BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

asmaraku bersama kakak ipaku


Sekedar untuk mengingatkan para pembaca sekali lagi, namaku yanti. Aku sulung dari 5 bersaudara yang dua laki semuanya perempuan. Saat ini usiaku 31 tahun dan adik bungsuku anndy 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tidak ada yang menyangka kalau aku sudah memiliki 1 orang anak yaitu lia  5 tahun. Kalau kata suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan payudaraku yang berukuran 34B hingga terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body.
   aku teringat waktu dulu ketika masih serumah dengan adik iparku,aku sering melakukan
Percumbuanku dengan Hasan terus berlanjut tanpa pernah ada halangan yang benar-benar mengganggu, seperti jika suamiku datang dari kota tempat dia bekerja, atau "tamu" wanita yang datang rutin tiap bulannya. Setiap kali bercumbu dengannya aku selalu mendapatkan kenikmatan orgasme yang tak terhingga, mulai dari gaya yang baru sampai tempat-tempat yang selama ini tak pernah kukira akan dapat melakukan hubungan sex di sana hingga itu membuatku semakin merasa terikat dan sulit untuk dapat lepas darinya.

Salah satu tempat yang sangat berkesan olehku adalah saat kami berdua melakukannya di rumah orang tuaku. Itu semua berawal dari keberangkatan kedua orang tuaku kekota Bpp karena ada keluarga yang akan menikah, rencananya mereka akan menginap satu malam di sana. Atas permintaan Tita, aku dan kedua anakku diminta bermalam karena dia takut kalau harus sendirian. Selain itu atas izin ayah kami, Hasan diminta Tita untuk bermalam dan keberadaanku di sana bertindak untuk menjaga kalau sampai mereka kelepasan.

Ternyata Hasan memiliki kejutan yang dia persiapkan begitu mendengar kalau aku juga akan ikut bermalam di sana. Malam itu sekitar jam 20:10, kami baru saja selesai makan malam. Setelah menyikat gigi, aku menidurkan kedua anakku di kamar yang dulu kutempati. Setelah 10 menit aku yakin kalau kedua anakku telah tertidur pulas, aku mematikan lampu dan keluar pelan-pelan dari kamar itu.

Saat sampai di depan TV aku mencari Tita, tapi dia tidak ada di sana sementara Hasan sedang asyik di sofa sambil tidur-tiduran di sana. Lalu aku mencarinya di dapur, kuketuk pintu WC, di sana tidak ada juga. Akhirnya aku kembali ke ruang tengah.

"Geser dikit San.. Kamu lihat Tita nggak..?" tanyaku padanya.
"Sudah tidur Kak.." jawab Hasan sambil duduk.
"Tumben sudah pulas jam segini.. Biasanya juga jam 10" komentarku.

Hasan tersenyum mendengar perkataanku, lalu dia merapatkan posisi duduknya ke tubuhku. Sementara matanya menatap tajam ke arahku dari atas sampai ke bawah. Walau tahu sedang dipelototi aku pura-pura cuek sambil menonton TV.

Malam itu aku mengenakan T-shirt tipis tanpa lengan yang lebih mirip singlet warna putih dengan dalaman BH warna hitam. T-shirt itu agak longgar, tapi tidak dapat menyembunyikan bentuk lekukan yang menonjol di dadaku. Tipisnya kain T-shirt dan BH yang kupakai membuat bentuk puting susuku secara samar bisa terlihat. Dengan belahan dada T-shirt yang rendah membuat kedua payudaraku akan terlihat dengan jelas jika sedang membungkuk sedikit saja.

Bawahanku adalah celana ketat selutut yang juga warna putih. Celana ketat itu memamerkan keindahan garis tubuhku pada bagian bawah. Lekukan pinggul dan pantatku yang sekal tercetak secara nyata di celana yang kukenakan saat itu. Sebenarnya aku memakai semua itu untuk menyenangkan Hasan, tapi aku tak mau mengatakannya karena aku sengaja ingin membuatnya menjadi panas dingin. Selain itu aku tak ada rencana untuk bercinta dengannya karena kondisi yang kurang mendukung, apa mau dikata rencana tinggal rencana.

"Kakak seksi banget malam ini.. Aku jadi terangsang nih" bisik Hasan di telingaku sebelah kiri.
Ach kamu bias aja dech memuji kakak,jangan-jangan ada maunya nich??...ucapku sambil berbaring bersama hasan,tangan hasan mulai membelai rambutku ,terus turun ke buah dadaku,akupun diam sambil menikmati raba’an tangan adik iparku itu,ketika tangan hasan turun lagi ke bawah meraih selangkanganku,aku terkejut dan kaget lantas ku bilang
"Jangan San.. ini di rumah ayah.." aku menolak sambil mendorong dadanya dengan kedua tanganku.
"Nggak apa Kak.. Toh mereka juga nggak bakal tahu.." kata Hasan sambil meremas payudaraku.
"Mmmh.. Tapi.. Ada.. Tita di kamar.. Kalo dia.. Akkh.. Bangun.. Gimana..?" ujarku sambil mencoba menahan kedua tangannya yang mencoba menelusup ke dalam T-shirt yang aku kenakan.
"Tenang aja Kak.. Aku udah masukin obat tidur ke dalam teh yang dia minum tadi.. Kalo kakak nggak mau.. Aku tidur sama Tita aja dah.."

Mendengar perkataannya itu, aku kaget bukan kepalang. Selain masalah obat tidur, aku takut kalau Hasan akan benar-benar meniduri Tita malam ini. Selang beberapa waktu aku tenggelam dalam pikiranku, dan saat aku sadar ternyata tubuhku bagian atas tinggal tertutup oleh BH yang kaitannya telah terlepas.

"Oke San.. Kakak mau.. Tapi jangan disini.." pintaku pada Hasan.
"Terserah kakak aja.." kata Hasan sambil menghentikan kegiatannya.
"Setengah jam lagi kamu masuk ke kamar.. Kakak mau siap-siap dulu.."

Hasan mengangguk, lalu mengangkat tubuhnya yang sedang menindihku yang sudah setengah telanjang. Setelah mengenakan kembali BH dan T-Shirt yang tadi dipreteli oleh Hasan, aku langsung berdiri. Saat hendak melangkah, tiba-tiba Hasan merangkul pinggulku, kepalanya langsung tenggelam di pangkal pahaku sementara kedua tangannya meremas pantatku. Aku mendesah saat merasakan lidahnya yang menusuk-nusuk celana tipis yang kukenakan. Selang 5 menit kemudian Hasan melepaskan tubuhku dan membiarkan aku berjalan ke kamar.

Masuk ke kamar orang tuaku, pintu langsung kututup dan kulepaskan semua kain yang melekat di tubuhku kemudian dengan setengah berlari aku masuk ke toilet yang terdapat di kamar tersebut. Kuambil sabun sirih khusus untuk membersihkan alat vital wanita lalu kubersihkan kelaminku dengan sabun itu. Sekitar sepuluh menit kemudian aku keluar dan langsung duduk di meja rias ibuku. Kuperhatikan tubuhku di cermin, sepasang payudara berukuran 34B yang montok dan kenyal menggelantung indah dan menggairahkan. Kuturunkan mataku ke bawah, liang senggamaku yang merah terlihat dengan jelas tanpa terganggu oleh rambut kemaluan yang baru tumbuh pendek. Itu karena beberapa hari yang lalu rambut itu telah dicukur habis oleh suamiku.

Kuambil parfum khusus wanita milik ibu dan kusemprotkan ke beberapa bagian tubuh. Seluruh bagian leher, ketiak, payudara, perut dan paha. Semua itu adalah bagian tubuh yang biasa dijilat Hasan jika sedang mencumbuku. Tanpa mengenakan dalaman, kukenakan kimono tidur milik ibuku dan mengikat tali di pinggangnya. Kukecilkan volume cahaya kamar agar menjadi lebih romantis. Saat akan bercinta dengan suami saja aku tak pernah melakukan persiapan seperti saat itu, Hasan benar-benar telah membiusku. Setelah itu aku naik ke atas kasur. Kupeluk guling sambil menunggu Hasan masuk, aku merasa deg-degan seperti saat melalui malam pertamaku dengan suami.

Selang beberapa waktu kemudian kudengar pintu kamar diketuk, kupejamkan mata sambil bergulung ke arah kanan. Kemudian terdengar suara pintu dibuka lalu ditutup kembali, suara langkah kaki terdengar mendekat ke arahku. Hasan memanggil-manggil namaku, tapi aku pura-pura tertidur dan tak menjawabnya. Kurasakan kasur agak bergerak, rupanya Hasan sudah naik ke atasnya. Tangannya menyentuh bahuku dan menggoyangnya, aku masih berpura-pura tertidur.

Kemudian dia mengubah posisi tubuhku dengan menelentangkannya, guling yang sedang kupeluk diambilnya. Setelah itu terasa tali kimonoku ditariknya, dan saat Hasan membuka kimono yang kukenakan, hawa dingin ruangan menyengat tubuhku bagian depan. Tak ada gerakan setelah itu, tapi aku yakin kalau saat ini Hasan sedang memandangi tubuhku bagian depan yang sudah terbuka lebar.

Selama beberapa saat aku tidak merasakan ada gerakan, ini membuatku hendak membuka mata karena penasaran. Tiba-tiba aku merasakan angin hangat pada pangkal pahaku, kubuka mataku sedikit, ternyata angin hangat tadi disebabkan oleh Hasan yang bernafas di selangkanganku. Pasti dia sedang menikmati wangi sabun sirih yang kupakai barusan. Hembusan nafas dari hidungnya bertiup ke arah pintu liang vaginaku. Ini menimbulkan sensasi nikmat tersendiri dalam tubuhku.

Hasan terus menghembuskan nafasnya di bagian bawah perutku, rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu dan merangsang tubuhku. Aku mencoba bertahan dan melawan kenikmatan yang terus menyerang, tapi tubuhku berkata lain. Kurasakan ada cairan hangat yang mengalir keluar dari lubang kemaluanku, padahal Hasan hanya menghembuskan nafas saja tanpa melakukan penetrasi yang lain.

