Ceritaku kali ini sangat binal aku puny apengalaman pijat
plus dengan tetanggaku yang bohay. Godaan untuk mencoba rasa lain di luar rumah
memang sudah ada sejak dulu. Hubungan seks dengan istri sangat dingin, ini yang
membuat saya kehilangan nafsu untuk menjamahnya. Namun saya masih bisa
mempertahankan rumah tangga kami sampai sekarang meskipun kebutuhan biologis
menjadi salah satu kekurangan istri saya. Cerita seks berikut ini adalah salah
satu pertualangans di luar rumah.
Kebiasaan saya sering pulang kantor, keliling dulu ke
mall-mall untuk hilangkan stress. Suatu sore di sebuah mall di Jakarta barat,
seperti biasa keliling cuci mata cari yang bodi montok dan segar. Ketika
melihat-lihat kaus tiba-tiba saya di kejutkan sambutan manis dari seorang SPG.
” Mau cari apa Om? ”
” Ini cocok untuk Om tambah kelihatan muda. ”
Saya lihat cewek ini hitam tapi manis, dan bodinya cukup
bikin jakun naik-turun. Perkiraan status: 36B-26-36 dan tinggi sedang saja. Wah
ini memang yang paling saya suka hitam, pasti sparepartnya hitam dan merah
dalamnya. Singkat cerita kami akrab dan saya sering menemuinya walaupun tidak
selalu belanja. Namanya: Siti. umur: 27 tahun, sedang saya umur 36 tahun, tapi
seperti kata orang umur segitu lagi panas-panasanya, oh ya saya sudah beristri
dan dua anak, tapi sayangnya istri saya dingin sekali, kami jarang sekali
campursari. Itupun kalau sudah dipaksa sekali, jadi saya malas sekali, padahal
napsu saya menggebu sekali. Rasanya setiap hari maunya muntah melulu.
Seperti sudah dijanjikan kami buat janji untuk jalan minggu
pagi, pas Siti lagi off. Siti sendiri masih sendirian tapi saya yakin sudah
tidak perawan lagi karena dilihat dari cara bicara dan keberaniannya. Saya
jemput di salah satu toko kue, pagi pukul 8.00
” Mas pagi-pagi gini mau kemana?” tanyanya.
” Bagusnya kita cari tempat yang aman yang tidak bisa
dilihat orang, gimana kalau di sebuah motel di daerah A? ”
Sambil tersenyum dia menjawab” Emang mau ngapain di motel?,
jangan macam-macam loh Mas “.
” Ngak kok cuma tiga macam, satu dibawah dan dua diatas,”
” Ih takut ” jawabnya sambil tertawa.
” Takut ngak dikasih yah ” jawabku.
Begitu kami chek in, saya langsung memeluk dia erat-erat,
sebab baru kali kesampaian, dua buah gunungnya benar-benar menekan keras sekali
ke dadaku. Kami berciuman lama, sambil pelan-pelan tangan saya menjalar ke
pantatnya yang besar dan padat. Perlahan-lahan tangan saya menjalar kedepan
menyusup kedalam celana jeans yang dipakainya.
” Mas jangan mas, saya takut ” desah Siti.
” Tenang aja,” sambil tangannya saya bawa menyusup kedalam
celana saya sehingga tepat menggenggam penisku.
” Oh, rasanya enak sekali, penisku di remasnya dengan keras.
sementara tangankupun sudah mencapai gundukan gunungnya yang serasa lembab dan
sedikit bulunya.
” Mass.. , mas.. ” Desahnya keenakan.
Langsung saja kulucuti celana dan baju kaosnya. sehingga
tinggal BH dan CD warna hitam. Aku tambah horny karena aku paling senang lihat
perempuan pakai CD dan BH hitam. Sitipun tak mau ketinggalan melucuti celanaku.
Sehingga kami sudah telanjang bulat. Segera mulutku gerilya menjilati puting
susunya yang hitam tapi masih kecil, dia menggelinjang
” Uh-uh..mas..mas ”
Mulutku mulai turun ke bawah dan terlihat vaginanya yang
ditumbuhi sedikit bulu. Segera kusentuh clitorisnya yang sebesar biji jagung,
dan serentak dia tersentak
” Mas..mas..”
Kujilati mula-mula bagian bibirnya sambil sedikit
menggigit-gigit biji jagungnya, dia semakin meronta-ronta. Kuintip lubangnya
masih sangat kecil, dan merah sekali. Lidahkupun kujulurkan dan masuk ke
celah-celah lubang merah darah itu. Siti seperti kerasukan setan, dia
meronta-ronta dan kurasa lubang vaginanya berdenyut-denyut dan mulai banjir air
lendir keluar.
Sementara mulutku mengisap-isap biji jagungnya, tanganku
mulai mengorek-orek lubang vaginanya. Siti menjerit-jerit seperti orang
kehausan,
” Mas-mas, saya ngak tahan Mas ”
Segera ini berontak dan mencari penisku dan segera di pegang
dan dikulumnya seperti orang kehausan dan dengan rakus di jilat, diisap dan
disedotnya kuat-kuat, giliranku yang meronta-ronta keenakan, ”
Ah..uh..au..enak..enak..lagi.. isap yang kuat,..”
Sementara penisku di kulumnya, tangannya memainkan bijiku
dengan tangkasnya seperti meremas-remas adonan kue.
” Sit, sini kamu naik kita 69 yuk, jangan kamu isap terus
nanti aku keluar duluan.”
