BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Kugauli Yanti pembantuku yang sexy



Kisah ini terjadi saat gw SMA, sekitar 1 bulan yang lalu. Saat itu di rumah kami kedatangan seorang pembantu baru dari sebuah desa di provinsi tpt gw tinggal, sebut saja Yanti namanya. Seorang wanita cantik yang sudah punya suami beranak satu berparas cantik menurut gw, tapi berkulit putih mulus, usia sekitar 33 tahun. Sebenarnya Yanti bukan lah orang yang terbiasa menjadi pembantu, bukan pula berasal dari orang yg tidak berkecukupan. Namun karena dia sering berselisih dengan suami nya, jadi dia memutuskan untuk merantau ke kota. Takdir lah yang membawa nya ke rumah kami untuk bekerja sekaligus disekolahkan di kursus keterampilan, hingga muncul lah cerita ini.

Di rumah hanya ada gw, kedua orang tua gw, adek dan Yanti. Bapak gw membuka usaha toko di depan rumah, sementara Ibu gw pegawai. Jadi setelah pulang sekolah, di rumah hanya ada gw, Yanti, dan adek gw. Bapak gw lebih sering di toko depan walau sesekali masuk ke rumah, sementara adek gw lebih sering di kamar habis pulang sekolah. Dengan jumlah orang yang sedikit, kami pun cepat sekali akrab dan sering bersenda gurau. Meskipun di rumah dia selalu menggunakan pakaian yang sopan, namun tidak mengurangi kekagumanku akan keputihan dan kemulusan kulit nya. Apalagi di usia ku saat itu sedang bergejolaknya jiwa muda, yang ingin tahu tentang lawan jenis nya.
Menginjak bulan ketiga, Yanti mulai sering curhat tentang masalah2 nya dengan orang tua nya. Aku pun menjadi pendengar yang baik hingga kami pun semakin dekat. Terkadang saat bercanda, gw sengaja merapatkan duduk dengan dia. Atau saat dia sedang tiduran di sofa, tiba2 gw datang ikut tiduran di belakang nya sambil menggelitik badannya hingga Yanti tertawa terpingkal2. Dengan posisi tiduran berdua di sofa yang sempit otomatis tubuh kami pun merapat dan kemaluan gw pun menegang di antara bongkahan pantatnya.
Entah Yanti menyadarinya atau tidak, namun kejadian2 yang berulang2 membuat gw semakin berani. Sampai suatu siang, saat sedang bercerita di kamar tempat setrika. Gw iseng2 nanya.
Gw (Rama) : Mbak, bercinta tuh enak nggak sih?
Yati : Lho, kok nanya gituan
G : Gpp mbak nanya aja, hehehehe
A : ya enaklah di tapi mba dah lama nggak ngrasain lagi dii..
G : oooooo….. hhhmmmmm…….. mbak, gw juga belom. eeeee….. mbak…, cobain yukkk
Yanti hanya melongo tak menjawab. Gw rapatkan duduk ke samping Yanti. Kutatap wajah nya, perlahan kumajukan tubuh ku hingga bibirku menyentuh bibir Yanti. Tak ada perlawanan. Reflek kurangkul tubuh Yanti dan makin kulumat bibir mungil nya. Kulihat Yanti memejamkan mata sambil sesekali membalas lumatanku. Tangan Yanti pun sudah melingkar di leherku tanda dia mulai menikmati cumbuan ini. Bekal sering menonton film biru sangat memberi manfaat saat situasi spt sekarang, meskipun jantung ku pun berdegup kencang karena ini pertama kali nya aku mencium wanita.
Lidah ku bermain di dalam rongga mulutnya, menjelajahi langit2 mulut Yanti. Kudorong tubuhnya hingga rebahan di kasur. Kujilati telinga dan setiap cm lehernya. Yanti hanya diam dan memejamkan mata. Namun kemudian terdengar suara langkah kaki dan kami pun reflek bangun dan kembali ke posisi semula seolah tak terjadi apa2.
Begitu terus kejadian berulang setiap harinya. Aku pun merasa takut untuk melakukan yang lebih jauh meski disisi lain aku ingin melihat tubuhnya. Namun entah akal dari mana, aku mempunyai kesimpulan. Kesimpulan seorang bocah SMA mungkin. Saat itu aku berpikiran kalau ingin melihat tubuh Yanti, berarti aku harus memperlihatkan tubuh aku lebih dulu, agar aku enak memintanya membuka baju.
Dan ternyata siasat ini 100% sukses.

Seperti biasa siang saat sesi ciuman berlangsung. Kuraih tangan Yanti dan kuarahkan menyentuh kemaluanku.
G : Mbak, ini penis kemaluan laki2. Kalau dielus2 nanti bisa makin besar terus bisa ngeluarin cairan. Cairan itu yang kalo dikeluarin di dalam vagina mbak bisa jadi anak. (Itu kata2 polos yang keluar dari mulut gw, udh kayak guru biologi aja). Mau liat ga mbak?
Yanti pun mengangguk pelan. Gw keluar kamar melihat situasi. Dirasa aman, gw tarik Yanti ke kamar mandi belakang. Setelah mengunci pintu, gw langsung lepas celana. Batang penis gw pun berdiri tegak dengan kokohnya.
A : woww… (sambil tangan nya langsung memegang penis gw)
G : mbak, coba dikocok2 tangan nya terus nanti diemut biar cairannya bisa keluar (gw ajarin Yanti ngocok dan oral Mr.P gw)
Ajaib nya (atau saking polosnya) Yanti nurut aja. Sampai akhirnya ejakulasi tak tertahan lagi. Semburan sperma pun muncrat di mulut Yanti. Yanti pun pura-pura kaget. Namun setelah itu , ditelan nya juga sperma itu walau cuma sebagian. Setelah itu gw langsung bersih2 dan kabur ke kamar gw, takut ketauan.

