BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

punya adik iparku lebih besar dari suamiku




Namaku yanti (34) dan suamiku totok (40), kami sudah menikah 8 tahun yg lalu. Aku mau menceritakan kejadian 2 minggu lalu yg sangat menggangguku. Cerita ini berawal dari kedatangan adik iparku ady (38) sekitar 3 bulan yg lalu karena dia diterima kerja di salah satu persahaan dikota kami. Dia baik, tampan dan lebih gagah dari suamiku yang berpostur sedang namun lebih gentle.
Kami melewati hari-hari dengan bersemangat dan tanpa perselisihan, ady pun sangat menghormatiku sebagai kakak iparnya sehingga dia selalu memperhatikan urusannya pribadi seperti mencuci bajunya sendiri, membersihkan kamarnya, pokoknya tidak pernah merepotkan aku sebagai seorang ibu rumah tangga.
Suatu hari, ketika ady sakit aku membantunya mempersiapkan sarapannya dan membersihkan kamarnya ketika dia sedang dikamar mandi. Aku cukup kaget ketika menemukan majalah porno penuh adegan yg membuat jantungku berdebar kencang dibawah bantalnya. Bagaimana tidak, gambar-gambar yg belum pernah aku bayangkan meskipun beberapa gayanya sudah sering mas totok praktekkan ketika bersenggama denganku tapi bentuk penis yg sangat besar dan panjang itu yg membuat sesak nafasku. Tapi aku segera balikin majalahnya seperti semula dan merapikan tempat tidurnya.
Satu bulan berlalu dengan tidak ada kejadian apa-apa, kemudian aku jadi sering masuk kamarnya untuk melihat-lihat gambar yang sangat mendebarkan dan sering membuat aku panas dingin tapi aku terus rapihkan kembali. Tidak ada kejadian yang aneh setelah itu tapi aku masih terbayang-bayang adegan-adegan serta bentuk penis yang besar, panjang dan berurat itu.
2 minggu yang lalu mas totok dan ady keluar kota untuk beberapa malam karena mengunjungi keluarga yg sakit. Setelah 3 malam berlalu, aku jadi kesepian dan aku putuskan untuk melihat-lihat koleksi majalah ady dikamarnya sembari menuntaskan kebutuhan batinku. Aku segera membuka lembaran-lembaran gambar yang sangat diexpose itu sambil membayangkan bagaimana rasanya jika penis yg dari warna putih sampai hitam besar dan panjang itu memasuki memek kecilku yg selama ini hanya dimasuki penis suami yg panjangnya cuman 15 cm dengan diameter ‘mungkin’ sepertiga yg digambar.
Uh… angan-angan itu membuat aku jadi merasa gerah dibadan, tetekku jadi mengeras, dan memek kecilku pun ikutan tambah basah. Aku memang hanya pakai daster tanpa bra dan celana dalam karena dirumah hanya aku seorang jadi memudahkan aku meraba-raba memek ku dan merangsang puting payudaraku yang walaupun ngga besar namun runcing merah mudah dengan bentuk payudara yang menantang, suamiku sering memuji serta extra hati-hati melahapnya takut “rusak” katanya.
Semakin aku bayangkan gambar-gambar itu semakin gatal rasanya memek ku, dan semaikn cepat pulah aku gosok klitoris ku sampai aku masukkan jari tengahku sambil membayangkan penis hitam panjang itu yang keluar masuk menyusuri liang nikmatku ini. Makin lama aku gosok-gosok, makin membanjirlah cairanku dan rasanya tubuh ini melayang-layang dalam buaian kenikmatan… hingga akhirnya, Ooohh…. ssssshhh… aaahhhh…… hmmm… aku orgasme dengan nikmatnya. Segera aku letakan majalah itu dan aku tidur terlentang menikmati apa yang barusan aku dapatkan.
Tapi kenikmatan itu segera hilang ketika aku mendengar suara pintu ditutup dan dikunci kembali, siapakah gerangankah orang tersebut. Suamiku atau ady? aku bingung mau keluar tapi takut, aku segera dapat akal… aku rapihkan bajuku dan segera pura-pura tertidur dikasur itu. Segera aku mendengar langkah mendekat kamar ini dan yang pasti aku segera dapat menduga bahwa itu adalah ady. Celaka… majalah itu masih dilantai dengan gambar yg terbuka, terlambat sudah sekarang ady sudah masuk kamar. Oh aku ngga tahu apa yg akan terjadi, aku hanya pura-pura tertidur saja.
ady kelihatan terkejut mendapati aku yang sedang tidur di kasurnya namun dia tersenyum ketika melihat majalahnya pornonya terbuka lebar. Setelah menutup pintu dia merapikan majalah dengan segera menghapiri aku yang pura-pura tertidur. Digoyang-goyangkan bahuku mungkin dengan maksud membangunkan aku, tapi karena aku sudah tertangkap basah tidur dan membaca majalahnya aku tetap berpura-pura tidur pulas saja untuk menghindari rasa maluku.
Yang terjadi kemudian sangat membuat aku terkejut karena mengalami sesuatu yg luar biasa. Dia diam dan terus melototi sekujur tubuhku terutama payudaraku yang masih tegang dengan puting yang mencuat lewat daster putih tipisku. Kemudian mata ganasnya mulai melototi bayangan hitam yg semakin jelas karena cairan yg membasahi dasterku tersebut. Badan ku menggigil dan jantungku berdetak cepat ketika dia memberanikan diri menyentuh payudaraku dari luar daster sambil tapak tangannya terus berputar di atas payudaraku… sekarang bibirnya mencium putingku sambil lidahnya memainkan putingnya… Oooh.. aku mulai merasakan basah dibawah sana, aku mo berontak dan pura-pura bangun… namun tubuhku terlanjur terpaku dan bergelora terbujuk nafsu yang menghanyutkan ini.
Saat itu aku masih yakin kalau dia hanya iseng dan segera akan keluar kamar sebab kesempatan ini adalah akibat kesalahanku dan dia iseng begitu karena dia belum punya pacar jadi masih ingin mengexploitasi tubuhku saat ada kesempatan karena dikiranya aku masih tidur. Namun hal itu segera sirna, ketika aku merasakan dasterku diangkat sembari mengangkat pantat kenyal dan bulat ini sampai sebatas bahu dan ditutupnya mukaku dengan daster itu…
Oooh aku mau menjerit, tapi tenggorokanku terasa macet dan bibirku terkatup rapat. Aku makin bingung ketika dia melebarkan kakiku sehingga bibir memek ku terpampang jelas, dan payudaraku segera dengan bebas dia cium dan kulum… Oooh… ach… ssshhh aku menahan rintihan nikmat itu dan berusaha tetap tenang. Tak beberapa lama ciuman liar itu terus turun menelusuri perut mulus rampingku sampai…. ooohhh…. sshhh.. bibir memek ku diciumnya!!!! Bukan hanya itu, itil atau klitorisku dijilatin dan dihisap-hisapnya…. Ooch…. kakiku tegang dan bibir vaginaku semakin basah, puting payudaraku meradang nikmat…. apalagi ketika lidahnya menjilatin bekas cairan nikmatku tadi sampai kering…. terus… dan terussss…. lidah kasar dan panas itu seakan akan punya mata serta menyusuri liang nikmatku, merayap pelan-pelan dari ujung luar sampai dalaaaaaam banget… dia melakukan itu dari pelan sampai cepat sambil sesekali memelintir klitorisku sehingga denyut-denyut nikmat itu semakin lama semakin itens dikirimkan ke sinyal sarafku. Ooooohhhh…. sssshhhh… aku menahan nikmat itu sampai suatu waktu aku tidak kuat lagi… lemas… menyerah dan pasrah didera gelombang nikmat…. jiwa dan perasaanku melayang layang dengan indahnya… sehingga mengalirlah cairan nikmatku, meleleh lembut kebibir merah vaginaku… sementara lidah nya masih aktif menjilatin dan bibirnya menghisap-hisapnya.
Ooooh… aku hanya bisa diam dan merasakan kenikmatan itu, diam menikmati sensasi itu, sensasi yang luar biasa bagiku…. diam… sunyi… dan dia ternyata sudah tidak dibawah sana…
Aku hampir tertidur puas saat itu sampai aku merasakan sebuah benda tumpul, panas, lembut, sedang digosok-gosokan dibibir vaginaku…. sedetik kemudian aku tersadar… Oh mungkinkah itu? kok sepertinya… Jangan-jangan itu penis ady? jangan-jangan dia sudah tidak tahan nafsu dan lupa aku ini milik kakaknya? jangan-jangan dia hendak memaksakan masuk penisnya yang besar dan panjang itu? Jangan-jangan dia akan memperkosaku?
oh tidak, ini tidak boleh terjadi…. cukup sudah kenikmatan itu, bagiku itu tadi sudah cukup impas karena kesalahanku tadi dan dia sudah menikmati permainannya menjamah milik ku yang paling berharga, menikmati dan menghisap-isap putting merah mudah yang sangat di sakralkan suamiku, menjilatin memek ku yang seharusnya hanya untuk suamiku… sudaaaahh…! cukuuup…!! jangaaaan…!!! oh.. jangan lakukan dy…!!!! jerit hatiku yang segera dijawab ady seiring dengan menerobos masuknya kepala penis yang besar itu ke vaginaku, Oooohh… aku bergetar menahan pedih sampai berusaha menghindarkan pinggulku… namun ady dengan sigap memegang pantat sintalku dengan kedua tangannya sambil mendorong penisnya masuk 2 centi dan menariknya lagi… dorong lagi 4 centi dan menariknya lagi satu senti sambil memutar pinggulnya sehingga aku merasakan sensasi yang luar biasa tanpa ada rasa sakit lagi….
nikmaaaaat sekali, ooohhh… selang beberapa menit kemudian amblaslah semua batang penisnya yang besar dan panjang itu sesak memenuhi rongga vaginaku. Ooh… begini hebatkah rasanya penis orang lain yang bukan milik suamiku? Aku heran sekali karena merasakan penisnya seakan akan membuat vaginaku mengembung penuh membengkak, ooohhh… sssshhh… penisnya ternyata sangat besar bahkan lebih besar dari penis suamiku oooohhh… aku tahu semua wanita pasti tahu artinya itu. Aku juga heran juga geli nikmat karena ujung penis itu sudah mentok ke dinding rahimku, berarti penisnya panjang sekali sehingga ujung dalam tepatnya dibibir rahimku jadi geli sekaligus ngilu.
Aku coba melihat mata adik iparku yang terpejam dengan bibir yang menyungging seyum kepuasan…. Ooohhh… memang badan ady diam, tapi didalam sana… batang penis itu berkedut-kedut seakan memberontak kenikmatan dan itu mengakibatkan aku tidak kuasa membendung perasaan enak dan serangan nikmat yang kurasakan berlebihan ini hingga segeralah terpancar orgasmeku yang ketiga kalinya… seerrr… seerrr… dinding sepanjang vaginaku segera berkontraksi secara simultan mengiringi cairan nikmatku. Aku segera melihat mata ady yang merem-melek kemudian terbeliak kenikmatan sampai matanya tinggal putih semua….
Dengan dengusan yang sangat bernafsu, dia segera menarik penisnya dan mulai menggoyang pantatnya maju mundur, mendorong keras-keras penisnya sampai bibir vaginaku ikut tergesek masuk dan clitorisku terjepit nikmat…. terus ditariknya penisnya sambil bergoyang pinggulnya sehingga terasa penis itu kaya mata bor besar yang berulir sepanjang vaginaku…. Ohhhh… ssshhhh….. aahhhhh…. ssshshhhhh…. aku menahan erangan nikmatku. “oooh…yanti… enak….. sshhhh…. vaginamu… ooh… nikmat…ssshhh….ouchhhh…. ahhh….” cerocos ady yang tidak bisa dia tahan… ahhh… ohhh….. Semakin lama gerakan kontol ady semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam mémékku menggeliat-geliat dan berputar-putar. aku terus merintih dengan rintihan kenikmatan. 20 menit kemudian dia agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwwww…….. ady semakin memperkuat dan mempercepat kocokan kontolnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. 