Siti tertawa sambil segera putar badan naik diatasku dan
menyorongkan vaginanya ke mukaku. Langsung saja kusergap dan jilat dengan rakus
dan dia juga tidak kalah ganasnya. Lain sekali rasanya pelayanan dari Siti
dengan istriku yang sama sekali tidak mau dengan gaya macam-macam. Baru kali
ini aku merasakan enaknya vagina dan pelayanan dari cewek lain. Aku memang
belum pernah macem-macem dengan cewe lain karena takut kena penyakit, khusus
dengan Siti aku berani karena saya yakin dia juga tidak sembarang, sebab dia
tidak genit-genit dengan orang lain. Diapun mau kuajak setelah cukup lama
kudekati dan mungkin dia simpati mendengar deritaku yang tidak dapat menyalurkan
hasrat karena istriku tidak mau melayani.
” Mas, saya sudah ngak tahan, masukin mas, masukin mas”
Siti memaksakan segera berdiri dan duduk diatas saya, sambil
mengarahkan penisku masuk ke dalam vaginanya, saya sengaja tidak langsung
masuk, tetapi menggesek-gesekkan di bulu vaginanya dan bibirnya, dia tambah
belingsatan.
” Udah mas, cepat mas, aku sudah mau keluar nih”
Dengan memaksa dia menarik penisku dan memegangnya sehingga
tepat didepan lubang vaginanya setelah pas segera dia menekan vaginanya agar penisku
masuk, tapi sulit juga karena memang lubangnya masih kecil, untung vaginanya
sudah banjir dan licin. Akhinya masuk juga penisku yang panjangnya biasa saja.
Kata Siti sih setelah dia merasakan penisku yang bikin puyeng ujung meriamku
yang besar dikepalanya, sehingga ketika ditarik, seakan-akan nyangkut di leher
kepala penisku.
” Aaau..Aaauu..”
Bles masuk semua penisku den rasanya kepala bawahku ngilu
dan enak, segera diputarnya pantatnya, seperti sedang menari hula-hula,
” Ah..ah..ah”
Hanya suara itu yang terdengar dari mulutnya, sementara itu
tanganku segera bekerja memijati payudaranya yang berdiri tegak. dan
kupilin-pulin putingnya. Siti menjadi lebih ganas goyangnya. Aku merasa sudah
mau meledak, maka segera kutarik dia turun dan segera kukangkangkan vaginanya
sambil kuangkat kakinya tertekuk dengan posisi vaginanya persisi dihadapanku,
segera kujilati bibir vaginanya yang sudah kelihatan merekah, sambil jari
tengahku mengorek-orek vaginanya. Siti lebih histeris.” Cerita jilat dan pijat
tetangga lainya bisa anda baca di ceritadewasa17tahun.info Mas..mas..terus mas,
tusuk Mas yang dalam mas..ahh ”
Lidahkupun kulancipkan dan kuselipkan dilubang vaginanya,
sambil ditusukkan dalam-dalam.
” Mas..mas saya ngak tahan mas.., auu..auu..”
Akhirnya terasa ada denyutan yang hebat dari vaginanya
sambil kepalaku dijepitnya dengan keras.
” Ah..ah..ah..”
Ada sekitar satu menit posisi kepalaku tetap dijepitnya
setelah itu ia terkulai lemas.
” Ma kasih mas, enak bener mas”
” Aku belum pernah merasakan enak seperti ini ”
Oh ya dia memang mengaku sudah tidak perawan, dulu ketika
SMA sudah pernah di perawani oleh pacarnya,
Setelah lemas akupun pelan-pelan mengelus-elus sekujur
badannya dengan jari-jariku secara halus, pelan-pelan dia mulai terangsang
lagi, akupun mulai meraba bulu-bulu vaginanya dan sambil menjilati puting
payudaranya. Segera aku menindihnya dan penisku yang sudah marah segera mencari
lubang vaginanya, tapi terpeleset terus, dia dengan tertawa segera membimbing
penisku menuju lubang surga itu. Setelah pas segera kutekan dan bless..,
” Ah..” dia menjerit kecil,
Kurasakan enak benar merendam penisku didalam vaginanya.
segera kumulai gerakan naik-turan dan dibantunya dengan gerakan memutar,
” Ah..ah..enak Ti” desahku, “Terus ti yah yang cepat ”
Dia semakin semangat memutar pantatnya. Segera kuganti
posisi, sebelah kakinya kuangkat dan segera dengan posisi saling silang kutusuk
penisku ke vaginanya lagi, kali ini masuknya benar-banar dalam dan terasa
mentok ke rahimnya, dia menjerit,
” Aduh Mas ”
” Kenapa sakit? ” kataku sambil melihat matanya yang melotot
” Sedikit sakitnya tapi ngilu dan enak banget pas penismu
mentok kedalam vaginaku” Jawabnya.
Segera kugenjot, setiap kali penisku mentok masuk ke
vaginanya di melotot sambil berdesis, ” Sss..Ss., enak bener mass.., mentok
mas..”
Kurasa aku sudah mau meledak dan, segera kupercepat
gerakanku, Sitipun makin menggila teriakannya.
” Au..Au..mas..enak mas..au..”
” Aku mau keluar, ti ” teriakku,
” Ayo Mas saya juga mau keluar ” terik Siti.
Tak lama aku merasakan ledakan dari ujung kepala penisku,
“Ahh..Ah..Au..”
Dan Sitipun segera menyusul ” Aku Juga
keluarmass..Aaa..Aaa..”
Terasa 5 atau 6 kali semprotanku menghujam kedalam
vaginanya. Akhirnya kami, lemas dan saling tertawa,
” Enak banget Ti, vaginamu, saya mau lagi yah”
” Sama, saya juga sudah lama banget ngak di tusuk rasanya
seperti ke surga”
Kelak setelah ini kami masih sering lagi ketemu, tetapi kami
menjaga hubungan diluar, kami seperti tidak ada apa-apa.