Kejadian ini sudah terjadi beberapa tahun yang
lalu, Ketika aku baru beberapa bulan pindah ke sebuah perumahan yang masih sepi
dari penghuni.
Jika malam itu adalah malam sial bagiku,
mungkin benar… pasalnya siangnya Puspa istriku berangkat ke Semarang dijemput
mas Tono kakak lelakinya, untuk menghadiri pernikahan sepupu mereka, sedangkan
aku memang ga ikut karena ga mungkin meninggalkan tugas kantor yang memang
sedang tinggi loadnya di akhir tahun ini… Yang pertama malam ini aku bakal
kesepian di rumah, yang kedua baru tadi pagi menstruasi Puspa istriku berhenti,
seharusnya malam ini aku dapat jatah setelah selama hampir seminggu kejantananku
ga ketemu musuh … Makanya sepulang kantor aku mampir ke Glodok tempat yang
memang sehari-hari aku lewati… kubeli beberapa filem bokep… pikirku lumayan
untuk menghabiskan week end ini…. Menjelang memasuki gerbang perumahan yang
masih sepi dari penghuni ini, hampir aku mengumpat keras, ketika ingat kalao
DVD playerku masih berada di tukang service yang seharusnya sudah bisa diambil
beberapa hari yang lalu dan sekarang, gila aja kalau aku harus putar balik
menembus kemacetan Jakarta hanya untuk mengambil benda itu…. Aaaah… aku ingat
mas Budhi satu-satunya tetangga terdekatku yang rumahnya bersebelahan dengan
rumahku, aku bisa pinjam dia… kembali aku bernafas lega. Sehabis mandi, segera
aku bertandang ke rumah sebelah, aku sempat heran, ga biasanya masih jam 20.30
ruang tamunya sudah gelap, padahal mobil Avanza hitam miliknya ada di rumah,
berarti mas Budhi ada dirumah… simpulku sederhana…
“ Mas Budhii… maaas…” panggilku dari luar
pagar, sesekali kuketok-ketokkan gembok ke pagar besi, sehingga terdengar suara
besi beradu nyaring… Agak lama kulihat lampu ruang tamu menyala, tapi pintu
tidak segera dibuka, kulihat tirai sedikit tersingkap dan ada yang mengintip
dari dalam, tumben pake diintip segala…. Biasanya mas budhi langsung buka
pintu.
“ Eeeiii… Bimooo… sorry ya…ayo masuk pagar ga
dikunci kan..?” seru suara wanita yang sangat aku kenal, mbak Astrid istri mas
Budhi keluar dari pintu dengan pakaian tidurnya dilapisi sweater
“ Lho mas Budhi mana mbak… sudah tidur..? waduu
jadi ngganggu neeh..?” kataku agak kikuk ketika aku sudah duduk di ruang tamu
itu mas Budhi ga muncul..
“ Mas Budhi sedang tugas ke Medan Bim… eh mau
minum apa neeh..?” mbak Astrid wanita berwajah cantik ini menawarkan minum yang
membuatku semakin jengah untuk duduk berlama-lama disitu, pasalnya mba Astrid
dengan pakaian tidur yang tipis memperlihatkan bayangan celana G-String
putihnya… aku yakin bagian atas jika tak tertutup sweater akan membayang BH
nya… atau mungkin ga pake… yang aku tahu ibu ini buah dadanya sangat montok…
Sebenarnya antara aku dan mbak Astrid sudah akrab sekali, bahkan kalo bercanda
kadang-kadang agak seronok… tapi itu justru jika ada di depan mas Budhi atau
ada Puspa istriku.. ketika berdua begini aku jadi kaya mati angin… sementara
mba Astrid masih bersikap wajar…
“ Waah.. ga usah repot-repot mbak… aku hanya
mau pinjem DVD player aja kalo bisa…” kataku dengan agak sungkan…
“ Ada kok Bim… bentar aku lepasin
kabel-kabelnya yah… sendirian di rumah… mau nonton film jorok ya..?” Tebak mbak
Astrid yang tengah berlutut di lantai mencabuti kabel DVD player yang berada
dibawah kolong membelakangiku sehingga pantatnya yang montok itu ngepress di
baju tidurnya yang tipis dengan celana G-String, terlihat pantat montok itu
bagaikan tanpa celana…mau ga mau kejantananku yang sudah seminggu ga ketemu
musuhnya merespon positif… mulai menggeliat bangun.
