perlu dengan Pak Yoga tentang masalah bisnis kami, Bu", kataku. "Ada yang bisa saya bantu, om?", tanya kokom serius. "Mm.. Kayaknya tidak ada, Bu. Terima kasih..", kataku lagi. "Sekarang om adit sedang dimana?", tanyanya kian melebar. "Saya sedang di jalan, Bu. Tadinya mau ke rumah Ibu. Tapi ternyata Pak Yoga tidak ada di rumah..", kataku seadanya. "Kesini saja dulu, om!", ajak kokom "Gimana, ya?", kataku ragu. "Ayolah, om Teman suami saya berarti teman saya juga. Please..", pintanya.
"Baiklah, saya akan mampir sebentar..", kataku setelah berpikir sejenak. "Okay.. Saya tunggu, om. Bye", kata kokom sambil menutup telepon. Segera aku menuju ke rumah Yoga, teman bisnisku. Di teras sebuah rumah  Indah, tampak seorang wanita tersenyum ketika aku mendekat. kokom, sekitar 32 tahun, wajah lumayan enak dipandang. Kulit putih, postur tubuh sedang saja. Yang membuatku suka adalah tubuhnya yang seksi terawat. Aku kenal dia sekitar tiga tahun yang lalu ketika aku mengantar Yoga suaminya, pulang dari urusan bisnis. "Silahkan masuk, om", katanya sambil membuka pintu rumahnya. "Terima kasih", kataku sambil duduk di ruang tamu. "Mau minum apa, om?', tanyanya sambil tersenyum manis. "Apa saja boleh, Bu..", jawabku sambil membalas senyumannya. "Baiklah..", katanya sambil membalikkan badan dan segera melangkah ke dapur. Mataku tak berkedip melihat penampilan kokom pagi itu. Dengan memakai kaos tank-top serta celana pendek ketat/hot span, membuat mataku dengan jelas bisa melihat mulusnya punggung serta bentuk dan lekuk paha serta pantat kokom yang bulat padat bergoyang ketika dia berjalan. "Maaf kelamaan..", kata kokom sambil membungkuk menyajikan minuman di meja. Saat itulah dengan jelas terlihat buah dada Novianti yang cukup besar. Darahku berdesir karenanya. "Silakan diminum..", katanya sambil duduk. Kembali mataku selintas melihat selangkangan kokom yang jelas menampakkan menggembungnya bentuk memek kokom. "Iya.. Iya.. Terima kasih..", kataku sambil meneguk minuman yang disajikan. "Sudah lama sekali ya kita tak bertemu..", kata kokom membuka percakapan. "Betul, Bu. Sudah sekitar enam bulan saya tidak kesini..", jawabku. "Senang rasanya bisa bertemu om adit lagi..", kata kokom tersenyum sambil menyilangkan kakinya. Kembali mataku disuguhi pemandangan yang indah. Bentuk paha indah kokom membuat darahku berdesir kembali. Ini perempuan kayaknya bisa juga.., pikiranku mulai kotor. "Hei! Om adit lihat apa?", tanya kokom tersenyum ketika melihat mataku tertuju terus ke pahanya. "Eh.. Mm.. Tidak apa-apa, Bu..", jawabku agak kikuk. "Hayoo.. Ada apa?", kata kokom lagi sambil tersenyum lebar. Aku suka tatapan matanya yang terkesan binal. "Saya suka lihat bentuk tubuh Ibu, jujur saja..", kataku memancing. "Memangnya kenapa dengan tubuh saya?", tanyanya sambil matanya menatap tajam mataku. "Mm.. Nggak ah.. Nggak enak mengatakannya..", jawabku agar dia penasaran. "Tidak enak kenapa? Ayo dong om..", katanya penasaran. "Sudah ah, Bu.. Malu sama orang.", kataku sambil tersenyum. "Iihh! Om adit  bikin gemes deh..", katanya sambil bangkit lalu menghampiri dan duduk di sebelahku. "Saya cubit nih ..! Ayo dong katakan apa?", katanya sambil mencubit pelan tanganku. "Yee.. Ibu ternyata agresif juga ya?!", kataku sambil tertawa. "Tapi suka, kan?", katanya manja. "Iya sih..", kataku mulai berani karena melihat gelagat kokom seperti itu. "Kalau begitu, ayo dong om kasih tahu ada apa dengan tubuh saya?", tanya kokom agak berbisik sambil tangannya ditumpangkan di atas pahaku. Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya tersenyum sambil mataku tajam menatap matanya. "Ihh, kenapa om tak mau jawab sih?", suara kokom terdengar pelan sementara matanya menatap mataku. Beberapa saat mataku dan mata kokom saling bertatapan tanpa bicara. Sedikit demi sedikit kudekatkan wajahku ke wajahnya. Terdengar jelas nafas kokom menjadi agak cepat disertai remasan tangannya di pahaku ketika bibirku hampir bersentuhan dengan bibirnya. "Tubuh Ibu seksi..", bisikku sambil menempelkan bibirku ke bibir merahnya. "Mmhh..", desahnya ketika kukecup dan kulumat perlahan bibirnya. Tak kusangka Novianti membalas lumatan bibirku dengan sangat panas dan liar. Lumatan bibir, hisapan dan permainan lidahnya benar-benar membuatku bergairah. Apalagi ketika tangan kokom dengan berani langsung memegang dan meremas celana bagian depanku yang sudah mulai menggembung. "Mmhh..", desahnya ketika tanganku mulai meraba buah dadanya yang cukup besar menantang. "Kita pindah ke kamar saja, om..", bisiknya sambil bangkit dan menarik tanganku. "Oke..", jawabku sambil meremas pantatnya. Segera kuikuti Novianti ke kamarnya sambil sesekali memegang dan meremas pantatnya. Di dalam kamar. kokom tanpa segan lagi langsung melepas semua pakaiannya hingga dengan jelas aku bisa menyaksikan betapa seksinya tubuh dia. Aku suka buah dadanya yang cukup besar dengan puting susu kecil berwarna agak coklat. Apalagi ketika melihat memeknya yang dihiasi bulu yang tak terlalu banyak tapi rapi. "Ayo dong lekas buka pakaiannya..", kata kokom ketika melihatku belum membuka pakaian. "Tubuh Ibu sangat bagus..", kataku tersenyum sambil membuka pakaianku. "Apa yang om suka?", tanya kokom sambil menghampiri dan membantu membuka pakaianku. "Saya suka ini..", kataku sambil meremas buah dadanya lalu meraba memeknya. "Ihh, nakal..!!", katanya sambil memegang dan mengelus kontolku yang sudah mulai tegang. Kurengkuh belakang kepalanya lalu segera kulumat bibirnya, kokom pun segera membalas lumatanku sembari tangannya makin keras meremas kontolku. "Uhh..", desah kokom ketika tanganku meremas buah dadanya dan sesekali memainkan puting susunya. Sambil berdiri kami berciuman dan saling raba apa pun yang mau diraba, saling remas apapun yang mau diremas. Sampai beberapa saat kemudian, kudorong dan kurebahkan tubuh mulus telanjang kokom ke atas ranjang. "Oww.. omm! Enakkhh..", desah kokom keras ketika bibirku menyusuri belahan memeknya sementara tanganku memegang dan meremas buah dadanya. "Ohh.. Ohh..", jerit kokom sambil menggelinjang ketika lidahku menjilati kelentit dan lubang memeknya bergantian. Tubuh kokom makin bergetar dan melengkung ketika sambil kujilat kelentitnya, kumasukkan jariku ke lubang memeknya. Terasa di jariku jepitan- jepitan pelan lubang memeknya ketika jariku kukeluarmasukkan perlahan. "Oohh..", jerit kokom makin keras serta dengan keras menjambak kepalaku dan mendesakkan ke memeknya. "Aku mau keluarrhh, omm..", jerit kokom sambil menggerakan dan mendesakkan memknya ke mulutku. "Oohh!! Nikmaatthh..!!", jerit kokom ketika mendapatkan orgasme, lalu tubuhnya melemah. Aku bangkit lalu kutindih tubuhnya. "Bagaimana rasanya, Bu?", tanyaku sambil mengecup bibirnya. kokom tidak menjawab pertanyaanku, tapi membalas kecupanku dengan lumatan ganas walau mulutku masih basah oleh cairan memeknya sendiri. "Gantian, Pak..", kata kokom sambil tersenyum lalu bangkit. "Mm.. Enak, Bu..", kataku ketika kontolku dikocoknya sambil sesekali kokom menjilat kepala kontolku. "Uhh..", desahku ketika terasa mulu t dan lidah kokom dengan hangat melumat dan menghisap kontolku. Jilatan dan hisapan kokom sangat terasa nikmat. Sangat lihay sepertinya kokom dalam hal ini. Apalagi ketika lidah kokom dengan tanpa ragu menjilat lubang anusku berkali-kali sembari tangannya tak henti mengocok kontol. Apalagi ketika ujung jarinya dimasukkan ke lubang anusku, lalu mulutnya tak henti menjilat dan menghisap kontolku. "kokoomm.. Enakk bangett..", kataku sambil terpejam lalu memegang kepalanya. Kemudian kugerakkan kontolku keluar masuk mulutnya. "Uhh.. Enak sekali, kom..", kataku sambil meremas rambut kokom. "Sudah deh.. Naik sini!", pintaku. kokom menurut. Setelah menghentikan hisapannya, dia segera bangkit lalu segera naik ke atas tubuhku. Kemudian