Esok harinya,

G : Mbak gimana kemaren enak ga?
A : Enak di, lagi yukk (sambil cengengesan)
Kutuntun Yanti ke kamar setrika, langsung kupeluk dan kuciumi bibirnya. Namun Yanti langsung jongkok dan menarik keluar batang ku dari sangkarnya. “Kangen sama burung kamu di”, ujarnya. Tak butuh waktu lama, aku sudah dibuat merem melek dioral Yanti. Namun kali ini aku ga mau ketinggalan kereta. Aku angkat tubuh Yati dan kurebahkan ke kasur. Kulumat bibirnya, sementara tangan ku mulai merambah ke bukit kembarnya. Yanti mendesah kecil, membuat ku semakin semangat. Tanganku sudah berada dibalik kaosnya, mengelus2 perut mulus nya sambil sesekali naik keatas membelah selipan bra Yanti sampai mengenai putingnya.
Sementara itu tangan Yanti tak lepas dari penis gw, dan desahannya pun semakin lama semakin kuat.
Perlahan kaos Yanti kusingkap sampai ke leher, kubuka kaitan bra nya. Ternganga aku melihat kedua pYatidara nya tergantung bebas di depan mata kepalaku. Sungguh pemandangan luar biasa.
A : Kenapa diliatin gitu di?
G : ehhh,… mbak cantik banget sih
Langsung kukulum puting payudara Yanti sambil kugigit2 kecil. Rintihan nikmat Yanti membuat nafsu ku semakin bergejolak. Kuremas dan kujilati terus kedua bukit kembarnya. Tubuh Yanti pun menggelinjang tak tentu arah. Tangan kanan ku mulai bergerilya turun, mengelus pinggang halusnya kemudian menyelinap cepat ke balik celana pendek dan celana dalamnya. Remasan keras di bokongnya membuat Yanti kembali mendesah kencang. Kemudi tangan ku pun segera berputar ke arah depan meraih rerumputan di balik celana dalamnya. Tangan yantipun tak kalah gesitnya ,dia langsung meraih senjataku,...di kulumnya senjataku,...aku jadi tak kuat menahan kenikmatan yang di berikan oleh mba yanti,..di bimbinya senjataku menuju lubang kenikmatan miliknya Kuelus2 dan kutekan2 vagina Yanti Terasa olehku bahwa memek mba yantipun mulai basah oleh cairan lendir kenikmatan tersebut semakin lama semakin basah. Gerakan kaki Yanti pun sudah tidak teratur lagi, menggelinjang ke kanan dan ke kiri, nafasnya memburu cepat. Dari lubang yang dalam bagian bawah kucoba menyelipkan jari2 tangan ku masuk menyelinap.
Tak ada perlawanan kali ini. Dengan segera kutemukan klitoris nya dan kuraba. Karena merasa sudah diberi izin, aku kembali menyelipkan tangan dari arah atas, melewati rambut kemaluannya menuju ke arah klitoris dan vagina nya yang sudah sangat basah.
“Di…enak banget di…terusin di…”
Gerakan tangan ku menggesek2 vagina Yanti semakin cepat, sampai akhirnya tiba2 Yanti memeluk tubuhku kencang dan tubuhnya mengejang.

“Ahhhhh….ahhhhh….ahhhhhhh….. Di kamu apain aku…. Enakk dii…. ahhhhhhh…masukin sayanggg,,burung kamu dah keras sayanngg,,akhirnya dengan di tuntun oleh tangan yanti kontolku pun di arahkan masuk ke lubang vagina yanti yang udah basah,karen abirahi yang sudah memuncak,,.......genjot terus di ,,memekku udah lama gak di sodok-sodok di,memek ku gatell,,di,,....aachhh nikmmaattt diiii,....terusss......sayang,,.. kamu pintar sekali sayannggg.dan akhirnya ...sleeeppp...blezzz.....acchhh,,, nikmatt sayyaanngg,terus...genjot,...sayannggg...dengan irama naik turun ku pompa vagina yanti,hingga menimbulkan sura ....plokk...plokk.....plokk....aachhh  sayanggg aku mau keluarr sayanggggg,aku juga mba,,,....kita keluar sama- sama sayanggg.....dan akhirnya...,,...cratt,...cratt,...craraatt......akhirnya kami sama-sama terkulai lemas sambil berpelukan,terima kasih ya di aku bennar benar puas bisa bercinta dengan mu,...aku juga mba bisa ngerasain vagina mba yanti yang nikmat. “, seperti biasanya.
Setelah hari itu, kemesraan kami terus berlanjut. Bahkan sekarang Yanti lebih suka memakai kaos tebal tanpa BH dan rok agar aku lebih mudah menjamahnya kapanpun dimanapun. 

Terkadang saat Yanti lagi masak, aku muncul dan langsung menjamah vaginanya dari balik rok nya yang ternyata sama sekali tidak ada lagi CD di baliknya,langsung aku masukkan batang kemaluanku ,ku suruh mba yanti jongkok,agar bisa menikmatinya dengan leluasa. Atau saat Yanti sedang setrika baju, aku datangi sekedar untuk menyetor penisku ke mulutnya. Kejadian seperti itu berlanjut di hari2 tanpa ada yang curiga,mba yanti pun menikmati petualangan asmara denganku,tanpa memikirkan suaminya lagi di rumah,setiap saat dia memuncak birahinya,dia selalu mengajakku untuk menuntaskan birahi asmaranya.