BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Yanti selingkuh dengan majikan



 Pembantuku baru dua bulan yang lalu pulang kampung, jadi sekarang aku tinggal hanya denan istri dan anakku dan hanya ditemani pembantuku yang baru, pembantunya yang baru 1 bulan bekerja disitu. Namanya yanti berumur 33 tahun, dia sudah bersuami punya anak satu. Wajahnya cantik, bahkan bodynya sexy, walaupun tidak bisa disebut gemuk juga. Tapi yang menarik dari yanti ini adalah bodynya, seksi sekali. Tinggi kira-kira 164 cm, dengan pinggul yang bulat dan dada berukuran 36. Kulitnya putih. Sering sekali aku memperhatikan kemolekan tubuh pembantu ibuku ini, sambil membandingkannya dengan tubuh isteriku yang sudah agak mekar.
Hari itu, karena kurang enak badan, aku pulang dari kantor jam 10.00 WIB, sampai di rumah, kudapati rumahku kosong. Rupanya isteriku pergi, sedang anak-anakku pasti sedang sekolah semua. Akupun mencoba ke rumah ibuku, yang hanya berjarak 5 menit berjalan kaki dari rumahku. Biasanya kalau tidak ada di rumah, isteriku sering main ke rumah ibuku, entah untuk sekedar ngobrol dengan ibuku atau membantu beliau kalau sedang sibuk apa saja.
Sampai di rumah ibuku, ternyata disanapun kosong, cuma ada yanti, sedang memasak.
Kutanya yanti, “yan, Bu Dewi (nama isteriku) kesini nggak?”
“Iya Pak, tadi kesini, tapi terus sama temannya” jawab yanti.
“Terus Ibu sepuh (Ibuku) kemana?” Tanyaku lagi.
“Tadi dijemput Bu Ina (Adikku) diajak ke sekolah Yogi (keponakanku)”
“Oooh” sahutku pendek.
“Masak apa yan? tanyaku sambil mendekat ke dapur, dan seperti biasa, mataku langsung melihat tonjolan pinggul dan pantatnya juga dadanya yang aduhai itu.
“Ini Pak, sayur sop”
Rupanya dia ngerasa juga kalau aku sedang memperhatikan pantat dan dadanya.
“Pak Irwan ngeliatin apa sih” Tanya yanti.
Karena selama ini aku sering juga bercanda sama dia, akupun menjawab,
“Ngeliatin pantat kamu yan. Kok bisa seksi begitu sih yan?”
“Iiih Bapak, kan Ibu Dewi juga pantatnya gede”
“Iya sih, tapi kan lain sama pantat kamu yan”
“Lain gimana sih Pak?” tanya yanti, sambil matanya melirik kearahku.
Aku yakin, saat itu memang yanti sedang memancingku untuk kearah yang lebih hot lagi.
Merasa mendapat angin, akupun menjawab lagi, “Iya, kalo Bu Dewi kan cuma menang gede, tapi tepos”
“Terus, kalo saya gimana Pak?” Tanyanya sambil melirik genit.
Kurang ajar, pikirku. Lirikannya langsung membuat tititku berdiri.
Langsung aku berjalan kearahnya, berdiri di belakang yanti yang masih mengaduk ramuan sop itu di kompor.
“Kalo kamu kan, pinggulnya gede, bulat dan kayaknya masih kencang”, jawabku sambil tanganku meraba pinggulnya.
“Idih Bapak, emangnya saya motor bisa kencang” sahut yanti, tapi tidak menolak saat tanganku meraba pinggulnya.

Mendengar itu, akupun yakin bahwa yanti memang minta aku ‘apa-apain’.
Akupun maju sehingga tititku yang sudah berdiri dari tadi itu menempel di pantatnya. Adduuhh, rasanya enak sekali karena yanti memakai rok berwarna abu-abu (seperti rok anak SMU) yang terbuat dari bahan cukup tipis. Terasa sekali tititku yang keras itu menempel di belahan pantat Enny yang, seperti kuduga, memang padat dan kencang.
“Apaan nih Pak, kok keras? tanya yanti genit.
“Ini namanya sonny yan, sodokan nikmat” sahutku.
Saat itu, rupanya sop yang dimasak sudah matang. yanti pun mematikan kompor, dan dia bersandar ke dadaku, sehingga pantatnya terasa menekan tititku. Aku tidak tahan lagi mendapat sambutan seperti ini, langsung tanganku ke depan, ku remas kedua buah dadanya. Alamaak, tanganku bertemu dengan dua bukit yang kenyal dan terasa hangat dibalik kaos dan branya.

