Pada hari Minggu,
"Hallo?", kataku ketika telepon sudah tersambung. "Hallo?",
terdengar suara wanita menjawab. "Ini pasti kokom, ya? Saya adit..",
kataku. "O, om adit.. Apa kabar?", tanya kokom ramah. "Baik,
Bu.. Bisa bicara dengan Pak Yoga, Bu?", tanyaku. "Suami saya sejak
kemarin malam pergi ke bandung, om..", kata kokom "O begitu ya, Bu..
Well, kalo begitu saya pamit mundur saja, Bu..", kataku cepat.
"Sebentar, om!", kata kokom menyela. "Ya ada apa, Bu?",
tanyaku. "Tidak ada apa-apa kok, om. Hanya saja rasanya kita sudah lama
tidak pernah bertemu", katanya. "Betul sekali, Bu. Kebetulan saja
saat ini sebetulnya saya ada perlu dengan Pak Yoga tentang masalah bisnis kami,
Bu", kataku. "Ada yang bisa saya bantu, om?", tanya kokom
serius. "Mm.. Kayaknya tidak ada, Bu. Terima kasih..", kataku lagi.
"Sekarang om adit sedang dimana?", tanyanya kian melebar. "Saya
sedang di jalan, Bu. Tadinya mau ke rumah Ibu. Tapi ternyata Pak Yoga tidak ada
di rumah..", kataku seadanya. "Kesini saja dulu, om!", ajak kokom
"Gimana, ya?", kataku ragu. "Ayolah, om Teman suami saya berarti
teman saya juga. Please..", pintanya.
"Baiklah, saya akan mampir
sebentar..", kataku setelah berpikir sejenak. "Okay.. Saya tunggu, om.
Bye", kata kokom sambil menutup telepon. Segera aku menuju ke rumah Yoga,
teman bisnisku. Di teras sebuah rumah Indah, tampak seorang wanita tersenyum ketika
aku mendekat. kokom, sekitar 32 tahun, wajah lumayan enak dipandang. Kulit
putih, postur tubuh sedang saja. Yang membuatku suka adalah tubuhnya yang seksi
terawat. Aku kenal dia sekitar tiga tahun yang lalu ketika aku mengantar Yoga
suaminya, pulang dari urusan bisnis. "Silahkan masuk, om", katanya
sambil membuka pintu rumahnya. "Terima kasih", kataku sambil duduk di
ruang tamu. "Mau minum apa, om?', tanyanya sambil tersenyum manis.
"Apa saja boleh, Bu..", jawabku sambil membalas senyumannya.
"Baiklah..", katanya sambil membalikkan badan dan segera melangkah ke
dapur. Mataku tak berkedip melihat penampilan kokom pagi itu. Dengan memakai
kaos tank-top serta celana pendek ketat/hot span, membuat mataku dengan jelas
bisa melihat mulusnya punggung serta bentuk dan lekuk paha serta pantat kokom yang
bulat padat bergoyang ketika dia berjalan. "Maaf kelamaan..", kata kokom
sambil membungkuk menyajikan minuman di meja. Saat itulah dengan jelas terlihat
buah dada Novianti yang cukup besar. Darahku berdesir karenanya. "Silakan
diminum..", katanya sambil duduk. Kembali mataku selintas melihat
selangkangan kokom yang jelas menampakkan menggembungnya bentuk memek kokom.
"Iya.. Iya.. Terima kasih..", kataku sambil meneguk minuman yang
disajikan. "Sudah lama sekali ya kita tak bertemu..", kata kokom
membuka percakapan. "Betul, Bu. Sudah sekitar enam bulan saya tidak
kesini..", jawabku. "Senang rasanya bisa bertemu om adit
lagi..", kata kokom tersenyum sambil menyilangkan kakinya. Kembali mataku
disuguhi pemandangan yang indah. Bentuk paha indah kokom membuat darahku
berdesir kembali. Ini perempuan kayaknya bisa juga.., pikiranku mulai kotor.
"Hei! Om adit lihat apa?", tanya kokom tersenyum ketika melihat
mataku tertuju terus ke pahanya. "Eh.. Mm.. Tidak apa-apa, Bu..",
jawabku agak kikuk. "Hayoo.. Ada apa?", kata kokom lagi sambil
tersenyum lebar. Aku suka tatapan matanya yang terkesan binal. "Saya suka
lihat bentuk tubuh Ibu, jujur saja..", kataku memancing. "Memangnya
kenapa dengan tubuh saya?", tanyanya sambil matanya menatap tajam mataku.
"Mm.. Nggak ah.. Nggak enak mengatakannya..", jawabku agar dia penasaran.
"Tidak enak kenapa? Ayo dong om..", katanya penasaran. "Sudah
ah, Bu.. Malu sama orang.", kataku sambil tersenyum. "Iihh! Om adit bikin gemes deh..", katanya sambil
bangkit lalu menghampiri dan duduk di sebelahku. "Saya cubit nih ..! Ayo
dong katakan apa?", katanya sambil mencubit pelan tanganku. "Yee..
