Suatu siang aku iseng nyari makan
siang di satu mal. Makan cepat saji yang paling gampang dicari adalah ayam
goreng. aku pesan pahe ayam goreng plus kentang plus soft drink dingin. Selesai
membayar, aku membawa nampanku mencari tempat duduk yang kosong. Mataku
tertumbuk pada sesosok perempuan muda, cantik, seksi dengan tonjolan besar
didadanya, tapi disebelahnya ada anak perempuan kecil, mungkin 3 tahunan lah.
Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toket besarnya ngintip
dari belahan tank topnya yang rendah. Walaupun banyak tempat duduk yang kosong
aku nimbrung aja di meja dimana perempuan cantik seksi dan anak perempuan itu
duduk. “Boleh gabung kan?”
Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk. “O, silahkan aja pak”. “Cuma berdua saja”, pancingku membuka pembicaraan. “Kan ber 3 dengan bapak”, jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni perempuan, pikirku. “Anaknya? Cantik kaya mamanya”. “Bukan pak, bukan anak saya”. “O, kirain anaknya, abis nyulik ya”, candaku. “Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang ini di sini”. Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan sop, karena sopnya masih panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke anak itu. Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku. “Belum punya anak, ato belum nikah?” “Nikah si udah tapi belon dikasih tu ma yang diatas”. “Minta dong”. “Ya sih, minta tapi gak dilakuin”. Wah kliatannya mo curhat neh. “Maksudnya gak dilakuin”. “Ya suami aku gak ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang diatas kan”. “Kok bisa”. “Suami kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal ketimbang dirumah”. “O jadi jablay toh, kasian”. “Orang sedih kok malah digoda”. “Ya udah, aku aja yang membelai gimana”. “Genit ah”. Saat suasana mulai mencair, datanglah seorang perempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya. Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia. “Namanya siapa sih”. “Aku nadya, bapak?” “aku menyebutkan namaku, jangan panggil bapak lah, formal amat”. “Abis mo dipanggil apa dong, mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa”. “Maksud kamu”. “Iya kadang dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga”. aku tertawa mendengar candanya. “Dah brapa lama nikah?” “ampir 2 tahun mas”. “Wah jablaynya dah lama dong ya. eMangnya gak tau kerjaan suami sebelum nikah”. “Tau si, cuma gak nyangka aja akan kaya gini”. “Ya udah, aku temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?” “Gak kemana2 mas, Mo jalan ja”.
Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk. “O, silahkan aja pak”. “Cuma berdua saja”, pancingku membuka pembicaraan. “Kan ber 3 dengan bapak”, jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni perempuan, pikirku. “Anaknya? Cantik kaya mamanya”. “Bukan pak, bukan anak saya”. “O, kirain anaknya, abis nyulik ya”, candaku. “Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang ini di sini”. Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan sop, karena sopnya masih panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke anak itu. Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku. “Belum punya anak, ato belum nikah?” “Nikah si udah tapi belon dikasih tu ma yang diatas”. “Minta dong”. “Ya sih, minta tapi gak dilakuin”. Wah kliatannya mo curhat neh. “Maksudnya gak dilakuin”. “Ya suami aku gak ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang diatas kan”. “Kok bisa”. “Suami kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal ketimbang dirumah”. “O jadi jablay toh, kasian”. “Orang sedih kok malah digoda”. “Ya udah, aku aja yang membelai gimana”. “Genit ah”. Saat suasana mulai mencair, datanglah seorang perempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya. Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia. “Namanya siapa sih”. “Aku nadya, bapak?” “aku menyebutkan namaku, jangan panggil bapak lah, formal amat”. “Abis mo dipanggil apa dong, mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa”. “Maksud kamu”. “Iya kadang dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga”. aku tertawa mendengar candanya. “Dah brapa lama nikah?” “ampir 2 tahun mas”. “Wah jablaynya dah lama dong ya. eMangnya gak tau kerjaan suami sebelum nikah”. “Tau si, cuma gak nyangka aja akan kaya gini”. “Ya udah, aku temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?” “Gak kemana2 mas, Mo jalan ja”.