10 menit kemudian gerakan penisnya semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana-ke mari. Selang 15 minitan kemudian dia mengambil sebuah bantal dan diganjalkaan dibawah pantatku sehingga bibir dalam memeku terlihat jelas dan itupun tidak dia biarkan terlalu lama karena penisnya yang besar panjang itu dibenamkan dalam-dalam sampai menumbuk dinding rahimku, sejurus kemudian dia pompa penisnya sehingga aku merasakan ngilu bercampur nikmat yang luar biasa ketika kepala penis yang bagaikan terong itu menumbuk ujung rahimku dan ketika batangnya ditarik berulir sampai kepalanya menggantung diujung luar vaginaku, demikian dia lakukan berulang-ulang sampai aku merasakan ringan diseluruh tubuhku dan dunia ini terus berputar-putar melayang…
Hingga suatu saat aku rasakan penisnya makin membesar dan tegang…. kemudian akhirnya ady menjerit tertahan “Oouuuuhhhh….. sssshhhhhmmmm…. aaahhhgg!” bersamaan dengan yang kurasakan adanya semprotan-semprotan cairan hangat di dalam mémékku atau mungkin sekali langsung masuk ke rahimku yang paling dalam. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan kontolnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah sementara penisnya masih tegak berkilauan.
Aku pura2 menggeliat dan bangun’’hahh….rupanya kamu ya dy aku kira tadi mas totok….pantesan kontolnya sesek banget di memekku”kok kamu berani sih di?....habis aku udah nggak tahan sihh…lihat kakak tadi tertidur di kamarku…ya udah aku langsung aja masukin kontolku”tapi kakak juga senengkan….di masukin kontolku…”eee…eee iiiyyyaaa sih dy habis kontol kamu gede banget jadi aku nggak bias nolak dech”tapi kamu nanti jangan bilang2 mas totok ya dy nanti bias berabe:ohhh beres ka itu bias di atur asal nanti kalau aku pas pengen kakak siap ya….?...beres dy lagian kontol kamu enak kok …kakak jadi pengen lagi dechh.
Dia tidak balik rumah sejak saat itu sampai ketika dia telpon mas anto 2 hari yang lalu memberitahukan kalau dia dapat kontrakan sendiri. Sampai saat ini dia masih kelihatan takut ketahuan apa yg telah dia lakukan terhadapku, sementara aku benar-benar dapat sensasi dan pengalaman baru merasakan kenikmatan penis dari orang lain selain punya suamiku.ady memang benar-benar bisa memuaskan ku Ooh aku masih merindukan bagaimana nikmatnya saat itu, tapi aku bingung karena aku tidak mau rumah tanggaku hancur oleh kebutuhan seks ini.

saling berbagi dengan teman karib



Ini saya ceritakan sebagai bentuk kenangan terindah saya bersama teman saya dan suaminya,.....
Kami sebetulnya sudah berteman sejak lama, dari kami masih SMA. Saat itu kami masih berteman biasa tanpa ada perasaan apa2 dan sampai kami kuliahpun tidak pernah ada perasaan apapun, baik dia dan saya.
Kami bertiga saling kenal hanya karena pernah salah sambung dalam menelpon, saat itu kami masih SMA.
Hubungan kami bertiga pernah hilang jejak, semenjak kami sibuk dalam urusan perkuliahan. Oh iya kami bertiga adalah saya ( Iwan ), Diah dan Anto.

