BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

yanti istri sepupuku yang liar



Saat suasana rumah istri sepupuku yang lagi sepi pas kebetulan aku lagi main di rumahnya ,sebut saja namanya yanti istri sepupuku itu dia mempunyai paras yang cantik serta bentuk tubuh yang sexy makanya tidak heran kalau banyak lelaki yang memandangnya langsung tertegun,apalagi mba yanti itu memiliki tubuh yang sintal bentuk payudara yang montok serta kulit yang putih muluss.
Mba yan,mas ayonya lagi kemana? Tanyaku sambil duduk di sebelah mba yanti,lagi pergi keluar kota di ,mungkin sekitar satu mingguan kata maa ayonya tuh,ohhh…lama banget ya mba,pastinya mba yanti kesepian dong,ach kamu bias aja di ,oh iya di tolong kerokin badanku nih di kayanya sih masuk angina soalnya kemarin aku kehujanan,
Boleh mba mumpung aku lagi di sini,mba yanti pun langsung pergi kekamar tuk mengambil handbody sama uang logam tuk luluran badanya agar tidak keset dan perih dan perih .
Mba yanti pun langsung membuka bajunya serta celananya dia hanya terlilit sebuah kain tapih ,akupun sangat tertegun melihan bentuk tubuh mba yanti yang mulus serta lekuk tubuh yang sexy, aku pun langsung mengambil lotion dan langsung menggosokkan ketubuh mba yanti yang mulus itu,aduhh di jangan keras-keras dong ,terus kebawah diii akupun lantas memperlambat kerokanya,,achhh enaakk dii teruss ,pake tangan aja di biar lebih nikmat,baik mba… logam itu pun aku tinggalkan kini aku mengerok tubuh mba yanti itu pakai tangan jadi ya bukan ngerok akhirnya Cuma mengelus –elus aja tanpa di duga mba yanti membuka bhnya ,maaf di muka aja ya di,, bhnya biar kamunya gak kesulitan memijatnya
Aacchh teruus di .. yang itu ,,nya di pijit dong sambil tangan mba yanti menarik tanganku tuk di letakkan di sekitar buah dadanya yang montok itu,kontan saja darahku naik nafsuku langsung memuncak tanganku terus meremas –remas kedua buah dadanya yang montok itu,mba yanti pun menggeliat menahan kenikmatan yang di berikan oleh aku,teruuus diiii aacchhh niiikmaat mba yantipun langsung melorotkan cdnya kini tubuh mulus itu tergolek tanpa busana ,tangan bma yanti langsung melorotkan celan serta cdku akupun terdiam .
Mba yantipun langsung memasukkan batang senjatku kedalam vagina mba yanti
Aku sengaja tidak langsung mengocokkan penisku, aku diamkan semua bagian kejantannanku tetap habis amblas di lubang surganya sejenak. Aku rasakan sejenak betapa rasa lembab, basah, dan hangat yang luar biasa indah menyelimuti kemaluanku. Walaupun kemaluanku masih belum bergerak, aku dapat merasakan kemaluan Mbak yanti yang tidak hanya sempit, tapi juga dapat menghisap dan menekan-nekan kemaluanku.

Tanpa menarik penisku, aku gerakan pantatku kedepan tiga kali sehingga.., “Bleb, bleb, bleb..!” Posisi Mbak Aku sengaja tidak langsung mengocokkan penisku, aku diamkan semua bagian kejantannanku tetap habis amblas di lubang surganya sejenak. Aku rasakan sejenak betapa rasa lembab, basah, dan hangat yang luar biasa indah menyelimuti kemaluanku. Walaupun kemaluanku masih belum bergerak, aku dapat merasakan kemaluan Mbak yanti yang tidak hanya sempit, tapi juga dapat menghisap dan menekan-nekan kemaluanku.

Tanpa menarik penisku, aku gerakan pantatku kedepan tiga kali sehingga.., “Bleb, bleb, bleb..!” Posisi Mbak yanti pun sedikit maju karena tekanan dari ku.

“Oh.., Ah.., Oh..!” Desahan Mbak yanti seiring dengan tekanan tadi.
“Sayang, cepat donk, pompa aku semau kamu!” Pinta Mbak yanti.