“ Waaah… eeehhh… anuu… buat nonton video
pengantin temen yang baru diedit” jawabku sempat gagap…
“ Alllaaaaaa… ga usah ngelesslaaah… iya juga
gapapa… udah gede ini…haa..haaa..” potong mbak Astrid sambil meletakkan benda
elektronik tipis ini di meja… dengan posisi aga menunduk ini mataku menangkap
dua gundukan montok putih mulus tanpa lapisan dari sela-sela sweaternya di
dalam daster yang memang berleher rendah… dan mbak Astrid seolah ga merasa akan
hal itu…
“ Haaa…haaa… mbak Astrid nuduh neeh… nonton
bokep sendirian ga seru… kalo ditemenin mbak Astrid baru seruuu…” jawabku mulai
terbawa gaya sembarangannya mbak Astrid…
“ Heeee..??? bener ya Bim..? seumur-umur aku
belom pernah nonton bokep… soalnya mas Budhi ga pernah ngasih… kamu ada kan
filemnya..?” cerocos mbak Astrid tanpa bisa kujawab… dan sebelum aku bisa
jawab…
“ Ya udah sana kamu duluan aku ngunciin pintu
sama matiin lampu dulu….” Tanpa menunggu jawabanku ibu muda ini sudah
menghilang ke belakang…
Dengan gontai aku melangkah pulang sambil
nenteng DVD player milik mba Astrid… pikiranku jadi kacau, karena mba Astrid
kepengen ikut nonton bokep sama aku… Sampai dirumah sambil masangin kabel-kabel
ke monitor aku bingung sendiri… aku bakal mati gaya, nonton bokep berduaan
dengan istri orang… Lain semasa bujangan dulu, kalo nonton bokep justru cari
pendamping yang bisa dijadikan pelampiasan… Lulu anak Fakultas Psikologi,
pendampingku setia nonton bokep… ujung-ujungnya kami saling melampiaskan
walaupun hanya sampe oral sex… Lulu ga mau aku setubuhi, katanya waktu itu dia
masih perawan… Trus beberapa lagi Titiek, Anita, Mimi… kalo mereka bertiga
memang sudah dapat predikat ayam kampus. Bahkan pernah aku dikeroyok mereka
bertiga semaleman…
“ Heeeiii aku datang…! ko malah ngelamun Bim…?”
Suara mba Astrid membuyarkan lamunanku. Mba Astrid datang dengan membawa
tentengan berupa beberapa minuman kaleng dan makanan kecil..
“ Busyeeet bekelnya banyak bener…? Mau sampe
pagi…?” seruku untuk menetralisir kebingunganku… Waddduuu… aku pikir mba Astrid
tadi berganti baju yang lebih pantas, ternyata masih menggunakan baju tidur
yang sama… ini namanya sial atau keberuntungan siiih..???
“ Heh..? siapa tau sampe pagi…? Bim aslinya…
sebelum kamu datang tadi aku di dalam rumah sendirian, tuh takut… tau ga
siih..? sepi bangeeet… makanya aku bawa banyak bekel, ntar kita ngobrol aja
sampe pagi… setuju..?” celoteh mba Astrid panjang lebar bener-bener ga berubah
sikapnya, ada atau ga ada suaminya…
“ Sekarang mau nonton yang mana dulu..? silakan
nyonya Astrid menentukan pilihan…” kataku sambil menyodorkan segepok piringan
DVD lengkap dengan sampulnya…
Pilihan mba Astrid rupanya tepat, pilihan
filmnya masih yang XX… jadi sewaktu nonton kami masih bisa sambil santai
bercanda mengkomentari adegan demi adegan, walaupun 2 jam kemudian setelah film
pertama selesai aku lihat wajah mba Astrid agak memerah dan sesekali merapatkan
sweaternya seolah-olah menyembunyikan dadanya yang montok….
“ Mmm… apa sih yang dikuatirkan mas Budhi
dengan aku nonton Bokep, kalo beginian sih ga begitu ngaruh aku rasa Bim…?”
kata mba Astrid sedikit arogan.. sambil milih-milih lagi film yang akan
ditonton berikutnya…
“ Yang bener aja deeeh Nyonya Astrid..?? kalo
nontonnya sama suami orang..?” Jawabku menggodanya.. entah kenapa aku bisa
menemukan panggilan Nyonya Astrid untuknya yang selama ini ga pernah muncul..