Saat kuremas, yanti sedikit menggelinjang dan mendesah, “Aaahh, Pak” sambil kepalanya ditolehkan kebelakang sehingga bibir kami dekat sekali. Kulihat matanya terpejam menikmati remasanku. Kukecup bibirnya (walaupun agak terganggu oleh giginya yang sedikit tonggos itu), dia membalas kecupanku. Tak lama kemudian, kami saling berpagutan, lidah kami saling belit dalam gelora nafsu kami. TItitku yang tegang kutekantekankan ke pantatnya, menimbulkan sensasi luar biasa untukku (kuyakin juga untuk yanti).
Sekitar lima menit, keturunkan tangan kiriku ke arah pahanya. Tanpa banyak kesukaran akupun menyentuh CDnya yang ternyata telah sedikit lembab di bagian memeknya.
Kusentuh memeknya dengan lembut dari balik CDnya, dia mengeluh kenikmatan, “Ssshh, aahh,
Pak Irwan, paak.. jangan di dapur dong Pak”
Dan akupun menarik tangan yanti, kuajak ke kamarnya, di bagian belakang rumah ibuku.
Sesampai di kamarnya, yanti langsung memelukku dengan penuh nafsu, “Pak, yanti sudah lama lho pengen ngerasain punya Bapak”

Memang yanti merupakan wanita yang hiver sex juga,makanya setelah bekerja di situ baru satu bulan ,memeknya pun sudah gatal pengen ngerasain sodokan dari laki-laki
“Kok nggak bilang dari dulu yan?” tanyaku sambil membuka kaos dan roknya.
Dan.. akupun terpana melihat pemandangan menggairahkan di tubuh pembantu ku ini.

Kulitnya memang putih mulus,. Buah dadanya besar tapi proporsional dengan tubuhnya. Sementara pinggang kecil dan pinggul besar ditambah bongkahan pantatnya bulat dan padat sekali. Rupanya yanti tidak mau membuang waktu, diapun segera membuka kancing bajuku satu persatu, melepaskan bajuku dan segera melepaskan celana panjangku.sia memang tadinya adalah bekas seorang pegawai,dia bekerja jadi pembantu hanya cuman pelarian saja ,untuk menghindari masalah yang ada di kampungnya.
Sekarang kami berdua hanya mengenakan pakaian dalam saja, dia bra dan CD, sedangkan aku hanya CD saja. Kami berpelukan, dan kembali lidah kami berpagut dalam gairah yang lebih besar lagi. Kurasakan kehangatan kulit tubuh yanti meresap ke kulit tubuhku. Kemudian lidahku turun ke lehernya, kugigit kecil lehernya, dia menggelinjang sambil mengeluarkan desahan yang semakin menambah gairahku, “Aahh, Bapak”.
Tanganku melepas kait branya, dan bebaslah kedua buah dada yang indah itu. Langsung kuciumi, kedua bukit kenyal itu bergantian. Kemudian kujilati pentil yanti yang berwarna coklat, terasa padat dan kenyal (Beda sekali dengan buah dada isteriku), lalu kugigit-gigit kecil pentilnya dan lidahku membuat gerakan memutar disekitar pentilnya yang langsung mengeras.
Kurebahkan yanti ditempat tidurnya, dan kulepaskan CDnya. Kembali aku tertegun melihat keindahan kemaluan yanti yang dimataku saat itu, sangat indah dan menggairahkan. Bulunya tidak terlalu banyak, tersusun rapi dan yang paling mencolok adalah kemontokan vagina yanti. Kedua belah bibir vaginanya sangat tebal, sehingga klitorisnya agak tertutup oleh daging bibir tersebut. Warnanya kemerahan.
“Pak, jangan diliatin aja dong, yanti kan malu” Kata yanti