Seiring keluarnya cairan hangat dari liang kenikmatanku, udara hangat dari hidung Hasan mulai naik ke atas. Udara itu berputar-putar sejenak di lubang pusar, kemudian menjelajahi setiap jengkal kedua payudaraku, bergerak ke atas lagi hingga ke leher. Di sini dia bergerak bolak-balik dari kanan ke kiri. Semua perbuatan Hasan itu membuatku semakin terangsang dan hampir saja kehilangan kontrol, berkali-kali aku ingin mengerang saat hidungnya menggesek-gesek puting susuku.

"Sampai kapan mau tidur Kak..?" bisik Hasan di telinga kiriku sementara salah satu tangannya memelintir puting susuku sebelah kanan.
"Aucch.. Sshh.. Ampuun Saan.. Aku dah banguunn" erangku sambil membuka kedua kelopak mata.

Astaga ternyata Hasan sudah hanya mengenakan CD. Wajah Hasan tampak jelas sekali di hadapanku, ada senyum nakal penuh kemenangan di sana. Kubalas senyumnya dan dengan penuh hasrat kulingkarkan kedua tanganku di lehernya. Kutarik wajah Hasan lebih mendekat ke arahku sampai bibir kami berdua bertemu dan langsung beradu.

Bibir Hasan langsung saja melumat bibirku seakan ingin menelannya, lidahnya menusuk ke dalam rongga mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku tak mau kalah, kujulurkan lidahku untuk menggelitik rongga mulut Hasan, ia terpejam merasakan seranganku. Tapi dia tak membiarkan aku mengendalikan permainan kami malam itu, dia melepaskan ciumannya dari bibirku dan menciumi wajahku sesuka hati. Sesekali dia mengulum bibirku, lalu menjilati wajahku. Aku semakin mengeratkan rangkulan tanganku pada lehernya.

Ingin rasanya aku menjerit sekeras mungkin saat merasakan cumbuannya yang semakin liar saja, setelah menggerayang ke leher bibirnya terus turun hingga sampai ke atas payudaraku. Aku menahan nafas manakala bibirnya mulai menciumi kulit di seputar buah dadaku. Lidahnya menari-nari dengan bebas menelusuri kemulusan kulit sepasang payudaraku yang sekal dan menggairahkan. Nafas Hasan menderu semakin kencang disertai suara kecipak mulutnya yang dengan penuh hasrat melumat payudaraku yang montok seolah ingin merasakan setiap inci kekenyalannya.

Dari bibirku meluncur desisan dan rintihan nikmat, sementara tanganku meremas rambut Hasan dan menekan kepalanya ke dadaku. Rangsangan maha dahsyat menghajar tubuhku manakala bibir Hasan mulai menjilat dan mengulum puting susuku yang telah mengeras. Dengan lihai lidahnya menyapu seluruh permukaan putingku secara bergantian, aku mengerang halus tiap kali bibir Hasan berhenti di salah satu puting susuku. Kemudian ia mulai menyedot-nyedot putingku yang malang itu sebelum mengakhirinya dengan sebuah gigitan halus dan menariknya perlahan dengan giginya yang putih.

Saat Hasan melakukan itu, puting susuku yang lain tidak dibiarkannya menganggur begitu saja. Dengan nakal jari-jari tangan Hasan memilin dan memelintir puting susuku ini. Dan jika dia telah menggigit salah satu di antaranya, maka tangannya akan memencet puting yang lain dan menariknya dengan penuh gairah. Dan itu dilakukan Hasan bergantian kepada kedua puting susuku secara berulang-ulang. Perbuatannya itu makin membuatku lupa daratan dan serasa melayang-layang di awan."Saann..!" Jeritku lirih memanggil namanya saat untuk yang kesekian kali, puting susuku disedotnya kuat-kuat.

Aku menggelinjang kegelian. Hisapan itu nikmat luar biasa. Selangkanganku semakin basah dan meradang. Tubuhku menggeliat-geliat bagai ular kepanasan mengimbangi permainan lidah dan bibir Hasan di buah dadaku yang terasa semakin menggelembung keras.

"Oohh Kak.. Teteknya bagus banget.. Mmphh.. Wuih.. Montok banget.." rayu Hasan sambil terus memainkan sepasang payudaraku.

Tubuhku terus menyambut hangat setiap kecupan mesra bibirnya. Badanku melengkung dan dadaku kubusungkan untuk mengejar kecupan bibir Hasan. Lalu kudorong kepala Hasan ke bawah menyusur perutku. Dia mengerti dengan apa yang kuinginkan saat ini. Dengan nafas menggebu-gebu, ia mulai bergerak. Kedua tangan Hasan menyelusup ke bawah tubuhku dan mencekal pinggang, mengangkat pinggulku dan meloloskan kimono yang tersangkut di bawah kemudian mencampakkannya entah ke mana.

Kini aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menghalangi. Kulirik Hasan yang terpesona memandangi ketelanjanganku. Gairahku semakin meletup melihat tatapan penuh birahi Hasan, membuatku begitu bangga dan tersanjung. Walau sudah sering melihatnya, tetap saja Hasan terkagum-kagum jika melihatku dalam keadaan telanjang seperti ini. Mataku melirik ke bawah melihat tonjolan keras di balik CD-nya. Dadaku berdegup, selangkanganku berdenyut dan semakin membasah oleh gairah membayangkan batang keras dibalik CD-nya.

"Saann.. Nnghh.. Jangan diliatin aja.. Dingin nih.." rengekku manja dengan gaya yang genit. Hasan seperti tersadar dari lamunannya, dan mulai beraksi lagi.
"Abisnya badan kakak seksi banget sih.. Gak bosen aku ngeliat ni badan kalo lagi telanjang.." katanya seraya melepaskan CD hingga kini kami sama-sama telanjang.

Kulihat batang kejantanannya yang keras itu meloncat keluar seperti ada pernya begitu lepas dari kungkungan CD. Mengacung tegang dengan gagahnya, besar dan panjang. Terlihat olehku otot-otot melingkar di sekujur batang itu. Aku sudah tak sabar lagi ingin merasakan kekerasannya dalam genggamanku. Yang dimiiki Hasan ini membuat punya suamiku seperti milik anak kecil saja. Segera kusambut tubuh Hasan yang menindih badanku lagi.

Aku langsung menyambut hangat ciuman Hasan sambil merangkulnya dengan erat. Ciuman itu benar-benar membuatku terhanyut oleh gairah yang semakin meninggi. Terlebih lagi saat kurasakan batang kejantanan Hasan yang keras menggesek-gesek perutku, gairahku semakin meledak-ledak dibuatnya. Hasan kembali menciumi buah dadaku, kurasakan dan kuresapi setiap remasan dan hisapannya dengan penuh kenikmatan. Aku tak mau berdiam saja dimanja seperti itu.

Dengan nakal tanganku menggerayang ke sekujur tubuh Hasan, bergerak perlahan namun pasti ke arah batang kemaluannya. Hatiku berdesir kencang saat merasakan batang nan keras itu dalam genggamanku, kutelusuri mulai dari ujung sampai ke pangkalnya. Jemariku menari-nari lincah menelusuri urat-urat yang melingkar di sekujur batang kejantanannya. Kudengar Hasan mengeluh panjang. Kuingin dia merasakan kenikmatan yang kuberikan. Ujung jariku menggelitik moncongnya yang sudah licin oleh cairan. Lagi-lagi Hasan melenguh, kali ini lebih panjang.

Tiba-tiba saja dia membalikkan tubuhnya, kepalanya persis berada di atas selangkanganku sementara miliknya persis di atas wajahku. Kulihat batang kejantanan Hasan bergelantungan, ujungnya menggesek-gesek wajahku hingga dengan refleks mulutku langsung menangkap batang kejantanan itu. Kukulum pelan-pelan dengan penuh perasaan. Hasan sepertinya tidak mau kalah dengan gerakanku yang agresif. Lidahnya menjulur menelusuri garis memanjang bibir kemaluanku.

Hal ini membuatku terkejut, tubuhku bergetar seakan diserang listrik. Kurasakan darahku berdesir kemana-mana, sementara lidah Hasan bermain semakin lincah. Menjilat, menusuk-nusuk, menerobos rongga rahimku. Ini membuatku seperti melayang-layang di atas awan. Nikmatnya sungguh tidak terkira, pinggulku tak bisa diam mengikuti kemana jilatan lidah Hasan berada.

Tubuhku seperti dialiri listrik berkekuatan tinggi. Gemetar menahan desakan kuat dalam tubuhku. Aku semakin tak tahan menerima berbagai kenikmatan yang dibuat oleh lidah Hasan. Perutku mengejang, kakiku merapat, menjepit kepala Hasan. Seluruh otot-ototku menegang, dan jantungku serasa berhenti berdetak. Sekuat tenaga aku bertahan sampai akhirnya tubuhku tak mampu lagi menahan kenikmatan gelombang orgasme yang meledak-ledak.

Diiringi jeritan lirih dan panjang, tubuhku menghentak berkali-kali mengikuti semburan cairan hangat dalam liang kewanitaanku. Aku terhempas di atas ranjang dengan tubuh lunglai tak bertenaga. Lagi-lagi puncak kenikmatan orgasme yang kuraih bersama Hasan terasa dahsyat dan luar biasa.

"Oohh.. Ssann.. Nghh.. Enak sekali.." rintihku tak kuasa menahan diri.

Mengapa kenikmatan seperti ini tak bisa lagi kudapatkan dari suami yang sangat kucintai, yang ada hanya rasa menggantung jika sedang bercumbu dengannya. Semenatara Hasan memberikan kenikmatan tak terhingga setiap kali kami bercinta. Sambil menetralisir nafasku yang naik-turun tak karuan, kulihat Hasan tersenyum di bawah sana. Dia pasti sangat bangga dengan kehebatannya bercinta karena selalu mampu membuatku mencapai puncak kenikmatan orgasme yang sejati.

Hasan tahu bahwa suamiku tidak dapat memuaskan tubuhku seperti saat dia mencumbuku. Aku tak bisa berbuat banyak, karena kuakui kalau aku sangat membutuhkannya saat ini. Membutuhkan apa yang sedang kugenggam dalam tanganku ini, benda yang berulang kali telah memberikan kenikmatan lebih daripada apa yang kurasakan barusan. Hasan masih menjilati sisa-sisa cairan yang keluar dari liang senggamaku.