dengan satu tangan dipegang kontolku lalu diarahkannya ke lubang memeknya. Bless.. Tak lama memeknya sudah mulai digerakkan ketika kontolku sudah masuk. "Sudah lama saya memimpikan bisa bersetubuh dengan om adit..", kata kokom sambil tetap menggerakan pinggulnya turun naik di atas kontolku. "Memangnya kenapa, Bu.. Mhh..", kataku sambil meremas kedua buah dadanya yang bergoyang seiring gerakan tubuh kokom yang bergerak turun naik dengan cepat. "Mmhh.. Karena.. Mmhh.. Karena sejak pertama kita bertemu, saya sudah suka dengan om adit. Saya tertarik pada om adit.. Mmhh..", kata kokom sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum lalu membalas kecupannya sambil meremas pantatnya. "Ohh, omm.. Enak sekali rasanya..", bisik kokom sambil mempercepat gerakannya. "Ohh.. Sayaanngg.. Ohh..", jerit kokom sambil tubuhnya bergerak makin cepat seperti meronta. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! kokom mencapai orgasme. "Ohh..", jerit kokom sambil mendekap erat tubuhku sambil mendesakkan memeknya ke kontolku. Tubuhnya bergetar dan meronta merasakan nikmat yang amat sangat. "Ohh.. omm.. Enak sekali..", bisik kokom sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum sambil membalas kecupannya. "Mau posisi apa, sayang?", tanya kokom sambil tetap berada di atas tubuhku. "Posisi kesukaan kokom apa?", aku balik bertanya. "Doggy style.. Mau?", tanya kokom sambil tersenyum lalu mengecup bibirku. "Whatever you want..", jawabku. kokom bangkit lalu mulai nungging di pinggir ranjang. Tampak jelas memeknya merekah merangsang.. Segera kuarahkan kontolku ke lubang memeknya, lalu bless.. Bless.. Aku mulai memompa kontolku dalam-dalam di memeknya. Rasanya sangat nyaman dan nikmat. "Ohh.. Enak banget memekmu..", kataku sambil meremas pantat kokom. "Mmhh.. Kapanpun om adit mau, akan saya berikan.. Mmhh..", kata kokom sambil menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar mengimbangi pompaan kontolku. "Remasshh.. Remass buah dada saya, omm..", desah kokom sambil meremas buah dadanya sendiri. Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil memompa kontol, tanganku segera memegang, meremas buah dada dan memainkan puting susu kokom bergantian. "Ohh.. Ohh.. Nikmaatthh..", jerit lirih kokom sambil memegang tanganku yang sedang meremas- remas buah dadanya. "Ohh.. Enak sekali, sayang..", kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan. "Keluarkan saja di dalam memekku, sayang..", kata kokom sambil mempercepat goyangan pantatnya. Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku ndalam-dalam ke memeknya.. Croott! Croott! Croott! Air maniku menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke memeknya sampai kurasakan air maniku habis keluar. Dan akhirnya aku merebahkan diri di samping tubuh molek kokom. "om adit hebat.. Saya puas..", kata kokom sambil meraba kontolku yang mulai lemas. "Ibu juga hebat, memeknya sangat nikmat..", kataku balas memuji. "Kapan pun om adit mau, saya akan selalu penuhi keinginannya..", kata kokom sambil tersenyum lalu mengecup bibirku. "Kapan pun Ibu perlu saya, just make a call..", kataku sambil membalas kecupannya. "Saya mau mandi dulu, om.. Mau ikut?", tanya kokom manja sambil bangkit dan turun dari ranjang. "Mandi bareng wanita cantik siapa yang mau nolak?", kataku sambil bangkit pula. "Ihh! Genit!", katanya sambil mencubit tanganku. "Kalau sudah kena air dingin, bisa ada ronde kedua dong..", bisik kokom sambil memeluk tubuh telanjangku. "Siapa takut..", jawabku sambil mengecup bibir ranumnya,setelah pertemuan itu kami sering melakukannya di setiap ada kesempatan

Reuni membawa nikmat



Namaku Sonny, dulu sewaktu masih SMP ada beberapa teman wanita yang naksir denganku, maklumlah waktu itu aku bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-perempuan tersebut adalah Rere, Vinvin (nama samaran) yang ada hubungannya dengan ceritaku ini.