Aku mulai menarik dengan perlahan kemaluanku sampai sebatas leher kemaluanku, kemudian aku tekan perlahan, tapi hanya sampai setengah batang kejantananku, kemudan aku tarik, aku tekan setengah, tarik, tekan, tarik tekan.. terus begitu secara berulang. Aku melakukan dengan cara yang aku baca dari buku kama sutra, yaitu, aku tarik keluar kejantananku sampai sebatas leher dan kemudian aku masukan hanya setengah dari batang kejantananku sebanyak 10 kali, dan kemudian diselingi 1 kali keluar sebatas leher dan masuk sampai amblas semua batangku dan menahannya sejenak untuk memberikan kesempatan kepada Mbak yanti untuk melakukan gerakan berputar.


“Crek, crek.. crek.. crek.” Suara indah itu terulang sepuluh kali, diselingi dengan.. “Sleb..” sebanyak sekali “Plok, plok, plok, plok..!” Suara yang muncul akibat benturan antara pangkal pahaku dengan pantat putih mulus Mbak yanti membuat suasana semakin indah. Memek Mbak yanti memang gila. Betapa aku tak perlu mengangkat pantatku sedikit keatas agar mendapat gesekan dan tekanan pada bagian atas batang kemaluanku, atau ke bawah agar gesekannya lebih terasa di bawah, atau kekiri, atau kekanan.., semua itu tidak perlu sama sekali. Kemaluan Mbak yanti yang benar-benar lubang surga itu sudah sangat sempit, sehingga menekan dan menggesek semua permukaan penisku, dari ujung kepala sampai ke pangkal kemaluanku.

Aku tak bisa lagi mengatur gerakanku, semakin lama gerakanku semakin cepat, dan tekanannya pun semakin keras. Dari posisiku yang di belakang, aku dapat jelas melihat penisku keluar masuk cepat ke lubang vaginanya, dan saking pasnya, terlihat bibir vagina Mbak yanti itu tertarik keluar setiap batangku kutarik keluar.

“Oughh, ough.., ah.., oh.., kamu hebat sayang.” Mbak yanti terus mendesah dan meracau.


Sesekali dengan posisinya yang menungging, tangan kanan Mbak yanti kebelakang dan menyentuh perutku untuk menahan tekanan yang aku lakukan. Aneh memang, Mbak yanti menahan laju tekanan penisku dengan tangannya, tetapi Mbak yanti terus meracau..

“Terus sayang, ah.., terus, terus sayang..!”

Buah dada Mbak yanti terpental-pental dan desahannya benar-benar menghanyutkan, seperti suara musik terindah yang pernah aku dengar.

“Ahh.. shh sshh sayang, Ohh.. enakk.. Uhh uhh.. hmm.. Enak sayang.. terus!” Seru Mbak Nin.
“Aoww..!” Tiba-tiba Mbak yanti sedikit berteriak.
“Kenapa Mbak, sakit ya?” Tanyaku yang hanya di jawab dengan senyum dan gelengan kepalanya saja.
“Teruskan sayang aku suka koq.” Katanya.

Aku berpikir mungkin gerakanku terlalu kuat, ditambah liang vagina Mbak yanti yang begitu sempitnya. Maka aku ambil inisiatif untuk mengangkat kaki kanannya. Aku angkat kaki kanannya agar lubang surga Mbak yanti sedikit lebih longgar, sehingga Mbak yanti dapat lebih menikmatinya.

“Oghh, ff, sayang kamu memang hebat!” Katanya.

Karena gesekan yang terjadi sedikit berkurang, aku semakin cepat melakukan gerakan maju mundur dengan sedikit gerakan keatas akibat terangkatnya kaki kanan Mbak yanti dengan tangan kananku. Semua hal itu tidak mengurangi kenikmatan yang aku rasakan, bahkan percintaan kami menjadi lebih variatif, sampai suatu saat aku turunkan lagi kaki kanannya dan kedua tanganku memegang pinggulnya kuat-kuat sambil sesekali meremas pantatnya yang bulat indah itu. Dan..

“Oughh.. sayang.. aku keluar..!” Vagina Mbak yanti kurasakan semakin licin dan hangat, tapi denyutannya semakin terasa.

