Menonton acara siaran langsung acara selebritis di Mall
Taman Anggrek sangat mengesalkan, selain penuh sesak, juga tidak bisa mendekati
artis. Belum lagi
untuk keluar dari Mall Taman Anggrek butuh Perjuangan. Kulangkahkan kakiku
keluar dari mall, namun mataku tertumbuk pada pojokan tempat artis yang mau
tampil sedang saling canda, beberapa artis senior juga berada di situ, namun
mataku lebih tertuju pada wanita berjilbab warna abu abu yang sedang digandeng
mesra oleh suaminya, aku mencoba mendekat, aku mengenal wanita ini sejak lama
sebelum menjadi istri salah satu aktor beken Indonesia. Ketika MC memanggil
nama aktor tersebut untuk tampil ke panggung, sang istri pun memberikan
semangat padanya. Aku semakin terpana dengan jilbab dan pakaiaanya yang sangat
kontras, pakaian abu abu dengan jilbab abu abu. Ketika aku mendekat, istri
aktor tersebut terkejut melihatku
“Oh Haan ..
lama nggak kelihatan .. kemana aja kamu ?” tanya Indriani Hadi yang merupakan
istri dari Syahrul Gunawan, wanita muslimah ini cukup sopan, menyalamiku dengan
hanya bersentuhan pada jari jariku, tidak bersalaman
“Baik ..
masih banyak pekerjaan “ kataku enteng dengan sebentar memandang kesintalan tubuhnya,
aku menjadi terangsang dengan kontrasnya pakaian itu, ditunjang dengan
jilbabnya yang anggun menambah libido birahi kumat lagi jika melihat artis
berjilbab. Kupandang ke arah panggung, Indriani Hadi berada di sampingku.
Sesekali mengobrol sedang aku sendiri hanya melirik nakal ke arah busungan
dadanya itu.
Mantra yang
kudapatkan dari temanku yang ahli di bidang klenik kupraktekan, aku kurang
yakin, namun temanku bilang harus yakin, karena keyakinan itu paling penting,
aku pengin menikmati tubuhnya yang mengundang air liurku. Aku mencoba mengorek
tentang tempat tinggalnya setelah menikah, ketika bertanya itu malah wanita
berjilbab ini bertanya balik
“Kapan mau
ke rumah ?” tanya Indriani Hadi dengan membenahi jilbabnya.
“Ya ntar
malam kalo bisa “ kataku enteng yang disambut tawa Indriani Hadi
“Ntar malam
??? .. gila apaa .. suamiku keluar kota .. ada job “ balas Indriani Hadi dengan
tertawa renyah
“Justru itu
.. bisa curhat .. ada banyak masalah “ kataku menggoda
“Makanya ..
cari istri donk “ canda Indriani Hadi dengan gemas
“Cariin donk
.. yang secantik Mbak Indri “ kataku untuk lebih mendalami tingkah laku
Indriani Hadi.
“Haaah ..
aku dah jelek “ tolak Indriani Hadi dengan suara dilemahkan, lirikan matanya
sungguh menggodaku.
“Naah .. aku
aja senang lihat Mbak Indri secantik ini “ kataku dengan menatapnya tajam
membuat tatapan mataku membuat Indriani Hadi kebingungan. Matanya tidak berani
menatapku, namun kembali mata itu memandangku, seolah aku menghipnotisnya,
lagian aku cukup tajam memandang kesintalan tubuhnya sampai Indriani Hadi
menutupi bagian dadanya.
“Iiih ..
kamu sekarang kok kayak buaya sih ? “ lontaran kata kata pedas dari Indriani
Hadi kuanggap biasa saja.
“Yang
penting tetap lelaki .. di sana di bilang kadal, di sini dibilang buaya .. tapi
yang penting perkasa “ sahutku dengan nada datar
“Haaaaaaaaaaah
.. kamu belum nikah sudah gituan ? ck ck ck ck ck “ balas Indriani Hadi dengan
geleng geleng
“Dah
jamannya orang muda sekarang mengenal seks kok .. mau coba apa ?” kataku dengan
berbisik sampai membuat Indriani Hadi terdiam dengan menutup mulutnya karena
terkejut. Justru itu menambah cantiknya wanita berjilbab ini.
Indriani Hadi semakin tidak tenang
di dekatku, tangannya diremas kuat, entahlah apa mantra dari temanku ini
manjur, tak ada sahutand ari Indriani Hadi, namun gemuruh nafasnya menjadi tak
karuan, sesekali matanya melirikku, aku hanya memberikan senyum saja. Kusentuh
tangannya untuk lebih membuat Indriani Hadi termakan mantraku, benar saja
selepas tangannya kusentuh itu Indriani Hadi tidak menolak, lalu kuremas remas
dengan pelan pelan Indriani Hadi juga tidak menyingkirkan tangannya, hanya
bersifat pasif, namuan matanya melirikku sesekali
“Malam nanti
akan kutiduri kamuuu “ bisikku yang membuat Indriani Hadi menjadi kaget.
