BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Karyawanku pemuasku



Aku seorang wanita yang haus akan kebutuhan sexual
umurku 35 tahun walaupun orang-orang aku menilai aku
masih berumur 25 tahuan. Aku merasa seorang wanita
yang cantik dan pesona yang mengagumkan. Banyak
teman mengatakan aku mempunyai daya pesona yang
mengagungkan. Terutama dalam hal seksual.
Kuceritakan perjalananku kali ini aku mengajak karyawanku
tuk mengantarku keluar rumah,karena satu kebutuhan
dia namanya Asep dia selalu ku ajak untuk
mendampingiku yang selalu kuajak setiap aku keluar kota.
Dia masih single dan dia seksi. Aku memang selalu mengajak
dia bersamaku di luar urusan kerja juga urusan ranjang.
Setidaknya kebutuhan dan kepuasan seks akan terpenuhi
dengan dia. Awalnya memang tidak sengaja sampai aku
harus ketagihan seks dengan dia. Pertama aku ingin
merasakan daun muda dan tentu saja keperjakaannya. Yah
akulah yang merenggutnya. Dan aku pula yang mengerjain
dan mengajari bercinta. Alasanku bercinta dengan daun
muda, karena gairahku seks sangat tinggi dan aku masih
bisa mengimbangi pergumulan dengan perjaka. Dan lebih
utama adalah menikmati kontolnya yang gede.
Selesai bepergian aku hubungi dia, aku suruh menyusul
ke kamarku. Dari tadi aku tidak bisa melepaskan bayangan
dirinya terutama aksi hotnya jika bercinta denganku.
Sesampai aku di kamar kuhempaskan tubuhku di atas bed
yang empuk. Tak terasa aku tertidur. Saat tiba aku merasa
ada yang menggerayangi tubuku. Ohhhh … terasa remasan
tangannya yang menggairahkan terasa sekali. Oh ternyata
Asep.
Dia tidak menunggu ijinku. Sesudah dia betulkan posisiku dan
kembali lebih singkapkan busana rapetku, dengan setengah
berdiri dia mengangkangin aku mulai dari arah pantatku. Dia
hanya singkapkan gaun dalamku, kemudian dia memelukku
dari arah punggungku. Dia memeluki aku, lantas menciumi
bibirku, lantas menyingkap rokku, lantas melepasi baju
atasanku. Dan seperti kemarin, setelah menyingkap
busana yang menutup bokongku hingga paha dan memekku
terpampang, tahu-tahu kontolnya sudah menyelip dari
celah celana dalamku, siap berada di gerbang kemaluanku.
Beberapa kali dia membetulkan singkapan gaunku yang
menghalangi pompaan kontolnya pada kemaluanku.
Kubantu membuka bajunya sementara dia berusaha
membuka celanaku. Sekarang aku tinggal memakai dalaman.
Kubuka juga celananya agar aku leluasa meremas
kontolnya. Akhirnya kutangku dilepas, lantas
memerosotkan celana dalamku. Lantas mengelusi pantatku,
pahaku, meremasi kemaluanku kembali, bibirnya terus
melumati bibirku. Aku membalasnya. Kulumati bibirnya.
Sambil kami saling melumat dia mendorongkan kontolnya,
aku mendorongkan memekku menjemputnya. Setelah kami
dalam keadaan telanjang, kulanjutkan seranganku dengan
kondisi berbalik sekarang dia atas setelah sebelumnya dia
aku telentangkan.
Secara bergantian posisi kami bergantian. Berguling dan
berguling membuatku tak kuasa menahan gairah. Itulah
rangkaian serangannya padaku. Dan aku yang memang
bersiap untuk “keok” langsung takluk bersimpuh saat
tangan ototnya meremasi wilayah peka di selangkanganku.
Kali ini dia angkatnya pahaku aku dan sama-sama berguling
di atasnya. Dia lumati kudukku yang langsung membuat aku
menjadi sedemikian merinding dan tanpa kuhindarkan
tanganku jadi erat memegangi tangannya. Suatu kali ciuman
di kudukku demikian membuat aku tergelinjang hingga aku
menengokkan leherku untuk menyambar bibirnya. Kami
saling berpagut dengan buasnya. Lelaki itu rupanya ingin
menambah khasanah nikmat seksual baru padaku.