Aku sudah tidak mempunyai daya untuk bicara lagi, melainkan kutundukkan kepalaku dan bibirkupun menyentuh vagina yanti yang walaupun kakinya dibuka lebar, tapi tetap terlihat rapat, karena ketebalan bibir vaginanya itu. Enny menggelinjang, menikmati sentuhan bibirku di klitnya. Kutarik kepalaku sedikit kebelakang agar bisa melihat vagina yang sangat indah ini.
“ yanti, memek kamu indah sekali, sayang”
“Pak Irwan suka sama memek yanti? tanya yanti
“Iya sayang, memek kamu indah dan seksi, baunya juga enak” jawabku sambil kembali mencium dan menghirup aroma dari vagina yanti.
“Mulai sekarang, memek yanti cuma untuk Pak Irwan” Kata yanti.
“Pak Irwan mau kan?”
“Siapa sih yang nggak mau memek kayak gini yan?” tanyaku sambil menjilatkan lidahku ke vaginanya kembali.
yanti terlihat sangat menikmati jilatanku di klitorisnya. Apalagi saat kugigit klitorisnya dengan lembut, lalu lidahku ku masukkan ke liang kenikmatannya, dan sesekali kusapukan lidahku ke lubang anusnya.
“Oooh, sshshh, aahh.. Pak Irwan, enak sekali Pak. Terusin ya Pak Irwan sayang”

Sepuluh menit, kulakukan kegiatan ini, sampai dia menekan kepalaku dengan kuat ke vaginanya, sehingga aku sulit bernafas”Pak Irwan.. aahh, yanti nggak kuat Pak.. sshh”Kurasakan kedua paha yanti menjepit kepalaku bersamaan dengan itu, kurasakan vagina yanti menjadi semakin basah. yanti sudah mencapai orgasme yang pertama. yanti masih menghentak-hentakkan vaginanya kemulutku, sementara air maninya meleleh keluar dari vaginanya. Kuhirup cairan kenikmatan yanti sampai kering. Dia terlihat puas sekali, matanya menatapku dengan penuh rasa terima kasih. Aku senang sekali melihat dia mencapai kepuasan.makasih ya pak yanti dah lama nggak ngerasain sodokan dari suami yanti ,yanti juga selalu ngebayangin sodokan dari bapak,ternyata sekarang kelaksana,...senjata bapak besar sekali yanti sampe sesek pak,.....memek kamu juga seret banget yan,...nikmat banget.....
Tak lama kemudian dia bangkit sambil meraih kemaluanku yang masih berdiri tegak seperti menantang dunia. Dia memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya, dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Ooouugh, nikmatnya, ternyata yanti sangat memainkan lidahnya, kurasakan sensasi yang sangat dahsyat saat giginya yang agak tonggos itu mengenai batang kemaluanku. Agak sakit tapi justru sangat nikmat. yanti terus mengulum kemaluanku, yang semakin lama semakin membengkak itu. Tangannya tidak tinggal diam, dikocoknya batang kemaluanku, sambil lidah dan mulutnya masih terus mengirimkan getaran-getaran yang menggairahkan di sekujur batang kemaluanku.
“Pak Irwan, yanti masukin sekarang ya Pak?” pinta yanti.
Aku mengangguk, dan dia langsung berdiri mengangkangiku tepat di atas kemaluanku. Digenggamnya batang kemaluanku, lalu diturunkannya pantatnya. Di bibir vaginanya, dia menggosok-gosokkan kepala kemaluanku, yang otomatis menyentuh klitorisnya juga. Kemudian dia arahkan kemaluanku ke tengah lobang vaginanya. Dia turunkan pantatnya, dan.. slleepp.. sepertiga kemaluanku sudah tertanam di vaginanya. yanti memejamkan matanya, dan menikmati penetrasi kemaluanku.