Jemariku meremas-remas kembali batang kejantanannya. Kukocok perlahan lalu kumasukkan ke dalam mulutku, kukulum dan kujilat-jilat. Kurasakan tubuh Hasan meregang dan dari mulutnya keluar rintihan kenikmatan. Aku tersenyum melihatnya seperti itu, aku ingin memberi kepuasan pada Hasan seperti dia telah memuaskan tubuhku. Kulumanku semakin panas, lidahku melata-lata liar di sekujur batang kejantanannya.

Terdengar suara kuluman mulutku, sementara Hasan terus merintih-rintih keenakan. Dia menggerakkan tubuhnya di atasku seperti sedang bersenggama, hanya saja saat itu batang kelaminnya menancap dalam mulutku. Kuhisap dan kusedot kuat-kuat, tapi dia belum memperlihatkan tanda-tanda akan segera mencapai klimaks. Mulutku mulai terasa kaku karena kelelahan sementara gairahku mulai bangkit kembali, liang kemaluanku sudah mulai mengembang dan basah lagi. Sementara batang kejantanan Hasan masih tegak dengan gagah perkasa, bahkan lebih keras.

"Udah Kak.. Ganti posisi aja ya.." kata Hasan seraya membalikkan tubuhnya dalam posisi umumnya bersetubuh.

Dasar pejantan tangguh pujiku dalam hati. Hasan memang piawai dalam bercinta, padahal baru sebulan kami berhubungan, dia sudah sepandai ini, batinku. Dia tidak langsung memasukkan batang kelaminnya dalam lubang vaginaku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir kemaluanku. Dengan sengaja ia menekan seperti hendak dimasukkan, tetapi kemudian di gesekan kembali ke ujung atas bibir vaginaku hingga menyentuh klitoris. Ngilu, enak dan entah apa rasanya.

"Saann.. Aduuhh.. Aduuhh saann! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo saann.. Masukin aja.. Nggak tahann.." pintaku menjerit-jerit tanpa malu.

Aku hampir mencapai orgasme lagi saat membayangkan betapa nikmatnya saat batang kemaluan Hasan yang perkasa itu mengisi liang kewanitaanku yang masih rapat dan singset terawat.

"Udah nggak tahan ya.. Kak.." candanya hingga membuatku blingsatan menahan nafsu.

Aku gemas sekali melihatnya menyeringai seperti itu. Aku langsung menekan pantat Hasan dengan kedua tanganku sekuat tenaga. Hasan sama sekali tak menyangka akan hal itu, ia tak sempat lagi menahannya. Maka tak ayal lagi batang kejantanan Hasan melesak ke dalam liang kewanitaanku. Aku segera membuka kedua kakiku lebar-lebar, memberi jalan seleluasa mungkin bagi batang kelamin perkasa itu. Terasa batang kejantanan itu sangat sesak sehingga membuat liang kewanitaanku terkuak lebar-lebar.

Kulihat wajah Hasan terbelalak tak menyangka akan perbuatanku. Ia melirik ke bawah melihat seluruh batang kemaluannya telah terbenam dalam liang senggamaku. Aku tersenyum menyaksikannya, Hasan balas tersenyum.

"Kakak nakal ya.. Awas.. Ntar aku bikin mati keenakan.." ujarnya.
"Mau doongg.." jawabku genit sambil memeluk tubuh kekarnya.

Hasan mulai menggerakkan pinggulnya, pantatnya kulihat naik turun dengan teratur. Kadang-kadang digoyang-goyangkan sehingga ujung batang kemaluannya menyentuh seluruh relung-relung vaginaku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah-patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, Hasan memuji-muji goyanganku. Dia belum pernah melihat aku begitu bergairah sampai bisa bergoyang sehebat ini.

Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot vaginaku. Ini membuat Hasan merasa batang kejantanannya seperti dikulum-kulum dalam jepitan liang senggamaku.

"Akkhh.. Kaa.. Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh.." erangnya berulang-ulang.

Sementara tangan Hasan semakin kuat meremas-remas dan memilin-milin puting susuku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, Hasan semakin mempercepat irama tusukannya, kurasakan batang kejantanannya yang besar keluar masuk liang senggamaku dengan cepatnya. Aku berusaha terus mengimbangi kecepatan gerak pinggul Hasan, dan harus kuakui permainan Hasan sangat luar biasa. Aku bisa merasakan bagaimana rasa nikmat yang berawal dari liang kewanitaanku mulai menjalari seluruh tubuhku, tanda bahwa puncak orgasme mulai merasuki tubuhku.

Sementara Hasan nampak berusaha keras untuk bertahan, padahal tubuhnya juga mulai mengejang-ngejang tak karuan. Aku merasa kalau dia juga hampir mencapai klimaks. Pinggulku meliuk-liuk semakin liar, sementara pantat Hasan mengaduk-ngaduk kewanitaanku semakin cepat. Semakin cepat tak beraturan, sehingga aku yakin kalau dia akan segera mengeluarkan sperma hangatnya dalam liang kenikmatanku.

Tetapi secara tiba-tiba saja aliran kencang berdesir dalam tubuhku. Nampaknya tubuhku juga sudah hampir tidak tahan menerima rangsangan Hasan terus-menerus. Liang kenikmatanku terasa merekah semakin lebar, kedua ujung puting susuku semakin mengeras, mencuat berdiri tegak. Bibir Hasan langsung menangkapnya, dan menyedot kuat-kuat kemudian menjilatinya dengan penuh nafsu. Aku membusungkan dadaku sebisa mungkin dan oohh.. Rasanya aku tak kuat lagi bertahan.

"Ssaann..! Cepat keluarin doonng..!" teriakku sambil menekan pantatnya kuat-kuat agar kejantanannya lebih masuk ke selangkanganku.

Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat, diiringi oleh gelombang rasa nikmat tak terhingga saat cairan hangat menyembur dari liang kewanitaanku. Bersamaan dengan itu, tubuh Hasan bergetar keras yang diiringi semprotan cairan hangat dari batang kejantanannya di dalam liang kewanitaanku.

Hasan langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan aku membalas pelukan itu. Kami lalu bergulingan di ranjang merasakan kenikmatan puncak permainan cinta ini dengan penuh kepuasan. Kami merasakan dan meresapinya bersama-sama, peluh yang membasahi tubuh kami berdua menjadi satu dan tak kami pedulikan lagi. Bantal dan guling berjatuhan ke lantai. Sprei berantakan tak karuan terlepas dari ikatannya.

Eranganku, jeritan nikmatku saling bersahutan dengan geraman Hasan. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman-ciuman lembut. Aku masih bisa merasakan kedutan-kedutan batang kejantanan Hasan yang perkasa menggesek dinding vaginaku. Nikmat sekali permainan cinta yang penuh dengan gelora nafsu birahi ini.

Aku termenung merasakan sisa-sisa akhir kenikmatan ini. Tak kusangka kalau aku akan berhubungan badan dengan Hasan di kamar orang tuaku. Dia memang seorang laki-laki jantan yang selalu memberi kejutan setiap kali kami bercinta. Setelah itu kami berdua tertidur dengan posisi aku menindih tubuhnya, sementara batang kejantanannya masih menancap di dalam liang kewanitaanku.