Sementara kontolnya sudah menyodokki kemaluanku dari
arah belakangku. Dengan posisi miring serta satu tungkai
kakiku dia peluk ke atas, kontolnya menyerbu memekku dan..
Blezzhh.. Blezzhh..
Blezzhh.. Dia kembali memompa. Rupanya kemaluanku
sudah cepat adaptasi, kontol gedenya tak lagi kesulitan
menembusi memekku ini. Posisi ini, duh.. Nikmatnya tak alang
kepalang. Sesudah beberapa lama dalam nikmat posisi
miring, diangkatnya tubuhku menindih tubuhnya. Posisi baru
ini menuntut aku yang harus aktif bergerak. “Ayo, sayang,
naik turunkan pantatmu, sayang, ayoo..” Aku setengah
memaksa untuk menaik turunkan pantat dalam menerima
tembusan kontolnya dari bawah tubuhku. Dan
sesungguhnya aku
yang memang sangat kegatalan menunggu sodokkan-
sodokkannya kini berusaha menghilangkan rasa maluku dan
mencoba memompa. Uh …. sungguh tak terduga nikmatnya.
Aku mengerang dan merintih setengah berteriak setiap kali
aku menurunkan pantatku dan merasakan betapa kontol
gede itu meruyak di dalam rongga kemaluanku, menggeseki
saraf-saraf gatal di dalamnya.
“Sayang, aku mau duduk tegak dengan terus memompa,
kamu akan merasakan sangat nikmat. Saya jamin pasti
kamu nggak mau berhenti nantinya”, perintahku padanya.
Aku yang dengan tangannya mengangkat tubuhku tanpa
melepaskan kontolnya dari kemaluanku. Dan dengan aku
berposisi duduk membelakangi dia dan tanganku yang
bertumpu pada dadanya, aku kembali memompa. Ah.., dia
benar lagi. Ini kembali menjadi sensasi seksualku, karena aku
sekarang melihat betapa diriku nampak di cermin kamarku
dengan kerudung rambutku yang sudah awut-awutan dan
demikian basah oleh keringatku. Aku seperti main enjot-
enjotan naik-turun di atas kuda-kudaan. dengan tetap
mempertahankan lengkungan tubuhku hingga jadi nungging
dengan kepalaku bertumpu pada kasur. Kontolnya
goyangan di dalam memeku sementara dia tusukkan ke
memekku.
Dan yang terjadi kemudian adalah genjotan naik turunku
semakin cepat saja. Aku merasakan betapa kegatalan
yang sangat menguasai rongga kemaluanku. Serta dengan
menyaksikan diriku sendiri pada cermin yang tepat di
mukaku, nafsu birahiku langsung melonjak dan mendorong
gelinjangku kembali mendekati orgasmeku yang kedua dalam
tempo tidak lebih dari 2 jam ini. Dan saat orgasme itu
akhirnya benar-benar hadir, aku kembali berteriak histeris
mengiringi naik turunnya pantatku yang demikian cepat.
Kontol yang keluar masuk pada lubang kemaluanku nampak
seperti pompa hidrolik pada mesin lokomotif yang pernah
aku lihat di stasiun Gambir. Lelaki itu juga membantu
cepatnya keluar masuk kontolnya. Aku kembali rubuh.
Saat akhirnya.. Blezzhh.. Kami langsung saling merintih dan
berdesahan. Itulah simponi birahi di kamar Novotel di lantai
5 di pagi hari ini. Sekarang gantian sayang, biar aku yang
numpakin kamu, yaa..” Tana perlu jawaban aku balikkan
tubuhnya dan sekarang dia terlentang sedangkan aku
menungganginua. Suara gemetar Ronad nampak menahan
birahinya. Aku dibalikannya tapi aku menolaknya karena aku
masih ingin menguasainya.
Aku dan dia bergantian posisi seks dan bergumul kadang
aku di atas kadang di bawah ini membuatku semakin
beringas saja. Pergumulan seru ini membuat dia kewalahan.
Sedankan aku leluasa menungganginya. Duh, duh, duh.
Kenapa gatalku langsung dengan cepat melanda memekku.
Aku membayangkan bibir kemaluanku pasti dengan haus
menunggu kepala kontol gede itu. Dan aku merasakan saat
ujungnya mendorong aku hingga akhirnya amblas
menghunjam ke dalamnya. Dalam hatiku aku berfikir.