“ Haa… haaa… suami Puspa sih anak kemaren sore
mana berani macem-macem..?” sahutnya setengah menantang dengan bibir manisnya
dicibirkan padaku… Memang usia mba Astrid lebih tua 2-3 tahun dari aku, makanya
sering ledekannya kepadaku selalu menyangkut umur dan apalagi memang wajahku
kata orang adalah baby face, innocent… seandainya orang tau kelakuanku di jaman
kuliah dulu… pernah kencan ranjang dengan dosen manajemen… pernah pacarin
anaknya sekaligus nidurin mamanya… ibu kospun pernah aku embat… mungkin akan
lain kesannya padaku dan kebetulan Puspa istriku aku dapatkan ketika aku sudah
di Jakarta dan sama sekali tak tahu masa laluku yang brengsek…
“ Biim… iihh asyik banget tuh mereka yak..?”
Gumam mba Astrid yang memang dasar mulutnya ga bisa diem… melihat adegan pose
69 kayanya heran banget…
“ Emang kamu belum pernah mba..?” sahutku
polos…
“ Eeeh… enggak… no comment.. sssst diem aja ya
sekarang..” kudengar mba Astrid menjawab gagap dan suaranya agak bergetar….
Benar saja suasana jadi hening, apalagi volume film memang kecil supaya ga
kedengaran dari luar…. Tapi kini yang aku dengar adalah suara nafas mba Astrid
yang tidak teratur, seolah-olah terengah-engah… sedangkan aku juga sudah
terhanyut dengan adegan syuuur yang terpampang di monitor dan film kali ini
adalah XXX… celana pendekku yang gombrong, di bagian selangkanganku sudah
menggembung akibat batang kemaluanku sudah menegang kencang, makanya
kutumpangkan bantalan kursi agar ga terlihat oleh mba Astrid… awalnya aku ga
begitu memperhatikan mba Astrid, karena aku sangat terbawa oleh adegan dan
wajah-wajah seksi di film itu… tapi beberapa kali kudengar mba Astrid menghela
nafas panjangnya… dan beberapa kali merubah posisi duduknya, seolah gelisah…
mulailah aku memperhatikan tingkah wanita yang menahan gejolak birahi…. kulihat
sering nyonya muda ini meregangkan jari-jari tangannya…. dan kulihat wajah yang
cantik berkulit putih ini makin memerah, seperti layaknya orang habis minum
arak… Satu setengah jam berlalu… sesekali kulirik mba Astrid yang duduk di
sebelahku persis… kegelisahannya kulihat semakin hebat… dan hilang sudah
komentar-komentar konyolnya seperti pada film pertama… Pada suatu saat
menjelang film ini selesai… mata kami bertemu pandang… kulihat sorot mata yang
aneh dari mba Astrid… sementara kurasa matakupun sudah aneh juga… dimata mba
Astrid..
“ Biiiiiimmmm….” Kudengar suaranya mendesah
memanggil namaku
“ Ya mbaa…” jawabku tak kalah lirih, dalam
pandanganku saat itu yang dihadapanku bukanlah Astrid sebagai wanita yang sudah
kukenal baik…tetapi Astrid sebagai wanita yang sangat menggairahkan sedang
menggelar libidonya… entah siapa yang memulai… tahu-tahu tangan kami sudah
saling menggenggam… kuremas lembut jari-jari halus mba Astrid. Mba Astrid
menundukkan wajahnya ketika wajahku mendekat, kusibakkan rambut panjangnya yang
jatuh menutup sebagian wajahnya… kembali dia mengangkat wajahnya dan wajah kami
hampir tak berjarak, hembusan nafasnya terasa hangat dihidungku.. matanya
menatapku penuh makna… Entah keberanian dari mana yang mendorongku mengulum
bibir indah yang setengah terbuka milik mba Astrid… aah reaksi positif
kudapatkan… kulumanku dibalasnya, sejenak bibir kami berpagutan mesra, sampe
akhirnya dia melepaskan pagutan bibirnya dengan nafas terengah-engah.
“ Aaah Biimo… jangan… jangan diteruskan…
bahaya…” katanya setengah berbisik sambil berusaha melepaskan rengkuhanku… tak
akan kulepaskan nyonya cantik ini… kepalang tanggung..pikirku.