Aku menggandengnya
meninggalkan tempat makan dan masuk ke toko yang merupakan anchor tenant di
mall itu. Kami ngobrol ngalor ngidul ja sembari membunuh waktu. Dia membiarkan
aku menggenggam tangannya erat. “Kamu kaya istriku ja ya, jalan gandengan”.
“Gak apa kan, katanya mas blon nikah?’ “Iya sih, kaya orang pacaran ya, padahal
kamu istri orang”. “Biarin ja, orangnya juga ninggalin aku terus kok”. “Pegel
nih jalan terus, kamu mo pulang gak?” “Gak ah mas, dirumah juga mo ngapain?”
“ketempatku aja yuk”. “Mo ngapain ke tempat mas?’ “Ya ngobrol, santai ja, kan
asik cuma ber 2″. “Iya deh”. Segera aku menggandengnya ke basement dan
meluncurlah mobilku menuju kerumahku.
Sesampai dirumahku,dia duduk didepan
tv, tv kunyalakan dan aku mengambil minuman untuknya. “Mas tinggal sendiri ya”.
“Iya, mo nemenin?” “Mau si, cuman kan aku dah punya suami”. “Kalo suaminya
pergi ya nemenin aku aja disini”. “Maunya”. Kebetulan di tv ada siaran ulang
liga inggris. “Kamu suka bola juga ya?” tanyaku. “Sambil lalu ja mas, “Terus
komentar kamu?” “Sayangnya pelatihnya gak merotasi pemain nya”. “O gitu ya,
pandangan kamu luas juga ya”. “Iya gak kaya mas, mandangnya cuma ke satu tempat
aja nih”, katanya menyindirku, yang dari tadi hanya memandangi belahan toketnya
yang montok. “Habis kamu seksi sekali si, kok bisa ya suami ninggalin istri
yang bahenol kaya gini, pa gak takut istrinya dicolek orang laen”. Dia
tersenyum manis. “Tadi kamu telaten sekali nyuapin tu bocah, dah pantes jadi
mami”. “Iya si, cuma ya itu problemnya”. “Iya jablay”.
c
Dia menanggapi obrolanku dengan
santai juga, kadang tanganku mengelus pahanya. “udah gak tahan ya mas”, godanya
sambil membiarkan tanganku mengelus2 pahanya. Rabaanku semakin lama membuatnya
semakin napsu. Dia membuka pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan
pahanya, tanganku bergerak ke atas ke selangkangannya. Jari2ku mulai mengelus
belahan memeknya dari luar. “Mas”, katanya, “Aku udah basah mas”. “Udah napsu
banget ya nad, aku juga sudah napsu”. Rumahnya besar ya mas”. “Iya, dibelakang
ada kolam renangnya, mo renang gak”. “Gak bawa baju renang mas”. “bugil aja,
repot amat sih”. “Ih si mas, maunya tu”. “Kamu juga mau kan”. Dihalaman
belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang
ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke
dalam. Dia langsung saja melepas tanktopnya, kemudian celana ketatnya. Pakaian
diletakkan di dipan yang ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan
dipayungi rimbunnya pohon. Aku melotot memandangi tubuhnya yang hanya berbalut
daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat
berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya.
berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya.
Segera dia mencebur ke kolam,
sementara aku membuka kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. kontolku
yang besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDku. Kemudian aku pun
nyebur ke kolam, menghampirinya dan memeluknya. Bibirnya kucium, lidah kami
saling berbelit. Aku menarik ikatan branya sehingga terlepas, kemudian meremas2
toketnya sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras. “Toketmu
kenceng ya Nad. pentilnya gede.”, kataku. Dia diam saja sambil menikmati
remasanku. kontolku yang keras menekan perutnya. “Mas, ngacengnya sudah keras
banget”, katanya. “Kita ke dipan yuk” Aku sudah tidak bisa menahan napsuku
lagi. Segera dia keluar kolam membawa branya yang sudah dilepas.