aku di goyang kakak iparku


Nama Aku Yonar, aku adalah seorang
lelaki yang sudah menikah, istriku
mempunyai seorang kakak laki - laki
yang telah beristri, istrinya sebut
saja namanya linA, dengan linA dulu
ketika kami masih sama2 pacaran,
kami pernah dekat dan menjalin
hubungan. Namun setelah kami
sama2 menikah, kami menjauh,
bahkan linA sangat menjaga jarak
denganku. Jujur aku sendiri masih
menyimpan hayal dengannya,
tubuhnya memang kurang berisi,
payudaranya juga tidak besar, tapi
permainan sex nya luar biasa, libido
yang besar membuatku sering
terbayang dirinya. Sering pada suatu
saat aku berusaha menggodanya,
tapi sulit. lina dan suaminya (kakak
istriku) tinggal mengontrak sebuah
rumah kontrakan yang kecil tepat di
seberang sebelah rumah mertuaku
yang juga mertua dia.
Ketika aku berkunjung k rumah
mertua ku otomatis aku juga pasti
bertemu dengannya dan suaminya.
Suatu Ketika aku sedang berkunjung
ke rumah mertuaku, tentunya
dengan istri dan anakku, karena
rumah mertuaku berada di luarkota
tempat aku tingal, otomatis biasanya
aku menginap. Hari Minggu kami
disana, Aku bertemu dengan lina,
kami salam dan berbasa basi seperti
biasa, aku masih saja terpesona
melihatnya, apalgi dia hanya pakai
celana pendek dan kaos oblong tipis,
aku berusaha berlama-lama
bersalaman dengannya, tp dia buru2
melepasnya. Aku berhasrat sekali
dengannya tapi segera kubuang
jauh2 pikiran itu karena keluarga
sedang berkumpul tidak mungkin itu
trjadi.
Esok hari, subuh2 sekali istriku,
kakaknya (suaminya lina), dan
adik2nya, sudah bersiap2 berangkat
acara keluarga sekaligu ziarah ke
makam leluhurnya, mereka
berangkat dengan Pamannya, Ibu
dan seluruh keluarga. Hanya Aku
putuskan tidak ikut karena masih
cape dan malas. jadi hanya AKu dan
Kakak Perempuan ibu mertua yang
sudah sangat tua dan sulit berjalan
yang tidak bisa ikut, Oh iya lina juga
tidak ikut karena dia hari itu tidak
libur. Sial sekali pikirku, kukiran
pagi ini bisa melihat alin dan ada
kesempatan untuk menggodanya.
Pagi itu keadaan rumah sudah sepi,
semua sudah berangkat, kecuali aku
dan uwa. tiba2 terdengar alin masuk
dari pintu belakang dari arah
kontrakannya, bertanya pada uwa
"wa, saklar di kontrakan rusak wa,
jadi air sama lampunya ga bisa nya
nyala, mana lina harus kerja lagi, si
mas sama yng lain udah berangkat
lagi gada yang bisa dimintain
tolong". Mendengar itu ingin rasanya
aku segera beranjak dari ruang
tengah menawarkan bantuan, tapi
sebelum aku bicara uwa sdh
menimpali "Tuh ada ada Yonar, dia
ga ikut, minta tolong aj ya",
mendengar itu aku langsung
menimpali " Udah sini Lin aku coba
liat sapa tau bisa" " Ngga usah
ngerepotin" jawab lina sambil
berbisik " ntra macem2 lagi". Pikirku
tau aja dia kalau aku punya niat
macem2, tapi demi jaga gengsi aku
bilang "Ada-ada aja, gini aj deh,
selagi aku betulin saklar dikontrakan
mu, lina disni aja dulu sampe beres,
mandi disni aja" Dari gerakgeriknya
dia hendak menolak namun Uwa
buru2 bilang " ya udah sekarang
cepat betulin Yo, Lina disni aja dulu"
Membawa Peralatn listrik, obeng,
gunting dsb, lina menuntunku ke
kontrakannya, sekaligus dia
membawa perlengkapan mandinya
untuk mandi di rumah mertua.
Setelah Lina menerangkan
masalahnya aku pun segera
memperbaiki saklar kontraknya,
dimana saklar ini sebagai
penghubung listrik induk dengan
listrik rumahnya, sementara Lina
mandi di rumah mertua.
Sekitar 15 Menit sudah aku
memperbaiki saklar di
kontrakannya, Lina Pun belum juga
selesai mandi. Sesekali aku bolak
balik ke rumah mertua untuk
mengambil beberapa keperluan,
suatu kali ketika aku bolak balik, aku
penasaran, jiwa nakal ku muncul,
Hayalku membayangkan Lina yang
sedang Bugil, tanpa sehelai benang
pun ditubuhnya, terbayang tubuhnya
dibasuh sabun, payudara dan
vaginanya, pikiranku pun smkn
nakal aplg setauku pintu kamar
mandi disini tidak bisa tertutup
sempurna sehingga ada bnyk celah
untuk mengintip. .. Uuh.. ku intip
Uwa sedang dikamarnya, mungkin
tidur, maka hayalku memberanikan
untuk Mengintip Lina yang sedang
mandi, dari balik celah pintu yang
rusak,.
Perlahan kuintip, wow kulihat lina
menyamping, bugil seluruh
tubuhnya dipenuhi busa - busa
sabun, tangannya yang lentik
mengusap perlahan toketnya, oh..
dia meremas2 toketnya sambil
memejamkan mata, melihat ini
kontolku tak kuasa makin
menegang, aplagi kemudian aku
dikagetkan dgn adegan berikutnya:
Lina Mengusap vaginanya,
memasukkan jarinya kedalam
vaginanya, ah apakah dia sedang
masturbasi? pikrku.. terus dia
mengocok vaginanya sebari
mendesah tak karuan, aku semakin
tegang melihatnya, kontolku tak
kuasa menegang, andai saya aku
dapat menyetubuhinya.. . Sedang
asik bermain dgn kelamin masing2,
terdengar suara dari Dalam Ruang
tengah: " Liinn, kalau sudah
mandinya, kesini dulu bentar ya.."
lina yang sptnya sedang asik
memainkan vagina terkaget lsg
menjawab " Iya Wa.." Begitupun
dengan aku buru2 aku beranjak dari
intipan ku dan segera kembali ke
kontrakan lina meneruskan
memperbaiki saklar.
Fyuhh.. benar2 tontonan yang
membuat nafsu memuncak..
Pikiranku tidak bisa konsen
memperbaiki saklar, pdhl aku sudah
mau selesai. Ah kucoba hilangkan
pikiran kotor itu dan kembali ke
tugasku semula.
beberapa saat kemudian lina masuk
ke rumah, habis mandi dengan
(sayangnya) sudah menggunakan
kaos dan celana pendek, padahal
harapku dia hanya memakai handuk
saja.
Seketika dia bertanya padaku "
belum selesai juga memperbaikinya?
lama bnr" .. Aku jawab " ya iyalah
kan harus hati2, emangnya mau kalo
nyetrum dan kebakaran".. msh
terbayang bagaimana adegan tadi
kulihat di kamar mandi, maka
muncul hasrat ku untuk
menggodanya, menyetubuhi, atau
bahkan memperkosanya.
Kulanjutkan tanyaku "udah
mandinya Lin?" dgn agak sinis
khasnya dia menjawab " ya udah lah
ngapain juga lama2" ,
aku : "udah tuntas ya aktifitasnya di
kamarmandi"
Lina: " maksudnya? ya udah lah dah
tau udh keluar kamar mandi berarti
udah donk"
Aku: "yaa kirain aj ada yang masih
nanggung"
Lina: Apaan sih, ga ngerti, udah ah
cepetan benerin listriknya, aku mau
ganti baju ni, susah kamarku kan
gelap"
Aku: gelap bukan berarti ga bisa
ngapain2 kan.. buktinya jadi tuh
anakmu waktu gelap2 kan?
hahahaha.. udah tuh dicoba
listriknya, coba aj lampu ama
airnya ..
LIna: iya aku coba..
sebari dia coba satu persatu
stopkontak, lina melanjutkan
pembicaraan " iya dulu gelap2an
enak si sebelum ada si Tina
(anaknya) , sekarang ..uuhh .. dah
bosen kali si angga (suaminya - kaka
istriku) udah jarang, eh YOnar udah
oke nih semua lampunya"
Aku: ahh kan banyak alternatif.. bisa
sendiri atau cari bantuan lah. ..
Syukurlah kalau sudah ok, dicoba
juga airnya nyalain trs ganti baju
kerja gih, ntr telat"
Lina: ahh alternatif apaan
maksudnya yo... (sebari melirik
nakal kearahku), bosennya jg kali
kalau sendiri, , dah aku ke kamar
mandi cek dulu,
Lina berlalu menuju kamar mandi
diujung belakang kontrakannya,
sebari aku mengikutinya dari
belakang,
kalimat terakhir dari mulutnya
membuat hasrat ku makin bergetar,
"bosen sendiri" dalam hatiku,
hayalku trs bermunculan, apakah
aku perkosa saja ketika dia di
kamarmandi? kubekap dari belakang
meremas toketnya, memaksanya ..
tapi kalau ketauan gmn? kalau lina
berteriak kencang gmn, sedang
dinding pemisah antar kontrakan di
tempatnya tidak tebal, tak tahan
rasanya ingin menjilat lehernya yang
lnjang, menikmati langsing
tubuhnya..
Hayalku sejenak terhenti oleh
teriakan lina " aduuhh yoo.. basah
kuyup.. dah jalan lagi nih airnya..
tapi nyemprot banget. .untung belum
pake baju kerja.. "
dengan segera aku menghampirinya
" ya bagus donk,, berarti dah jalan
lagi, gada masalah lagi kan, baru
disemprot sama air, gmn kalau
semprotan yang kental.. " goda ku..
Lina menjawab " yaa kalau itu enak
donk.. " sebari dia membalikkan
badan kea arah ku dan membuat
mataku terbelakak,, air yang
membasahi kaosnya, membuat lekuk
tubuh dan payudaranya tercetak
sempurna, dan yang membuatku
menelan ludah adalah lina belum
memakai bra!! ternyata sejak tadi dia
hanya memakai kaos saja.. badanku
makin gemetar.. kontolku makin
ngaceng tak tertahan dibalik celana
tidurku..
"heh.. melotot aj!! liatin apa ayoo...
udah mau ganti baju kerja sekalian,
tuh beresin tuh yang dalam celana di
kamar mandi" sebari tertwa kecil
keluar dari kamar mandi. dengan
malu aku masuk kamar mandi
segera beresin celana, ku keluarkan
kontolku, sudah ngaceng sekali
kontolku, tak tahan rasanya, apa aku
onani saja pikirku, ah tidak, masa sih
aku menyia-nyiakan kesempatan
dengan lina, tak ada orang disni..
pikirku mengalir liar, sampai tanpa