Diah yang pernah kuliah disalah satu perguruan tinggi dan Anto pun sibuk dengan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi yang masih satu kota. Mereka masih bisa bertemu walaupun tidak sering dikarenakan masih dalam satu kota, sedangkan aku memilih untuk kuliah di luar negeri dikarenakan tuntutan orangtua.
Dalam kesibukan kami masing2, kami hanya bisa berhubungan melalui telepon. Dan saat kami lulus pun kami hanya bisa memberi kabar bahwa masing2 dari kami sudah mendapatkan pekerjaan yang sudah kami cita2kan sebelumnya, saya disalah satu instansi pemerintah, diah di salah satu perush swasta yang bonafit dan Anto memilih untuk berwiraswasta sendiri dan sukses dengan bermain saham/ valas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3rS9L64SrtFPC44S7GZegQbBtyxacvTuCxP5M1X-oHxrhdVwB0nZuTrjxQpatZkEbl3u0B9J3nLRMclKMPjn6btgAJbJa_FAruUngD7P0JX5_1TtJUCzz08Mz16Xp1YdR9uRaT5L0YOw/s1600/5654.jpgDan dalam kurun waktu yang agak lama sekitar 2 tahunan, aku dikejutkan oleh berita bahwa mereka temen2ku saling mencinta dan akan melangsungkan pernikahan mereka segera,......Oh betapa tidak disanggka bahwa mereka ( Diah dan Anto ) bisa saling mencinta dikarenakan perjalanan mereka dalam satu kota yang aku sendiri kurang paham karena kesibukanku dalam pekerjaan, jadi maklum deh nggak tahu kabar temen.....
Singkat cerita,........
Setelah mengarungi perjalanan hidup berumah tangga, kurang lebih sekitar 3 tahun tepatnya ditahun 2002, mereka dikaruniakan seorang anak laki2 dan mereka sangatlah berbahagia seperti yang saya liat. Mereka tidak menunjukkan keanehan yang menonjol sampai pada akhirnya Diah menelepon saya dan ingin bertemu berdua untuk mengungkapkan sebuah problem mereka.
Sebagai seorang teman dan kita memang dari dulu berteman baik, akhirnya saya menyempatkan diri untuk menemui Diah di salah satu Cafe yang biasa tempat dulu kita bertiga kumpul2, pertemuan saya dan diah sudah mendapatkan ijin dari Anto yang kebetulan sedang mengembangkan usahanya diluar kota, karena memang kami bertiga saling mempercayai satu sama lainnya dan kami selalu fair dalam masalah apapun.....
Tapi ada keanehan dari problem yang akan disampaikan diah saat ini, aku agak sedikit bingung.....kenapa anto tidak membicarakannya kepada saya, agar saya bisa melihat dari 2 sisi dari mereka (diah dan anto)........bukankah kita sudah berteman baik dari dulu.

Setelah saya dan diah bertemu disalah satu Cafe yang kami tuju, saya melihat diah agak sedikit berbeda.....ya antara senang dan bingung serta malu, ada apakah...?
Untuk menenangkan diah saya berinisiatif untuk memesan 2 cangkir kopi dan snake ringan yang menjadi kebiasaan kami bertiga, namun kali ini hanya saya dan diah. Untuk beberapa saat saya membuka obrolan dulu dengan sesuatu yang menyenangkan tentang pengalaman hidup dari perjalanan kami masing2 dan saya menanyakan kepadanya....."bagaimana asalnya kok kalian jadi pada saling suka...?" ayo dong cerita say......( yah itulah kalimat akrab kami bertiga).

Akhirnya diah pun menceritakannya bagaimana asal usul dari problem mereka,..........
Diah : iya wan, gue juga tadinya bingung banget......kok anto jadi sedikit aneh ya
Saya  : aneh kenapa say......?
dengan wajah agak sedikit ragu2 akhirnya diah memberanikan diri untuk berceritakannya,......
Diah : sebetulnya ini masalah ranjang kita wan,.......
Saya : maksudnya,...!
Diah : semenjak gue kenal sex, kok gue jadi ketagihan ya......
saya agak sedikit kaget dan bingung,
Saya : so, apa yang salah....? wajar dong semua orang yang pernah mengalami jadi ada yang ketagihan....so what, anto sendiri gimana....?
Diah : itulah permasalahannya, anto sekarang pencemburu......dan lo tau siapa yang dicemburuin anto...?
Saya : siapa...?
Diah : KAMU wan,..! aneh kan
Saya : OK, gue akan ngobrol dengan anto kalo ada waktu dan gue jamin kalian nggak akan terganggu lagi dengan kehadiran gue,........
Diah : bukan itu permasalahannya,.......
agak sedikit canggung rupanya diah untuk berterus terang........
Saya : terus permasalahannya apa dong,..?
Diah : hhhhmmmmm,.....gue jadi hypersex dan anto cuma bisa memuaskan gue kalo lagi cemburu sama lo wan.
Saya : WHAT...!!!!
Diah : iya wan, gue juga bingung dengan sikap anto 3 tahun belakangan ini,...anto sekarang cemburu banget kalo gue sama lo telponan.....tapi anto ngk marah sama lo wan, dia cuma cemburu aja, dan itu kata dia membangkitkan gairahnya terhadap gue.

Untuk sesaat saya agak bingung sambil menatap wajah diah yang agak sedikit malu tapi terlihat seperti sudah agak ringan karena sudah menceritakan problem mereka,....
Sekarang saya yang bingung, sambil terdiam agak lama dan menyalakan rokok karena sudah menjadi kebiasaan saya saat saya sedang berpikir keras. Lalu......
Saya : sudah lo bicarakan sama anto tentang permasalahan kalian....?
Diah  : sudah wan, makanya gue beraniin nemuin lo sekaligus mengungkapkan problem gue dan anto....
Saya : kok gue....?
Diah : iya wan, gue disuruh anto untuk nemuin lo dan membicarakannya sama lo....
Saya : kenapa bukan anto yang ngomong sama gue,....bener2 aneh sekarang anto.
Diah : dia malu katanya, dan dia nyuruh gue yang ngomong sama lo karena dipandang dia menggairahkan klo gue yang nemuin lo.....

Ada sedikit perasaan yang aneh saya rasakan dengan mendengar permasalahan mereka,.....
lalu saya memandangi lagi wajah diah yang sekarang menjadi aneh, tidak seperti dulu.....seperti malu dan grogi begitu saat saya tatap matanya......
Saya : so, apa yang bisa saya lakukan untuk kalian......
Diah : anto ngundang lo saat ulang tahun dia,....
Saya : Oh iya....lusa anto ultah ya,.....
Diah : bener wan, masa lupa sih......
Dan akhirnya saya dan diah bisa sedikit rilex dengan obrolan selanjutnya....
Kira2 setengah jam kami ngobrol akhirnya diah pamit untuk segera pulang karena hari makin malam.
Diah : wan, lo tunggu telp dari gue aja ya.....soalnya rencana anto pengen ngadain ultahnya disebuah hotel...
Saya : OK deh say,....salam buat anto....gue tunggu kabarnya secepatnya.

Saat hari ultah anto tiba kebetulan saya lagi santai dirumah, dan istri sedang dirumah dirumah orangtuanya karena sebetulnya saya sendiri pun memiliki problem rumah tangga dengan istri dan sudah 4 bulan saya dan istri pisah ranjang.......
Singkatnya saya sedang menonton acara tv begitu telpon dari diah berdering, dan setelah terjadi obrolan singkat mengenai rencana ultah anto, saya sempet kaget saat diah memberi syarat bahwa saya disarankan jangan membawa istri, (mereka nggak tau saya pisah ranjang).....karena bukan pesta meriah kok, katanya.

Akhirnya setelah saya mendapatkan hotel yang telah diberikan alamatnya dari diah, saya merasakan ada keanehan yang saya rasakan.....entah apa saya nggak bisa menemukan keanehan itu.
Ah,...mungkin cuma kumpul2 kita bertiga pikir saya.
Saya memasuki loby hotel tersebut dan dipersilahkan duduk diruang tunggu oleh salah satu karyawan hotel untuk menunggu,.....dan saya letakkan bingkisan yang saya bawa untuk anto dan stangkai bunga untuk diah, karena terbiasa oleh masa lalu kami yang sering membawakan sesuatu atau bunga untuk diah.

Kira2 setengah jam kemudian anto tiba2 menyapa saya dari arah belakang sambil menepuk pundak saya,....
Anto : hai, apakabar nih...
Saya : hai, baik2 to......gimana kabar lo juga, sibuknya usaha lo sampe nggak ada waktu buat kasih kabar...
Ya gitu deh basa basi orang kalo ketemu temen lama. Dan akhirnya saya dan anto untuk sementara ngobrol di ruang tunggu loby hotel. Saya agak sedikit melihat anto agak aneh, seperti saat melihat diah waktu bertemu.....agak sedikit grogi dan gugup, seperti ada yang akan diceritakan kepada saya,......dan seperti biasa saya membuka obrolan untuk membuat suasana menjadi santai,...dan akhirnya berhasil membuat anto agak sedikit santai untuk ngobrol.
Saya : oiya, waktu itu lo lagi kemana sih.....ngurus bisnis terus nih, sampe nggak punya waktu untuk kumpul2 lagi...seperti dulu.
Anto : yah gini deh kalo punya usaha sendiri, kerja sendiri, kemana juga sendirian.....
Saya : tapi kalo sudah sukses enakkan,...hahahahahah
Lalu anto sedikit terdiam dan sedikit agak grogi menanyakan, apakah diah sudah menemui saya atau belum,.....dan apakah diah sudah menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi atau belum.....
Anto : gimana wan, diah sudah cerita semuanya kan...?
Saya : yah secara garis besarnya, saya berusaha memahami....dan...
Anto : gue minta tolong sama lo, nanti saat kita berdua kekamar gue.....lo jangan kaget ya, turutin aja permainannya diah.....gue sama diah sudah sepakat kok.
Saya : hhhhmmmmmmm,......ada kejutan apa sih,...nah yang ultah kan lo to, kenapa jadi gue yang dikasih kejutan.......
Anto : hahahahah, sekali kali boleh dong traktir temen dengan sesuatu yang laen...
Saya : bisa aja lo to,.....
Akhirnya saya dan anto berdiri dari sofa dimana kami duduk tadi dan saya berikan sedikit bingkisan untuknya dan untuk diah istrinya.....sebuah bunga.
Namun saat saya lihat wajah anto berubah saat menerima bunga yang saya berikan untuk istrinya, dan seperti orang yang menerima undian hadiah, begitu gembiranya. Sambil berjalan pelan saya dan anto menaiki tangga menuju ke kamarnya yang tidak terlalu jauh, karena kamar yang mereka pilih adalah dilantai 2.
Anto berjalan seakan2 saya ini seorang bos yang akan berkunjung, dan anehnya lagi anto seperti ada yang akan di omongin kepada saya, tapi tertahan ditenggorokan........
Saat saya dan anto berdiri didepan pintu kamar hotel, anto mengijinkan saya memasuki duluan dan membuka pintu seperti saya penghuninya,...........saat saya membuka pintu, hanya terdengar suara tv dan suara air dari shower yang letaknya tidak jauh dari pintu....
Saya : lo sendirian to,......
Anto : diah lagi mandi wan....
lalu terdengar suara diah yang sedikit berteriak dari dalam bathroom,..
Diah : to, iwan sudah dateng ya...
Anto : iya nih say,...bawa bingkisan segala sama bunga buat kamu....
Diah : Waaaah,...repot2 segala lo wan, lagian cuma kumpul2 biasa kok.....dan sedikit kejutan kok
Saya : waduuuuhh, bikin penasaran nih.....apa kejutan buat gue...?
Anto sibuk menyambutku dengan membuat softdrink dan cemilan kesukan kami bertiga, dan mengajakku menonton tv disofa empuk.....sambil ngobrol masa2 kita bertiga, sekitar setengah jam saya dan anto ngobrol dengan kesibukan masing2, tiba2 diah keluar dari bathroom dengan baju mandi nylonnya yang tipis dan masih dalam keadaan basah penuh dengan butir2 air ditubuhnya..........
Diah : sorry ya lama, maklum cewek.....
Anto : say.....iwan emang temen sejati ya, dia mau dateng kita undang..
Saya seperti disambar petir dan mata saya terbelalak saat melihat diah yang keluar dari bathroom hanya dengan baju mandi nylon putih basah oleh air yang masih melekat ditubuhnya, sehingga jelas terlihat lekuk tubuh dan toketnya yang terceplak oleh air......sebagai laki2 normal tentunya gairah saya bergejolak, apalagi saya dan istri sudah pisah ranjang selama 4 bulan, tetapi mereka tidak mengetahuinya.
Saya nggak menyangka selama ini diah yang saya kenal dekat dr jaman perkenalan kami bertiga, begitu menggairahkan karena memiliki tubuh yang indah,....dengan liuk tubuh yang sempurna.
Saya masih terpana oleh pemandangan yang saya liat didepan mata, toket yang montok dengan putingnya yang sedikit menonjol keluar dan bokong yang agak sedikit nungging,.....yang membuat birahi laki2 seperti saya terus bergejolak.....tapi saya berusaha sedikit mengontrol nafsu birahi saya.
Diah : apa kabar wan,...sorry ya gue lagi mandi
Saya : baik say, nggak apa2 kok.....gue sama anto juga sambil nonton tv
Sesaat anto mendekati diah sambil berkata, " ini loh wan kejutan buat lo "
Anto sambil memeluk diah dari belakang dan mencumbuinya....menciumi pundaknya yang sedikit dibuka oleh tangan anto yang mulai menggerayangi.
Saya hanya berdiri kaku melihat anto mencumbui diah dengan tubuh basahnya,.....
Diah : Oooh sayang, nggak enak ada iwan mas...
Anto : uuuhhh nggak apa2 sayang.....kita kan mau kasih iwan kejutan...
Sekarang saya yang jadi gugup dan grogi menghadapi mereka, sepontan saya melangkah menuju ke arah pintu, dan saya kaget bukan main.....saat tanganku dipegang oleh diah dengan tatapan penuh gairah, dan meledaklah gairahku saat itu, karena tak tertahan kan oleh tubuhnya yang menggairahkan dan menggiurkan.....
Diah : waaaaann, anto pengen bertiga waaan......
Anto : iya wan,....gue pengen liat diah di entot lo wan...ayolah wan kita nikmati sama2....
Tanpa berpikir panjang lagi karena sudah terlanjur meledak birahi saya,.....saya lumat bibirnya diah yang masih basah dengan sisa2 air mandinya, seketika itu juga diah sudah dalam pelukan maut saya,.....tanpa sadarkan lagi anto membisikan ditelinga saya,....."nikmati diah sesuka lo wan......gue mau nonton lo ngentot diah wan...".........makin terbakar gairahku untuk melahap tubuh montoknya diah yang sudah sedikit terbuka karena geliatnya yang membara.
Saya makin buas melahap tubuh diah yang montok, dan melepaskan baju mandi yang masih melekat basah ditubuhnya,.....ooooohhhh nikmatnya tubuh lo diah. Saya makin buas ketika melihat anto hanya terpaku disofa sambil melihat saya yang sedang menggumuli diah diatas ranjang,.....saya lepaskan tali pengikat bajunya dan terbukalah jatuh kebawah, sehingga tubuh montok diah benar2 bugil dan toket yang montok bener2 padet berisi itu begitu terlihat menantang dan ,mengggoda untuk diremas dan dikulum putingnya.

Dengan nafas yang sedikit memburu saya dorong tubuh bugil diah yang montok ke ranjang dengan posisi terlentang, dan saya berdiri dihadapannya sambil membuka kaos dan jeans secara perlahan sambil memandang tubuh bugil yang montok itu.......
Diah : waaaann,.....
Saya : Uuuugh diah, gue nggak nyangka tubuh lo montok banget....dengan toket yang padet menggoda
Sambil saya lumat toketnya dan saya remas2 dengan kuat, diah menggeliat hebat tanpa henti.......sambil diiringi dengan desahan2 lembut yang keluar dari mulutnya.......OOOOUUGH, waaaaaan
Sesaat saya liat anto menggenggam kontolnya yang makin membesar........dan saya merasakan kontol saya makin mengeras saat diah mulai menggenggam kuat.,......
Diah : waaannn.....gue nafsu banget liat kontol lo waan
Saya : UUUGGH diah lo makin bikin gue nafsu aja,....
Diah : entot gue waaan,......gue sudah nggak tahan.....anto pengen gue dientot lo wan
Tanpa saya pedulikan anto yang sedang duduk disofa, saya hujamkan kontol saya yang makin mengeras, secara bertubi2 seperti orang yang bener2 kelaparan....karena memang saya sudah tidak pernah menikmati lagi sejak 4 bulan karena pisah ranjang.

