Mas Doni, nanti tolong si Ical di
jemput ya!, sepulang dari kampus, Mbak pulangnya telat lagi nih!, barusan ada
keperluan di puskom Suara nyaring seorang wanita yang barusan kuterima di HP
ku.
Ah! Mbak Eni selalu saja menyuruhku
untuk menjemput putra satu-satunya yang masih TK itu padaku, karena aku selalu
melewati TK itu kalo pulang dari kampus.
Wanita tersebut, Mbak Eni, aku
selalu memanggilnya begitu, adalah induk semangku dimana aku menempati salah
satu kamar di rumahnya yang besar sebagai anak kos. Adik laki-lakinya yang
sepantar denganku adalah temanku sejak masih SMA.
Sebagai lelaki muda, tentu saja aku
selalu merasa bergairah bila mendengar ataupun melihat hal-hal yang berbau
genital dan seksi seperti halnya induk semangku ini. Dia adalah tipe seorang
wanita sempurna dengan bentuk tubuh yang menggiurkan di usianya yang ke 34
tahun itu.
Saat-saat menyenangkan bagiku adalah
pada waktu pagi hari, dimana dia sehabis mandi selalu lewat di depanku dengan
menebarkan wangi tubuh yang membuatku mabuk kepayang. Sepertinya Mbak Eni juga
menyadari kalo aku sering memperhatikannya, maklumlah karena sudah lama dia
ditinggal oleh sang suami tercinta untuk pergi belajar ke luar negeri sedangkan
Mbak Eni adalah seorang pegawai negeri yang kehadirannya tiap hari akan sangt
mempengaruhi kenaikan kariernya.
Dan setelah dinanti sekian lama
akhirnya sat yang paling nikmat dlam hubungan antar induk semang dengan anak
kost-nya pun terjadi. Di mulai dari sepulang aku memjemput Ical, putranya
satu-satunya yang baru berumur 5 tahun dari TK, saat itu keadaan rumah sepi, si
Nur (adik kandung Mbak Eni) sedang tidak ada di tempat entah pergi melayang
kemana aku tidak tahu. Begitu sampai di rumah si Ical langsung lari menuju
kamar ibunya, sedang aku mengejarnya untuk menjaganya agar tidak terjatuh dan
terantuk tembok, khan bisa berabe!
Ketika Ical membuka pintu kamar
tersebut, aku tertegun sejenak melihat sebuah fenomena yang indah di hadapanku,
bahwasanya Mbak Eni sedang berkaca hanya mengenakan CD nya saja, dan buah dada
besar yang menantang tersebut menggelantung dengan indahnya seakan menarik hati
orang yang melihatnya untuk segera meremasnya.
Karuan saja di pandangi oleh orang
lain seperti itu Mbak Eni segera menarik dastern yang tergeletak di atas kasur
untuk menutupi tubuh bugilnya, sedang aku segera saja menarik si Ical dan
berbalik pergi meninggalkan kamar tersebut. Setelah kejadian tersebut,
seakan-akan Mbak Eni merasa tidak terjadi apa-apa, bagiku sih hal itu merupakan
suatu yang luar biasa, dengan kenyataan seperti itu aku jadi semakin memikirkan
tentang ibu kost-ku yang bahenol itu, dan berakibat pada naiknya frekuensiku
dalam melakukan onani.
Suatu malam di saat aku sedang
merasa suntuk dan hasrat untuk melakukan onani tidak terbendung lagi, dan
kurasa keadaan rumah sepi maka segera saja kulakukan ritual khusus cowok itu
sambil berimajinasi tentang hubungan seks yang panas dengan Mbak Eni tersayang.
Baru saja aku melakukan permainan ini setengah jalan tiba-tiba saja pintu
kamarku di ketuk seseorang.
Siapa sih, gangguin kenikmatan orang
saja rutukku dalam hati sambil mengenakan pakaian seadanya plus sarung tanpa CD
untuk menutupi kontolku yang masih konak, paling si Nur yang datang pikirku.
Mas Doni, bisa tolong Mbak sebentar
nggak, soalnya Begitu pintu kubuka yang langsung di sambut oleh kata-kata dari
Mbak Eni yang tidak dapat di teruskan setelah melihat bagian bawah tubuhku yang
mengacung.
Tentu saja mukaku memerah seperti
udang goreng, dan sepertinya Mbak Eni juga salah tingkah.
Ada apa sih mbk? tanyaku untuk
memecah ke-salahtingkah-an kami.
Emm..anu, itu lampu di kamar tidur
Mbak gak mau nyala, putus mungkin jawabnya sambil terus memperhatikan sarungku.
Oh, ya! Mbak ambil lampu
penggantinya sementara saya ambil kursi untuk ngganti lampu sial itu Kataku
sambil tersenyum
Mbak Eni pun berlalu sambil tertawa
kecil mendengar leluconku. Setelah berada di kamar tidurnya yang berbau harum,
dia mengulurkan sebuah lampu SL yang segera saja aku sambut untuk menggantikan
lampu yang satunya lagi.
Saat aku mengulurkan tangan untuk
menyerahkan lampu mati tersebut, kursi yang kupijak bergerak, secara reflek aku
ikut menggoyang badan untuk menghindari kehilangan keseimbangan, namun yang
kudapat malh sebaliknya.
BRAAK! GEDUBRAK!
Aku terjatuh di samping tempat tidur
tertimpa kursi sial.