Kemudian Ronad mulai kembali memompa. Huuhh.. Jangan
lagi tanya betapa nikmatnya. Aku seperti diombang-
ambingkan gelombang Lautan Teduh. Setiap tusukkan aku
sambut dengan cengkeraman memekku, dan akibatnya
saraf-saraf pekaku merangsang gelinjang nikmat birahiku.
Dan saat kontolnya dia tarik keluar, dinding kemaluanku
menahan sesak hingga kembali saraf-saraf pekaku
melempar gelinjang nikmat birahi. Keluar, masuk, keluar,
masuk, keluar, masuk.. Aku semakin nggak lagi mampu
menahan kegelianku. Tangan-tanganku meremasi tepi-tepi
kasur untuk menahan deraan geli-geli nikmat itu. Aku
membiarkan air liurku meleleh saat aku terus menjerit kecil
dan mendesah-desah. Mataku tak lagi nampak hitamnya.
Aku lebur melayang dalam nikmatnya kontol yang keluar
masuk menembusi memekku ini. Dan saat tusukkannya
makin cepat menggebu, aku tahu, dia akan meraih
orgasmenya mendahului orgasmeku.
Kubiarkan. Bahkan kudorong dengan desahan dan rintihanku
yang disebabkan rasa pedih dan panasnya gesekkan
cepat batang kontolnya yang sesak menembusi
kemaluanku ini. Akhirnya dia menumpahkan berliter-liter
spermanya ke memekku. Bunyi, plok, plok, plok bijih
pelernya yang memukuli kemaluanku tidak kunjung henti. Dia
tahu aku belum orgasme. Dia tetap mempertahankan irama
tusukkan karena tahu aku demikian menikmati gaya anjing
ini. Limpahan cairan yang membecek pada kemaluanku tidak
mengurangi nikmatnya tusukkan. Bahkan licinnya batang
keluar masuk ini merangsang gelinjangku dengan sangat
hebatnya. Aku meliuk dan menaik turunkan pantatku. Aku
benar-benar menjadi anjing betina yang memeknya
dikocok-kocok jantannya. Aku merintih dengan sangat
hebat dan berteriak histeris saat orgasmeku datang
menyongsong tusukkan-tusukkan pejantan ini. Aku
mendapatkan sensasi nikmat birahinya anjing betina. Aku
tak kunjung usai juga. Aku mengimpikan orgasme yang
beruntun. Asep pun demikian pula. Sanggama kali ini
bersambung tanpa jeda walaupun kami telah meraih
orgasme-orgasme kami. Genjotan dan pompaan terus
kencang dan semakin cepat. Kami dilanda histeris
bersamaan. Kami berguling-guling. Asep menyeret aku
ketepian ranjang.
Dengan tetap berposisi nungging, Asep menembusi
memekku dengan berdiri dari lantai. Kontol itu, duh.. sangat
legit rasanya. Hunjamannya langsung merangsek hingga
menyentuh tepian peranakanku. Ujung-ujungnya mentok
menyentuhi dinding rahimku. Aku nggak tahan.. Aseeep..
Edan, kami bersanggama tanpa putus selama lebih dari 40
menit. Aku kagum akan ketahanan Asep. Kontolnya tetap
ngaceng dan mengkilat-kilat saat akhirnya kami istirahat
sejenak. Baru kali ini secara gamblang dan jelas aku
menyaksikan kontol lelaki. Selama ini aku dan suamiku selalu
bersanggama dalam gelap atau remang-remang. Dan kami
merasa seakan tabu untuk melihati kemaluan-kemaluan
kami. Aku sendiri masih malu saat Asep melihati dan
ngutik-utik kelentitku. Dan kini aku heran, kenapa demikian
susah untuk tak melihati kontol Asep ini. Aku heran,
kenapa barang ini bisa menghantarkan aku pada
kenikmatan yang demikian dahsyatnya. Pergulatan seksual
yang penuh hasrat dan nafsu birahi antara aku dan Ronald
telah meninggalkan berbagai rasa pedih di selangkanganku.
Setiap aku melangkah gesekan antara paha juga terasa
nyeri. Aku harus bisa mengatasi ketidak nyamanan ini.
Siang ini aku tidak ada acara sehingga aku bebas.