“ Kenapa mba..? apanya yang berbahaya..?”
sahutku sekenanya sambil mendaratkan kecupan bibirku di lehernya yang jenjang…
sejenak dia meronta-ronta kecil berusaha menghindari kenakalan bibirku pada
leher mulusnya, sementara tanganku tengah meremasi kemontokan buah dada yang ternyata
memang tak mengenakan bra… beberapa kali tangan halusnya menepiskan tanganku
dari dadanya… tapi segera tanganku kembali ke tempat semula, sampai sesaat
kemudian perlawanannya berhenti dengan sendirinya, berubah dengan desah nafas
memburu dan geliatan tubuhnya… serangankupun kukendorkan.. kecupan bibirku
kuperlembut demikian juga remasan tanganku berubah menjadi elusan lembut pada
kulit payudaranya dan gelitikan mesra pada puting susunya yang sudah mengeras…
“ Bimo… ssss… aku ngga tahaaan..” bisiknya pendek,
dekat sekali suara itu di telingaku… ooowww… daun telingaku dikulumnya…
dijilatinya…
“ Ikuti aja mba… nikmati aja..” bisikku mesra
sambil menarik tali daster yang tersimpul di pundaknya, sehingga memperlihatkan
kesempurnaan bukit montok di dadanya.. begitu mulus dengan puting mungil
mengeras berwarna merah kecoklatan… kudaratkan jilatan ujung lidahku pada benda
itu, tubuh mba Astrid menggeliat sambil mendesah panjang…
“ Ssssssshhh… aaahh… Biimm..ooo.. aku.. takuut…
mmmmmhh” Tak kupedulikan lagi kalimat-kalimat mba Astrid, karena nafsukupun
sudah di ubun-ubun apalagi menghadapi kenyataan ternyata tubuh ibu muda ini
memang tak layak untuk dilewatkan sesentipun… desah-desah resah berhamburan
dari mulut mba Astrid, geliatan tubuhnya sudah menunjukkan kepasrahannya kepada
birahinya sendiri… tangannya mulai melingkar di leherku, betapa rambutku
digerumasinya, betapa kuatnya jari lentik mba Astrid mencengkeram kulit
punggungku, manakala puting susunya kukulum dalam waktu yang lama….
“ Duuuh… ampuuunn…..” desahnya lirih, perutnya
yang rata berkulit putih dihiasi lubang pusar berbentuk bagus ini menggeliat
erotis, manakala bibirku mengecupinya… Tubuh atas mba Astrid sudah
kutelanjangi, entah kemana daster dan sweaternya jatuh ketika kulempar tadi.
Tubuhnya setengah rebah dengan kepala berada di sandaran tangan sofa, sementara
kulihat tangannya meremasi payudaranya sendiri… Mba Astrid mengerang panjang
dengan menggoyang-goyangkan kepalanya yang mendongak ketika lubang pusarnya
kukorek-korek mesra dengan lidahku… tubuhnya menggeliat erotis sekali, rupanya
disitu adalah salah satu daerah sensitifnya…
“ Owww… Biimmoo… jangaaan… aku ga mauu…”
bisiknya sambil tangannya menahan daguku… ketika kukecupi gundukan kemaluannya
dari balik celana G Stringnya yang sudah tampak bercak basah…
“ Kenapa mbak..?” tanyaku lembut..
“ Ssssshh… aku belum.. pernah… maluuu..” jawab
mba Astrid, sambil berusaha menarik tubuhku ke atas… Busyeet jadi diapain aja
tubuh indah ini sama mas Budhi..? Selanjutnya tanpa permisi celana G String itu
kusingkap ke samping…. Fuuuiii..! sebuah gundukan kecil yang dibelah tengah
dengan rambut kemaluan ga begitu lebat… sebuah bentuk luar kemaluan wanita yang
masih orisinil… indah sekali belahan yang basah kulihat berdenyut-denyut… tak
ayal lagi lidahku terjulur menyapu cairan yang membasahi belahan indah itu….
