aku hanya
iseng mengobrol mengisi waktu luang di waktu jam istirahat, Namun lama-kelamaan
Maria karyawanku yang agak manis malah penasaran dan bertanya lebih jauh
tentang orgasme. Ya sebuah misteri yang kelihatannya mudah namun susah
diungkapkan.
Memang banyak sekali wanita yang belum sadar akan arti pentingnya sebuah orgasme, bahkan menurut penelitian hanya 30% wanita yang dapat meraih orgasme, banyak hal-hal yang mempengaruhi wanita dalam meraih orgasme, baik dari faktor si wanitanya ataupun dari faktor
prianya atau bahkan dari suasana, perasaan, dll. Termasuk Maria karyawanku ini, selama menikah 3 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yang dia tahu hanya rasa enak saat penis suaminya memasuki kewanitaannya, Dan berakhir saat penis suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.
Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar
ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaan, foreplay, gaya, waktu,
dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Maria pun
menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan
apa yang namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana, yang jelas saat
berhubungan dengan suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral
kewanitaannya sampai banjir, dan selama penis suaminya masuk sama sekali tidak
ada rasa sakit, yang ada hanya enak saja namun tidak bertepi, rasanya
menggantung tidak ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya
sperma suaminya ke dalam kewanitaannya.Cerita Sex Tante Selingkuh
“Kira-kira
berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku.
“Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti.
“Gaya apa yang dipakai suami kamu?”
“Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala”
Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos.
“Kira-kira berapa besar penis suami kamu?”
“Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!” jawabnya bingung.
Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tidak kekurangan akal.
“Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?”
Maria diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.
“Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!”
Aku tak dapat menahan senyumku.
“Maksud kamu, ‘helm’nya masih nongol?”
“Ya!” Maria pun tersenyum juga.
“Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti.
“Gaya apa yang dipakai suami kamu?”
“Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala”
Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos.
“Kira-kira berapa besar penis suami kamu?”
“Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!” jawabnya bingung.
Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tidak kekurangan akal.
“Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?”
Maria diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.
“Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!”
Aku tak dapat menahan senyumku.
“Maksud kamu, ‘helm’nya masih nongol?”
“Ya!” Maria pun tersenyum juga.
Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi
secara seksama tangannya yang sedang mengepal, yang berada dalam genggamanku,
sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum.
“Aku perkirakan penis suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, mar!”
“Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.
“Keras sekali, Pak, seperti batu!”
“Aku perkirakan penis suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, mar!”
“Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.
“Keras sekali, Pak, seperti batu!”
Aku diam
sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari
pembicaraan tadi sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi
kenapa Maria tidak bisa meraih orgasmenya?
“Kok diam
Pak?”
“Aku lagi mikir penyebabnya.”
“Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar” terangnya.
Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Maria sendiri membantahnya.
“Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.”
Aku sedikit mengerti maksudnya,
“Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?” tanyaku.
“Ya, betul, kenapa ya Pak?”
Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam vaginanya yang belum tersentuh secara maksimal, Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis.
“Ya udah mar, nanti kita terusin via SMS, oke?”
“Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.
“Aku lagi mikir penyebabnya.”
“Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar” terangnya.
Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Maria sendiri membantahnya.
“Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.”
Aku sedikit mengerti maksudnya,
“Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?” tanyaku.
“Ya, betul, kenapa ya Pak?”
Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam vaginanya yang belum tersentuh secara maksimal, Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis.
“Ya udah mar, nanti kita terusin via SMS, oke?”
“Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.
Di meja
kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yang Maria hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan
dalam kesempitan, karena setelah aku pikir-pikir Maria punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yang besar juga
kulitnya yang bersih dengan bulu-bulu halus, Namun Maria akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama
dengannya dan suaminya, ini yang jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku
putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya,
Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini.
Aku kirim SMS
kepadanya, “mar, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa
tidak nanti pulang kerja kita cari tempat yg enak utk mengobrol?”
5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Maria, aku baca isinya.
“Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya”
Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali,
“mar, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga”
5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Maria, aku baca isinya.
“Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya”
Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali,
“mar, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga”
Singkat kata
Pukul 5 sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yang nyaman di daerah ku,
Suasana rumah makan yang agak temaram menambah rileks obrolan kami, Sambil
makan kami melanjutkan obrolan kami yang tadi siang, Aku utarakan kesimpulan
sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area vaginanya, aku sarankan agar
nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Maria meminta kepada suaminya untuk
menekan lebih kuat saat hubungan intim, Maria
mengangguk mengerti.
“Menurut
Bapak, apakah body saya cukup bagus?”
Tiba-tiba saja Maria bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Maria kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme.
“mar, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagina kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat mar, kalau tubuh kamu tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!”
“Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?”