Dia telentang didipan, menunggu aku
yang juga sudah keluar dari kolam. Aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali
kucium dengan penuh napsu dan aku kembali meremas2 toketnya sambil memlintir2
pentilnya. “Isep dong Mas” pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke
wajahku. Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilati dgn
penuh nafsu.”Ohh.. Sstt..” erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yg
nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan jariku ke dalam CDnya. Jariku
langsung menyentuh belahan bibir memeknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke
atas. Gesekanku selalu berakhir di itilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang
luar biasa. memeknya langsung berlendir, lendir juga membasahi seluruh bagian
dinding dalam memeknya. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku
yang satunya untuk terus meremas-remas toketnya. Dia sungguh sudah tidak tahan
lagi, “Mas, aku udah gak tahan nih”.
Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan
pinggang kugigit dan kutarik dengan gigiku sehingga terlepas. Kedua kaki kukangkangkan
sehingga tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan
mengelus memeknya. Aku menyelipkan jariku ke belahan memeknya yang sudah basah
dan menyentuh dinding dalam memeknya.
“Mas..! Aduuh! aku sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya. Aku
tidak langsung memenuhi permintaannya, malah jariku beralih menggosok-gosok
itilnya. “Aduuh! mas..nakal!” serunya. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya
kontolku yang sudah keras sekali dari luar CDku.
toketnya yang sudah keras sekali
terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong mas dimasukin, aku
sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi. Kemudian kumasukkannya
jariku ke dalam memeknya yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan
kesulitan jariku menyeruak masuk ke dalam memeknya. memeknya langsung kukorek2,
dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang
memeknya kumainkan dengan ujung jarinya hingga badannya tiba-tiba menggigil
keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku.
Aku menelungkup diselangkangannya
dan langsung mengulum bibir memeknya. Cairan yang membasahi sekitar
selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku kembali mengulum bibir
memeknya. Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan
mulut. Jariku kembali menyeruak masuk ke dalam memeknya, dia benar-benar hampir
pingsan. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot
perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan memeknya yang banjir
kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia
menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat memeknya sampai
akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali. memeknya terus kuusap2,
demikian juga itilnya sehingga napsunya bangkit kembali. “Terus Mas.. Enak..”
desahnya. “Ayo dong Mas.. aku udah gak tahan”. tetapi aku masih tetap saja
menjilati dan menghisap itilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.
Aku melepaskan CD, kontolku yang
besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2. Dia kunaiki
dan segera mengarahkan kontolku ke memeknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku.
“Enak Mas..” katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke
memeknya yang sempit. memeknya terasa sesek karena kemasukan kontol besar,
setelah kira-kira masuk separuh lebih kontol mulai kuenjot keluar masuk. “Terus
Mas.. kontolmu enak” erangnya keenakan. Aku terus mengenjot memeknya sambil
pentilnya kuhisap.
Belum berapa lama dienjot, aku mengajak
tukar posisi. Sekarang dia yang diatas. Diarahkannya memeknya ke kontolku yang
tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun.
toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya
dan menghisap pentilnya dengan rakus. “Mas.. kontolmu besar, keras banget..”,
dia terus menggelinjang diatas tubuhku. “Enak Nad?’ tanyaku. “Enak Mas..
entotin aku terus Mas..” Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan
kontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatnya
menetes membasahi tubuhku. Akhirnya, “Aku nyampe Mas” jeritnya saat tubuhnya
menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa
tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.
Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng dicabut dari dari memeknya. Dia kutelentangkannya, dan aku naik ke atasnya. Kembali memeknya kujilati. Kedua lututnya kudorong sedikit ke atas sehingga bukit memeknya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah memeknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itil nya. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas kontolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memeknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir memeknya. lidahku menjulur masuk ke dalam memeknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan memeknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya. Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidung tetap menempel di itilnya dan bibir tetap mengulum bibir memeknya sambil lidah terus mengorek memeknya. Dia tak kuasa membendung napsunya. “Oocch!Mas.. Teruu..Uus! Aku nyampe lagi mas”, suaranya semakin parau saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. ia menarik nafas panjang sekali, semua cairan memeknya kuhisap dan kutelan hingga habis semua cairan yang ada di sekitar memeknya.
Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng dicabut dari dari memeknya. Dia kutelentangkannya, dan aku naik ke atasnya. Kembali memeknya kujilati. Kedua lututnya kudorong sedikit ke atas sehingga bukit memeknya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah memeknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itil nya. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas kontolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memeknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir memeknya. lidahku menjulur masuk ke dalam memeknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan memeknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya. Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidung tetap menempel di itilnya dan bibir tetap mengulum bibir memeknya sambil lidah terus mengorek memeknya. Dia tak kuasa membendung napsunya. “Oocch!Mas.. Teruu..Uus! Aku nyampe lagi mas”, suaranya semakin parau saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. ia menarik nafas panjang sekali, semua cairan memeknya kuhisap dan kutelan hingga habis semua cairan yang ada di sekitar memeknya.
Aku tetap dengan asyiknya menjilati
me meknya. Kemudian jilatanku naik ke atas, ke arah perutnya. Lidahku
bermain-main di pusarnya, sambil meraba dan meremas kedua toketnya, jilatanku
juga semakin naik menuju toketnya. Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik.
Mulutku sudah sampai ke dadanya. Kini giliran toketnya kujilati, lidahku kini menari-nari
di ujung pentilnya. Sambil aku meraba-raba dengan tangan kanan
keselangkangannya, menggesek-gesek itilnya hingga memeknya basah lagi, nafsunya
naik kembali. Sementara tangan kiri tetap meremas toketnya, bibirnya kulumat.
Dia membalas lumatan bibirku dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke
rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia juga menjulurkan
lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan pula.
Kini aku membetulkan posisi sehingga
berada di atasnya, kontolku sudah mengarah ke hadapan memeknya. Dia merasakan
sentuhan ujung kontolku di memeknya, kepala kontolku terasa keras sekali.
Dengan sekali dorongan, kepala kontolku langsung menusuk memeknya. Kutekan
sedikit kuat sehingga kepala kontolku terbenam ke dalam memeknya. Walau kontol
belum masuk semua, dia merasakan getaran-getaran yang membuat otot memeknya
berdenyut, cairan yang membasahi memeknya membuat kontolku yang besar mudah
sekali masuk ke dalam memeknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolku
masuk kedalam sarangnya, blee.. ess..
Begitu merasa kontolku sudah
memasuki memeknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas
tubuhku, didudukinya batang kontolku yang cukup panjang itu. Digoyangkan
pantatnya, diputar-putar, dikocok naik turun hingga kontolku keluar masuk
memeknya, aku meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngentot
dengan posisi wot buat dia, karena dia bisa mengarahkan gesekan kontol besarku
ke seluruh bagian memeknya termasuk itilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan
lagi dengan permainannya, aku menggelengkan kepala menahan nikmat yang sebentar
lagi tampaknya akan ngecret. Aku memberikan aba-aba padanya bahwa aku akan
ngecret. “Kita keluar sama-sama..mas”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan
goyangan pantatnya. “Aa.. Aacch!” Dia pun nyampe lagi, kali ini secara
bersamaan dengan dia, bibir memeknya berkedutan hingga meremas kontolku. Pejuku
dan lendir memeknya bercampur menjadi satu membanjiri memeknya. Karena
posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes
melalui kontolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan
sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi.