Aku dibuat terbang rasanya. Aku hentikan gerakan maju mundurku, sekarang aku benamkan seluruh batang penisku ke liang vagina Mbak yanti sambil terus mendenyutkan batang kemaluanku. Aku tekan dengan kuat penisku sambil menahan pinggulnya yang indah. Aku yakin benar, denyutan yang aku buat di batang kemaluanku dan tekanan hebat terhadap kewanitaannya membuat orgasme Mbak yanti makin hebat dirasakannya. Terbukti dari kenikmatan orgasmenya itu, sekonyong-konyong membuatnya terbangun dari posisi nunggingnya disertai kedua tanggannya menjambak rambut kepalaku dengan kuat dan wajahnya yang menyeringai menahan gejolak kenikmatan surgawi.

“Huff, huff, huff..!” Nafas Mbak yanti menunjukan dia baru saja mengalami sensasi elektrikal yang hebat menjalar di tubuhnya.

Tubuhnya sedikit lemas. Aku tahan beban tubuhnya dengan tangan kiriku yang kemudian melingkari pinggulnya yang padat dan mulus itu sementara tangan kananku mengambil kursi tadi dan kemudian aku duduk di kursi itu sambil memangku dan menciumi bibirnya yang merah merekah.

“Oh sayang, aku keluar, oh enaknya.” Mbak yanti berbisik padaku sambil sesekali mencium telingaku.

Batang kejantananku pun masih terbenam di dalam kewanitaannya. Apa lagi dengan Mbak Nin di pangkuanku, membuat batang kemaluanku amblas habis sampai di pangkalnya. Hanya saat ini tidak terjadi gerakan-gerakan yang berarti.

“Kamu belum keluar ya?” Tanya Mbak yanti, aku diam saja dengan sedikit menggelengkan kepala.

Aku biarkan Mbak Nin berbicara, karena memang aku menikmatinya. Aku biarkan Mbak yanti beristirahat sebentar sambil menciumi wajah ku disertai tangannya yang terus-terusan meraba biji pelerku. Rasa hangat di batang kemaluanku masih begitu terasa, ingin rasanya aku gerakan lagi. Tapi aku bersabar, aku biarkan bidadariku mengumpulkan tenaganya untuk pertarungan tahap berikutnya. Tak berapa lama, aku coba mendenyutkan batangku.

“Ah, aow.. geli dong sayang..!” Mbak yanti berceloteh sambil disertai tawanya yang manja.
“Kamu masih kuat nggak, sayang?” Aku tidak lagi terdiam, pertanyaan ini harus kujawab.
“Masih donk, Mbak.” Kataku, aku masih tetap untuk berusaha menahan diri.
“Pindah ke kamarku yuk?” Ajak Mbak yanti.
“Tapi jangan di lepas ya sayang, punyaku masih betah sama punyamu.” Celoteh Mbak yanti.

Secara perlahan dan berhati-hati aku bangun dari kursi itu. Dengan posisi membelakangiku, aku bawa Mbak yanti keatas meja. Dan secara perlahan aku putar tubuh Mbak yanti dengan amat sangat hati-hati karena Mbak yanti tidak ingin penisku terlepas dari vaginanya, begitu pula aku. Dengan sedikit kerjasama, akhirnya kami berdua sudah saling berhadapan. Mbak yanti langsung ku gendong dengan penisku yang masih tatap tertanam. Kedua belah kaki panjang Mbak Nin mengempit pinggangku erat-erat. Aku pun melangkah ke kamar Mbak yanti.

Sesampai di kamar, aku rebahkan tubuh Mbak yanti di tempat tidur yang masih rapi. Tampak olehku kedua susu Mbak yanti yang indah. Puting susu yang kemerahan itu membuatku langsung melumatnya. Mbak yanti hanya bisa mendesah dan menggigit bibir bawahnya. Ketika aku baru menggerakan pantatku keatas Mbak yanti, menghentikan gerakanku..

“Sayang, tadi kamu yang kerja, sekarang giliran aku donk!”
“Aku pengen di atas ya!” Belum sempat aku jawab, Mbak yanti sudah mendorong tubuhku, sehingga aku mau nggak mau merebahkan tubuhku diatas kasur empuk tadi. Mbak yanti sekarang sudah ada di atasku tepat membentuk sudut 90 derajat dengan tubuhku.
“Luruskan kakinya sayang!” Perintah Mbak yanti sambil memegang kedua pahaku dan meluruskan kakiku.