Saya bener2 menikmati setiap geliatnya diah, karena bener2 menggairahkan saat saya mengocok memeknya yang sudah basah,...dalam setiap jeritannya saya semakin menjadi dan akhirnya sekitar 1 jam saya menggauli diah, tiba2 anto bangkit dari duduknya. Sambil memegang kontolnya yang sudah mengeras, anto mendekati saya yang tengah menggumuli diah,....
Sesaat anto sudah ada dihadapan mukanya diah dan menjambakkan rambutnya sambil berkata; "diah, kamu makin menggairahkan saat di entot 2 laki2"....sambil memasukkan kontolnya kemulut diah yang mungil, dan membuat diah semakin bernafsu menikmati kontol2 yang memuaskan birahinya.
Kemudian saya dan anto saling bergantian dalam menikmati diah, istri daripada anto,....dengan berbagai variasi2 yang saya dan anto ciptakan untuk memuaskan diah di atas ranjang hotel, hingga diah bener2 kewalahan karena saya dan anto sudah sampai pada titik dimana akan memuntahkan peju2 yang sudah tak tertahankan,.....diah pun sudah bener2 lemas, karena sudah berkali2 mencapai klimaksnya, dan akhirnya saya dan anto diminta diah untuk memuntahkan peju2 itu secara bersamaan ditubuh bugilnya dan diwajahnya. Dan saya, anto dan diah bener2 telah terkapar lemas diatas ranjang dan saling memandang satu sama lain.....saya nggak pernah menyangka, mungkin anto dan diah juga berpikiran yang sama, bahwa kita bertiga nggak menyangka akan seperti ini.....padahal dulu kita bertiga berteman akrab tanpa ada sesuatu yang membuat kita saling menyukai........

Sejak kejadian itu, saya semakin dibuat mabuk kepayang bila mengingat tubuh diah yang begitu menggiurkan, dan saya berterima kasih pada anto yang mengijinkan saya, walau hanya untuk "keanehannya" dalam bercinta,.....Sejak itu anto dan diah tidak pernah lagi menghubungi saya hingga detik ini,...apakah mereka malu atau menyesal dengan apa yang terjadi,...???????
Tapi saya telah dibuatnya ketagihan,......dan mesti mencari kemana mereka, karena nomor2 yang bisa saya hubungi sudah tidak aktif lagi,.......Untuk temanku anto dan diah,......"lo berdua sudah bikin gue ketagihan untuk bersex bertiga, tapi kalian berdua nggak tau bahwa saya dan istri sebetulnya sudah tidak harmonis lagi dikarenakan.........saya sebenarnya juga mencintai diah"

nafsuku dengan teman suamiku



 Aku yang tinggal di rumah sendiri bersama suami dan kedua anakku,keseharianku aku punya kegiaatan bikin kue untuk di jajakan di sekolah,suamiku yang berprofesi sebagai seorang tehnisi dia punya teman yang memang profesinya sama namanya aditya umurnya selisih delapan tahun denganku makannya aku memanggilnya dengan sebutan om.
 Di suatu hari dia dating kerumahku dan kebetulan suamiku lagi nggak ada dirumah karena ada keperluan mendadak,om adit yang sedari tadi datang kebetulan suara motornya tidak terdengar
Dia rupanya mengetok pintu cukup lama tetapi aku tidak mendengarnya karena aku sedang di kamar mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, baru samar2 aku mendengar ketukan pintu. Siapa, pikirku sambil segera mengenakan kimono dari bahan handuk yang pendek, sekitar 15 cm diatas lutut. Aku membukakan pintu. Om adit ternganga melihat kondisi aku yang baru selesai mandi. Tinggi ku sekitar 167 cm. Rambutku tergerai sebahu. Wajah ku cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah, itu kata suamiku lo. Karena kimonoku pendek, maka paha dan betis ku tampak dengan jelas.. Kulitku kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulku besar melebar. Pinggangku kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dadaku belum sempat kuikat secara sempurna, menyebabkan belahan toketku yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilku membayang di kimonoku. Aku belum sempat mengenakan bra. Leherku jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhku. Dari samping toketku begitu menonjol dari balik kimonoku. Om berjalan mengikutiku menuju ruang makan. Pasti dia memperhatikan gerak tubuhku dari belakang. Pinggulku yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakiku.

"Sori kom, kamuterganggu mandinya ya", katanya. "Udah selesai kok om", jawabku. Dia duduk di meja makan. Aku mengambilkan teh untuknya dan kemudian masuk ke kamar. Tak lama kemudian aku keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, tonjolan toketku membusung. Aku tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilku tampak jelas sekali tercetak di dasterku. Aku mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakanginya, pasti dia menatap tubuhku dari belakang. Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. Dia menatapku dari dekat tanpa rasa risih. Aku tidak menyadari bahwa belahan daster di dadaku mempertontonkan toketku yang montok kala agak merunduk. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. "kom, kamu jarang di belai ya sama suamimu", dia bertanya tentang hubunganku dengan suamiku. Aku tertunduk malu, mukaku semu kemerahan. "Kok om tau sih", jawabku lirih. "Om kan pernah denger dari suamimu kalau dia jarang sekali menggaulimu males katanya"Iya om, dia kayanya udah gak nafsu lagi lihat kokom,kokom baru mulai terangsang baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya kokom cuma jadi pemuas napsunya aja", aku mulai curhat. Dia hanya mendengarkan curhatanku saja. "kalau ga keberatan aku juga mau tuk nuntasin hasrat kokom,…ih om mah genit deh…ga Cuma becanda kok kom,Rupanya om terangsang ketika ngobrol seru., aku berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Tetapi om masih diabawah pengaruh napsu berahinya. Dia menatapku dengan pandangan yang seakan2 mau menelanjangiku.

Selesai ngobrol aku ke dapur. Sekembalinya dari dapur, aku terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika aku membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan ku membentur rak kayu. "Aduh", aku mengerang kesakitan. Dia segera menolongnya. Punggung dan pinggulku diraihnya. Dia membopong ku kekamarku. Dia meletakkan aku di ranjang. Belahan dasterku terbuka lebih lebar sehingga dia dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketku. Aku berusaha meraih betisku yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis ku. Dia pun berusaha membantuku. Diraihnya betisku seraya diraba dan diurut bagian betis yang memar tersebut. "Pelan om, sakit", erangku lagi. Sambil terus memijit betisku, dia memandang wajahku. Mataku akhirnya terpejam. Nafasku jadi teratur. Aku sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah.

Mendadak aku terbangun karena om membuka dasterku. "Om, aku mau diapain", kataku lirih. Dia terkejut dan segera menghentikan aksinya. Dia memandangi tubuh mulusku tanpa daster yang menghalanginya. Tubuh molekku sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilku berdiri tegak. Rupanya selama aku tertidur, dia menggerayangi sekujur tubuhku sehingga nafsunya tak terbendung lagi. Dia sudah bertelanjang bulat. Aku terkejut melihat kontolnya yang begitu besar dan panjang (dibandingkan dengan kontol suamiku) dalam keadaan sangat tegang. Nafsuku bangkit juga melihat kontolnya, timbul hasratku untuk merasakan bagaimana nikmatnya kalo kontol besar itu menggesek keluar masuk nonokku.