Aku merasakan jepitan yang sangat erat dalam kemaluan yanti. Aku harus berjuang keras untuk memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam kehangatan dan kelembaban vagina yanti. Ketika kutekan agak keras, yanti sedikit meringis. Sambil membuka matanya, dia berkata, “Pelan dong Pak Irwan, sakit nih, tapi enak banget”. Dia menggoyangkan pinggulnya sedikit-sedikit, sampai akhirnya seluruh kemaluanku lenyap ditelan keindahan vaginanya.
Kami terdiam dulu, yanti menarik nafas lega setelah seluruh kemaluanku ‘ditelan’ vaginanya. Dia terlihat konsentrasi, dan tiba-tiba.. aku merasa kemaluanku seperti disedot oleh suatu tenaga yang tidak terlihat, tapi sangat terasa dan enaak sekali. Ruaar Biasaa! Kemaluan yanti menyedot kemaluanku!
Belum sempat aku berkomentar tentang betapa enaknya vaginanya, yanti pun mulai membuat gerakan memutar pinggulnya. Mula-mula perlahan, semakin lama semakin cepat dan lincah gerakan yanti. Waw.. kurasakan kepalaku hilang, saat dia ‘mengulek’ kemaluanku di dalam vaginanya. yanti merebahkan badannya sambil tetap memutar pinggulnya. Buah dadanya yang besar menekan dadaku, dan.. astaga.. sedotan vaginanya semakin kuat, membuat aku hampir tidak bertahan.
Aku tidak mau orgasme dulu, aku ingin menikmati dulu vagina yanti yang ternyata ada ‘empot ayamnya’ ini lebih lama lagi. Maka, kudorong tubuh yanti ke atas, sambil kusuruh lepas dulu, dengan alasan aku mau ganti posisi. Padahal aku takut ‘kalah’ sama dia.
Lalu kusuruh yanti tidur terlentang, dan langsung kuarahkan kemaluanku ke vaginanya yang sudah siap menanti ‘kekasihnya’. Walaupun masih agak sempit, tapi karena sudah banyak pelumasnya, lebih mudah kali ini kemaluanku menerobos lembah kenikmatan yanti.
Kumainkan pantatku turun naik, sehingga tititku keluar masuk di lorong sempit yanti yang sangat indah itu.
Dan, sekali lagi akupun merasakan sedotan yang fantastis dari vagina yanti. Setelah 15 menit kami melakukan gerakan sinkron yang sangat nikmat ini, aku mulai merasakan kedutan-kedutan di kepala tititku.
“yanti, aku udah nggak kuat nih, mau keluar, sayang”, kataku pada yanti.
“Iya Pak, yanti juga udah mau keluar lagi nih. Oohh, sshh, aahh.. bareng ya Pak Irwan.., cepetin dong genjotannya Pak” pinta yanti.
Akupun mempercepat genjotanku pada lobang vagina yanti yang luar biasa itu, yanti mengimbanginya dengan ‘mengulek’ pantatnya dengan gerakan memutar yang sangat erotis, ditambah dengan sedotan alami didalam vaginanya. Akhirnya aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi, sambil mengerang panjang, tubuhku mengejang.

“yanti, hh.. hh, aku keluar sayaang”
Muncratlah air maniku ke dalam vaginanya. Di saat bersamaan, yanti pun mengejang sambil memeluk erat tubuhku.
“Pak Irwaan, yanti juga keluar paakk, sshh, aahh”.
Aku terkulai di atas tubuh yanti. yanti masih memeluk tubuhku dengan erat, sesekali pantatnya mengejang, masih merasakan kenikmatan yang tidak ada taranya itu. Nafas kami memburu, keringat tak terhitung lagi banyaknya. Kami berciuman.
“ yanti, terima kasih yaa, memek kamu enak sekali” Kataku.
“Pak Irwan suka memek yanti?”
“Suka banget yan, abis ada empot ayamnya sih” jawabku sambil mencium bibirnya.
Kembali kami berpagutan.
“Dibandingin sama Bu Dewi, enakan mana Pak?” pancing yanti.
“Jauh lebih enak kamu sayang”
yanti tersenyum.
“Jadi, Pak Irwan mau lagi dong sama yanti lain kali. yanti sayang sama Pak Irwan”
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum dan memeluk yanti. Pembantu ku yang sekarang jadi kekasih gelapku