Reuni dengan Beberapa Teman Wanita Seksi yang Naksir Padaku
Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta yang kebetulan aku termasuk eksekutif muda. Nah, bulan mei tahun kemarin, aku ada meeting di Surabaya dan kebetulan hari itu ulang tahun Rere (Rere termasuk wanita yang lumayan tingginya 170, branya 36 dan bodinya itu tuch yang semok alias seksi montok).
Sehabis meeting, aku iseng menelepon Rere dan dia mengundangku datang ke rumahnya. Kemudian aku langsung saja cabut ke rumah Rere, eh nggak tahunya di situ ramai juga teman-temennya yang datang, termasuk Vinvin.
Acara pesta tersebut berlangsung sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Rere cerita kepadaku kalau minggu depan dia mau menikah terus Vinvin minggu depannya lagi, lalu Rere cerita masa-masa dia naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat.
Maklumlah sudah 2 tahunan nggak jumpa. Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan buatku untuk tinggal lebih lama. Langsung saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementara di rumahnya tinggal Vinvin saja yang belum pulang dan orang tuanya juga nggak ada. Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali-sekali melirikku, aku sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahunya si Vinvin main serobot saja.
Dari belakang Vinvin langsung memelukku dan meng-kiss pipiku (Vinvin nggak beda jauh sama Rere, bedanya mata Rere kebiru-biruan sedikit dan lebih hitam dari Vinvin). Punggungku terasa ada benda kental yang bikin aku naik. Habis itu Vinvin membisikan kalau dia masih kepingin denganku, terus aku responin juga kalau aku kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mungil kemerah-merahan itu.
Vinvin langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memelukku dari belakang tapi tangannya sudah langsung menggerayangi penisku, dalam hati ini anak kepingin di embat nich. Aku lihat Rere disampingku bengong saja dan cemberut merasa kalah duluan.
Terus Rere pergi sebentar, aku masa bodoh saja, kutarik si Vinvin ke pangkuanku dan bibirnya masih kulumat habis. Gila! nafsunya besar sekali! Setelah itu kualihkan dari bibir, kukecup terus ke bawah sambil tanganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal. Pas kukecup di belahan buah dadanya, Vinvin berteriak, “Sstt aahh” dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya sekalian. Kelihatan buah dadanya menggantung siap diremas habis.
Dengan gemasnya kulumat habis buah dadanya sampai dia menggelinjang keenakan dan suara yang “sstt sstt aahh…” Setelah itu tanganku pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya. Dia pun kelihatan bugil tapi masih pakai CD. Terus Rere datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarnya saja.
Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Vinvin sambil buah dadanya terus kuhisap ke dalam kamar Rere. Terus aku telentangi Vinvin di tempat tidur Rere, aku lihat Vinvin sudah pasrah menantang, langsung saja kubuka CD-nya, ehh ternyata bulu Vinvin rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama CD-ku sampai aku bugil ria.