Kedua tangan Mbak yanti kemudian memegang kedua puting susunya dan meremas kedua payudaranya sendiri, dan mulai menangkat pantatnya dan menurunkannya kembali. Saat ini dialah yang memompaku. Aku baru sadar, bahwa Mbak yanti saat ini tiada lain adalah kuda liar yang tak terkendali. Dia bergerak keatas dan kebawah yang kemudian di selingi dengan memutarkan pinggulnya yangjuga disambung dengan gerakan maju mundurnya.

Maju, mudur, atas, bawah, kiri, kanan, putar. Serasa penisku dipermainkan seenaknya. Mbak Nin menjadikan batang kemaluanku sebagai budak nafsunya. Kedua tanganku sibuk meremas-remas payudaranya, memelintir dan mencubit punting susunya, dan memegang pinggulnya. Sesekali dia membungkukkan badannya untuk menciumiku. Aku tidak diijinkannya untuk bangun dan mencium bibir atau pun buah dadanya. Saat ini dia terus memegang kendali. Kontolku semakin panas, rasa nikmat menjalar keseluruh tubuhku.

“Oh.. Mbak yanti, terus Mbak..!” Aku mulai meracau.

Betapa liarnya wanita ini. Rasa hangat dan nikmat yang tak terhingga mulai merambah batang kejantananku yang semakin lama mulai aku rasakan desiran yang hebat. Aku memejamkan mata dan meremas pinggul dan susu Mbak yanti. Aku tahan gejolak kenikmatan surgawi ini. Aku tak ingin benteng pertahananku Bobol, sebelum bidadari diatasku memuaskan diri memperbudak batang kemaluanku. Kempotan vagina Mbak yanti semakin lama semakin kuat. Kemaluanku terasa terjepit dan semakin terjepit. Basah, lembab, licin, dan hangat menjadi satu menciptakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Aku berusaha menahan serangan sang bidadari. Kejadian tersebut terus berulang. Nafas kita berdua menderu-deru. Tubuh kami penuh dengan keringat.

“Oh.. Ah.. Oh.., Oughh, Off, Aoww..!” Mbak yanti pun sudah tidak lagi mendesah.

Desahannya di ganti dengan teriakan dan jeritan kecil. Gerakannya makin liar. Aku merasa kasihan melihat batangku diperbudak sedemikian rupa, tapi apa daya, kenikmatan yang aku rasakan lebih dari segalanya di dunia ini. Mendadak kulihat tubuh Mbak yanti mengejang. Mbak yanti menengadahkan kepalanya. Urat lehernya nampak, dia berteriak kecil.

“Aaooww..!”

Kurasakan semburan lava panas menyelimuti batangku yang masih terbenam.

“Oh..!” kataku.

Nikmat sekali rasanya. Mbak yanti menjatuhkan tubuhnya didalam pelukanku. Dia mengalami orgasme lagi, hanya kali ini dia tidak mampu berkata apa-apa lagi. Tampak betapa lelahnya dia. Tapi untuk kali ini aku tak bisa memberi waktu lagi untuk Mbak yanti beristirahat. Aku sidah hampir dipuncak, mulai terasa olehku puncak kenikmatan yang sebentar lagi aku rasakan. Aku balikan tubuhku sehingga tubuh mulus Mbak yanti ada di bawahku.

“Oh sayang, aku tadi keluar lagi..!”
“Aku sudak cap..’” Belum sempat dia selesaikan ucapannya, aku sumpal kedua belah bibirnya dengan mulutku. Aku bimbing kedua betis Mbak yanti agar bertumpu di kedua bahuku. Aku mulai memompa dengan cepat dan dahsyat.
“Oh..sayang, kamu cepat keluar ya sayang..!”
“Aku sudah mulai lelah!”

Aku terdiam dan hanya terus memompa kemaluanku sampai amblas dan menariknya keluar sampai sebatas leher. Aku sudah tidak dapat mengendalikan tubuhku sendiri. Seakan tubuhku bisa bergerak sendiri semaunya.

“Oh.. ampun sayang..!” Desah Mbak yanti

Aku sedikit takut, jikalau Mbak yanti tidak bisa memuaskan aku saat itu. Tapi aku tak perduli. Aku kemudian berinisiatif, aku keleuarkan sejenak penis ku dari lubang hangat Mbak Nin sejenak, kemudian aku angkat pinggul Mbak yanti dan aku ambil tiga buah bantal untuk mengganjal pantat Mbak yanti. Sehingga Vagina Mbak yanti terbuka dan terlihat Itil Mbak yanti yang mencuat. Keindahan vagina Mbak yanti yang berwarna merah muda dan dihiasi dengan clitoris-nya yang kecil mungil itu membuatku semakin buas.

