BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Ibu dan anak sama-sama nikmat

 

Perkenalkan namaku Adit, umurku saat ini 45 tahun, aku sudah mempunyai istri dan dikaruniai tiga anak. Aku sendiri yang dulunya sibuk kerja sekarang sudah mengurangi jam kerjaku karena aku lebih ingin berhubungan intim dengan istriku karena aku ingin segera mempunyai kegiatan lain setelah aku mengurangi pekerjaanku, malah gentian istriku yang sibuk dengan pekerjaanya. Dia sekarang bekerja disuatu perusahaan marketing terbesar yang menjadikan istriku sering pulang malam dan sering keluar kota. Karena kepercayaanku yang sangat pada istriku maka aku tidak menaruh curiga sama sekali, karena juga tidak ada perubahan sifat dari istriku dan setiap kali aku minta dilayani diranjang, istriku pun melayaniku dengan sangat bergairah.  Cerita Sex Sekali Mendayung Ibu Dan Anak Kudapatkan - Dulunya rumahku tidak ada pembantu karena itriku juga tidak terlalu sibuk dan urusan rumah tangga diselesaikan semua oleh istriku. Tapi setelah istriku sibuk dengan kerjaannya dan sering luar kota, aku minta istriku untuk mencari pembantu. Dan setelah kita menbicarakannya akhirnya istriku menyetujuinya. Lalu kita meminta tolong kepada seorang teman, dan tak berapa lama akhirnya aku mendapatkan kabar ada seorang pembantu tapi kata temanku pembantu itu meminta anaknya juga ikut tinggal di rumahku. Setelah aku membicarakan dengan istriku, akhirnya istriku mengijinkan karena kesibukan istriku yang terlalu padat. 


 Akhirnya aku menghubungi temanku dan menyetujuinya, dan aku meminta segera pembantu itu diantarkan kerumahku. Keesoakan harinya datanglah 2 pembantu yang belum terlalu tua namanya nursyfa dan anaknya yang masih muda Santi. Ibu dan anak ini memiliki tubuh yang bahenol, walaupun kulitnya gak begitu putih tapi nursyfa dan santi kulitnya bersih seperti perawatan alami. Dan sesampainya dirumah aku dan istriku menyambutnya. Istriku memberitahukan apa saja yang harus dikerjakan dan apa saja yang menjadi tanggung jawab. Dan setelah nursyfa dan santi memahami keinginan istriku, kemudian diantarkannya nursyfa dan santi ke kamarnya oleh istriku. Karena hari pertama mereka bekerja, istriku meminta kerja yang ringan-ringan saja dulu, sebelum akhirnya terbiasa. Setelah memberi arahan kepada fitri dan sri, istriku lalu berpamian kepadaku untuk berangkat bekerja. 

Setelah istriku berangkat bekerja, fitri dan sri lalumulai mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka membagi pekerjaan, yang fitri mencuci piring dibelakang dan sri mengepel lantai. Saat sri mnegepel aku memandangi lekuk tubuhnya yang bahenol. Kulitnya kecoklatan, tubuhnya seksi, payudaranya sekitar 34B terihat sangat padat terlihat dari luar daster yang ia kenakan, sesaat aku menelan ludah sambil terus memandanginya. Setelah beberapa lama aku memandangi tubuh Sri, aku mencoba kebelakang dan melihat fitri yang sekarang sedang mencuci baju. Saat itu aku lihat fitri juga menggunakan daster pendeknya, saat aku lihat fitri menyikapkan dasternya dan terlihatlah pupunya yang putih mulus. Sambil fitri mengucek baju, terlihat payudaranya bergandulan maju mundur, aku yang melihatnya menjadi gemesan pengen meremasnya, Besar sekali payudaranya sekitar 36B. Cerita Sex Selingkuh