Terdengar teriakan Rere kaget melihat penisku sepanjang 17 cm dan gede banget katanya sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Vinvin. Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina Vinvin, uhh seret banget, dan kulihat Vinvin menggigit bibirnya dan berteriak,
“Aakkhh eegghh…” Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas seprei. Rupanya dia masih Virgin sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya saja Vinvin sudah teriak. Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kusodok lebih keras, Vinvin langsung saja teriak kencang sekali.
Masa bodoh, aku teruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku seperti diremas-remas dan hangat-hangat basah. Sambil menarik napas, kulihat kalau Vinvin sudah agak tenang lagi, tapi rupanya dia meringis menahan sakit, kebesaran barangkali yach?
Setelah itu aku tarik penisku pelan-pelan dan kelihatan sekali vagina Vinvin ikut ketarik terus kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-pejam keenakan sambil teriak, “Sstt aahh sshh egghh…” Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja aku sodok lagi ke vaginanya sekeras-kerasnya, “Bleesshh…” Vinvin berteriak, “aahh..” Kira-kira 5 menitan vagina Vinvin terasa seret.
Setelah itu vaginanya baru terasa licin hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku semakin kupercepat sampai Vinvin kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Vinvin kurang agresif. Terus kusuruh Vinvin menggerakan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti gerakanku. Baru beberapa menit Vinvin sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau orgasme.
Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Vinvin berteriak kencang sekali sembari memelukku kencang-kencang, lama sekali Vinvin memelukku sampai akhirnya dia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih menancap di vaginanya. Sekilas kulihat kalau Rere melihatku sambil menggigit jarinya, terus Rere mendekati kami berdua kemudian bertanya “Bagaimana tadi?”
Aku senyum saja sambil penisku masih kutancapkan di vagina Vinvin, terus Rere duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku. Aku iseng, kupegang tangan Rere terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja. Setelah itu kutarik dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentangi di atas perut Vinvin tapi penisku masih tetap menancap di vagina Vinvin, tidak ketinggalan kuremas-remas buah dada Rere sambil matanya terpejam menikmati lumatan bibirku dan remasan tanganku.
Sementara si Vinvin mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya sempoyongan seperti vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Rere sementara tangannya sudah merangkul tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang kegelian. Terus kuraba CD-nya.
Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celananya sampai Rere benar-benar bugil. Terus aku suruh Rere pegang penisku sampai muka dia kelihatan kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan. Setelah itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya.
Kemudian Rere bertanya kalau dia mau diapakan. Aku suruh Rere pegang penisku lalu kugesek kevaginanya. Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia tetap melakukan juga. Sambil matanya terpejam, Rere mulai menggesek penisku kevaginanya, pas menyentuh vaginanya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah,
“Aahh…”, sementara aku sibuk meremas-remas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan kelihatan puting buah dadanya semakin munjung keatas. Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vaginanya.
Rere diam saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Vinvin tiba-tiba saja mendorong pantatku sekeras-kerasnya secara langsung penisku kedorong masuk kedalam vagina Rere sedangkan Rere menjerit keras, “aakkh sakit Sonny, apa-apaan kamu”, sambil badan Rere menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya menahan pinggulku.
Sedangkan Vinvin bilang ke Rere kalau sakitnya hanya sebentar saja, terus Vinvin malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Rere biar tidak menahan gerakan pinggulku. Rere kelihatan menahan sakit sambil menggigit bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua penisku. Rere kelihatan mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi.
Aku biarkan dulu beberapa menit sambil mencumbu Rere biar dia tambah naik sementara Vinvin yang masih bugil tadi melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil. Tidak lama Rere sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisku pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali.
Tiba-tiba bell pintu berbunyi lalu Vinvin mengintip lewat jendela kamar lalu pakai bajunya yang panjang sampai lutut terus Vinvin ngeloyor pergi sambil ngomong, “Nyantai saja, terusin biar aku yang nemuin”, tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku yang sempat terhenti, aku lihat Rere masih nyengir sambil kepalanya geleng kekiri dan kekanan terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku.
Rupanya vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh. Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Rere, aku terus menggenjotnya semakin cepat sampai dia mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba punggungku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke atas pantatku sambil memelukku dan berteriak “aagghh”, kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat keluar dari vaginanya hingga menambah rasa nikmat.