sadar, ternyata lina memperhatikan
aku dari balik lubang pintu kamar
mandi yang memang tidak
tertutup, ..
"hayyo kenapa lin.. susah ni mau
dituntasin, bantuin donk.. " secepat
itu aku langsung bicara sebari
mengusap2 kontolku, dgn kelagapan
lina beranjak pergi sebari bicara "
apaan sih, sendri aja gih, atau minta
sama istrimu, udah ah ganti baju
dulu ah udah mau kerja nih"
aku pun mngikutinya berjalan
menuju kamar, kulihat dari luar,
dikamarnya dia dudukdi ranjangnya
spt termenung, dia hendak
membuka bajunya tapi terhenti
ketika tangannya menyentuh
payudaranya sendiri, dia usap2 nya,
mungkinkah dia juga sebenarnya
terangsang dan sedang ingin
bercinta tapi dia gengsi untuk jujur
padaku..
aku beranikan maksud ke kamar
tidur kecilnya yang hanya cukup
untuk satu ranjang dan sedikit ruang
itu, dari belakang kubisikkan
ditelinganya "aku kangen ih masa-
masa kita dulu, aku kangen banget
sama kamu, dah lama mendam rasa
ini Lin", dengan nada tinggi dia
bilang " Kamu masuk kamar orang ya
ga sopan, ngomongnya ngawur ah,
males ah, kita tuh udah sama2 nikah,
dah punya anak lagi, inget tuh, .."
aku: kalau perasaan susah Lin
(kupegang bahunya ku balikkan
tubuhnya sehingga menghadapku),
"aku sayang banget sama kamu lina,
sering aku terbayang dirimu yang
jadi istriku" ..tak kuasa aku
memandangnya wajahnya dan
memandang kaos basahnya yang
setengah terbuka, tercetak jelas
payudara mungilnya
Lina: "inget .. kita udah ... "
belum selesai dia bicara aku
langsung kecup bibirnya, kulumat
bibirnya kuat2. . aku berusaha
mendekap tubuhnya, sebelum lina
mendorongku, duduk menjauh dari
aku, berusaha unutk menamparku
namun dengan segera ku pegang
tangannya, "aku sayang banget lin
sama kamu, sekalian lah bantuin aku
tuntasin ya.."
kuberanikan diri mendekatinya lagi
tanpa melepas genggaman tanganku
padanya, sebelah tanganku
membelai rambut lurusnya,
kurebahkan kepalaku, mulutku di
telinganya, kubisikan "i luv u so
much lin, please.. sekali ini aja, aku
janji gakan jadi panjang, .."
kukecup langsung daun telinganya,
kujilat, lina menggelinjang, dia
memejamkan mata, tanpa
perlawanan, kuanggap itu tanda
setuju atas permintaanku. kuciumi
kujilati telinganya, kuberanikan
menjalarkan lidahku tak hanya di
sekitar telinga, menjalar ke pipinya
menuju bibirnya, sekali lagi aku
kecup bibirnya, kujilati, kusedot, kali
ini tanpa perlawanan, meski dia
masih tak menggerakan bibirnya,
aku terus melumat bibirnya, nafsu
sudah membara sejak tadi,
kusogokkan lidahku kedalam
mulutnya yg masih rapat, kupaksa
masuk kedalam mulutnya, tak lama
dia menyerah juga, kumainkan
lidahku didalam mulutnya,
menyentuh lidahnya, menjilati
lidahnya, kurasakan dera nafasnya
semakin kencang, kucekatkan
tubuhnya, kulumat terus bibirnya
yang mulai terbuka, sesekali
membalas ciumanku perlahan.
aku mulai melepaskan genggaman
tanganku, kupegang kepalanya
sebari tetap menciuminya,
sementara tanganku yang satu
mengusap, menyentuh2 lehernya
punggungnya, memainkan
telinganya,
Ciuman itu berlangsung cukup lama,
lama kelamaan lina mulai membalas
ciumanku, dia mulai memainkan
lidahnya, beradu dgn lidahku,
mulutnya mulai berani melahapku,
ciuman lahap dan kasarnya mulai
nampak, desahan desahan nya mulai
terasa trdengar ..Hmmm Hhh
hsthhh.. . itu yang aku suka dan aku
rindu darinya.. ciuman kami semakin
panas, kedua tangannya mulai
memelukku, satu tangannta
mengacak2 rambutku, tubuhku
mulai menempel dgn tubuhnya yang
masih terbalut kaos yang basah.
Tanganku mulai berani menelusup
kebalik kaosnya yang basah dan
setengah terbuka, kuraih toketnya
yang sedari tadi tercetak dibalik
kaosnya, kuremas toketnya,
AKKHHHHHHHHHH
OOKHHHHHHH.. ..OoHHhhhdsthh,
erangan keras keluar dari mulutnya
ketika ku remas toketnya, ku
mainkan putingnya yang sudah
mengeras,
Kubuka kaosnya yang basah, tanpa
kesulitan, kutau sejak awal dia sudah
tidak memakai bra, kujalarkan
lidahku kelehernya, uhh
HHsshtstthh.. lina tak hentinya
mendesah tak karuan.. kulanjutkan
juluran lidahku bibirku menciumi
sampai toketnya lina yg masih
terduduk di ranjang dan aku yang
sudah setengah jojok di lantai,
sebelah toketnya kujilati perlahan,
sebelah kuremas dengan tanganku..
Hhhhhsthh.. kujilat toketnya
perlahan memutar dari pinggir
toketnya memuncak ke puting ..
kutarik kencang2 putingnya, semua
kulakukan bergantian kanan kiri,
yang makin membuat lina nafsu nya
membesar, kulanjutkan petualangan
lidahku keperutnya
ku perosotkan celana tidurnya,
ahhh ... darahku serasa makin
mendesir melihat langsung
pemandangan tanpa CD, langsung
kulihat vaginanya, Memeknya yang
tadi hanya kulihat dari intipan di
kamarmandi, kini didepana mataku
dgn lina yang sudah berbugil ria.
segera saja petualangan bibirku
berlanjut di bibir memeknya
lina. .OOhhh sedap sekali, aromanya
semerbak habis mandi dicampur
aroma cairan dari memeknya yang
sudah becek sekali.. kulahap habis
memeknya, kuciumi sekitarnya,
kujulurkan lidahku masuk kedalam
liang memeknya yang memang
sudah longgar, kusogoh habis2n
liang memeknya, lina menjerit kuat ''
AHHHH oohhh... ughhh..
dibenamkan nya wajahku sedalam-
dalamnya ke liang memeknya,
tangannya benar2 mengacak- acak
rambutku, mendorong kepala ke
memeknya, sesekali mejenggut
rambutku.. oohh uhh..
sedang asik memainkan memek lina,
tiba2 tangannya mendorong
kepalaku keluar "Lina udah ga tahan
banget yon mau orgasme nih, tp
gamau sekarang ya " dia bilang. Aku
hanya mengangguk dan berkata
"apapun mau kamu sayang"
Lina mengangkat tubuh yang
setengah jongkok untuk duduk
disampingnya diranjangnya,
"sekarang giliran lina" ucapnya,
segera dgn kasarnya dia membuka
kaosku, dikecup dan dilumatnya
bibirku dgn liar, dipegangnya kepala
erat2 dijilatinya pipiku bibirku,
seluruh wajahku, telingaku
dijilatinya kanan kiri, digitnya,,
Akkhhhhhhhh Lin enak banget,,
ughh,, ,,,,, tanganku pun meraih
toketnya meremas2nya, sebari bibir
lina menjamahi wajahku, telingaku,
leherku nyaris saja di cupangnya,
sebelum aku melarangnya khawatir
ketauan istriku.
Lina menjamahi tubuhku dengan
liar, dadaku, perut buncitku, dia
tarik puting susu ku yang berbulu,
tangannya liar menjamahku,
membuka celana pendekku,
memerosatkannya berikut dgn CD
ku, ko0ntolku sudah sangat ,
menegang kencang dan memerah..
Ahhh senyum liarnya lina sebari
menatap liar padaku, dia
menjulurkan lidahnya memainkan
kepala kontolku. Akhhhh Linnn..
enak banget.. dia mengocok2
kontolku sebari menjilati ujung
kontolku, dia berjongkok dilantai,
memainkan kontolku, menghisapnya,
naik turun, makin kencang makin
kencang.. Ohh aku tak tahan lagi..
dijilatinya kontolku..
Dia kemudian mencabut mulutnya
dari kontolku, dia berdiri
menghadapku yang masih terduduk,
kesempatan ini kupakai unutk
menjilat lagi memeknya yang sudah
sangat becek, meremas toketnya
kuat2. . ahh indah sekali
pemandangan ini tubuh lina berdiri
dihadapanku, seolah dia sedang
stripsis, bergerak menggelinjang
karena rangsanganku ke dlm memek
dan toketnya. .
baru sebentar kumenikmati itu, lina
mendorongku keras, sampai aku
terlentang diranjangnya, ranjang
tempat biasa dia bersetubuh dgn
suaminya.
ucapnya " Lina udah ga tahan yon'..
dia menaiki tubuhku diranjang,
diarahkan memeknya kearah
kontolku, Bleesss,,, aakhhhh
Ugghhhhhhhhhh kami mengerang
bersama-sama ..
Lina menindihku.. women on top,,
digerak2n tubuhnya... kami
berciuman liar. . berulang kali dia
berkata "udah gakuat lina ih.." .. aku
berusahan membanting tubuhnya,
membalik posisi, kali ini dia
dibawah.. aku kocokkan kontolku
semakin cepat dan kencang..
erangan lina udah tak tertahankan
lagi.. "trs. . ayo dong... " ucapnya. . dia
trs menggelinjang menggerakan
bokongnya.. " aku juga ga kuat lin" ..
ayo dong kit bareng lagi.." tenaga
lina begitu kuat mendorong kembali
terguling mebalikkan posisi.. dia
kembali diatas, kali ini dia duduk
berkuda.. menggerak-gerakan
pantatnya, tubihku bangun meraih
toketnya.. darahku mendesir..
sekecap saja aku sedot toketnya..
meremas toketnya. . lian sudah tak
kuasa hendak keluar..
AkhhhhhhhhhhOhhh YESsss.. .....
uughhhhhhhhhhhhhhh " lina keluar. .
Ohhhhhhhhhhhh... Peluk erat 2 yon,
gigit puting lina," suaranya
mengacau tak
karuan.."'akhhhhhhhhh ...
kelellllllllllllllluuaarrrrrrrrr... """" ...
lina orgasme" tubuhnya semakin
kuat mendekap, memeknya basah...
"Kamu curang yon... ga bareng" lina
berbicara kacau sebari orgasme..
tubuhnya mulai melemas...
kesempatanku membalikkan lagi
tubuhnya.. kali ini kukocokkan kuat2
kontolku.. akhhhh.. aku keluar lin...
"kucabut dan kubasahi tubuhnya dan
mulutnya...

percinta'anku dengan kakak tiri


Nama saya Charles, umur 28 Tahun.
Saya sekarang ini masih single alias
bujangan dan masih tinggal bersama
orang tua. Saya mempunyai seorang
kakak tiri, namanya Jovita. Umur kakak
tiri saya sekarang ini 35 Tahun dan telah
bersuami namun belum memiliki
anak.
Hal yang saya alami ini terjadi
sekitar 8 tahun lalu. Pada saat itu
saya masih berumur 20 tahun dan
kakak saya berumur 27 tahun.
Sejujurnya nafsu sex saya sangat
besar, dan juga berkeinginan untuk
ML. Namun hal itu tidak berani saya
lakukan karena rasa takut akan
akibat yang nantinya terjadi. Oleh
karena itu, saya sering
melampiaskannya dengan onani
sambil menonton film porno di
kamar.
Kakak pada saat itu masih
berpacaran, tubuhnya lumayan lah.
Kulitnya putih, badannya tidak
terlalu tinggi, mata besar serta buah
dadanya yang berukuran sedang.
Sebesar telapak tanganku, kira-kira
ukurannya 34 B.
Pagi itu papa dan mama
membicarakan masalah liburan
keluarga bersama kami. Rencananya
mereka ingin pergi berlibur ke
Malaysia. Saya dan kakak senang
akhirnya kami sekeluarga bisa pergi
berlibur bersama-sama karena
selama ini kami tidak pernah ke
Malaysia bersama.
Seminggu kemudian kami pun
berangkat ke Malaysia menggunakan
Air asia. Perjalanannya
menghabiskan waktu 3 jam.
Setibanya kami di Malaysia, kami
langsung menuju ke hotel untuk
beristirahat. Papa dan mama
sekamar, sedangkan saya dan kakak
juga sekamar.
Pada malam harinya, kulihat kakak
sudah tertidur pulas. Mungkin
karena kecapean dan aku pun sedang
mempersiapkan diri untuk
beristirahat. Pada waktu hendak
menuju tempat tidur, handphone
kakak bergetar, kulihat ada SMS
yang masuk. Karena rasa ingin tahu,
saya membuka isi SMS itu yang
ternyata dari pacar kakak. Kubaca
SMS yang dikirim dari pacar kakak
isinya hanya ucapan selamat malam
dan mimpi indah. Namun di bagian
bawah SMS itu terdapat kata yang
membuatku kaget. Di bagian akhir
SMS itu tertulis “ Sayang nanti kalau
kamu pulang, bantu ngemut burung
ku yach ? Nanti aku juga akan
membantu untuk membuatmu
orgasme.. hehehe….Enak rasanya.. ”
Setelah kubaca isi SMS itu aku kaget
bukan main. Tak kuduga kakak
sudah pernah ML bersama pacarnya.
Aku simpan kembali handphonenya.
Aku akan menanyakannya besok
pagi pikirku dalam hati.
Keesokan harinya, waktu aku bangun
kakak baru keluar dari kamar
mandi. Kakak baru bangun yah ?
kataku. Ia habis pipis nih, katanya.
Sewaktu ia naik ke tempat tidurnya,
aku pun memberanikan diri untuk
menanyakan hal semalam yang
kubaca dari handphonenya.
Kak, ada yang ingin Charles tanyain.
Ada apa ? jawabnya. Apa kakak
sudah pernah ML sama pacar
kakak ? Mendengar pertanyaanku,
muka kakak tiba-tiba pucat. Ia
terdiam sejenak, lalu ia kerkata
dengan perlahan ia Charles kakak
sudah pernah ML dengan pacar
kakak. Koq kamu tahu ? tanyanya, ia
kak tadi malam handphone kakak
bergetar dan tidak sengaja aku baca
isi SMS dari pacar kakak. Charles
minta maaf yah. Iya-iya ngak apa
koq.
Lalu aku melanjutkan bertanya Kak
enak yah ML ? dia menjawab
pertama kali sih sakit dan perih
karena kakak masih perawan, tapi
setelah itu rasanya enak banget.
Kamu jangan ngomong ke papa sama
mama yah. Iya jawabku sambil
memperhatikan kakak berbicara.
Kak bisa jelaskan ke aku gimana cara
ML itu ? tanyaku,
Susah untuk di jelaskan nih. Emang
kamu belum pernah coba yah ?
tanyanya.
Belum pernah kak, jawabku.
Kamu mau kakak ajarin ? jawabnya.
Mendengar kakak berbicara itu aku
kaget. Loh kak mana bisa kita
gituan ? Jawabku.
Emang sih sebenarnya ga bisa, itu
kan sama aja hubungan terlarang,
bisa-bisa dosa. Tapi kalau kamu mau
tahu rasanya gimana yah harus coba
prakteknya. Gimana ? tanyanya.
Tapi kalau kakak nanti hamil gimana
donk ? tanyaku.
Kan bisa pakai kondom ? jadi ga
bakal hamil deh. Kamu nanti pergi
beli kondomnya di mini market yang
ada di luar hotel yah. Ntar malam
kakak ajarin. Jawabnya.
Iya kak nanti aku beli. Jawabku.
Kami pun segera bersiap untuk pergi
bersama papa dan mama untuk
mengunjungi tempat-tempat wisata
yang ada di Malaysia. Setelah makan
malam di luar hotel papa, mama dan
kakak sudah kembali ke kamar, tapi
aku menyempatkan diri pergi ke
mini market untuk membeli kondom
dulu baru balik ke kamar.
Sesampainya di kamar, kulihat kakak
baru selesai mandi dan masih
mengenakan handuk untuk
menutupi bagian tubuhnya. Kamu
dari mana ? tanyanya. Dari mini
market kak, kan tadi pagi di suruh
beli kondom, jawabku. Oh iya kakak
sampai lupa. Papa dan mama sudah
tidur ? tanyanya. Rasanya sudah kak,
soalnya tadi sewaktu aku ketuk pintu
kamarnya ga ada yang bukain.
Kamu pergi mandi sana,
perintahnya. Iya kak, jawabku.
Sehabis mandi, aku juga
mengenakan handuk untuk
menutupi bagian bawah tubuhku.
Sewaktu keluar dari kamar mandi,
kulihat kakak sudah berada di atas
tempat tidurnya sambil membuka
bungkus kondom yang baru kubeli
tadi.
Kemari naik ke tempat tidur kakak,
perintahnya.
Iya kak, jawabku.
Sekarang kamu lihat yah baik-baik
tubuh kakak. Belum sempat aku
menjawab, kakak sudah membuka
handuk yang tadi ia pakai untuk
menutupi tubuhnya. Sentak aku
kaget dan terdiam melihat tubuh
kakakku yang begitu mulus serta
buah dadanya yang menggantung
dan kulihat vaginanya yang tidak di
tumbuhi oleh bulu. Mungkin kakak
juga memotong bulu nya, pikirku
dalam hati karena aku juga
memotong bulu yang berada di
sekitar burungku.
Masih asyik melihat tubuh kakak,
tiba-tiba kakak berkata “ sini kamu
remas atau apakan buah dada kakak
terserah kamu deh. Dengan hati-hati
aku memegang buah dada yang
berukuran 34 B itu. Begitu aku
memegang buah dada nya, Nampak
wajah kakak yang sedang menikmati
sentuhanku. Kesempatanku untuk
mempraktekkan aksi pemain video
porno yang aku sering nonton di
kamar. Pikirku dalam hati.
Sambil memegang, aku sedikit
meremas dan memutar-mutar puting
susunya. Oh…umm …suara yang
keluar dari mulut kakak. Semakin
bersemangat aku beraksi mendengar
suara kakak yang terangsang. Aku
langsung mencium dan mengisap
puting susu nya. Sesekali aku gigit
kecil putingnya. Sungguh nikmat
rasanya. Rupanya ini rasanya
mengulum buah dada, pikirku dalam
hati. Namun aku tak mau pikirkan
itu, aku lanjutkan aksiku dengan
meremas buah dada
sebelahnya..tiba- tiba ia menarik
kepalaku.
Kakak sudah basah, sini buka
handuk kamu. Aku pun membuka
handuk yang menutupi sebagian
tubuhku.
Melihat burungku yang sudah
berdiri tegang, kakak tersenyum dan
langsung menarik tubuhku sampai
aku tertidur di ranjang. Tiba-tiba dia
sudah berada di dekat
selangkanganku dan sudah
memegang burungku . aku merasa
sensasi yang belum pernah
kurasakan. Sambil memegang kakak
berkata sekarang kamu rasakan
gimana enaknya di emmut..
Tangannya langsung mengocok
burungku sambil sesekali lidahnya ia
permainkan di sekitar kepala
burungku..oh …enak sekali kak…
jangan berhenti…kataku ..
Semakin bersemangat ia beraksi
setelah mendengar eranganku, tiba-
tiba burungku ia masukkan ke dalam
mulutnya sambil mengisap dan
mengocoknya. Muka ku merasa
panas. Setelah kakak puas
memainkan burungku, kakak
menyuruhku untuk membelai
vaginanya.
Aku patuh dengan perintahnya.
Begitu ku belai, ia tersentak dan
memegang dadanya sendiri. Ku coba
menggerakkan tanganku di daerah
klitorisnya. Ia pun seperti keenakan
dengan tindakanku. Semakin
bersemangat aku bermain di sekitar
klitoris kakak. Kucoba mainkan
dengan lidahku sambil sesekali aku
gigit klitorisnya dan
menghisapnya..sensasi ini sungguh
luar biasa… jantungku berdetak
kencang…
Ohh..enak sekali…kamu buat kakak
basah sekali Charles. Sering nonton
bokep yah ? tanyanya.
Ia kak..jawabku sambil tersenyum.
Pantess…jawabnya.
Sini burungmu, kakak pakaikan
kondom. Kakak sudah ga tahan.
Selesai memakaikan kondom, kakak
menyuruhku berbaring.
Ternyata dia suka dengan posisi
Women on Top. Begitu aku
berbaring, ia memegang burungku
dan berusaha untuk memasukkannya
ke dalam vaginanya yang sudah
basah karena aksiku tadi. Begitu
burungku menyentuh bibir
vaginanya, ia mendesah.
Akhh….ahhkk… dan masuklah
burungku ke dalam vaginanya.
Dia pun menggerakkan badnnya
dengan lincah sambil sesekali
memutarkan pinggulnya. Sungguh
nikmat rasanya.. kak enak banget
kak.. rasanya seperti di jepit-jepit
kak..enakk ouhhh…
ohh….mendengar suaraku kakak
semakin memompa tubuhnya yang
sedang berada di atasku..akh …
akkh…enakk…oh ….
Aku sudah mau orgasme
Charles..akh…semakin ia percepat
gerakannya…2menit kemudian
kakak pun orgasme. Ackhhh…
akuu…datang …ahhh…kurasa cairan
panas yang mengalir turun di sekitar
burungku. Kupikir itu adalah cairan
milik kakak karena orgasme tadi..ia
pun tersenyum melihatku.
Lalu aku dengan berani meminta
kakakku untuk mengganti posisi.
Sekarang aku mau ia nungging alias
Doggy Style. Ia pun tersenyum dan
menuruti kata-kataku . Begitu ia
sudah nungging kulihat vaginanya
dari belakang, sungguh nikmat
melihat vaginanya karena daging di
sekitar bibir nya begitu tebal.
Perlahan ku masukkan burungku ke
dalam vaginanya, oh…hangat
sekali..yang ini lebih enak di
bandingkan waktu kakak mengemut
burungku..dengan kaku ku
gerakkan maju mundur
pantatku..dia pun mencoba
menuntunku dengan menggerakkan
pantatnya maju mundur..
Lama kelamaan gerakanku mulai
stabil dan tidak kaku lagi.. sesekali
aku meremas buah dada kakak yang
Nampak menggantung dari belakang
sambil kucium pundak dan
lehernya.. ia pun mengerang dengan
hebat serta semakin liar
menggerakkan pantatnya. Nikmat
sekali kak…akhh …ku pegang
pinggulnya sambil ku maju –
mundurkan pantatku..sesekali ku
dorong keras-keras pantatku
sehingga burungku masuk lebih
dalam lagi ke vaginanya..akhhh
enak…kamu pinter juga yah…
Charles..ahh.. desahan kakak.
10 menit lamanya burungku berada
di dalam vaginanya, dan kurasa
spermaku akan keluar..kupercepat
gerakanku dan sepertinya kakak
mengerti kalau aku akan orgasme,
diapun makin mempercepat gerakan
pantatnya..akh… .kak….oh….ouhhh …
akkuu…
suudahh.. mauu ..oh. .keluar…serasa
kaki, lutut, paha dan pinggangku
terkunci dan kakak langsung
mencabut burungku dari vaginanya
dan dengan cepat ia membuka
kondom yang terpasang di
burungku.
Ia pun langsung mengocok dan
memasukkan burungku ke dalam
mulutnya…croot…ccrrooott…. kurasa
badanku tersentak beberapa kali…
sungguh nikmat rasanya….begitu
selesai kakak mengeluarkan sperma
yang ada di dalam mulutnya. Aku
pun langsung berbaring di tempat
tidur.. kami melewati malam yang
indah di Malaysia. Ia pun dengan
wajah kecapean berkata, gimana
enakkan rasanya ??
Iya kak rasanya enak banget.. terima
kasih…sering-sering yah kalau
bisa..sambi tersenyum kakak
mencubitku dan berkata enak
aja..nanti kita lihatlah gimana,
jawabnya.
Kami pun melewati liburan dengan
bahagia bersama papa dan mama.
Sampai sekarang kami berdua masih
sesekali bercinta kalau suami kakak
sedang keluar kota.
Semoga dengan cerita ini saya bisa
sadar bahwa apa yang telah
kulakukan bersama kakak adalah
salah.

aku renggut mahkota adik iparku


kisah ini terjadi ketika istriku yang tercinta Narty . sedang mengandung anakku yang pertama kira-kira satu setengah tahun yang lalu.saat menjelang bulan yang kedelapan,perut Narty sudah sangat besar.dan tidak memungkinkan lagi bagi Narty untuk mengurus semua urusan keluarga seperti mencuci piring,gelas,dan lain-lain.ia harus lebih banyak istirahat.

Praktis deh sejak saat itu semua pekerjaan rumah tangga semua menjadi tangung jawabku.mulai dari mencuci sampai memasak.Narty sebenarnya nggak tega melihat aku bekerja habis-habisan di dapur.namun apa boleh buat dia sendiri harus mematuhi anjuran dokter untuk beristirahat total.dari rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga.

Akhirnya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dirumah untuk menjaga Narty dan jabang bayinya .pekerjaanku di kantor pun terganggu banyak file-file keuangan yang belum sempat kuselesaikan dan akupun jadi sering mbolos ngantor.bosku tentu saja marah.ia bahkan mengancam akan menskorsingku.wah celaka…….! Maka mau tak mau aku harus sering ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaanku sementara Narty akan menghubungi adik bungsunya Pita yang baru lulusan SMA.untuk menemaninya.aku memang nggak pernah bertemu Pita sebelumnya. lantaran ia sekolah di kota madiun dan tinggal bersama neneknya dikota tersebut.dan akhirnya kuijinkan aja Pita menemani Narty.

Semula nenek Pita keberatan kalau Pita harus tinggal bersama kami namun karena desakan Narty yang cucu kesayangan ini.nenek pun berkenan membiarkan Pita tinggal bersama kami di Bandung.bahkan Pita berniat untuk melanjutkan pendidikanya di kota ini sambil bekerja dan mencari pengalaman hidup.katanya saat itu kamipun berniat membiayai pendidikan Pita.karena bagaimanapun pendidikan adalah yang utama.

Sekarang mari kita bicarakan tentang body Pita. body Pita sangat menawan.payudaranya lumayan montok juga sanggup memancing hawa nafsu kaum adam sepertiku.bibirnya sangat sexy ingin sekali aku mengulumnya.rambutnya panjang terurai lurus.wajahnya keindo-chinese-san.pantatnya juga semok.pokoknya sexy abiss bo..!

Aku berharap kelak bisa mengentotnya.sekalipun itu tidak mung kin terjadi karena Pita adalah adik bungsu Narty yang notabene istriku sendiri.dengan kata lain ia adalah adik iparku sendiri.ah betapa gobloknya aku dulu andai dulu yang kunikahi Pita bukan Narty.batinku kala itu.

Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Pita mandi aku mengintipnya.saat itu Narty sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala “SLTP” dulu.aku berhasil menggintip Pita. ternyata tubuh Pita memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal.ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru.melihat tubuh adik ipar kan nggak bisa setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya.

Matakupun mulai menyisir tubuh Pita secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus, saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun.

Namun aku harus menelan ludah. jam dinding sudah menunjuk angka 08.00 aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Pita mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita ABG.

Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Narty lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Narty dan Pita pasti sudah tidur terlelap.Narty paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Pita yang masih ABG itu bisa hilang wajahku.

Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku “Pit…..Pita ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Pita. sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk. ‘’belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih” “oh…”jawabku datar. “mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?” “ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Pita jangan bilangin hal ini ke mbak Narty ya soalnya dia nggak suka kalo mas liat ginian” “boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……” “tapi apa?” “mas harus kasih liat tuh vcd ke Pita” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli.

Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.(oral sex). “mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Pita kujawab saja dengan jujur”ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya pit cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.” “emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?’’ “jelas dong”kataku saat itu. gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa. “mas,mas mau nggak kalo digituin sama Pita.” “gendheng kamu pit,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Narty tau” “lho,mbak Narty kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Pita sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan.

suara mulut Pita yang tertahan burungku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Pita kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Pita yang terurai panjang.sementara itu Pita mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku kadang ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Pita .Pita berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong.

“hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Pita” “oke deh pit buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu “ dengan cepatnya Pita membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .dan setelah itu kulihat lagi tubuh Pita polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi.

“akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze” ‘ini dulu baru itu Pit”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian.

Setelaah puas menciumi kedua susu Pita barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan pita terdengar. tampaknya titik lemah Pita ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang sempit dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun “akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….” “tapi ,Pita kamu kan masih perawan” “askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Pita sembari menancapkan burungku ke vaginanya.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua burungku seiring dengan erangan Pita (menahan sakitnya hujaman anuku).setelah itu mulailah kugenjot tubuh Pita semakin lama semakin cepat.Pita terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Pita semakin keras pula goyanganku.

Aku terus mengoyang Pita hingga akhirnya Pita mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan pita istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Pita menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “burungku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Narty .kala itu Narty juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Pita mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Pita tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Pita untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra.

“Pita,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Pita” “ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! Dia Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck… “tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Narty” “ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi” “tapi…’’ “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana “segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.” “jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……” “ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas” “tapi gimana kalau sampai mbak Narty tahu he…” “kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?” “baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Pita aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.Pita tinggal dikost-kostsan dengan alas an agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Narty}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Pita

kakak iparku yang montok



Aku punya seorang kakak ipar, Ery Puspadewi namanya. Usianya sudah 31 tahun, lebih muda dua tahun dari istriku.
Mbak Ery, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mbak Ery berbody montok dengan dada dan pantat yang lebih besar dibanding istriku.
Rumah Mbak Ery tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mbak Ery biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka. Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu Mbak Ery dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba2x handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yg bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka.
Suatu pagi di hari Minggu, aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mbak Ery. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah Mbak Ery, kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami Mbak Ery sedang tidak ada di rumah.
Sampai di rumah Mbak Ery, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya.
Dengan perlahan aku membuka pintu kamar Mbak Ery, dan seperti sudah kuduga, Mbak Ery tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya.
Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak iparku. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mbak Ery. Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mbak Ery. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh.
Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mbak Ery bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila.
"Eh, ada Farhan, udah lama?", sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya.
"Baru mbak, antar makanan buatan Rina", jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.
Mbak Ery memang sangat cuek, dia tidak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mbak Ery akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi.
Setelah minum teh, Mbak Ery masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis dan pastinya cuci meki lah, he3x...
Keluar dari kamar mandi, wajah Mbak Ery memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.
Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, Mbak Ery tidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju.
Penisku semakin mengeras melihat Mbak Ery menanggalkan dasternya dan ... oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mbak Ery tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan. Aku seperti diberi berkah pagi itu, Mbak Ery benar2x seperti terangsang hebat. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah... tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi.
Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas.
Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya.
"Farhan... kamu...", Mbak Ery menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya.
"Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak...", pintaku seraya memegang batang penisku.
"Gila kamu, jangan kurang ajar", sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya.
Mbak Ery menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku.
Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang "Gila kamu!", tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya.
Aku sudah merasa di atas angin. Mbak Ery hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata "kurang ajar" dan "gila kamu", namun aku merasa yakin dia menikmatinya.
Dugaanku betul, Mbak Ery akhirnya dengan malu2x memegang batang penisku.
"Besar banget punya kamu Farhan", serunya.
"Pingin masuk memek Mbak tuh..." jawabku.
Mbak Ery tersenyum manja,"Gila kamu!"
"Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak", rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.
Mbak Ery semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek.
"Kaya'nya memeknya udah minta nih Mbak", kataku.
"Gila kamu!", entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini.
"Nungging Mbak, saya masukin dari belakang", pintaku untuk doggy style.
Mbak Ery masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini aku impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas.
Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula.
Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mbak Ery yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya.
Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasmu, kakak iparku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa....
"Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Farhan...", jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.
"Habis memek Mbak enak sih....", seruku di telinganya. Kakak iparku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.
Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.
"Kamu memang gila Farhan, awas... jangan bilang siapa2x ya!", serunya perlahan.
"Ya iyalah Mbak, masa' mau cerita-cerita..", candaku. Dia pun tertawa lepas.
"Kapan-kapan lagi ya Mbak...", pintaku.
"Gila... kamu gila..." jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi.
Aku memandang tubuh montok kakak iparku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu kunikmati juga.
Dan kisah selanjutnya tentu juga mudah ditebak. Setiap ada kesempatan, kami berdua mengulanginya lagi, tidak hanya di rumahnya, tapi juga di rumahku dan kadang2x untuk selingan kami janjian di luar rumah, main di mobil, pokoknya seruuuu...