“Bagaimana kalau aku yang ke kamarmu?” Gila, aku sudah
sedemikian nekadnya. “Boleh, ayo, biar aku ke sini. Aku
ketuk pintu Asep. Rupanya dia sedang rebahan di tempat
tidur. Lantas dia duduk menyambutku di pinggir tempat
tidurnya. Kudekat dia tanpa basa-basi kami aku peluk dan
kami langsung berpagutan. Aku merasakan waktu semakin
mendekati habis, semakin menyala-nyala nafsu seksualku.
Kacamataku diangkatnya. Aku semakin merangsang untuk
merangseki Asep. Kini akulah yang mendorongnya ke
ranjang. Kini akulah yang seakan memperkosanya. Kulepasi
celananya, kemejanya, celana dalamnya. Kuciumi tubuhnya,
dadanya, ketiaknya, perutnya, selangkangannya. Aku jadi
sangat liar dan buas. Akulah yang menyanggama dia. Dia
serahkan tubuhnya untuk kepuasanku. Aku naik ke atas
kontolnya. Sampai jam 11.40 kami terus menerus saling
mencumbu. Bergumul secara bergantian.
Dengan setengah menduduki tubuhnya, kontolnya teras
mengganjal memeku. Setelah kulepas semua pakaianku yang
sudah terangsang tanpa menunggu berlama-lama aku
masukkan kemaluannya yang telah tegang dan kaku
menembus memekku. Aku pompa dengan cepat dan penuh
nafsuku. Aku dapatkan orgasmeku hanya dalam 3 menit
sejak aku mulai memompa. Beberapa saat hpku berdiring …
waduh sialan Menggangu kesenangan orang nih. Ternyata
aku ada tamu, yang mencariku. Resepsionis menghubungi
aku karena ada tamu di loby hotel. Sambil aku pamitan pada
Asep … aku bilang padanya nanti kita lanjutkan lagi. AKu
belum puas kataku.
Sore hari aku kembali ke kamarnya untuk melanjutkan
kesenanganku bermain
dengan mainan khusus dewasa dan kesukaanku yaitu
kontol. Rupanya dia habis mandi karena dia masih
mengenakan handuk. Dia memyambutku dengan tersenyum.
Kuperhatikan dadanya yang bidang dan bersih. Kami
langsung saling berpelukan dan melumat bertukar lidah dan
ludah. Aku merasa diriku menjadi sangat agresif dan nggak
pakai malu-malu lagi. Dengan cara seloroh, kukait ikatan
handuknya hingga lepas ke lantai.
Selintas tampak pemandangan yang sangat erotis di
cermin besar kamar Asep. Aku yang berbusana serba
tertutup lengkap dengan kaca mata dan kerudung di kepala
sedang berpelukan dengan lelaki yang bukan suamiku yang
dalam keadaan telanjang bulat. Nampak jelas jembutnya
yang tebal menyentuh tipis di pusarnya. Aku mencoba
tertawa dalam pesona birahi saat mengamati kontolnya
yang sudah mengkilat dan tegak ngaceng itu. Asep
tertawa pula sambil menggapai tanganku dan diarahkan
untuk meremasi kontol itu, “Ayolah, sayang, pegang.
Pegang saja, enak nih. Nah, achh.. Enak banget tanganmu
sayang..” dan dengan sedikit merinding aku mencoba
menggenggamnya. Aneh dan gila dan tak pernah mimpi
bahwa aku akan secara agresif akan meraih kontol lelaki
yang bukan suamiku ini. Dan tiba-tiba Asep menekan
bahuku. Dia menyuruh aku untuk jongkok, “Pandangilah,
sayang. Kontolku ini milikmu. Pandangilah. Indah sekali khan.
Kurang ajar juga anak buahku ini.
Pandangilah milikmu ini”, tekanannya itu sesungguhnya
merupakan sebagian
dari harapan dan keinginan nafsuku kini. Aku berjongkok
pada lututku hingga kontolnya tepat berada tepat di
depan wajahku. “Elusilah, dia akan semakin tegak dan
membesar. Indah, kan..?”. Ah, aku sangat kesetanan
menyaksikannya. Ini merupakan sensasi lagi bagiku. Dan
tangan Asep tak henti. Dia meraih kepalaku yang
seutuhnya masih berkerudung dan menariknya untuk
mendekatkan wajahku ke kontolnya itu. Aku tersihir. Aku
pasrah dengan tangannya yang mengendalikan kepalaku
hingga kontol itu menyentuh wajahku, menyentuh hidungku.