Kami berdua akhirnya terkulai lemas
di dipan. Posisinya tengkurap di sampingku yang terkulai telentang memandang
rimbunnya dedaunan. “Mas, pinter banget sih ngerangsang aku sampe berkali2
nyampe, udah gitu kontol mas kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis
gede banget sih”, katanya. “memekmu juga nikmat sekali Nad, peret banget deh,
kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”, jawabku sambil memeluknya. Kami
berdua sempat tertidur cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin sejuk
sepoi2.
Ketika terbangun, kami masuk ke
rumah, aku mengajaknya mandi. “Kita mandi sama-sama yuk!” ajakku, “Badanku
lengket karena keringat”. Kami masuk ke rumah menuju ke kamar mandi beriringan
sambil berpelukan, bertelanjang bulat. Kamar mandinya tidak terlalu besar namun
cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya
kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan
shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat
menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami
saling pagut bergantian. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut
dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam
mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke
toketnya.
Kuremas-remasnya toketnya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya bangkit lagi. Dia pun tidak mau kalah, diraihnya kontolku yang kembali sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung kontolku sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahanya. “Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat pasti napsunya besar, kaya kamu ya nad”, katanya.
Kuremas-remasnya toketnya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya bangkit lagi. Dia pun tidak mau kalah, diraihnya kontolku yang kembali sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung kontolku sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahanya. “Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat pasti napsunya besar, kaya kamu ya nad”, katanya.
Kuarahkan kontolku ke belahan bibir
memeknya. Dengan menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung kontolku ke
belahan bibir memeknya. Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya dan
kugesek-gesekkan naik turun. Kini me meknya kembali mengeluarkan cairan bening.
Lalu aku mematikan shower sambil duduk di samping bathtub. Dia kudipangku
dengan posisi memunggungiku. kontolku yang sudah ngaceng keras kembali
kumasukkan ke dalam memeknya dalam posisi seperti itu. Karena kondisi bathtub
yang sempit mengharuskan posisinya merapatkan pahanya, maka memeknya menjadi
kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga kontolku masuk kedalam memeknya.
Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak
ke dalam memeknya yang dibantu dia dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan
diangkatnya kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga
kontolku amblas semua ke dalam memeknya.
Dengan posisi begini membuatnya
harus aktif mengocok kontolku seperti di kolam renang tadi dengan cara
mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga me meknya bisa meremas
dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding
bagian dalam memeknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, kontolku terasa sekali
menusuk keras memeknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan
kata-kata lagi. memeknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan
kontolku dalam memeknya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun sudah tidak kuat
lagi menahan napsuku. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya
seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kontolku masih tertancap
di dalam memeknya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di
pangkuanku.
Aku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilin sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan. “Aduuh..! Nad. hebat banget empotan memek kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutnya sambil mempercepat goyangannya. Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga dia kudorong sedikit ke depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi kontolku masih menancap di dalam memeknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk memeknya dalam posisi doggy style.
Aku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilin sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan. “Aduuh..! Nad. hebat banget empotan memek kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutnya sambil mempercepat goyangannya. Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga dia kudorong sedikit ke depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi kontolku masih menancap di dalam memeknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk memeknya dalam posisi doggy style.
“Aa.. Aacch!” kini gilirannya yang
meracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memeknya, terasa
sekali semburan hangat yang menerpa dinding memeknya, pejuku langsung muncrat
keluar memenuhi memeknya. Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang
serupa, kurasakan kedutan memeknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam
waktu hampir bersamaan hingga memeknya kembali penuh dengan cairan birahi kami
berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang
telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memeknya dan merembes keluar
hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu.
Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru.
Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Aku mengeluarkan buah2an dari lemari es dan berkata “Kamu makan buah2an ini dulu ya, nanti aku belikan makanan”. “aku mau tidur saja, cape dienjot terus sama mas”, katanya. “Tapi enakkan?” kataku lagi sambil mengenakan pakaiannya. “Enak banget mas, aku masih mau lagi lo mas”, jawabnya sambil mulai mengupas buah. “So pasti, aku ajak kamu kesini kan untuk ngentot sampe loyo. Aku pergi dulu ya”, sambil mencium pipinya. “Hati2 ya mas, aku nungguin lo”. Seperginya aku, dia berbaring sambil memakan buah2an. Dia makan beberapa potong sehingga akhirnya dia merasa kenyang dan mengantuk lagi. Dia berbaring di sofa dan akhirnya tertidur. Diluar dah gelap, dah lewat magrib.
Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Aku mengeluarkan buah2an dari lemari es dan berkata “Kamu makan buah2an ini dulu ya, nanti aku belikan makanan”. “aku mau tidur saja, cape dienjot terus sama mas”, katanya. “Tapi enakkan?” kataku lagi sambil mengenakan pakaiannya. “Enak banget mas, aku masih mau lagi lo mas”, jawabnya sambil mulai mengupas buah. “So pasti, aku ajak kamu kesini kan untuk ngentot sampe loyo. Aku pergi dulu ya”, sambil mencium pipinya. “Hati2 ya mas, aku nungguin lo”. Seperginya aku, dia berbaring sambil memakan buah2an. Dia makan beberapa potong sehingga akhirnya dia merasa kenyang dan mengantuk lagi. Dia berbaring di sofa dan akhirnya tertidur. Diluar dah gelap, dah lewat magrib.
Ketika aku kembali membawa makanan,
dia masih tertidur. Terangsang juga aku melihat dia terkapar terlelap dalam
keadaan telanjang bulat seperti itu. Toketnya yang besar turun naik seirama
tarikan napasnya. Perutnya yang rata dihiasi dengan puser yang seksi dan
diselangkangannya bergerombol jembut yang lebat. kontol langsung bereaksi
dengan sikap sempurna, alias ngaceng lagi. Tetapi perut dah minta diisi. Aku
membangunkannya dengan mengelus2 toketnya. “Makan yuk”. “Abis itu maen lagi ya
mas”. “Boleh aja, asal kamu gak lemes”. “Gak apa lemes mas, aku kan gak pernah
ngerasain nikmat dientot seperti sekarang ini. Mas sering2 ngentotin aku ya
mas”. “Itu mah bisa diatur kok, kalo suami kamu pergi”. Kami menyantap makanan
yang aku beli sampe tandas. Sama2 laper karena enersi terkuras ketika bertempur
tadi. Setelah selesai makan, dia membantu aku membereskan peralatan makan,
melap meja makan, kemudian kekenyangan kami duduk lagi di sofa didepan tv. tv
kunyalakan tapi gak ada acara yang menarik.
Dia bersender ke aku. “Kamu tu seksi
banget deh Nad, ngeliat kamu aku ngaceng terus tuh. Heran ja, kok suami kamu
bisa ninggalin bidadari seksi yang merangsang kaya kamu itu”. “Gak tau deh mas,
jangan ngomongin dia deh, kan mas mo bikin aku terkapar lagi”. Aku memeluknya
dan mulai memerah toketnya. aku terus saja meremas toketnya, malah sambil
memlintir2 pentilnya, perlahan pentilnya mulai mengeras. “Nad. enak nggak
diginiin?” sambil tanganku terus meremas-remas toketnya. “Mas, aah”, napsunya
makin meninggi. Sambil toketnya kuremas terus, aku menjilati seluruh tubuhnya,
mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kujilati pula toketnya, kusedot
pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. Kakinya dan kedua pahanya yang
mulus itu dibukanya supaya bisa kuelus2, dengan satu tangan masih meremas
toketnya.
Setelah itu memeknya kujilatin
dengan lidahku yang kasar. Bukan hanya bibir memeknya aja yang kujilatin, tapi
lidahku juga masuk ke memeknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol,
wajahnya memerah sambil terdongak keatas.