Rupanya dia orgasme beruntun, setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-pelan sambil mulai mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku ambil posisi lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-muntir putingku sambil tersenyum manis.
Makin lama gerakanku semakin kupercepat sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu kulihat Rere sudah mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan mengikuti irama genjotanku. Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot lebih kencang lagi sampai vaginanya bunyi kencang banget, nggak lama aku mau keluar kutarik penisku biar ejakulasi di luar.
Dia malah menahan pantatku biar nggak ditarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia erat-erat sambil teriak, “Aargghh.. eegghh..”, kemudian Rere juga teriak lama sekali, aku ejakulasi di dalam vagina Rere sampai Rere gelagapan nggak bisa napas, kira-kira semenitan aku dekap Rere erat-erat sampai aku kehabisan tenaga,
terus kucabut penisku dan kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Vinvin yang keras dan tiba-tiba tadi. Sementara itu Vinvin kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Rere itu ketinggalan dompet terus kebetulan Vinvin juga kenal sama dia, nggak lama kemudian Vinvin masuk ke kamar terus menanyakan aku,
“Mau kenalan nggak sama temanku?” aku jawab, “Masa aku bugil begini mau dikenalin”, “Cuek saja, lagian tadi aku sama dia sudah ngintip lu waktu sama Rere tadi”, aku bengong saja terus Vinvin membisikan sesuatu ke Rere terus Rere mengangguk sambil tertawa cekikikan terus Rere membisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich.
Lalu Vinvin dan Rere yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebentar ke kamar Rere sambil matanya ditutup pakai T-shirt Vinvin. Setelah itu Vinvin kasih isyarat ke aku biar diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi) supaya rebahan dulu di tempat tidur. Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa ini.
Lalu Vinvin bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati saja. Christ mengangguk saja lalu Vinvin menyuruh Rere pegang tangan Christ yang diangkat di atas kepalanya dan Vinvin meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya,
tentu saja Christ teriak kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan lalu Vinvin pindah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode ke aku biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Vinvin dimasukan ke dalam bra punya Christ, aku menurut saja sambil mulai mengikuti Vinvin meraba-raba tubuh seksi Christ,
sementara Christ kaget dan mulai meronta-ronta nggak mau diteruskan, aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ supaya posisi pantatnya pas di sudut tempat tidur kelihatan Rere mengikuti dan tetap memegang tangan Christ yang sudah mulai meronta dan berteriak-teriak “Jangan”,
lalu Vinvin menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku biar diteruskan saja, langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahanya yang putih dan bentuk kakinya yang seksi membuat aku cepat naik, waktu aku mau peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya menendang-nendang hingga aku kesulitan.
Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa sampai di bawah lututnya terus aku berdiri sedikit buat melepas CD-nya tadi habis itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang sudah tegang berat ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu.
Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Christ agak diam nggak meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerakan pinggul Christ sudah dapat aku tahan lalu aku cepat-cepat menyodok penisku sekeras-kerasnya ke vaginanya,
sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak tertahan selama aku dorong masuk penisku tadi sampai mentok, seret banget dan masih agak licin, aku lihat Vinvin masih melumat bibir Christ sementara Rere melihat penisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi,
setelah aku diamkan beberapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ kembali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai melemah rontanya dan mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Vinvin sudah nggak melumat bibirnya tadi. Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku semakin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik T-shirtnya sampai menyentuh buah dadanya yang masih terbungkus bra.
Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Vinvin membantu membukakan bra Christ tadi sementara Rere sudah melepaskan pegangan tangannya dan Rere mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil menggigit bibirnya sambil terus melihatku yang lagi “ngerjain” Christ dengan ganas, lalu Vinvin ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras sambil kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta desahan dan rintihan Christ yang menambah nafsuku.
Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan aku sudah nggak tahan lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekencang-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas tapi masih tetap menggoyang pinggulnya, aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil menggigit telingaku sembari melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sementara penisku yang masih di dalam vagina Christ terasa hangat karena cairan yang keluar dari vaginanya tadi.
Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai lemas di samping tubuh Christ lalu Vinvin kembali ke tempat tidur lagi dan kami berempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya. END