Saat aku main ke rumah bibiku sebut saja namanya sarni,dia
sungguh cantik dan sexy kalau berpakaian,umur bibiku baru sekitar 40 tahunan
namun bodynya masih lumayang ,bibiku mempunyai anak tiga semuanya cewek cantik
–cantik lagi persis kaya ibunya ,anak yang ketiga namanya wati dia masih
sekolah,kalau berpakaian dia selalu sexy,aku yang melihat kadang kadang
langsung konak senjataku,kadang ku berhayal andai saja dapat ku tiduri anak
bibiku itu alangkah senangnya hatiku.
kulihat bibi tidur tidak berselimut, Posisi tidur bibi
telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya
sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang
dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang
ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu
terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan
teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat
ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar
terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan
berdiri dengan gagahnya, siap tempur.
Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan
tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi
yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai
mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin
putih mulus dan sangat merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum,
mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan
kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian
CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai
terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya
menggeliat-geliat perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat
kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku
yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku
membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa
puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut
dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya.
Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang
terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan
jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar,
sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat
tidur dan bercongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur
sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan
pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku
berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang
batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir
kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok
dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan
dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah
bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir
kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan
tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko,
sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan
posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak
penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang
terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah,
sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan
sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku
ke dalam lubang kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya
mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di
atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan
kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi
agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat
badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung
menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke
dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.
Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk
dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak
dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan
kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya
mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga
kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan
tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya
tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena
gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku
yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan
dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.
Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena
sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat
tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan
bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping
bibi.”Bii.., bii.., ini aku adit. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena
badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap
mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan
mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang
tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku
akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak
yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi
berkata, “ditt.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku
diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan
tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya
yang sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan
marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang
sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku
kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh..,
sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., diitt.., diiitt..!”Dengan masih melanjutkan
gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur,
sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang
melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan
bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.
Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di
atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram
melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang
sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti
dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku
berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada
bibi terutama pada bagian putingnya.
“Eehh.., diit.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!”
katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan
mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari
bibirnya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut
ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di
mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang
langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya
aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil
berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap
kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan
Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena
tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.
“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan
tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin
menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan
dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga
merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu
dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama kemudian aku
menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga
bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget
barang kamu diit..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan
Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya.
Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang
tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan
menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya
berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi
menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis
tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping,
datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar
disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada
lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi,
mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku
bermain-main ke dalam lubang vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan
daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi
bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke
bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar
dari mulutnya, “Oohh.., diitt.., oohh.. eunaakk.. diiit..!”Sambil masih terus
dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian
pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.
Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi.
Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku
dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis
menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi
mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba
menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa
keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus
bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba
ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan
berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi
ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi
dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua
lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku
yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua
bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan
sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam
lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.
“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari
mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa
bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan
menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang
cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang
kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika
kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang
berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang
ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin
terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar,
hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.
Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan
keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa
berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku
bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan
keras.
Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan
dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari
mulut bibi terlihat senyuman puas.”ddiit.., terima kasih ddit. Kau telah
memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami
bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai
kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain,
sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong
badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku,
kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan
menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang
lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara
aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam
posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang
sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai
klimaks.”Aaduhh.. diittt.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar..diittt..aacchhh
adiiittt..,,nikkmaatt…saayaangggg,teruuss genjoottt sayaaanngggg aacchhh,,,,,,,,,,,,,,,,,,..!”
dengan keluhan panjang disertai badannya yang
mengejang,ccrraaatt….crattt..crootttt….
bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas
dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi,
aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh
yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai
aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat
sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam
lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.setelah
kejadian itu kami sering berhubungan hingga sama sama terpuaskan.