Kilatannya seakan memanas dan mengepulkan aroma. Aku
mencium sesuatu yang sangat merangsang sanubariku. Bau
kontol itu menyergap hidungku. Tangan Asep tak juga
henti. “Cium saja, ini punyamu, kok. Ciumlah. Ayoo, ciumlah”.
Ah, untuk kesekian kali aku ikut saja maunya. Ah, kontol itu
menyentuh bibirku. “Ayo, cium, nggak apa-apa. Ayoo,
sayang.
Ciumlah. Ayoo..” Aku merem saat mulutku sedikit menganga
menerima ujung
mengkilat-kilat itu, sementara dorongan tangannya
membuat gigiku akhirnya tersentuh ujung itu. “Ayoo,
sayang..”. Dan aku, dan mulutku, dan lidahku, dan hatiku, dan
sanubariku, dan akuu.. Akhirnya menerima kontol Ronad
menembusi bibirku, menyeruaki mulutku. Sesekali kulepas
dan kujepit dengan payudaraku dan kugesek-gesekan
diantara belahan dadaku. Aku menerima terpaan getar
nikmat yang membuat tubuhku merinding dan menggelinjang.
Aa.. Aku.. aku.. Mulai mencium dan melumat kontol Ronald..
“Ah, sayang, kamu nampak begitu indah, sayangg.. Indah
sekali, sayang.. Sangat indah, sayang.. Indah banget sayang
…. kontolmu..”, kataku saat melihat kontolnya diantara
belahan dadaku dengan mengacung. Kataku-kataku
meracau tidak menyembunyikan kenikmatan libido erotisnya
saat aku mengulum dan menjilati kontolnya.
“Terus, sayang.. Terus.. Enak sekali, sayang.. Teruss..”. Dan
aku menunjukkan
gerakan melumat dan menjilat secara sangat intens.
Terkadang aku cabut kontol itu untuk aku lumati batangnya
yang penuh belukar otot-otot. Tanganku tak bisa lagi diam.
Sementara tangan kananku menyangga kontolnya dan
mengedalikan kemana mauku, tangan kiriku mengelusi bijih
pelirnya dan sesekali naik meraupi jembutnya yang sangat
tebal itu. Duh.. Aku menemukan keindahan, erotisme dan
pesona birahi yang tak bisa kuungkapkan dalam kata-kata.
Aku hanya bisa tangkap dengan hirupan hidungku, dengan
rasa asin di lidahku, dengan keras-keras kenyal dalam
genggamanku, dengan nafas memburuku. Aku benar-benar
larut dalam pesona dahsyat ini. Dan ketika aku rasakan
Asep mulai menggoyangkan pantatnya menyanggamai
mulutku, dan ketika kudengar dia mulai benar-benar merintih
dan mendesah yang membuat aku semakin terbakar oleh
libidoku yang memang telah menyala-nyala aku menyadari
bahwa macam nikmat birahi itu demikian banyaknya. Aku
nggak pernah merasakan macam ini sebelumnya.
Dan ketika kini aku justru begitu intens melakukannya, tiba-
tiba hadir begitu saja keinginanku untuk mempersembahkan
kenikmatan yang hebat. Aku akan biarkan apabila dia
menghendaki memuncratkan air maninya ke mulutku. Aku
pengin merasakan lagi, bagaimana semprotan hangatnya
menyiram langit-langit mulutku. Aku pengin merasakan rasa
pejuh dan spermanya di lidahku. Aku pengin merasakan
bagaimana berkedutnya kontol Asep dalam mulutku saat
spermanya terpompa keluar dari kontolnya. Dan saat
goyangan maju mundur pantatnya makin mengencang,
tangannya mulai dengan benar-benar membuat kulit
kepalaku pedih karena jambakan dan remasannya karena
menahan nikmat tak terperikan dari kuluman dan jilatanku,
aku sudah benar-benar menunggu kesempatan itu.
Aku sendiri melenguh dan merintih dalam penantian itu. Dan
dengan iringan teriakan histerisnya yang keluar terbata-
bata dari mulutAsep, akhirnya kami merasakan
kepuasan.