Aduh, kamu tidak apa-apa! Sambut Mbak
Eni mengankat tubuhku untuk di naikkan keatas kasur. Tercium wangi khas tubuh
perempuan yang membuat kontolku konak lagi.
Kayaknya, sih cuma memar saja koq,
mbak! Jawabku menenangkan Mbak Eni yang terlihat cemas melihat keadaanku.
Di balsem saja ya! kata Mbak Eni
sambil beringsut menuju kotak obat untuk mengambil balsem.
Tangannya mulai mengusap-usap
tubuhku yang lebam itu, tapi itu bukan usapan biasa, yang kuraskan adalah
usapan tanda ingin lebih di intimi, lalu secara simultan tangannya mulai masuk
menuju rambut lebat di dadaku dan mengusap usapnya sambil memejamkan mata.
Melihat hal ini, tentu saja aku tidak tinggal diam, mula tanganku menelusuri
lengannya yang kuning halus untuk kemudian beralih menuju sepasang bukit kembar
yang menantang itu secara perlahan kuusap memutar searah dengan jarum jam mulai
dari pinggiran untuk kemudian naik ke putingnya yang masih terbungkus oleh bra.
Sambil memejamkan matanya mbk Eni mendesah pelan, ku dekatkan wajahku dan
kukulum lembut bibir sensualnya itu untuk kemudian saling pagut dengan liar
sambil berusaha untuk melepaskan pakaian yang kami kenakan masing-masing.
Tanpa terasa kami berdua sudah dalam
keadaan bugil, dan saling memandang dengan perasaan yang sukar untuk di
lukiskan untuk kemudian saling merangsang. Mbak Eni mengocok dengan lembut
kontolku yang full strength, sedang aku mengusap-usap dan kadang mencolek isi
tempiknya yang sudah mulai basah.
Lalu Mbak Eni merebahkan diri di
atas kasur, mengangkan-kan kakinya sambil menarik tanganku untuk lebih mendekapnya.
Setelah wajah kami beradu, Mbak Eni memegang kontolku untuk di masukkan ke
dalam tempiknya.
Ahhtolong puasin mbak, ya! Don!
Desahnya
Hhhiya, mbak! Kataku
Kontolku di bimbingnya masuk secara
perlahan kedalam lubang kenikmatannya itu, secara perlahan-lahan namun pasti
aku merasakan sensai yang luar biasa karena baru pertama kali aku melakukan
persetubuhan. Setelah mentok dan tubuh kami merapat satu sama lain, kudiamkan
dulu sejenak bir si kontol merasakan lingkungan barunya sebelum kugerakkan maju
mundur sesuai insting manusia dalam mencari kenikmatan dalam bersetubuh.
Hhh..akkhh..teerrusssshh! Desahnya
Enakaakhh, Mbaak..h Timpalku
Setelah beberapa lama Mbak Eni
mengalungkan pahanya di pinggulku dan menjepitnya sehingga aku merasakan sebuah
kenikmatan yang luar biasa dalam mengolah seni bersetubuh ini.
TerussDoon!
Akkhhyeeaach! Yes! Desahnya sambil
menggoyang-goyangkan kepalanya kekanan dan kekiri sehingga sebagian rambut
sebahunya menutupi wajah cantik yang berkeringat itu.
Cluk-cluk-cluk. Cepok-cepok-cepok,
bunyi suara kemaluan basah yang di adu di timpahi suara desah nyaring manja
berpadu dengan wangi kamar dan bau khas orang yang bersetubuh memenuhi se
antero kamar ini, tanpa terasa keringat kami sudah membanjir dan saling berpadu
sehingga suasana saat itu sangat sukar untuk di lukiskan dengan kata-kata.
Lebih cepat, Don! Yaachteruuss,
begituakkhh!
Goyang lebih hot lagiihh, mbakk!
Sshhaakkh..!
Hhhyaahhyaahh.. oh, yaah!
Sampai suatu saat Mbak Eni memelukku
erat sekali dan
Hhh..aakkhhaaku saammpaaikh, Donn!
Jeritnya
Lalu semakin kupercepat genjotanku
yng tak berapa lama kemudian serasa semua hormonku ingin berebut keluar lewat
kontolku sehingga aku bergetar hebat menahan sebuah kenikmatan yang luar biasa.
Oookkhh..aakkhh..!Desahku
Setelah bergulir dari tubuh bugil
Mbak Eni yang berkilat karena keringat dan mengatur napas, sambil membelai
rambutnya yang hitam legam dengan helai-helai lembut yang menempel pada
wajahnya kami pun berbincang.
Terima kasih, Don! Kamu hebat sekali
Puji Mbak Eni
Terima kasih juga mbak!, enak
sekali.boleh nambah ya, kapan-kapan! Jawabku
Ahkamu ini, nakal sekali. Baru
sekali merasakan enaknya langsung minta lagi, tapi boleh koq! Ntar Mbak yang
gasih kodenya, ya?
Asyik, mbak! Gitu dong, baru Mbak
Eni yang cantik kayak bintang film Rosamund Kwan plus seksi, hehe..!
Ah, kamu ini bisa aja!
Dan malam itupun berakhir dengan
tiga ronde pergulatan nafsu liar antara induk semang dengan anak kost-nya.
Bagaimanakah cerita selanjutnya
tentang hubunganku dengan ibu muda (bagiku) tersebut, ikuti saja kisahku
selanjutnya, apakah Mbak Eni hamil atau tidak? apakah perselingkuhan kami
ketahuan atau tidak?
Tamat