Aku arahkan dan aku masukkan kembali batangku kedalam lubang surga milik Mbak yanti tersebut. Hanya kali ini aku memasukkannya dengan cepat dan tepat tanpa basa-basi lagi. Lalu aku memompanya dan terus memompanya dengan cepat sekali sambil jari-jemari tangan kananku mempermainkan clitoris–nya. Entah mengapa, teriakan dan desahan Mbak yanti berubah lagi, yang asalnya, “Aku capek sayang, ampun.., aku capek..!”, telah Berubah menjadi.., “Terus sayang, aku sanggup keluar sekali lagi.. terus sayang.. teruuss!”

Desahan dan jeritan kecil itu membuatku semakin semangat. Aku genjot terus, terus dan terus..!

“Oh sayangku, aku mau keluar lagi..!” Kata Mbak yanti
“Sebentar sayang, sebentar lagi aku juga keluar.. taah.., ttahan dulu ya sayang..!” Aku mulai nggak keruan.

Genjotan penisku, goyangan pinggul Mbak yanti, dan kempotan vagina Mbak yanti. Membuat segalanya tak terkendali. Ketika kulihat Mbak yanti mulai menengadahkan kepalanya dan urat lehernya mulai mengejang. Aku segera mempercepat genjotanku, dan akhirnya..

“Aakkhh..!” Kami berdua berteriak kecil, kedua tangan Mbak yanti memegang pantatku dan menekannya dengan keras kearah vaginanya sampai kejantananku amblas habis tak bersisa satu mili pun. Aku membungkukan badanku dan menyelipkan pergelangan tanganku ke ketiaknya dan telapak tanganku mengangkat kepalanya sehingga aku bisa mencium bibirnya.

“Crot.. serr.. crot.. serr.. crot.. ser..”

Entah berapa kali cairan puncak kenikmatan surgawi ku menyembur dan bertemu dengan cairan kenikmatan tiada tara nya Mbak yanti. Cairan kenikmatan kami saling bertemu di dalam vagina Mbak yanti. Mungkin sekitar 40 atau 50 detik, kita berdua saling merengkuh puncak kenikmatan itu. Kehangatan yang amat sangat indah itu menyelimuti kejantananku. Kontolku terus berdenyut seiring dengan vagina mbak nin yang juga berdenyut. Kita berdua tidak sanggup lagi berkata apapun juga. Tubuh Mbak yanti tergeletak di samping tubuhku. Aku berusaha untuk mengangkat tubuhnku dengan tenagaku yang terakhir.


Aku cium bibirnya dan Mbak yanti pun berkata, “Yy.. yang terakhir itu.. ad.. adalah or.. orgg.. orgasme ku yang paling lama..”, lalu kami berdua pun tidur saling berpelukan sampai keesokan paginya.

Semenjak itu kami bagaikan sepasang burung yang sedang kasmaran. Diluar kesibukan kami sehari-hari selalu kami gunakan untuk bercinta dan bercinta. Tiada hari yang kami lewatkan tanpa sex. Kami pun sering membaca buku tentang sex agar kami berdua selalu bisa terpuaskan, dan yang paling penting, memuaskan. Kami pun tak tahu waktu dan tempat. Kadang kami melakukannya di Garasi, di meja dapur, di sofa, di dalam mobil, di kamar mandi, di kolam renang, di halaman rumah, di atas rumput, bahkan kami pernah melakukannya di dalam lift sebuah Mall yang saat itu mendadak macet dan kami terjebak di dalamnya. pun berkata, “Yy.. yang terakhir itu.. ad.. adalah or.. orgg.. orgasme ku yang paling lama..”, lalu kami berdua pun tidur saling berpelukan sampai keesokan paginya.
Sampai saat sekarang pun ketika nafsu mba yanti mulai naik mba yanti langsung menelponku dan mengajak pertemuan untuk menuntaskan nafsu birahi nya yang bergejolak,aku pun siap kapan saja dikala mba yanti membutuhkan,ohhh mba yanti memekmu,buah dadamu pinggulmu seluruh tubuhmu yang membuat aku tergila-gila padamu,ohhh ady senjataku ,bulu dadamu serta keperkasaanmu membuat diriku ketagihan denganmu.