“Aaaaahhh… Biiiimmoooo… kamu bandeeelll…” Erang
mba Astrid dengan tubuh semakin hebat menggeliat… sepasang kaki panjangnya
semakin terkangkang lebar… kaki sebelah kiri terjuntai ke lantai yang
beralaskan karpet tebal dan kaki sebelah kanannya ditumpangkan di atas sandaran
sofa… setelah G Stringnya kutanggalkan. Rambutku habis diacak-acak tangannya
yang gemas yang kadang mencengkeram erat kulit pundakku… hal ini membuat aku
semakin kesetanan ditambah aroma vaginanya yang segar… bibirku menciumi bibir
vaginanya selayaknya mencium bibir mulutnya dan lidahku menyelip-nyelip
memasuki liang yang basah itu sampai sedalam-dalamnya…. sesekali kukulum
clitoris mungil yang sudah mengeras…
“ Biiimmmmooo…. ampuuuunn… nikmaaaaat
bangeeettt…” mba Astrid merintih-rintih dengan suara seperti orang mau
menangis… pinggulnya bergerak-gerak merespon ulah lidah dan bibirku di
selangkangannya…
“ Ooowwh… Biiimmm… sudaaaaahhhh aku ga
tahaaaaan…” Suara mba Astrid semakin memilukan… Tiba-tiba tubuh mba Astrid
bangkit dan mendorong lembut tubuhku yang tengah bersimpuh di karpet tebal
kuikuti saja sehingga tubuhku telentang di karpet sedangkan tubuh mba Astrid
mengikuti arah rebah tubuhku sehingga tubuhku kini ditindihnya…. payudaranya yang
montok dan kenyal itu kini menempel ketat di dadaku… wajah kami begitu dekat
dan wajah wanita yang tengah diamuk birahi memang akan semakin terlihat
memikat, seperti wajah mba Astrid ini kulihat semakin mempesonaku…
“ Bimooo… ayo masukin yaaah..?” Desisnya dengan
bibir indahnya kulihat gemetar…
Alis indah di wajah cantik mba Astrid
mengerinyit dan matanya yang agak sipit semakin menyipit sayu…
“ Ouught… pelaaan Biiimm… ssssss… nyeriii…”
keluhnya… sambil memepererat pelukannya… kurasakan liang sanggama ibu muda ini
sempit sekali ketika palkonku berusaha menerobosnya… Tapi ibu muda ini sangat
bersemangat untuk menuntaskan gairah binalnya… walaupun dengan ekspresi yang
nampak kesulitan dan kesakitan…. diiringi geal-geol pinggulnya… akhirnya
amblaslah seluruh batang kemaluanku tertanam di liang sanggamanya yang sempit..
“ Sssshhh… gilaaa… gede banget punya kamu… hhh…
hhh… tunggu Biimm..” Tubuh sintal mba Astrid ambruk ke tubuhku ketika penetrasi
itu berhasil… kudiamkan sejenak tubuh sintal itu diam tak bergerak di atas
tubuhku dengan nafas memburu tak beraturan… besutan-besutan kecil kurasakan
ketika mba Astrid mulai menggerakkan pinggulnya… dan gerakan itu semakin keras…
dan besutan-besutan itu semakin nikmat kurasakan…. aku ga bisa menahan diri
lagi untuk mengcounternya… aku mulai mengayun batang kemaluanku..
“ Biimmooo… oooohhh…sssshhhh” hanya itu
desah-desah kalimat pendek yang sering terucap dari mulut mba Astrid yang
dengan gemulai menarikan pinggulnya… diiringi erangan dan rintihan kami yang
sangat ekspresif… sesekali bibir kami berpagutan liar… remasan gemas tanganku
pada payudara montok yang terayun-ayun itu seakan tak mau lepas…
“ Biimm… Biimmoooo… ssssshh… aku hampiiirrr…
ookkkhhh..” gerakan tubuh mba Astrid semakin tak beraturan… dan rasanya akupun ga
perlu menahan bobolnya tanggul spermaku untuk lebih lama…
“ Tunggu mba..” desisku pendek.. dan bagaikan
dikomandoin tubuh kami bisa serentak meregang dan aku terpaksa mengayunkan
batang kemaluanku sehebat-hebatnya un tuk menghasilkan kenikmatanku secara
maksimal…
“ Aaaaarrgh.. Biiiimmooo… aammmpuuuunn…” Tubuh
mbak Astrid menggelepar hebat di atas tubuhku… betapa kejam kuku jarinya
mencengkeram dadaku sebagai pelampiasan meledaknya puncak birahi betinanya….
Hening…. sesaat setelah terjadinya ledakan
hebat… kulihat jarum jam didnding menunjukkan angka 11.30… tubuhku tetap rebah
telentang… sedangkan tubuh mba Astrid tergolek disamping membelakangiku… Ketika
deru nafas memburu kami mulai mereda… dan ketika keringat birahi kami mulai
mengering…. kupeluk tubuh sintal mba Astrid dari belakang, tapi dengan lembut
tanganku diangkat dan dipindahkan ke tubuhku sendiri… dan tubuh mbak Astrid
beringsut menjauhiku… kudekati lagi tubuh itu dan kudaratkan kecupan di
punggung berkulit mulus itu… kudengar isak tangisnya….
“ kenapa mba..?” tanyaku lembut… lama ga ada
jawaban, isak tangis mba Astrid makin keras… kubelai lembut pundaknya.. tapi
tanganku ditepisnya…
“ Bimo… aku sedih dengan kejadian ini… aku malu
sama kamu.. dan aku merasa sudah melukai hati Puspa dan mas Budhi…” terdengar
suara mba Astrid serak…
“ Malu kepadaku..? untuk apa malu…? justru aku
merasa lebih dekat dan bahagia sama kamu mbak.. walaupun sebenarnya ga
seharusnya dengan jalan seperti ini… selama kita bisa memposisikan masalah ini
pada porsinya, kurasa mas Budhi ataupun Puspa ga akan merasa kita sakiti..”
jawabku panjang lebar..