“Tapi, saya tidak nyaman dengan kulit saya yang nggak putih”
“mar, yang lebih hitam dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku kamu tidak terlalu hitam malah kamu terlihat hitam manis,” jawabku tegas.
“Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!”
Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena di tempatku Maria bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Maria sampai tempat dia biasa menunggu jemputan.
Tiba-tiba saja Maria bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Maria kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme.
“mar, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagina kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat mar, kalau tubuh kamu tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!”
“Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?”
“Tapi, saya tidak nyaman dengan kulit saya yang nggak putih”
“mar, yang lebih hitam dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku kamu tidak terlalu hitam malah kamu terlihat hitam manis,” jawabku tegas.
“Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!”
Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena di tempatku Maria bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Maria sampai tempat dia biasa menunggu jemputan.
Keesokan
paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Maria, bunyinya singkat, “Belum
berhasil, Pak!”.
Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Maria mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.
Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya.
“Memang kenapa?”
Tak lama Maria pun membalasnya.
“Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.”
Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Maria mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.
Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya.
“Memang kenapa?”
Tak lama Maria pun membalasnya.
“Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.”
Aku berfikir
tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku
saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki jelas aku
tidak mungkin menampiknya, Sorenya kami janjian di tempat yang kemaren, dan
ungkapan Maria yang jujur sangat
mengagetkanku.
“Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak”
Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Maria kembali melanjutkan pembicaraannya.
“Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?”
Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Maria terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.
Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.
“Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak”
Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Maria kembali melanjutkan pembicaraannya.
“Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?”
Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Maria terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.
Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.
Suasana
hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Maria meraih tanganku,
“Pak.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya
Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,
“Maria, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung.
“Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubit tanganku.
“Pak.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya
Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,
“Maria, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung.
“Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubit tanganku.
Pucuk dicinta
ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel,
sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan
ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yang asri, Kami lamgsung
mulai.. Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmati
semuanya,
Masih dalam
keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Maria
yang padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan
saling dorong, sehingga gairah di dada kami semakin membuncah, Satu per satu
pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yang semakin
menggebu, Kini Seluruh organ tubuhku bekerja untuk memenuhi hasrat Maria, aku rebahkan tubuh mulusnya di
ranjang, sungguh pemandangan yang indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh
yang putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus dipermukaan kulitnya apalagi
di kemaluannya yang begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya
yang padat dengan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati
centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati,
“Tubuh kamu bagus sekali, mar!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.
“Tubuh kamu bagus sekali, mar!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.
Sementara
Jilatanku sudah sampai pada vaginanya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku
kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung vaginanya,
Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah
dadanya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Maria mengerang dalam nikmat, Sementara Dewi pun tidak tinggal
diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang
satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku
dalam genggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih
besar dari pada punya suaminya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa
bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih orgasme.
Tubuh kami
berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga
akhirnya Maria sendiri yang tidak
tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung
memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya, Perlahan, centi demi
centi, senjataku memenuhi rongga vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat dan
hangat disenjataku, Cengkraman vaginanya yang begitu kuat terasa mengurut
senjataku, Maria terus menggoyangkan
pantatnya yang bulat padat, Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir
keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Maria berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang
kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya,
Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.
“Terima kasih, Pak” ia mencium keningku.
“Saya masih mau lagi” ucapnya serak.
Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.
“Terima kasih, Pak” ia mencium keningku.
“Saya masih mau lagi” ucapnya serak.
Sungguh
diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Maria begitu liar, hanya beberapa
detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir
disetiap gaya Maria bisa meraih
orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum
puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku, Aku
benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas
buah pantatnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan
dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi
tersendiri.
“mar, aku mau
keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.
“Di dalam aja Pak, aku pengen ngerasain di sembur sama pejuh bapak…cepat sodok yang kuat!” aaaccchhhh pakkk nikkmatt banget sayaaanggggg…..erangnya.
Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku…cccrraaaatttt….ccrraaaraaatttt crooottt…crrrooottt…acchhhhh, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Maria yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang vagina Maria
Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.
“Di dalam aja Pak, aku pengen ngerasain di sembur sama pejuh bapak…cepat sodok yang kuat!” aaaccchhhh pakkk nikkmatt banget sayaaanggggg…..erangnya.
Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku…cccrraaaatttt….ccrraaaraaatttt crooottt…crrrooottt…acchhhhh, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Maria yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang vagina Maria
Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.
Waktu sudah
menunjukan pukul 9 malam, namun Maria
kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku
sekali orgasme tidak bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita
yang seperti Maria.
Akhirnya
waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan
istriku dan Maria dengan suaminya,
Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Maria yang tidak bisa aku lupakan,
Vaginanya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan,
Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Maria sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena
terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan..