Perkenalkan namaku Adit, umurku saat ini 45 tahun, aku sudah mempunyai istri dan dikaruniai tiga anak. Aku sendiri yang dulunya sibuk kerja sekarang sudah mengurangi jam kerjaku karena aku lebih ingin berhubungan intim dengan istriku karena aku ingin segera mempunyai kegiatan lain setelah aku mengurangi pekerjaanku, malah gentian istriku yang sibuk dengan pekerjaanya. Dia sekarang bekerja disuatu perusahaan marketing terbesar yang menjadikan istriku sering pulang malam dan sering keluar kota. Karena kepercayaanku yang sangat pada istriku maka aku tidak menaruh curiga sama sekali, karena juga tidak ada perubahan sifat dari istriku dan setiap kali aku minta dilayani diranjang, istriku pun melayaniku dengan sangat bergairah. Cerita Sex Sekali Mendayung Ibu Dan Anak Kudapatkan - Dulunya rumahku tidak ada pembantu karena itriku juga tidak terlalu sibuk dan urusan rumah tangga diselesaikan semua oleh istriku. Tapi setelah istriku sibuk dengan kerjaannya dan sering luar kota, aku minta istriku untuk mencari pembantu. Dan setelah kita menbicarakannya akhirnya istriku menyetujuinya. Lalu kita meminta tolong kepada seorang teman, dan tak berapa lama akhirnya aku mendapatkan kabar ada seorang pembantu tapi kata temanku pembantu itu meminta anaknya juga ikut tinggal di rumahku. Setelah aku membicarakan dengan istriku, akhirnya istriku mengijinkan karena kesibukan istriku yang terlalu padat.
Akhirnya aku menghubungi temanku dan
menyetujuinya, dan aku meminta segera pembantu itu diantarkan kerumahku.
Keesoakan harinya datanglah 2 pembantu yang belum terlalu tua namanya nursyfa
dan anaknya yang masih muda Santi. Ibu dan anak ini memiliki tubuh yang
bahenol, walaupun kulitnya gak begitu putih tapi nursyfa dan santi kulitnya
bersih seperti perawatan alami. Dan sesampainya dirumah aku dan istriku
menyambutnya. Istriku memberitahukan apa saja yang harus dikerjakan dan apa
saja yang menjadi tanggung jawab. Dan setelah nursyfa dan santi memahami
keinginan istriku, kemudian diantarkannya nursyfa dan santi ke kamarnya oleh
istriku. Karena hari pertama mereka bekerja, istriku meminta kerja yang
ringan-ringan saja dulu, sebelum akhirnya terbiasa. Setelah memberi arahan
kepada fitri dan sri, istriku lalu berpamian kepadaku untuk berangkat
bekerja.
Setelah istriku
berangkat bekerja, fitri dan sri lalumulai mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka
membagi pekerjaan, yang fitri mencuci piring dibelakang dan sri mengepel lantai.
Saat sri mnegepel aku memandangi lekuk tubuhnya yang bahenol. Kulitnya
kecoklatan, tubuhnya seksi, payudaranya sekitar 34B terihat sangat padat
terlihat dari luar daster yang ia kenakan, sesaat aku menelan ludah sambil
terus memandanginya. Setelah beberapa lama aku memandangi tubuh Sri, aku
mencoba kebelakang dan melihat fitri yang sekarang sedang mencuci baju. Saat
itu aku lihat fitri juga menggunakan daster pendeknya, saat aku lihat fitri
menyikapkan dasternya dan terlihatlah pupunya yang putih mulus. Sambil fitri
mengucek baju, terlihat payudaranya bergandulan maju mundur, aku yang
melihatnya menjadi gemesan pengen meremasnya, Besar sekali payudaranya sekitar
36B. Cerita Sex Selingkuh
Setelah hari itu aku menjadi berpikiran
yang aneh-aneh, dalam setiap malamku aku selalu ingin menyetubuhi kedua orang
itu (fitri san sri). Tapi aku belum mendapatkan kesempatan yang pas untuk
melakukan hal itu. Aku berpikir akan menunggu kalau istriku sedang keluar kota.
Setelah itu setiap aku dirumah aku hanya bisa memandangi kedua pembantuku itu
dengan mencuri-curi pandang dari istriku. Dan tibalah waktu yang aku
nanti-nantikan sejak seminggu yang lalu, suatu malam saat aku dan istriku
sedang berada dikamar, dia mendapatkan telpon dari atasannya dan menyuruhnya
agar besok pagi keluar kota untuk mengurus suatu hal. Aku yang berada
disampingnya, mendengar percakapannya menyambutnya dengan rasa senang hati
walaupun aku tidak mengekpresikannya didepan istriku. Setelah telponnya mati,
istriku meminta ijin kepadaku untuk keluar kota selama 2 hari. Semula aku
berlagak menahan istriku tapi istriku juga tak bisa menolak tugas yang
diberikan kepadanya dan akhirnya aku pun mengijinkannya dengan janji kalau sudah
selesai harus cepat pulang dan langsung mengambil cuti 2 hari juga, istriku
menyetujuinya dan kami langsung tertidur.
Keesokan harinya setelah makan pagi,
istriku lalu berpamitan untuk pergi dan aku mengantarkannya sampai depan pintu
rumah. Aku kemudian masuk rumah untuk bersantai, sebelum bersantai aku
mengambil es jus dibelakang. Aku melihat Nursyifa yang sedang berdiri di dapur
membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil. Aku tertegun
melihat tubuh fitri yang mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis
sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam
menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang
terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku
merasa tersedak seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh
fitri yang indah itu. Tiba- tiba fitri berbalik dan kaget melihatku yang baru
saja membayanginya.
“Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.” “Eh.. fit
boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke
saya.” “Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah.” Akhirnya aku duduk
di meja makan sementara fitri menceritakan sejarah hidupnya sambil terus
bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau fitri
itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan sri dan dia
bercerai 2 tahun yang lalu karena suaminya yang suka mabuk, judi, main
perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung
Nur ada bekas tusukan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara fitri
seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu
dia bercerita.
Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh fitri.
“Sudah, fit.. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenang di sini
bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu
harus mengingat lagi.” “Iya.. Pak.. saya dan sri.. berterima kasih sekali..
Bapak dan Ibu baik.. pada kami.” “Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus..
nanti sri pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis.” fitri menangis dalam
rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu
yang lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat gejolak
nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku
yang membuat dirinya gelagapan. “Aaahh.. Bapak!” Tapi kemudian dia membalas
kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang membuat
aku makin berani. “Pak.. sshh..” “Kenapa.. fit..?” “Tidak.. Pak.. aahh.. tidak
apa-apa.” Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yang padat lalu kutarik ke
bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan
lembut sampai vaginanya tersentuh.
Fitri mulai bergelinjang, dia membalas
dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya,
kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah. “Aahh..
Pak, enak sekali deh..” “fit.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!” “Saya sih
mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?” “Ah, ibu khan lagi ke Jogja,
lagi pulangnya kan hari Selasa.” Kugiring fitri ke kamarku, sampai di kamar
kututup pintu dan langsung kusuruh fitri untuk menanggalkan pakaiannya. fitri
langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia
bugil. Yang agak mengagetkanku karena keindahan tubuh fitri. fitri dengan
tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yang kencang dan montok dibungkus kulit
yang putih bersih, pinggul fitri agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan
padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan
tidak bisa menelan ludahku.
“Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh fitri.” “fit,
tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu.” “Ah, masa sih Pak?” “Iya fit,
tahu gitu kamu saja yang jadi Ibu deh.” “Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau fitri
jadi Ibu, fitri mau kok jadi ibu ke dua.” Aku langsung menanggalkan pakaianku
dan batang kemaluanku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri fitri
langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil fitri meraba-raba
batang kemaluanku lalu dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan
jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke
tempat tidur. “fit, kamu mau nggak hisap Penis saya, saya jilatin vaginamu.” fitri hanya mengangguk lalu kami ambil posisiseperti angka 69. Batang kemaluanku
sudah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sambil
sesekali dikocoknya. Liang vaginanya sudah kujilati dengan lembutnya, vaginanya
mengeluarkan bau harum yang wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika
biji klitorisnya terjilat.
Hampir 10 menit lamanya ketika keluar
cairan putih kental membasahi liang vagina itu dan langsung kutelan habis.
“Aaakkhh.. aakkhh..” rintih fitri kelojotan. Tapi lima menit kemudian giliranku
yang kelojotan karena keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka fitri
tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis lalu “helm” dan batangku
dibersihkan denganlidahnya. Setelah itu, aku merubah posisi, aku berbaring
sedangkan fitri kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya
menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke liang vaginanya. Tapi karena liang
vagina fitri yang sudah lama tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit
sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru vagina itu tertembus
batang kemaluanku. “Blleess.. jlebb.. jlebb..” Kulihat fitri agak menahan nafas
karena batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya. “Heekkh..
heekkhh. Punya Bapak gede banget sih Pak, tapi fitri suka deh rasanya
sodokannya sampai perut fitri.”
Tubuh fitri dinaik-turunkan dan sesekali
berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. “fitri,
vaginamu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh vaginamu, terus terang
Bapak barukali ini merasakannya, fitri enak sekali.” Setengah jam kemudian, aku
merubah posisi dengan batang kemaluanku masih di dalam vagina fitri, aku duduk
dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan
kaki fitri menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku
jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk vaginanya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak
enakan gaya gini.” Payudaranya yang mancung dan puting yang agak kecoklatan
sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot. 15 menit kemudian kami ganti posisi
lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang vaginanya kusodok oleh batang
kemaluanku dari belakang, fitri menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku
masuk lebih dalam lagi ke vagina fitri yang hampir 15 menit kemudian fitri
menjerit.
“Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, fitri keluar nih.. akhh.. sshh..” Keluarlah cairan dari vagina fitri yang membasahi dinding vaginanya dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku. “fit.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..” ” Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua.” “Crroott.. croott.. crroott..” Keluarlah cairanku membasahi liang vagina fitri, karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha fitri. Lalu kulepaskan batangku dari vaginanya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku.
Lima menit kemudian yang sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamar tidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh fitri keluar kamarku yang rupanya sri ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah. Malam harinya setelah sri tertidur, fitri kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencari fitri, tapi yang aku temukan hanya sri yang sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi fitri pergi berbelanja ke pasar.
Setelah mandi kutemani Sri yang lagi duduk di
karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa. “Sri.. gimana sekolah
kamu..?” “Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum.” “Mmm, ya sudah kamu
belajar yang rajin yah, biar Ibu kamu bangga.” “Pak, boleh Sri tanya?” “Iya,
kenapa Sri..?” “Kemarin ketika Sri pulang sekolah, Sri kan cari ibu Sri, pas
buka kamar Bapak, Sri melihat Bapak dan ibu Sri lagi telanjang terus Sri lihat
kalau Ibu Sri ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yang
masuk ke badan ibu Sri, maaf yach Pak, Sri lancang. Mama fitri lagi diapain sih
sama Bapak?” “Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang.” “Iya Pak, tapi
kok Mama fitri kayaknya keenakan ya. Sri jadi kepingin dech Pak kayak ibu Sri.”
“Kamu serius Sri, kamu mau?” “Iya Pak.”
Kulihat Sri tersipu malu menjawab
pertanyaan dariku, sementara rok Sri tersingkap sewaktu duduknya bergeser
sehingga pahanya yang putih mulus terlihat oleh mataku yang membuatku langsung
terangsang. Kusuruh Sri duduk dipangkuanku. “Sri, sini kamu duduk di pangkuan
Bapak.” Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan
kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan batang kemaluanku yang sudah
menegang, sebelum Sri duduk di pangkuanku, celana dalamnya yang putih
kuturunkan sehingga vagina mungil putih bersih milik gadis 16 tahun ini ada di
hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi bulu-bulu halus
dan langsung kujilat dengan lembutnya. Sri memegang kepalaku dan tubuhnya
menggeliat. “Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali.” Vagina Sri yang masih
muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Sri pun makin
menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Sri mulai kejang-kejang dan basahlah
vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu
kutelan habis.
“Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar nih
dari tempat pipis Sri.. eugh.. eugh..” Tubuh Sri langsung lemas tak berdaya,
cepat-cepat kupangku. Batang kemaluanku yang mengeras kutempelkan pada
vaginanya yang basah. Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yang dikenakan Sri
kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yang tipis, payudara Sri yang
baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di
mukaku terpampang payudara yang baru mekar ditutupi kulit yang putih bersih
dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat,
kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras.
Sementara Santi masih tertidur lemas, batang
kemaluanku yang sudah menempel di vagina Sri yang masih sempit kusodok-sodokkan
agar masuk, karena vagina itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka
vagina itu, kuputar kedua jariku sehingga vagina itu agak melebar dan basah.
Setelah itu kucoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke
vagina Santi yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku.
Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm batanganku ke vagina Sri. Sri
mulai tersadar ketika batanganku menyodokvaginanya, dia pun menjerit kesakitan.
“Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Sri.. sakit
awww.. aawww..” “Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya..
sebentar lagi..” Kupeluk tubuh Santi dan menenangkannya dari rasa sakit pada
vaginanya yang robek oleh batang kemaluan milikku yang memang super besar.
Sodokkanku pada vagina Sri kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit
kemudian Sri merasakan kenikmatan. “Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang
tidak sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh..” Hampir setengah jam
kemudian tiba- tiba Sri mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya berikut tetesan
darah dan langsung tubuh Sri lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku
telah membobol keperawanan Sri. “Arrgghh.. Pak.. Sri.. lemmaass..” Aku agak
kaget juga melihat keadaan Sri yang secara tidak sengaja kubobol keperawanannya
tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Sri yang sudah
berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan
derasnya memasuki liang vagina Sri hingga meluber ke pahaku. “Crroot..
crroott..” “Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. vagina.. gadis ini..” Langsung
kucabut batang kemaluanku dari vagina Sri dan kubaringkan Sri yang pingsan di
Sofa.
Sisa cairan yang masih melekat di vagina Sri
kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Sri dan
kubiarkan Sri yang masih pingsan tidur di Sofa, aku lalu membersihkan badanku
sendiri. Sepuluh menit kemudian fitri, datang dari pasar sedangkan aku sudah
memakai baju lagi. Sejak saat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah,
dengan fitri jika istriku pergi dan Sri sekolah, dengan Sri jika istriku dan fitri
pergi.
Memang benar –benar sempurna ketiga memek itu
selalu mengisi hari-hariku dalam menuntaskan hasrat birahi yang setiap hari
menghantui diriku.