“ Aku takut mereka tahu apa yang telah kita
lakukan..” sahut mba Astrid dengan suara yang semakin tenang…
“ Mereka ga akan tahu selama kita ga
memberitahu… dan kondisi kita saat ini adalah seorang lelaki dan wanita yang
punya keinginan yang harus terpenuhi saat ini juga… kita tidak bisa menghindari
mbak..” sahutku lagi, sambil kutumpangkan tanganku dipinggul bulatnya… mba
Astrid tak bereaksi walaupun masih mempunggungiku…
“Lebih tepatnya harus terpenuhi malam ini…
bukan hanya sesaat…” sahut mba Astrid sambil membalikkan badannya, sehingga
kembali payudara montoknya menempel di dadaku… matanya menatapku tajam penuh
tantangan.. dan kini wajah sembab sehabis menangis ini tersenyum manis sekali…
“ sepanjang malam ini mba..?” tanyaku
menegaskan, sambil kulingkarkan lenganku ke pinggangnya yang raping…
“ Yah… bukankah malam masih panjang Bim…?”
bisiknya manja.. wajahnya ditengadahkan ke wajahku. Kupagut bibir bagus itu dan
disambut dengan sangat bergairah…. Gairah liar birahi betina mba Astrid meletup
dahsyat, aku benar-benar tak menyangka ibu muda yang kalem dan polos bisa
berubah sedemikian agresip… Batang kemaluanku rupanya benar-benar membikin ibu
muda ini gemas setengah mati… tak hentinya tangan berjari lentik ini mengocok
dan meremas-remasnya..
“ Bimo aku pengen “ini” kamu..” bisiknya manja
sambil meremas lebih keras saat mengucap kata “ini”…
“ Emang bisa..?” sahutku menggoda… wooww..
perutku digigit kecil mba Astrid dengan gemas…
“ Boleeeh enggaaa..?” rajuknya
“ Iyaaaa… habisiiin deeeh..” jawabku sambil
kuremas pantat bulatnya… Awalnya kurasakan mba Astrid masih coba-coba… dengan
sabar aku memberi arahan, karena beberapa kali palkonku terkena giginya…
lumayan sakiit… Selanjutnya, tubuhku dibuat melintir dan menggeliat merasakan
permainan lidah dan lembutnya bibir mba Astrid membasuk batang kemaluanku…
kadang-kadang dengan nekadnya batang kemaluanku ditanamnya dalam-dalam sampai
ujung kerongkongannya… sampai mba Astrid tersedak..
“ Eeeii.. jangan diabisin mbaa..” kataku
lembut… melihat mba Astrid tersedak..
“ Abis gemeees aku Bim… punya kamu panjaaang
bangeeet, gede lagi…” bisiknya manja, memberi alasan…
Akhirnya kami membuat posisi 69, mba Astrid
menindihku dengan posisi mengangkangi wajahku… Kami sepakat dengan posisi ini
sampai mencapai orgasme… kembali erangan dan rintihan kami bersahutan.. gerak
tubuh kami sudah tak berirama, detik-detik akhir mba Astridpun kurasakan… beberapa
kali kaki panjangnya meregang dan besotan mekinya di bibirku makin liar… aksi
lidah dan bibirnya pada batang kemaluankupun makin liar, membuatku semakin
mendekati titik kulminasi…
“ Eeeeeehhhkkk… Biiiimmmm…
niiiikkkkmaaaattnyaaa…” rengek mba Astrid panjang, tubuhnya menggeliat hebat…
kedua kakinya meregang.. besotan meki ke mulutkupun makin hebat… lidahku
kujulurkan jauh kedalam liang becek yang kurasakan mengedut-ngedut…
“ Oooowww.. mbak akuu.. hampiiirr…” Desahku
selang tak lama setelah palkonku kembali dihajar lidah dan mulut mba Astrid…
busyeeet, bukannya melepaskan kuluman bibirnya di palkonku, mba Astrid malah
memperhebat aksi mulut dan lidahnya ditambah kocokan tangannya pada batang
kemaluanku… Apa dayaku… tak ampun lagi diiringi eranganku, tubuhku mengejang
keras mengantarkan semprotan spermaku bertubi-tubi di dalam mulut mba Astrid
yang makin lengket seperti lintah menempel di tubuhku… tak luput kantong
pelerku diremas-remas lembut, seakan spermaku ingin diperas habis… setelah
dirasa tetes terakhir… buru-buru mba Astrid bangun dari tubuhku dan menyambar
botol aqua yang tadi dibawa dari rumah dan diteguknya sampai tandas…
“ Iiih… rasanya aneh… banyak banget, kentel
lagi… kenyang deh aku Bim… tapi enaak kok, asin ada gurihnya..” komentar mba
Astrid dengan pengalaman barunya… Kembali kami berbaring di karpet tebal
merasakan lemasnya tubuh…
Setelah mengguyur tubuh dengan shower di kamar
mandi kembali kami rebahan santai di karpet tebal di depan televisi, saat
itulah mba Astrid menceritakan rahasia kehidupan ranjangnya dengan mas Budhi,
yang monotone, mas Budhi terlalu polos dan lurus dalam soal sex..