"kokom, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak", katanya perlahan sambil mencium toket ku yang montok. Aku diam saja, mataku terpejam. Dia mengendus-endus kedua toketku yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahnya. pentil toket kananku dilahap ke dalam mulutnya. Badanku sedikit tersentak ketika pentil itu digencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasnya. "Om...", rintihku, tindakannya membangkitkan napsuku juga. Aku menjadi sangat ingin merasakan kenikmatan dientot, sehingga aku diam saja membiarkan dia menjelajahi tubuhku. Disedot-sedotnya pentil toketku secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak diperkuat sedotannya. Diperbesar daerah lahapan bibirnya. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutnya. Kembali disedotnya daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajahku tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toketku yang harum itu diciumi dan disedot-sedot secara berirama. Sambil terus menggumuli toketku dengan bibir, lidah, dan wajahnya, dia terus menggesek-gesekkan kontol di kulit pahaku yang halus dan licin. Dibenamkannya wajahnya di antara kedua belah gumpalan dada ku. Perlahan-lahan dia bergerak ke arah bawah. Digesek-gesekkan wajahnya di lekukan tubuhku yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutku. Kiri dan kanan diciumi dan dijilatinya secara bergantian. Kecupan-kecupan bibir, jilatan-jilatan lidah, dan endusan-endusan hidungnya pun beralih ke perut dan pinggangku. Sementara gesekan-gesekan kepala kontolnya pindah ke betisku. Bibir dan lidahnya menyusuri perut sekeliling pusarku yang putih mulus. Wajahnya bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora dia memeluk pinggulku secara perlahan-lahan. Kecupannya pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulku. Ditelusurinya pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Dijilatnya helaian-helaian rambut jembutku yang keluar dari CDku. Lalu diendus dan dijilatnya CD pink itu di bagian belahan bibir nonokku. Aku makin terengah menahan napsuku, sesekali aku melenguh menahan kenikmatan yang kurasakan.

Dia bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut dikangkanginya tubuhku. kontolnya yang tegang ditempelkan di kulit toketku. Kepala kontol digesek-gesekkan di toketku yang montok itu. Sambil mengocok batangnya dengan tangan kanannya, kepala kontolnya terus digesekkan di toketku, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit dia melakukan hal itu. Diraih kedua belah gumpalan toketku yang montok itu. Dia berdiri di atas lutut dengan
mengangkangi pinggang ramping ku dengan posisi badan sedikit membungkuk. kontolnya dijepitnya dengan kedua gumpalan toketku. Perlahan-lahan digerakkannya maju-mundur kontolnya di cekikan kedua toket ku. Di kala maju, kepala kontolnya terlihat mencapai pangkal leherku yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontolnya tersembunyi di jepitan toketku. Lama-lama gerak maju-mundur kontolnya bertambah cepat, dan kedua toketku ditekannya semakin keras dengan telapak tangannya agar jepitan di kontolku semakin kuat. Dia pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketku. Akupun mendesah-desah tertahan, "Ah... hhh... hhh... ah..."

kontolnya pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toketku. Gerakan maju-mundur kontolnya di dadaku yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tangannya di kedua toketnya, menyebabkan cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadaku yang menjepit kontolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontolnya di dalam jepitan toketku. Dengan adanya sedikit cairan dari kontolnya tersebut dia terlihat merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontolnya dengan toketku. "Hih... hhh... ... Luar biasa enaknya...," dia tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafasku menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirku , yang kadang diseling desahan lewat hidungku, "Ngh... ngh... hhh... heh... eh... ngh..." Desahan-desahanku semakin membuat nafsunya makin memuncak. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontolnya di jepitan toketku semakin cepat. kontolku semakin tegang dan keras. "Enak sekali, kom", erangnya tak tertahankan. Dia menggerakkan kontolnya maju-mundur di jepitan toketku dengan semakin cepat. Alis mataku bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirku akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketku. Ada sekitar lima menit dia menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketku itu.

Toket sebelah kanan dilepas dari telapak tangannya. Tangan kanannya lalu membimbing kontol dan menggesek-gesekkan kepala kontol dengan gerakan memutar di kulit toketku yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kirinya terus meremas toket kiriku, kontolnya digerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarku, kepala kontolnya digesekkan memutar di kulit perutku yang putih mulus, sambil sesekali disodokkan perlahan di lobang pusarku. Dicopotnya CD minimku. Pinggulku yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perutku yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutku, jembutku yang hitam lebat menutupi daerah sekitar nonokku. Kedua paha mulusku direnggangkannya lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perutku terkuak, mempertontonkan nonokku. Dia pun mengambil posisi agar kontolnya dapat mencapai nonokku dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang kontol, kepalanya digesek-gesekkannya ke jembutku. Kepala kontolnya bergerak menyusuri jembut menuju ke nonokku. Digesek-gesekkan kepala kontol ke sekeliling bibir nonokku. Terasa geli dan nikmat. Kepala kontol digesekkan agak ke arah nonokku. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut nonokku menjadi basah. Digetarkan perlahan-lahan kontolnya sambil terus memasuki nonokku.

Kini seluruh kepala kontolnya yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut nonokku. Kembali dari mulutku keluar desisan kecil karena nikmat tak terperi. Kontolnya semakin tegang. Sementara dinding mulut nonokku terasa semakin basah. Perlahan-lahan kontolnya ditusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh kontol yang tersisa di luar. Secara perlahan dimasukkan kontolnya ke dalam nonokku. Terbenam sudah seluruh kontolnya di dalam nonokku. Sekujur kontol sekarang dijepit oleh nonokku . Secara perlahan-lahan digerakkan keluar-masuk kontolnya ke dalam nonokku. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam nonokku hanya kepalanya saja. Sewaktu masuk seluruh kontol terbenam di dalam nonokku sampai batas pangkalnya. Dia terus memasuk-keluarkan kontolnya ke lobang nonokku. Alis mataku terangkat naik setiap kali kontolnya menusuk masuk nonokku secara perlahan. Bibir segarku yang sensual sedikit terbuka, sedang gigiku terkatup rapat. Dari mulut sexy ku keluar desis kenikmatan, "Sssh...sssh... hhh... hhh... ssh... sssh..." Dia terus mengocok perlahan-lahan nonokku. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali dikocoknya secara perlahan nonokku sampai selama dua menit. Kembali ditariknya kontolnya dari nonokku. Namun tidak seluruhnya, kepala kontol masih dibiarkannya tertanam dalam nonokku. Sementara kontol dikocoknya dengan jari-jari tangan kanannya dengan cepat

Rasa enak itu agaknya kurasakan pula. Aku mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kontolnya pada dinding mulut nonokku, "Sssh... sssh... zzz...ah... ah... hhh..." Tiga menit kemudian dimasukkannya lagi seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dan dikocoknya perlahan. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama dia mempercepat gerakan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. Sambil tertahan-tahan, dia mendesis-desis, "komm... nonokmu luar biasa... nikmatnya..."

Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. Tiba-tiba dicopotnya kontol dari nonokku. Segera dia berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhku agar kontolnya mudah mencapai toketku. Kembali diraihnya kedua belah toket montok ku untuk menjepit kontolnya yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontolnya dapat terjepit dengan enaknya, dia agak merundukkan badannya. Kontol dikocoknya maju-mundur di dalam jepitan toketku. Cairan nonokku yang membasahi kontolnya kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kontolnya dan kulit toketku. "Oh...hangatnya... Sssh... nikmatnya...Tubuhmu luarrr biasa...", dia merintih-rintih keenakan. Akus juga mendesis-desis keenakan, "Sssh.. sssh... sssh..." Gigiku tertutup rapat. Alis mataku bergerak ke atas ke bawah. Dia mempercepat maju-mundurnya kontolnya. Dia memperkuat tekanan pada toketku agar kontolnya terjepit lebih kuat. Karena basah oleh cairan nonokku, kepala kontolnya tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toketku. Leher kontol yang berwarna coklat tua dan helm kontol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketku. Semakin dipercepat kocokan kontolnya pada toketku. Tiga menit sudah kocokan hebat kontolnya di toket montok ku berlangsung. Dia makin cepat mengocokkan kontol di kempitan toket indah ku. Akhirnya dia tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahanannya. "kookoooomm..!" pekiknya dengan tidak tertahankan. Matanya membeliak-beliak. Jebollah pertahanannya. Kontolnya menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