Ibu ternyata agresif juga ya?!", kataku sambil tertawa. "Tapi suka,
kan?", katanya manja. "Iya sih..", kataku mulai berani karena
melihat gelagat kokom seperti itu. "Kalau begitu, ayo dong om kasih tahu
ada apa dengan tubuh saya?", tanya kokom agak berbisik sambil tangannya
ditumpangkan di atas pahaku. Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya tersenyum
sambil mataku tajam menatap matanya. "Ihh, kenapa om tak mau jawab
sih?", suara kokom terdengar pelan sementara matanya menatap mataku.
Beberapa saat mataku dan mata kokom saling bertatapan tanpa bicara. Sedikit
demi sedikit kudekatkan wajahku ke wajahnya. Terdengar jelas nafas kokom menjadi
agak cepat disertai remasan tangannya di pahaku ketika bibirku hampir
bersentuhan dengan bibirnya. "Tubuh Ibu seksi..", bisikku sambil
menempelkan bibirku ke bibir merahnya. "Mmhh..", desahnya ketika
kukecup dan kulumat perlahan bibirnya. Tak kusangka Novianti membalas lumatan
bibirku dengan sangat panas dan liar. Lumatan bibir, hisapan dan permainan
lidahnya benar-benar membuatku bergairah. Apalagi ketika tangan kokom dengan
berani langsung memegang dan meremas celana bagian depanku yang sudah mulai
menggembung. "Mmhh..", desahnya ketika tanganku mulai meraba buah
dadanya yang cukup besar menantang. "Kita pindah ke kamar saja, om..",
bisiknya sambil bangkit dan menarik tanganku. "Oke..", jawabku sambil
meremas pantatnya. Segera kuikuti Novianti ke kamarnya sambil sesekali memegang
dan meremas pantatnya. Di dalam kamar. kokom tanpa segan lagi langsung melepas
semua pakaiannya hingga dengan jelas aku bisa menyaksikan betapa seksinya tubuh
dia. Aku suka buah dadanya yang cukup besar dengan puting susu kecil berwarna
agak coklat. Apalagi ketika melihat memeknya yang dihiasi bulu yang tak terlalu
banyak tapi rapi. "Ayo dong lekas buka pakaiannya..", kata kokom ketika
melihatku belum membuka pakaian. "Tubuh Ibu sangat bagus..", kataku
tersenyum sambil membuka pakaianku. "Apa yang om suka?", tanya kokom
sambil menghampiri dan membantu membuka pakaianku. "Saya suka ini..",
kataku sambil meremas buah dadanya lalu meraba memeknya. "Ihh,
nakal..!!", katanya sambil memegang dan mengelus kontolku yang sudah mulai
tegang. Kurengkuh belakang kepalanya lalu segera kulumat bibirnya, kokom pun
segera membalas lumatanku sembari tangannya makin keras meremas kontolku.
"Uhh..", desah kokom ketika tanganku meremas buah dadanya dan
sesekali memainkan puting susunya. Sambil berdiri kami berciuman dan saling
raba apa pun yang mau diraba, saling remas apapun yang mau diremas. Sampai
beberapa saat kemudian, kudorong dan kurebahkan tubuh mulus telanjang kokom ke
atas ranjang. "Oww.. omm! Enakkhh..", desah kokom keras ketika
bibirku menyusuri belahan memeknya sementara tanganku memegang dan meremas buah
dadanya. "Ohh.. Ohh..", jerit kokom sambil menggelinjang ketika
lidahku menjilati kelentit dan lubang memeknya bergantian. Tubuh kokom makin
bergetar dan melengkung ketika sambil kujilat kelentitnya, kumasukkan jariku ke
lubang memeknya. Terasa di jariku jepitan- jepitan pelan lubang memeknya ketika
jariku kukeluarmasukkan perlahan. "Oohh..", jerit kokom makin keras
serta dengan keras menjambak kepalaku dan mendesakkan ke memeknya. "Aku
mau keluarrhh, omm..", jerit kokom sambil menggerakan dan mendesakkan
memknya ke mulutku. "Oohh!! Nikmaatthh..!!", jerit kokom ketika
mendapatkan orgasme, lalu tubuhnya melemah. Aku bangkit lalu kutindih tubuhnya.
"Bagaimana rasanya, Bu?", tanyaku sambil mengecup bibirnya. kokom
tidak menjawab pertanyaanku, tapi membalas kecupanku dengan lumatan ganas walau
mulutku masih basah oleh cairan memeknya sendiri. "Gantian, Pak..",
kata kokom sambil tersenyum lalu bangkit. "Mm.. Enak, Bu..", kataku
ketika kontolku dikocoknya sambil sesekali kokom menjilat kepala kontolku.
"Uhh..", desahku ketika terasa mulu t dan lidah kokom dengan hangat
melumat dan menghisap kontolku. Jilatan dan hisapan kokom sangat terasa nikmat.