 Setelah hari itu aku menjadi berpikiran yang aneh-aneh, dalam setiap malamku aku selalu ingin menyetubuhi kedua orang itu (fitri san sri). Tapi aku belum mendapatkan kesempatan yang pas untuk melakukan hal itu. Aku berpikir akan menunggu kalau istriku sedang keluar kota. Setelah itu setiap aku dirumah aku hanya bisa memandangi kedua pembantuku itu dengan mencuri-curi pandang dari istriku. Dan tibalah waktu yang aku nanti-nantikan sejak seminggu yang  lalu, suatu malam saat aku dan istriku sedang berada dikamar, dia mendapatkan telpon dari atasannya dan menyuruhnya agar besok pagi keluar kota untuk mengurus suatu hal. Aku yang berada disampingnya, mendengar percakapannya menyambutnya dengan rasa senang hati walaupun aku tidak mengekpresikannya didepan istriku. Setelah telponnya mati, istriku meminta ijin kepadaku untuk keluar kota selama 2 hari. Semula aku berlagak menahan istriku tapi istriku juga tak bisa menolak tugas yang diberikan kepadanya dan akhirnya aku pun mengijinkannya dengan janji kalau sudah selesai harus cepat pulang dan langsung mengambil cuti 2 hari juga, istriku menyetujuinya dan kami langsung tertidur. 

 Keesokan harinya setelah makan pagi, istriku lalu berpamitan untuk pergi dan aku mengantarkannya sampai depan pintu rumah. Aku kemudian masuk rumah untuk bersantai, sebelum bersantai aku mengambil es jus dibelakang. Aku melihat Nursyifa yang sedang berdiri di dapur membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil. Aku tertegun melihat tubuh fitri yang mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh fitri yang indah itu. Tiba- tiba fitri berbalik dan kaget melihatku yang baru saja membayanginya.

 “Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.” “Eh.. fit boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke saya.” “Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah.” Akhirnya aku duduk di meja makan sementara fitri menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau fitri itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan sri dan dia bercerai 2 tahun yang lalu karena suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Nur ada bekas tusukan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara fitri seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita.

 Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh fitri. “Sudah, fit.. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenang di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi.” “Iya.. Pak.. saya dan sri.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami.” “Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti sri pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis.” fitri menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yang membuat dirinya gelagapan. “Aaahh.. Bapak!” Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang membuat aku makin berani. “Pak.. sshh..” “Kenapa.. fit..?” “Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa.” Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yang padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai vaginanya tersentuh.

 Fitri mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya, kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah. “Aahh.. Pak, enak sekali deh..” “fit.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!” “Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?” “Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.” Kugiring fitri ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh fitri untuk menanggalkan pakaiannya. fitri langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yang agak mengagetkanku karena keindahan tubuh fitri. fitri dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yang kencang dan montok dibungkus kulit yang putih bersih, pinggul fitri agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tidak bisa menelan ludahku.

“Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh fitri.” “fit, tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu.” “Ah, masa sih Pak?” “Iya fit, tahu gitu kamu saja yang jadi Ibu deh.” “Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau fitri jadi Ibu, fitri mau kok jadi ibu ke dua.” Aku langsung menanggalkan pakaianku dan batang kemaluanku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri fitri langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil fitri meraba-raba batang kemaluanku lalu dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke tempat tidur. “fit, kamu mau nggak hisap Penis saya, saya jilatin vaginamu.” fitri hanya mengangguk lalu kami ambil posisiseperti angka 69. Batang kemaluanku sudah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sambil sesekali dikocoknya. Liang vaginanya sudah kujilati dengan lembutnya, vaginanya mengeluarkan bau harum yang wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika biji klitorisnya terjilat.



 Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi liang vagina itu dan langsung kutelan habis. “Aaakkhh.. aakkhh..” rintih fitri kelojotan. Tapi lima menit kemudian giliranku yang kelojotan karena keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka fitri tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis lalu “helm” dan batangku dibersihkan denganlidahnya. Setelah itu, aku merubah posisi, aku berbaring sedangkan fitri kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke liang vaginanya. Tapi karena liang vagina fitri yang sudah lama tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru vagina itu tertembus batang kemaluanku. “Blleess.. jlebb.. jlebb..” Kulihat fitri agak menahan nafas karena batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya. “Heekkh.. heekkhh. Punya Bapak gede banget sih Pak, tapi fitri suka deh rasanya sodokannya sampai perut fitri.”

 Tubuh fitri dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. “fitri, vaginamu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh vaginamu, terus terang Bapak barukali ini merasakannya, fitri enak sekali.” Setengah jam kemudian, aku merubah posisi dengan batang kemaluanku masih di dalam vagina fitri, aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan kaki fitri menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk vaginanya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini.” Payudaranya yang mancung dan puting yang agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot. 15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang vaginanya kusodok oleh batang kemaluanku dari belakang, fitri menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke vagina fitri yang hampir 15 menit kemudian fitri menjerit.



“Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, fitri keluar nih.. akhh.. sshh..” Keluarlah cairan dari vagina fitri yang membasahi dinding vaginanya dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku. “fit.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..” ” Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua.” “Crroott.. croott.. crroott..” Keluarlah cairanku membasahi liang vagina fitri, karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha fitri. Lalu kulepaskan batangku dari vaginanya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku.

  Lima menit kemudian yang sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamar tidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh fitri keluar kamarku yang rupanya sri ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah. Malam harinya setelah sri tertidur, fitri kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencari fitri, tapi yang aku temukan hanya sri yang sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi fitri pergi berbelanja ke pasar.



 

 Setelah mandi kutemani Sri yang lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa. “Sri.. gimana sekolah kamu..?” “Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum.” “Mmm, ya sudah kamu belajar yang rajin yah, biar Ibu kamu bangga.” “Pak, boleh Sri tanya?” “Iya, kenapa Sri..?” “Kemarin ketika Sri pulang sekolah, Sri kan cari ibu Sri, pas buka kamar Bapak, Sri melihat Bapak dan ibu Sri lagi telanjang terus Sri lihat kalau Ibu Sri ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yang masuk ke badan ibu Sri, maaf yach Pak, Sri lancang. Mama fitri lagi diapain sih sama Bapak?” “Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang.” “Iya Pak, tapi kok Mama fitri kayaknya keenakan ya. Sri jadi kepingin dech Pak kayak ibu Sri.” “Kamu serius Sri, kamu mau?” “Iya Pak.”

 Kulihat Sri tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Sri tersingkap sewaktu duduknya bergeser sehingga pahanya yang putih mulus terlihat oleh mataku yang membuatku langsung terangsang. Kusuruh Sri duduk dipangkuanku. “Sri, sini kamu duduk di pangkuan Bapak.” Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan batang kemaluanku yang sudah menegang, sebelum Sri duduk di pangkuanku, celana dalamnya yang putih kuturunkan sehingga vagina mungil putih bersih milik gadis 16 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dengan lembutnya. Sri memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat. “Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali.” Vagina Sri yang masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Sri pun makin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Sri mulai kejang-kejang dan basahlah vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu kutelan habis.



   “Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar nih dari tempat pipis Sri.. eugh.. eugh..” Tubuh Sri langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Batang kemaluanku yang mengeras kutempelkan pada vaginanya yang basah. Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yang dikenakan Sri kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yang tipis, payudara Sri yang baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampang payudara yang baru mekar ditutupi kulit yang putih bersih dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras.

  Sementara Santi masih tertidur lemas, batang kemaluanku yang sudah menempel di vagina Sri yang masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena vagina itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka vagina itu, kuputar kedua jariku sehingga vagina itu agak melebar dan basah. Setelah itu kucoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke vagina Santi yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm batanganku ke vagina Sri. Sri mulai tersadar ketika batanganku menyodokvaginanya, dia pun menjerit kesakitan. “Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Sri.. sakit awww.. aawww..” “Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..” Kupeluk tubuh Santi dan menenangkannya dari rasa sakit pada vaginanya yang robek oleh batang kemaluan milikku yang memang super besar.

Sodokkanku pada vagina Sri kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Sri merasakan kenikmatan. “Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tidak sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh..” Hampir setengah jam kemudian tiba- tiba Sri mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya berikut tetesan darah dan langsung tubuh Sri lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku telah membobol keperawanan Sri. “Arrgghh.. Pak.. Sri.. lemmaass..” Aku agak kaget juga melihat keadaan Sri yang secara tidak sengaja kubobol keperawanannya tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Sri yang sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang vagina Sri hingga meluber ke pahaku. “Crroot.. crroott..” “Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. vagina.. gadis ini..” Langsung kucabut batang kemaluanku dari vagina Sri dan kubaringkan Sri yang pingsan di Sofa.

  Sisa cairan yang masih melekat di vagina Sri kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Sri dan kubiarkan Sri yang masih pingsan tidur di Sofa, aku lalu membersihkan badanku sendiri. Sepuluh menit kemudian fitri, datang dari pasar sedangkan aku sudah memakai baju lagi. Sejak saat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah, dengan fitri jika istriku pergi dan Sri sekolah, dengan Sri jika istriku dan fitri pergi.

 

  Memang benar –benar sempurna ketiga memek itu selalu mengisi hari-hariku dalam menuntaskan hasrat birahi yang setiap hari menghantui diriku.