Pejunya menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahangku. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leherku. Peju yang tersisa di dalam kontolnya pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal leherku, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas
belahan toketku. Dia menikmati akhir-akhir kenikmatan. "Luar biasa...kom, nikmat sekali tubuhmu...," dia bergumam. "Kok gak dikeluarin di dalem aja om", kataku lirih. "Gak apa kalo om ngecret didalem kom", jawabnya. "Gak apa om, kokom pengen ngerasain semprot peju anget. Tapi kokom ngerasa nikmat sekali om, belum pernah kokom ngerasain kenikmatan seperti ini", kataku lagi. "Ini baru ronde pertama kom, mau lagi kan ronde kedua", katanya. "Mau om, tapi ngecretnya didalem ya", jawabku. "Kok tadi kamu diem aja kom", katanya lagi. "Bingung om, tapi nikmat", jawabku sambil tersenyum. "Engh..." aku menggeliatkan badanku. Dia segera mengelap kontol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. Beberapa lembar tissue diambil untuk mengelap peju yang berleleran di rahang, leher, dan toketku. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan peju yang sudah terlajur jatuh di rambut ku. "Mo kemana om", tanyaku. "Mo ambil minum dulu", jawabnya. "Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua", kataku. Aku sudah pengen dia menggelutiku sekali lagi.

Dia kembali membawa gelas berisi air putih, diberikannya kepada ku yang langsung kutenggak sampe habis. Dia keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas dia memandangi toket indahku yang terhampar di depan matanya. Dia memandang ke arah pinggangku yang ramping dan pinggulku yang melebar indah. Terus tatapannya jatuh ke nonokku yang dikelilingi oleh jembut hitam jang lebat. Aku ingin mengulangi permainan tadi, digeluti, didekap kuat. Mengocok nonokku dengan kontolnya dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan dia dapat menyemprotkan pejunya di dalam nonokku sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

"komm...," desahnya penuh nafsu. Bibirnya pun menggeluti bibirku. Bibir sensualku yang menantang itu dilumat-lumat dengan ganasnya. Sementara aku pun tidak mau kalah. Bibirku pun menyerang bibirnya dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirnya. Kedua tangannyapun menyusup diantara lenganku. Tubuhku sekarang berada dalam dekapannya. Dia mempererat dekapannya, sementara aku pun mempererat pelukanku pada dirinya. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketku yang membusung terasa semakin menekan dadanya. Aku meremas-remas kulit punggungnya. Aku mencopot celananya dan merangkul punggungnya lagi. Dia kembali mendekap erat tubuhku sambil melumat kembali bibirku. Dia terus mendekap tubuhku sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketku yang montok menekan ke dadanya. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilku seolah-olah menggelitiki dadanya. Kontolnya terasa hangat dan mengeras. Tangan kirinya pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar ku, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutnya. Kontolnya tergencet diantara perut bawahku dan perut bawahnya. Sementara bibirnya bergerak ke arah leherku, diciumi, dihisap-hisap dengan hidungnya, dan dijilati dengan lidahnya. "Ah... geli... geli...," desahku sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai daguku terbuka dengan luasnya. Aku pun membusungkan dadaku dan melenturkan pinggangku ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahnya dalam keadaan menggeluti leherku, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kanannya lalu bergerak ke dadaku yang montok, dan meremas-remas toketku dengan perasaan gemas.

Setelah puas menggeluti leherku, wajahnya turun ke arah belahan dadaku. Dia berdiri dengan agak merunduk. Tangan kirinya pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Digeluti belahan toketku, sementara kedua tangannya meremas-remas kedua belah toketku sambil menekan-nekankannya ke arah wajahnya. Digesek-gesekkan memutar wajahnya di belahan toketku. Bibirnya bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri.
Diciuminya bukit toketku, dan dimasukkan pentil toketku ke dalam mulutnya. Kini dia menyedot-sedot pentil toket kiriku. Dimainkan pentilku di dalam mulutnya dengan lidah. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. "Ah... ah... om...geli...," aku mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya. Sementara tangannya meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan diperkuat dan diperkecil menuju puncak, dan diakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku. "Om... hhh... geli... geli... enak... enak... ngilu...ngilu..." Dia semakin gemas. Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang disedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang disedot hanya pentilku dan dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya dipijit-pijit dan dipelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. "Ah...om... terus... hzzz...
ngilu... ngilu..." aku mendesis-desis keenakan. Mataku kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhku ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan-serangan awalnya. Jari-jari tangan kananku yang mulus dan lembut menangkap kontolnya yang sudah berdiri dengan gagahnya. "Om.. kontolnya besar ya", ucapku. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tangannya terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, jari-jari lentik tangan kananku meremas-remas perlahan kontolnya secara berirama. Dia merengkuh tubuhku dengan gemasnya. Dikecupnya kembali daerah antara telinga dan leherku. Kadang daun telinga sebelah bawahnya dikulum dalam mulutnya dan dimainkan dengan lidahnya. Kadang ciumannya berpindah ke punggung leherku yang jenjang. Dijilati pangkal helaian rambutku yang terjatuh di kulit leherku. Sementara tangannya mendekap dadaku dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tangannya meremas-remas kedua belah toketku. Remasannya kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kanannya menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kiriku, sementara tangan kirinya meremas kuat bukit toket kananku dan bibirnya menyedot kulit mulus pangkal leherku yang bebau harum, kontolnya digesek-gesekkan dan ditekan-tekankan ke perutku. Aku pun menggelinjang ke kiri-kanan. "Ah... om... ngilu... terus om... terus... ah... geli... geli...terus... hhh... enak... enaknya... enak...," aku merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tangannya di toketku. Akibatnya pinggulku menggial ke kanan-kiri. "kom.. enak sekali kom... sssh... luar biasa... enak sekali...," diapun mendesis-desis keenakan. "Om keenakan ya? kontol om terasa besar dan keras sekali menekan perut kokom. Wow... kontol om terasa hangat di kulit perut Sintia. Tangan om nakal sekali ... ngilu,...," rintihku. "Jangan mainkan hanya pentilnya saja... geli... remas seluruhnya saja..." aku semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratnya. Aku sudah makin liar saja desahannya, aku sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa dia ini teman suamiku. "Om.. remasannya kuat sekali... Tangan om nakal sekali..Sssh... sssh... ngilu... ngilu...Ak... kontol om ... besar sekali... kuat sekali..."

Aku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Bibirku melumat bibirnya dengan ganasnya. Dia pun tidak mau kalah. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tangannya mendekap tubuhku dengan kuatnya. Kulit punggungku yang teraih oleh telapak tangannya diremas-remas dengan gemasnya. Kemudian dia menindihi tubuhku. Kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan perutnya bagian bawah. Akhirnya dia tidak sabar lagi. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara tangannya membimbing kontolnya untuk mencari nonokku. Diputar-putarkan dulu kepala kontolnya di kelebatan jembut disekitar bibir nonokku. Aku meraih kontolnya yang sudah amat tegang. Pahaku yang mulus itu terbuka agak lebar. "Om kontolnya besar dan keras sekali" kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke nonokku. Kepala kontolnya menyentuh bibir nonokku yang sudah basah. Dengan perlahan-lahan dan sambil digetarkan, kontol ditekankan masuk ke kunonok. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam nonokku. Dia menghentikan gerak masuk kontolnya.