Pada akhir percumbuan Asep menunjukkan padaku
bagaimana tampilan kontolnya saat ejakulasi. Menjelang
muncrat sesudah gencar memompa kemaluanku dia cabut
kontolnya. Dengan mengarahkan ujungnya ke mukaku dia
kocok dengan tangannya kontolnya. Aku perhatikan
bagaimana kontol itu semakin membengkak dan sangat
mengkilat-kilat kepalanya. Aku menyiapkan wajahku untuk
menerima terpaan semprotan air maninya. Kusaksikan
bagaimana batang itu menganguk-angguk setiap
semprotan itu muncrat keluar. Dan aku rasakan sangat
sensasional saat dia muntahkan air maninya menyemproti
mukaku, rambutku, kaca mataku dan membasahi bagian
tubuhku lainnya. Aku serasa rubuh ke sampingnya.Kami
berdua rubuh dengan mandi keringat. Beberapa saat
kamipun mandi bersama saling membasuh dan saling
berciuman di bathtub. Benar-benar nikmat. Kami selalu
menikmati saat momen apapun menjadi pergumulan seru:
Bercinta.
Gairahku makin tak terkendali saat kami berpelukan
sementara kontolnya meregang dan dia mendesak-
desakan di sekitar memeku. Tak sabar aku merasakan
kontolnya kumasukkan ke memeku. Aahhhh ….. kontolnya
menembus memeku. Aku menjadi demikian blingsatan dalam
gelinjang birahi yang tak lagi terkendali. Asep nampaknya
menikmati ulah keblingsatanku ini. Selanjutnya Ronad
mengambil alih. Kontolnya yang belum terpuaskan dia
tusukkan ke memekku kembali. Dia pompakan dengan
cepatnya. Rasa pedih dan perih pada bibir-bibir
kemaluanku semakin terasa menyiksaku. Aku merintih dan
mengaduh-aduh kesakitan. Asep justru nampak sangat
menikmati kesakitanku. Namun buru-buru aku cabut karena
aku memintanya untuk brcinta gaya doggy style. Dia
balikkan tubuhku dan angkat pantatku hingga aku nungging
tinggi-tinggi. Aku tahu dia ingin aku menjadi anjing
betinanya. Dia terus genjot kontolnya sementara aku
goyangkan pantatku sementara tanganya kuminta untuk
meremas pantatku ….
Kenikmatan bercinta dengan posisi doggy style membuatku
terasa nikmatnya. Sambil sesekali meremas payudaraku
membuat aku mabuk kebayang apalagi enjotan kontolnya
yang gede membuatku tak berdaya. Sampai akhirnya aku
memberi kode aku mau orgasme dia makin cepat dan liar
menggenjot kontolnya. Dia makin beringas sementara aku
makin terbawa oleh kenikmatan. Kurasakan dia Makin lama
makin pintar sekarang. Aku berteriak histeris ahhhhahhh …..
menjerit dan menjerit aku menikmati kenikmatan tiada tara
sementara tanganku mencengkeram pantatnya …. tetap
dengan posisi aku nungging, sambil aku suruh mencabut
kontolnya karena aku tidak kuat lagi.
Aku membalikkan tubuhku sementara dia tetap berdiri dan
sekarang gantian aku mengocok kontolnya dengan
tanganku. Kusedot dan kujilat kuremas agar spermanya
keluar. Sementara dia memegang rambutku aku makin
semangat seiring dengan remasan tangannya makin
kencang pertanda dia merasakan kenikmatan luar biasa.
Dia bilang mau keluar …. ahhhhhh …. Betul juga khan …
Kontolnya terasa berdenyut-denyut di bibirku terasa
bergetar seiring dengan kaluarnya mani …. muncrata ke
dalam kerongkonganku …. dan langsung kutelan. Kusedot lagi
dan kusedot. Kulepas dari mulutku karena aku ingin melihat
muncratnya mani dan aku arahkan ke mulutku sambil …
Puas sudah rasanya bercinta dengannya bisa beberapa
ronde. Rasa capek dan kepuasan yang tak terhingga dia
akhirnya bersandar di bathtub dan aku juga merubuhkan
tubuhku bersandar di pangkuan sambil bepelukan. Kamipun
mandi bersama dan menikmati malam ini tidur bersama.
Malas rasanya tidur sendiri di kamar apalagi aku harus
melewatkan malam pergumulan lagi. Karena malam ini aku
ingin mengajaknya kembali bergumul …. ahhh …. pasti
nikmattt ..