Kulepas tangannya yang kupegang, aku kemudian melangkah pergi dari dekat wanita
berjilbab ini.
Selepas aku
lenyap Indriani Hadi celingukan mencari aku, terlihat kepalanya sampai mencari
cari, namun aku sudah lenyap. Aku kemudian menunggu sampai acara bubar, kutunggu
mobil Syahrul Gunawan keluar dari Mall Taman Anggrek, kuganti bajuku agar tidak
membuat curiga, kupakai topi untuk menyamarkan, keduanya lewat di samping
mobilku. Bokongnya sungguh menggodaku, aku menjadi tidak tahan.
Mobil itu
keluar dari mall dan menuju ke arah Grogol, kubuntuti mereka sampai rumahnya,
namun tak berapa lama kemudian Syahrul keluar dari rumahnya dengan membawa
mobilnya sendirian. Indriani Hadi mengantar sampai gerbang dan diciumnya wanita
berjilbab itu dan akhirnya mereka berpisah.
Aku kemudian
menyelinap masuk ke dalam rumahnya, entah kenapa gerbang rumah itu tidak
dikunci, herannya wanita ini kok sendirian di rumahnya, entah kemana anaknya,
aku tak perduli, aku terus masuk terus sampai depan pintu, kuketuk pintu
rumahnya, dari korden sampai pintu yang terbuka itu seorang wanita berjilbab
membukakan pintu, melihatku muncul Indriani Hadi menjadi terkejut namun diam
saja, matanya memandangku
“Malam ini
kau milikku, sayaaang “ bisikku dengan masuk dan menutup pintu rumah itu.
Mantra dari
temanku benar benar mancur, terbukti wanita berjilbab ini tidak berontak namun
tetap saja ketakutan, kemudian menjawab dengan nada datar
“Mau apa kau
Han ?” tanya Indriani Hadi dengan wajah setengah bingung dan takut
“Memberikan
kenikmatan surgawi “ kataku lagi yang disambut dengan pandangan kosong, namun
kemudian menjawab
“Jangan Haan
.. jangan “ tolak Indriani Hadi dengan mundur, namun kutahan pantatnya dan
kuremas remas pelan membuat wanita ini memejamkan matanya.
“Sssssssssssh
.. ssssssshhh “ desis Indriani Hadi dengan suara yang jelas ditelingaku,
kemudian kutarik tangannya menuju ke sofa, wanita ini seolah menolak
“Jangan ..
jangan .. aku istri yang setiaaa “ tolak Indriani Hadi dengan wajah memelas,
tidak ada pemberontakan yang frontal.
“Tidak malam
ini kau setia “ kataku dengan menarik tangannya, perlahan wanita ini mengikuti
aku dan aku menariknya dan kudekap serta kuremas buah dadanya
“Jangaaaaaan
.. jangaaaaaaaan .. aaaaaaah .. pleasee .. “ tolak Indriani Hadi dengan suara
yang pelan, memang mantra dari temanku ini hanya membuat wanita tidak berontak,
masih menyisakan kesadaran, tinggal dibuai dengan rangsangan birahi maka wanita
ini akan mudah dikendalikan.
Kuremas buah
dadanya dengan lembut, tanganku menyilang sampai membuat wanita ini mendesah
desah keenakan.
“Pleasee ..
jangan lakukaan .. jangaaaaaaan .. uuuuuuuuh ssssssshhh ssssssshhh “ tolak
Indriani Hadi dengan mendesis lagi, tanganku semakin nakal. Indriani Hadi masih
menggunakan pakaian yang sama, baju lengan panjang warna abu abu dan rok
panjang warna hitam, kususupkan tanganku masuk ke dalam baju tanpa kancing itu
dan meremas lembut buah dadanya, Indriani Hadi sampai terpekik
“Maksiaaat
.. ini maksiaaaaaaat .. jangan pleasee “ tolak Indriani Hadi dengan mencekal
tanganku yang sudah masuk ke dalam bajunya dan meremas gundukan kebar itu,
tanganku lebih nakal lagi, melepas cekalan di telapak tanganku dan menyusup ke
dalam cup branya, kuremas buah dadanya, kucium pada jilbabnya
“Mbak Indri
akan nikmat merasakan kontolku “ kataku dengan mendesakkan ke atas
selakanganku, kuremas buah dadanya itu sampai membuat Indriani Hadi terpejam
“Ssssssssssssssssshh
ssssssssshhh .. uuuuuuuuuuuuuuuuuh “ desis dan lenguh Indriani Hadi semakin
lama semakin terbuai dengan rangsanganku itu, kutarik kepalanya dan langsung
kupagut bibirnya, pelan pelan wanita berjilab ini menyambut pagutanku, namun
tak lama kemudian tangannya berusaha menarik kepalaku, kutarik badannya dan
kini Indriani Hadi menindihku dengan perasangan bingung campur nikmat,
kurapikan jilbabnya
“Segera
lepas celanaku .. kontolku besar deeh “ rayuku yang disambut dengan gelengan
Indriani Hadi, kurangsang kembali dengan meremas buah dadanya membuat Indriani
Hadi menjadi terpejam lagi, kudorong tubuhnya dan kutindih di sofa wanita ini,
kuremas lagi kuat dadanya sampai membuat Indriani Hadi semakin termakan birahi
“Uuuh ..