"Om... teruskan masuk... Sssh... enak... jangan berhenti sampai situ saja...," aku protes atas tindakannya. Namun dia tidak perduli. Dibiarkan kontolnya hanya masuk ke nonokku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya digetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti leherku yang jenjang, lengan tanganku yang harum dan mulus, dan ketiakku yang bersih dari bulu. Aku menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. "Sssh... sssh...enak... enak... geli... geli, om. Geli... Terus masuk, om.." Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat. Sementara tenaga dikonsentrasikan pada pinggulnya. Dan... satu... dua... tiga! kontolnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam nonokku dengan sangat cepat dan kuat. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kontolnya bagaikan diplirid oleh bibir nonokku yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! "Auwww!" pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam nonokku tanpa bergerak sedikit pun. "Sakit om... " kataku sambil meremas punggungnya dengan keras. Dia pun mulai menggerakkan kontolnya keluar-masuk nonokku. Seluruh bagian kontolnya yang masuk nonokku dipijit-pijit dinding lobang nonokku dengan agak kuatnya. "Bagaimana Sin, sakit?" tanyaku. "Sekarang sudah enggak om...ssh... enak sekali... enak sekali... kontol om besar dan panjang sekali... sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru nonok Sintia..," jawabku. Dia terus memompa nonokku dengan kontolnya perlahan-lahan. Toketku yang menempel di dadanya ikut terpilin-pilin oleh dadanya akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilku yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadanya. Kontolnya diiremas-remas dengan berirama oleh otot-otot nonokku sejalan dengan genjotannya tersebut. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontolnya menyentuh suatu daging hangat di dalam nonokku. Sentuhan tersebut serasa geli-geli nikmat.

Dia mengambil kedua kakiku dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontolnya tidak tercabut dari nonokku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya. Sambil terus mengocok nonokku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku yang amat indah itu diciumi dan dikecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang diciumi dan digeluti, sementara betis kiriku ditumpangkan ke atas bahunya. Begitu hal tersebut dilakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kontolnya maju-mundur perlahan di nonok ku. Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih dengan kocokan kontol perlahan di nonokku, tangannya meremas-remas toket montok ku. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir-pelintir secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, dan bukit toketku semakin terasa kenyal di telapak tangannya. Aku pun merintih-rintih keenakan. Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. "Ah... om, geli... geli... ... Ngilu om, ngilu... Sssh... sssh... terus om, terus.... kontol om membuat nonok kokom merasa enak sekali... Nanti jangan dingecretinkan di luar nonok, ya om. Ngecret di dalam saja... " Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolnya di nonokku. "Ah-ah-ah... bener, om. Bener... yang cepat...Terus om, terus... " Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihanku.
Tenaganya menjadi berlipat ganda. Ditingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di nonokku. Terus dan terus. Seluruh bagian kontolnya diremas-remas dengan cepatnya oleh nonokku. Aku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, dia pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

"Sssh... sssh... kom... enak sekali... enak sekali nonokmu... enak sekali nonokmu..." "Ya om, kokom juga merasa enak sekali... terusss...terus om, terusss..." Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. "Om... sssh... sssh... Terus... terus... kokom hampir nyampe...sedikit lagi... sama-sama ya om...," aku jadi mengoceh tanpa kendali. Dia mengayuh terus. Sementara itu nonokku berdenyut dengan hebatnya. "Om... Ah-ah-ah-ah-ah... Mau keluar om... mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah... sekarang ke-ke-ke..." Tiba-tiba kontolnya dijepit oleh dinding nonok ku dengan sangat kuatnya. Di dalam nonokku, kontolnya disemprot oleh cairan yang keluar dari nonokku dengan cukup derasnya…..ccrroottt….cccrooott…croott… Dan aku meremas lengan tangannya dengan sangat kuatnya. Aku pun berteriak tanpa kendali: ".oommmm  akuuu..keluarrr...!" Mataku membeliak-beliak. Sekejap tubuh kurasakan mengejang.

Dia pun menghentikan genjotannya. Kontolnya yang tegang luar biasa dibiarkan tertanam dalam nonokku. Aku memejam beberapa saat dalam menikmati puncak. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tanganku pada lengannya perlahan-lahan mengendur. Kelopak mataku pun membuka, memandangi wajahnya. Sementara jepitan dinding nonokku pada kontolnya berangsur-angsur melemah, walaupun kontolnya masih tegang dan keras. Kedua kakiku lalu diletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Dia kembali menindih tubuh telanjangku dengan mempertahankan agar kontolnya yang tertanam di dalam nonokku tidak tercabut.

"Om... luar biasa... rasanya seperti ke langit ke tujuh," kataku dengan mimik wajah penuh kepuasan. Kontolnya masih tegang di dalam nonokku. Kontolnya masih besar dan keras. Dia kembali mendekap tubuhku. Kontolnya mulai bergerak keluar-masuk lagi di nonokku, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding nonokku secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontolnya. Namun sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh nonokku beberapa saat yang lalu. "Ahhh...om... langsung mulai lagi... Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di nonok kokom.. Sssh...," aku mulai mendesis-desis lagi. Bibirnya mulai memagut bibirku dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kirinya ikut menyangga berat badannya, tangan kanannya meremas-remas toket ku serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolnya di nonokku. "Sssh... sssh... sssh... enak om, enak... Terus...teruss... terusss...," desisku. Sambil kembali melumat bibirku dengan kuatnya, dia mempercepat genjotan kontolnya di nonokku. Pengaruh adanya cairan di dalam nonokku, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh suara, "plookkk…plokk..plookkk..." Aku tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, "Om... ah.nikmmaatttt bannggeettt  oomm.. "

Kontolnya semakin tegang. Dilepaskannya tangan kanannya dari toketku. Kedua tangannya kini dari ketiak ku menyusup ke bawah dan memeluk punggungku. Akupun memeluk punggungnya dan mengusap-usapnya. Dia pun memulai serangan dahsyatnya. Keluar-masuknya kontolnya ke dalam nonok ku sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kontol dihunjamkan keras-keras agar menusuk nonokku sedalam-dalamnya. Kontolnya bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding nonokku. Sampai di langkah terdalam, aku membeliak sambil mengeluarkan seruan tertahan, "Ak!" Sementara daging pangkal pahanya bagaikan menampar daging pangkal pahaku sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar nonokku, kontolnya dijaga agar kepalanya tetap tertanam di nonokku. Remasan dinding nonokku pada kontolnya pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir nonokku yang mengulum kontolnya pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini aku mendesah, "Hhh..." Dia terus menggenjot nonokku dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Aku meremas punggungnya kuat-kuat di saat kontol dihunjam masuk sejauh-jauhnya ke nonokku. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontolnya dan nonokku menimbulkan bunyi srottt-srrrt... srottt-srrrt... srottt-srrrt... Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecilku: "Ak! Hhh... Ak! Hhh... Ak! Hhh..." "kom... Enak sekali kom... nonokmu enak sekali... nonokmu hangat sekali... jepitan nonokmu enak sekali..." "Om... terus om...," rintihku, "enak om... enaaak... Ak! Hhh..." Diapun mengocokkan kontolnya ke nonokku dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontolnya berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. "kom... aku... aku..." Karena menahan rasa nikmat yang luar biasa dia tidak mampu menyelesaikan ucapannya yang memang sudah terbata-bata itu. "Om, kokom... mau nyampe lagi... Ak-ak-ak... ccrraaat…ccrrooott…..ccrrooott……….aku nyam..."

Tiba-tiba kontolnya mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Dia tidak mampu lagi menahan lebih lama lagi. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding nonok ku mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, dia tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan pejunya. Crrraaatt….ccrraa..crraarattt…! Kepala kontolnya disemprot cairan nonokku, bersamaan dengan pekikanku, "...nyampee...!" Tubuhku mengejang dengan mata membeliak-beliak. "kom...!" dia melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuhku sekuat-kuatnya. Wajahnya dibenamkan kuat-kuat di leherku yang jenjang. Pejunya pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejunya menyembur dengan derasnya, menyemprot dinding nonokku yang terdalam. Kontolnya yang terbenam semua di dalam nonokku terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya kami terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Dia menghabiskan sisa-sisa peju dalam kontolnya. Cret! Cret! Cret! kontolnya menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam nonokku. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuhku maupun tubuhnya tidak mengejang lagi. Dia menciumi leher mulusku dengan lembutnya, sementara aku mengusap-usap punggungnya dan mengelus-elus rambutnya. Aku merasa puas sekali dientot teman suami…