Sangat lihay sepertinya kokom dalam hal ini. Apalagi ketika lidah kokom dengan
tanpa ragu menjilat lubang anusku berkali-kali sembari tangannya tak henti
mengocok kontol. Apalagi ketika ujung jarinya dimasukkan ke lubang anusku, lalu
mulutnya tak henti menjilat dan menghisap kontolku. "kokoomm.. Enakk
bangett..", kataku sambil terpejam lalu memegang kepalanya. Kemudian
kugerakkan kontolku keluar masuk mulutnya. "Uhh.. Enak sekali, kom..",
kataku sambil meremas rambut kokom. "Sudah deh.. Naik sini!",
pintaku. kokom menurut. Setelah menghentikan hisapannya, dia segera bangkit
lalu segera naik ke atas tubuhku. Kemudian dengan satu tangan dipegang kontolku
lalu diarahkannya ke lubang memeknya. Bless.. Tak lama memeknya sudah mulai
digerakkan ketika kontolku sudah masuk. "Sudah lama saya memimpikan bisa
bersetubuh dengan om adit..", kata kokom sambil tetap menggerakan
pinggulnya turun naik di atas kontolku. "Memangnya kenapa, Bu..
Mhh..", kataku sambil meremas kedua buah dadanya yang bergoyang seiring
gerakan tubuh kokom yang bergerak turun naik dengan cepat. "Mmhh..
Karena.. Mmhh.. Karena sejak pertama kita bertemu, saya sudah suka dengan om
adit. Saya tertarik pada om adit.. Mmhh..", kata kokom sambil mengecup
bibirku. Aku tersenyum lalu membalas kecupannya sambil meremas pantatnya.
"Ohh, omm.. Enak sekali rasanya..", bisik kokom sambil mempercepat
gerakannya. "Ohh.. Sayaanngg.. Ohh..", jerit kokom sambil tubuhnya
bergerak makin cepat seperti meronta. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! kokom
mencapai orgasme. "Ohh..", jerit kokom sambil mendekap erat tubuhku
sambil mendesakkan memeknya ke kontolku. Tubuhnya bergetar dan meronta
merasakan nikmat yang amat sangat. "Ohh.. omm.. Enak sekali..", bisik
kokom sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum sambil membalas kecupannya.
"Mau posisi apa, sayang?", tanya kokom sambil tetap berada di atas
tubuhku. "Posisi kesukaan kokom apa?", aku balik bertanya.
"Doggy style.. Mau?", tanya kokom sambil tersenyum lalu mengecup
bibirku. "Whatever you want..", jawabku. kokom bangkit lalu mulai
nungging di pinggir ranjang. Tampak jelas memeknya merekah merangsang.. Segera
kuarahkan kontolku ke lubang memeknya, lalu bless.. Bless.. Aku mulai memompa
kontolku dalam-dalam di memeknya. Rasanya sangat nyaman dan nikmat. "Ohh..
Enak banget memekmu..", kataku sambil meremas pantat kokom. "Mmhh..
Kapanpun om adit mau, akan saya berikan.. Mmhh..", kata kokom sambil
menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar mengimbangi pompaan
kontolku. "Remasshh.. Remass buah dada saya, omm..", desah kokom sambil
meremas buah dadanya sendiri. Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil
memompa kontol, tanganku segera memegang, meremas buah dada dan memainkan
puting susu kokom bergantian. "Ohh.. Ohh.. Nikmaatthh..", jerit lirih
kokom sambil memegang tanganku yang sedang meremas- remas buah dadanya.
"Ohh.. Enak sekali, sayang..", kataku sambil mempercepat gerakan
kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa
nikmat yang aku rasakan. "Keluarkan saja di dalam memekku, sayang..",
kata kokom sambil mempercepat goyangan pantatnya. Kupercepat kontolku keluar
masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan
kontolku ndalam-dalam ke memeknya.. Croott! Croott! Croott! Air maniku
menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman
kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke memeknya sampai kurasakan
air maniku habis keluar. Dan akhirnya aku merebahkan diri di samping tubuh
molek kokom. "om adit hebat.. Saya puas..", kata kokom sambil meraba
kontolku yang mulai lemas. "Ibu juga hebat, memeknya sangat
nikmat..", kataku balas memuji. "Kapan pun om adit mau, saya akan
selalu penuhi keinginannya..", kata kokom sambil tersenyum lalu mengecup
bibirku. "Kapan pun Ibu perlu saya, just make a call..", kataku
sambil membalas kecupannya. "Saya mau mandi dulu, om.. Mau ikut?",
tanya kokom manja sambil bangkit dan turun dari ranjang. "Mandi bareng
wanita cantik siapa yang mau nolak?", kataku sambil bangkit pula.
"Ihh! Genit!", katanya sambil mencubit tanganku. "Kalau sudah
kena air dingin, bisa ada ronde kedua dong..", bisik kokom sambil memeluk
tubuh telanjangku. "Siapa takut..", jawabku sambil mengecup bibir
ranumnya,setelah pertemuan itu kami sering melakukannya di setiap ada
kesempatan