ssssssssshhh .. mmmmmmmhh .. enaaaaak .. sssssssshh jangaaaaaaan .. ssssssssshh
.. “ desis Indriani Hadi semakin tenggelam dalam rangsangan itu, kupegang
jilbabnya dan kutahan kepalaku, kupagut dengan lembut sampai Indriani Hadi
memejamkan matanya menikmati pagutan itu. Kuangkat kepalaku dan kubuka celana
panjang, celana dalamnya sekalian aku tarik, mata Indriani Hadi menjadi melotot
melihat batangku yang ngaceng besar itu, matanya menggeleng geleng, kemudian
mengalihkan pandangan seolah menolak penis besar, kuarahkan kepalanya yang
berjilbab itu, matanya kini memandang ke batangku, tanganku turun dan memegang
baju warna abu abu itu dan kutarik ke atas, Indriani Hadi menolak namun lama
lama menyerah, membiarkan aku membebaskan tubuhnya dari penutup bagian atas.
Kubiarkan jilbabnya tetap bertengger, Indriani Hadi sampai menutupi dadanya,
namun kuturunkan.
“Jilat
kontolku sayaaang “ kataku dengan menekan kepalanya di belakang jilbabnya itu.
Habis itu langsung ke belakang tubuhnya , menarik kaitan rok itu, reslutingnya
aku tarik.
“Mbak Indri
lepasin dulu roknya yaa .. kita telanjang deeh “ sahutku yang tidak dijawab,
Indriani Hadi malah memegang batangku.
“Dikocok aja
dulu Mbak “ rayuku yang dijawab dengan kocokan pelan Indriani Hadi itu.
Kubiarkan
wanita itu mengocok batangku pelan pelan, kulepas kemudian kaitan branya, luar
biasa bentuk buah dadanya, tidak besar namun cukup montok juga, putih dan
sangat segar dengan punting agak besar.
“Susumu
segar Mbak Indri “ kataku dengan menarik kepalanya dan kudorong dadanya agar
rebahan, kali ini wanita berjilbab tidak menolak, kutari roknya beserta celana
dalamnya, kulucuti wanita ini sampai telanjang bulat hanya menyisakan roknya
saja. Aku kemudian membuka bajuku dan kulepas cepat, kemudian celanaku juga aku
buang, Indriani Hadi hanya menatapku dengan nafas tak karuan.
Kutekuk kedua kakinya agar aku bisa
masuk ke dalam selakangannya, ketika aku hendak membungkuk tangan kanan wanita
berjilbab ini menahan
“Jangaaan aaaaaaaah .. dosaaaaaaaaaa
“ sahut Indriani Hadi dengan menahan kepalaku dengan tenaga yang seolah olah
tidak menahan kuat.
“Sudaahlah Mbaak Indri . kita sudah
sama sama telanjang .. “ kataku menarik tangan itu, kusaksikan vaginanya benar benar
luar biasa indah, jembutnya tipis dan rapi, lubangnya menyempit, aku kemudian
langsung menjilati memeknya dan tanganku meremas remas buah dadanya sampai
membuat Indriani Hadi merintih, melenguh dan mendesah tak karuan
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaah ..ssssssssssssshh
sssssssssshh ssssssssssshh .. hhhhh … aaaaaaaauuh .. huuuuh .. enaaaaaaak ..
teruuuuuuuuuuusss aaaaaaaaaaaaaaaaaah “ desis Indriani Hadi dengan tak karuan
itu, kedua tangannya kuat memegang kepalanya yang berjilbab, nafasnya semakin
memburu, tubuhnya yang telanjang dan hanya menyisakan jilbab itu semakin
membuat tubuhku semakin panas, kemolekan istri sakinah ini sudah dalam
kekuasaanku.