sedikit-sedikit takut dosa. Dalam hal kepuasan sex sebenernya mba Astrid tidak
merasa kekurangan, karena selain mas Budhi memang punya stamina tubuh yang
bagus dengan hidup sehatnya, di sisi lain memang mba Astrid adalah type wanita
yang gampang tersulut gairah seksualnya dan dengan cepat mencapai puncak
orgasme…
“ Pernah hari Minggu pagi aku liat mas Budhi
sedang nyuci mobil dengan kaos yang basah, sehingga nempel dibadannya yang
atletis… seeerrrr… langsung.. basah juga deh CD ku… dan langsung kutarik mas
budhi kekamar dan aku telanjangi…. haa.. haaa.. dapet dua kali…” tutur mba
Astrid sambil menyuapi aku dengan anggur yang dibawanya tadi… Kembali kami nonton
bokep yang belum kami tonton… belum seperempat jam Asia Carrera beraksi…
“ Biiiimmm… nggaaa tahaaan neeh… keburu pagi…”
Desah mba Astrid manja dengan nafas yang sudah ngos-ngosan… apalagi dengan
membengkaknya batang kemaluanku yang dari tadi ga lepas dari genggamannya.
“ Mba Astrid pingin diapain..?” bisikku sambil
kudaratkan kecupan di lehernya
“ Pingin kaya di film itu…” jawabnya manja…
tanpa disuruh mba Astrid menelungkupkan tubuhnya di sofa dengan kaki berlutut
di karpet agak mengangkang… kuminta pantatnya ditunggingkan sehingga gundukan
bukit kemaluannya mengarah keluar… mba Astrid kembali mengerang gemas ketika
palkonku mulai merentangkan otot liang sanggamanya… ketika pantat montok itu
mulai menggeol gemulai dan ketika batang kemaluanku mulai memompa… mulailah
kuda jantan dan kuda betina ini berpacu birahi… Aku membuktikan mba Astrid
memang wanita yang cepat mencapai orgasme dan cepat kembali berkobar birahinya…
dan mba Astrid menghendaki berganti posisi setelah dia mencapai orgasme… saking
seringnya dia mencapai orgasme… hampir-hampir kami kehabisan posisi dan di
setiap posisi mba Astrid mengaku bisa mencapai orgasme dengan kenikmatan yang
maksimal… Ketika pada orgasme mba Astrid yang kelima, aku juga merasakan
orgasmeku hampir sampai… mba Astrid menyadari itu…
“ Biimm… tumpahkan dimulutku sayaaang… aku suka
peju kentel kamu…” rengeknya disela-sela nafas kuda betinanya… dan dengan
bernafsu sekali mba Astrid menyambut semburan demi semburan sperma kentalku
dengan mulut terbuka lebar dan lidah yang menggapai-gapai… Tubuh mba Astrid
kembali rebah telentang di karpet setelah menenggak setengah botol aqua…
rambutnya yang panjang tampak kusut dan basah oleh keringatnya, tubuhnya yang
berkulit putih juga tampak berkilat basah oleh keringat… terlihat sinar matanya
yang kecapekan dan wajah agak memucat… Ketika aku keluar dari kamar mandi
setelah kembali mengguyur tubuhku dengan shower, kulihat mba Astrid tertidur
pulas dengan bibir tersenyum… kulihat jam menunjukkan jam 03.45… kurebahkan
tubuhku disisinya… kubelai lembut rambutnya yang masih basah oleh keringat
birahi… kukecup keningnya yang sedikit nonong… kuamati tubuh telanjang ibu muda
ini, sebuah struktur yang sempurna… wajahnya berbentuk oval, bibir berbentuk
bagus, hidung mancung berbentuk ramping, mata agak sipit tapi memanjang dengan
kelopak besar… bulu mata yang lentik dan panjang… alisnya seperti di gambar…
postur tubuhnyapun proporsional antara tinggi dan beratnya… sekitar 165 – 170
cm… buah dadanya yang montok kutaksir cup branya B…. memang masih kenyal
menggemaskan dengan puting susu bak perawan, mencuat mungil ke depan, berwarna
merah kecoklatan…
perutnya yang rata dengan lubang pusar
berbentuk indah… pinggang ramping menyambung dengan pinggul yang padat ditopang
sepasang kaki yang panjang berbentuk atletis…. Rupanya aku tak dapat menahan
kantukku… Aku membuka mata kulihat mbak Astrid bersimpuh di sebelah tubuhku,
dengan pakaian sudah lengkap membalut tubuhnya, rupanya dia yang membangunkanku
kulihat jam dinding menunjukkan pukul 05.15…
“Biim, aku pulang dulu yaa..?” kata mbak
Astrid, wajahnya sudah segar, rupanya sempat mencuci mukanya sebelum
membangunkanku…
“ Eeeh… buru-buru sih..? kan masih pagi… “
jawabku sambil menarik pinggangnya…
“ Bimo kamu gila… liat tuh udah terang…”
protesnya ketika tubuhnya menindih tubuhku akibat tarikan tanganku dan aku
memang gha peduli karena seperti biasa kalo pagi hari, batang kemaluanku pasti
ikut menggeliat bangun saat aku bangun…. kembali kugumuli tubuh indah yang kini
sudah berdaster lengkap dengan sweaternya….
“ Aaaahhh Bimmooo… ga mauuk… bauuuk ga enak..”
protesnya manja tapi tidak menolak bahkan kudengar desisan panjang ketika
batang kemaluanku kembali menggelosor memasuki tubuhnya…
“ Biiimmo… asli aku ga mampu menolak yang
begini iniii ooohhkk…” desisnya gemas merasakan pompaan batang kemaluanku ke
liang sanggamanya yang sempit…
“ Ayyuu Biiimmm… keburu mbak Suti dateng…”
bisik mbak Astrid di deket telingaku, setelah orgasmenya yang kedua, mbak Suti
adalah tukang cuci yang tiap pagi datang ke rumahnya….
“Owwkk.. Biiimmm… giiilllaa kamuuu… aku berasaa
lagiii…” rengek mbak Astrid lirih.. kurasakan tubuhnya mulai menegang…
“ Mmmhh… tuungguuu mbaakk..” Kupergencar
pompaanku… tubuh mbak Astrid makin kuat menegang.. memperkuat pelukan dan
cengkeramannya di tubuhku…
“ Oooowww… nggaaaaa tahaaaan Biiiimmm…!”
teriakan keras mba Astrid menghantarkan geleparan tubuhnya yang tak terkontrol
hal ini ternyata mendorong dengan cepat semburatnya spermaku kembali memenuhi
liang sanggama mba Astrid…. Kembali kami terkapar di atas karpet… kali ini mbak
Astrid ngga lagi telanjang… hanya dasternya aja tersingkap sampai ke perut…
Setelah nafsnya kembali teratur mbak Astrid beringsut bangkit sambil memungut
celana G Stringnya dimasukkan ke kantong dasternya…
“ Udah ya Bim… makasih banget untuk malam
panjang ini… aku ga akan melupakan malam indah sama kamu ini, tapi aku berharap
cukup sekali ini saja… jangan sampai kita ulang ya Biim… janji ya..?” kata mbak
Astrid sendu… akupun mengangguk saja, ngga ada kalimat yang mampu terucap dari
mulutku… Kuantar mbak Astrid sampai pintu ruang tamu, karena aku masih
telanjang bulat… Nggak sampai setengah menit mba Astrid menutup pintu rumahnya,
kulihat dari balik kaca jendela mba Suti tukang cuci itu datang…
Memang kejadian itu ga terulang lagi sampai saat
ini dan hubungan keluarga kami tetap seperti sediakala sampai akhirnya mba
Astrid dan Puspa istriku melahirkan anak dengan waktu hampir bersamaan, tapi
kejadian semalam itu rupanya benar-benar menjadi ikon yang hidup di hati aku
dan mbak Astrid… beberapa kali kami melakukan phone sex setiap kali mbak Astrid
curhat tentang kehidupan seksnya yang tetap monotone… hanya sebatas itu…
-SELESAI-