Melihat napsunya sudah naik, aku
melepas seluruh pakaian dan celana. Dia diam aja. kontolku yang besar sekali
sudah ngaceng dengan keras. Dia hampir tak dapat memegangnya dengan kedua
tangannya. “Dikocok Sin”, pintaku, dia nurut saja dan mengocok kontolku dengan
gemas, makin lama makin besar dan panjang. “Sin diemut dong”, kataku keenakan. Aku
berdiri disamping sofa dan dia duduk sambil mengarahkan kontol yang ada
digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan
susah payah, karena besar sekali jadi dijilati dulu kepala kon tolku. Aku
mendesah2 sambil mendongakkan kepala. Dia bertanya “Kenapa mas”. “Enak banget,
terusin Nad. jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan. Dia
meneruskan aksinya, menjilati kontolku mulai dari kepala kontolku sampai ke
pangkal batang, terus ke biji pelirnya, semua di jilatin. Dia mencoba untuk
memasukkan kedalam mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya.
Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku,
mengentoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan.
gerakanku semakin lama semain cepat.
aku menghentikan gerakannya. kontol
ku keluarkan dari mulutnya. aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolku ke
toketnya. “Nad. aku mau ngerasain kontolku kejepit toket kamu yang montok ya”.
Dia paham apa yang aku mau, dan aku kemudian menjepit kontolku di antara
toketnya. “Ahh.. Enak Sin. Diemut enak, dijepit toket juga enak.”, erangku
menahan nikmat jepitan toketnya. Aku terus menggoyang kontolku maju mundur
merasakan kekenyalan toketnya. Sampai akhirnya “Aduh Nad, sebentar lagi aku mau
ngecret, keluarin di mulut kamu ya”. “Jangan mas, dimemekku saja”, jawabnya.
Dia tidak ingin merasakan peju dimulutnya, lebih baik dingecretkan di memeknya
karena dia ngerasain nikmat yang luar biasa.
Akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku mulai memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke memeknya, sampai dia merem melek keenakan ngerasain memeknya digesek kontolku. Aku mulai menggerakkan kontolku keluar dan masuk dimemeknya yang sempit itu. Dia mulai merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri dia menggerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. terlihat diwajahku bahwa aku menikmati sekali gesekkan kontolku di memeknya. Tubuhku bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan kontolku sendiri yang sedang keluar masuk di memeknya.
Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja. Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan kontolku dari belakang ke me meknya. Nikmat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, terasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot memeknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe lagi “Mas, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya. Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam me meknya berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Dia merasa memeknya agak membengkak akibat disodok oleh kontolku yang besar itu. “Nad. me mek kamu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget. Kerasa sekali gesekannya dikon tolku”, kataku sambil terengah2.
Akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku mulai memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke memeknya, sampai dia merem melek keenakan ngerasain memeknya digesek kontolku. Aku mulai menggerakkan kontolku keluar dan masuk dimemeknya yang sempit itu. Dia mulai merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri dia menggerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. terlihat diwajahku bahwa aku menikmati sekali gesekkan kontolku di memeknya. Tubuhku bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan kontolku sendiri yang sedang keluar masuk di memeknya.
Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja. Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan kontolku dari belakang ke me meknya. Nikmat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, terasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot memeknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe lagi “Mas, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya. Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam me meknya berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Dia merasa memeknya agak membengkak akibat disodok oleh kontolku yang besar itu. “Nad. me mek kamu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget. Kerasa sekali gesekannya dikon tolku”, kataku sambil terengah2.
Setelah istirahat beberapa saat, aku
bertanya padanya “Gimana Nad?”. “Enak sekali mas, rasanya nikmat sekali,
memekku sampe sesek kemasukan kontol mas, abis gede banget sih”, jawabnya. Aku
mencabut kontolku yang sudah lemes dari memeknya. kontolku berlumuran pejunya
dan cairan memeknya. Mungkin saking banyaknya aku ngecretin peju dimemeknya.
“Cape ya Nad”. “Iya mas, malem ini aku nginep disini ya mas, boleh kan”. “Boleh
banget, kita bisa ngentot all nite long kan”. “Wah mau dong”.