aku selingkuh bersama kakak iparku



Sebelumnya saya memperkenalkan diri saya seorang executive muda berumur tigapuluhan tahun. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1985 yang lalu dikala saya masih berpacaran. Pada saat itu saya mulai melakukan wakuncar setiap berakhir minggu dan akhirnya saya mengetahui bahwa saya memiliki calon kakak ipar yang bahkan lebih menarik ketimbang calon isteri saya. Saya mulai berpikir untuk mengalihkan perhatian saya kepada calon kakak ipar dan ia pun mulai bereaksi. Dari sorot matanya ia memang juga tertarik kepada saya, bahkan selalu mau untuk diajak jalan-jalan bersama sekeluarga. Saya terus mengadakan pendekatan dengan dia kemana pun dia pergi, namun dengan tetap menjaga perasaan calon isteri saya. Sampai akhirnya sebelum rencana menikah dengan calon isteri saya, saya memberikan dia kesempatan untuk berterus terang menanyakan dia apakah dia mencintai saya? Namun ia dengan menangis ia membohongi dirinya dengan mengatakan bahwa ia tidak pernah mencintai saya, dan akhirnya saya memutuskan untuk menikahi calon isteri saya atau adik kandungnya.

Selama pesta pernikahan ia terlihat murung dan berusaha menyembunyikan perasaannya, namun ia selalu mengawal kemana kami pergi hingga pesta berakhir. Hal ini membuat saya merasa sangat berbahagia sepertinya saya menikahi dua gadis sekaligus. Waktu terus berlalu dan saya tidak pernah berjumpa lagi dengan kakak ipar saya.

Suatu kali, isteri saya melahirkan dan mertua saya memintanya untuk tinggal sementara di Pondok Mertua Indah sepulang dari rumah sakit bersalin. Hal ini membuat saya senang karena saya membayangkan akan sering berjumpa dengan kakak ipar saya lagi. Rumah tersebut cukup besar serta dilengkapi oleh beberapa kamar mandi di lantai dasar dan di lantai atas. Pada suatu kali, secara tidak sengaja saya mendengar ada orang mandi di lantai dasar dan sepintas terlihat bahwa yang sedang mandi adalah kakak ipar saya. Jantung saya berdegup keras karena baru kali ini saya melihat pemandangan yang sangat luar biasa. Mula-mula dia menanggalkan seluruh pakaiannya, lalu mulai menyirami tubuhnya yang putih mulus dengan air dan mulai menggosoknya secara lembut dengan sabun. Diusapnya wajahnya dengan sabun, lalu diangkatnya ketiaknya dan diusapkannya terus ke payudaranya.

Disinilah ia mulai mengelus dan memijat payudaranya selama beberapa menit dan ia terlihat sangat menikmatinya. Lalu diangkatnya sebelah kakinya ke atas bath cuip dan ia mulai menggosok bagian selangkangannya. Mulai dari ujung kaki, naik terus dan sampailah pada gundukan rambut lebat dan digosoknya perlahan-lahan dengan lembut dan berkali-kali. Tiba-tiba kepalanya menengadah dan bibirnya mulai mendesis perlahan. Ia terlihat sangat menikmatinya. Setelah itu ia mengambil sebaskom air mawar dan dibasuhnya bagian kewanitaannya yang sangat sensitif itu. Mungkin agar bagian tersebut menjadi harum baunya. Jantung saya berdegup sangat keras dan hampir hilang kesadaran saya melihat wanita yang saya cintai berada dalam keadaan tanpa busana dan melakukan sesuatu yang sangat exciting di hadapan saya.

Setelah kejadian itu, saya makin sering berusaha menunggu waktu ia mandi dan semakin sering saya mencuri-curi pandang kepadanya namun ia sepertinya telah kehilangan semangat dan tidak mau secara langsung membalas isyarat dari saya. Di hadapan isteri saya ia selalu memuji bahwa saya dikatakan tampan oleh kawan-kawannya yang menjenguk isteri saya dan kawan-kawannya senang mengobrol dengan saya. Saya merasa bangga dan merasa yakin bahwa ia juga mencintai saya hingga suatu ketika isteri saya pergi ke rumah sakit dengan diantar oleh mertua saya dan rumah dalam keadaan sepi karena semua penghuninya belum pulang dari tempat pekerjaan masing-masing. Pada saat itu saya baru saja pulang dari kantor dan langsung menuju ke kamar kami. Belum sampai ke kamar, saya melewati kamar kakak ipar saya yang pintunya terlihat terbuka. Dengan rasa penasaran, saya mengintip ke dalam dan saya melihat ia sedang tertidur dengan mengenakan baju yang tipis dan minim hingga tersingkap pahanya yang putih dan mulus dan buah dadanya yang kencang menantang. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, saya masuk ke kamarnya dan menguncinya. Mula-mula saya mengelus kakinya sampai menuju pahanya. Di sini ia mulai bereaksi dan mulai terbangun. Ia sangat terkejut ketika melihat saya ada di sisinya, namun saya tidak memberikannya kesempatan lagi untuk berbicara dan segera menyumpal bibirnya dengan ciuman.

Mula-mula ia meronta, "Ugghh.. ughh.. ughh.." namun akhirnya ia pasrah saja untuk saya ciumi. Mulai dari lehernya saya ciumi, sementara tangan saya mulai meraba pahanya yang mulus sampai ke pangkal pahanya. Kancing bajunya saya preteli satu persatu hingga tinggal BH dan CD-nya saja yang tertinggal. "Jangan Dre.. nanti ada orang.." gumamnya, namun saya tidak menjawab tetapi terus aktif bekerja di selangkangan serta mulai menghisap pentil payudaranya yang kecil mungil berwarna pink muda dengan lingkaran coklat transparan.
"Ugghh.. Ughh.. sst.. sst.. sst.." dia menggerinjal ketika jari saya mulai menyentuh bibir kemaluannya yang sudah basah berat. Pantatnya mulai diangkat menandakan ia sudah lepas kendali dan menikmati permainan ini. Putingnya mengeras dan ia mulai menekan kepala saya agar saya lebih keras lagi menghisap putingnya. "Auchh.. sst.. sst.. sst Dre", rangkulannya semakin kuat dan bibirnya semakin ganas mencium seolah tak ingin berpisah lagi selamanya. "Dre.. Dre.." berkali-kali ia bergumam, lalu secepat kilat ia menangkap batang kemaluan saya dan mulai meremas-remas. Seketika itu juga ia melorotkan celana saya dan membuka baju saya dan mulai mengarahkan batang kemaluan saya ke liang kemaluannya.
"Jangan San.. jangan, kamu kan masih perawan."
"Tidak apa-apa Dre, kamulah cinta saya yang sejati, milikilah saya walaupun saya tidak dapat memilikimu Dre.."
Lalu ia pun memeluk saya semakin kuat dan membimbing batang kemaluan saya masuk ke dalam lubang kemaluannya dan bersatu dengan tubuhnya dalam awan-awan surgawi.

Saya mulai mengegesek-gesek bagian luar kemaluannya dan mulai menekan sedikit demi sedikit. Ia semakin menggelinjang dan secepat kilat mencengkram pantat saya dan menekannya ke bawah hingga seluruh batang kemaluan saya terbenam ke dalam miliknya. "Ssst.. sst.. sst.. aacch.." ia merasakan sedikit kesakitan namun rasa nikmat mengalahkan rasa sakitnya. Saya mulai mencabut kembali batang kemaluan saya dan mulai memompa naik turun, hasilnya ia mulai meracau tidak terkendali lagi. "Dre.. aach.. saya sayang kamu Dre.. saya cinta kamu Dre.. milikilah saya Dre.." pantatnya ikut diangkat naik turun mengikuti pergerakan saya semakin cepat hingga akhirnya ia memeluk saya sekencang-kencangnya serta melumat bibir saya sekuat-kuatnya lalu berkejut-kejut dan akhirnya hening. Saya menyadari kalau ia telah mencapai orgasme, maka saya meneruskan memompa dan ia pun mulai kembali lagi mengikuti irama saya. Akhirnya saya merasakan sesuatu mendesak di ujung batang kemaluan saya dan ia pun memeluk saya semakin kuat hingga akhirnya "Srreett.. sret.. ssrett.. Aachh.." seperti tanggul bobol kami merasakan orgasme bersama. Tubuh kami menyatu bermandikan peluh.

Rasa puas, senang, bersalah berkecamuk menjadi satu di antara kami.
"Dre.. anggaplah kita tidak pernah melakukan hal ini walaupun saya secara sadar mencintaimu, namun saya tidak mau menyakiti perasaan adik saya. Biarlah cinta kita menjadi cinta sejati dan akan kukenang sampai aku mati."
"San maukah kamu menjadi isteri saya yang kedua dan tinggal bersama kami? Saya berjanji akan membahagiakan kamu bersama adikmu menjadi satu keluarga."
"Tidak Dre, lebih baik saya pergi daripada menyakiti perasaan adik saya karenanya kamu harus menjaganya dan membahagiakannya selamanya, berjanjilah.." Saya hanya mengangguk mengiyakan.

Seminggu kemudian, isteri saya memutuskan untuk kembali ke rumah sendiri karena sudah cukup kuat untuk melakukan kegiatannya sehari-hari dan sejak itu pula saya tidak pernah bertemu dengan kakak ipar saya. Tiga bulan kemudian, saya mendengar kalau kakak ipar saya dilamar oleh seorang duda tua seorang pengusaha yang sukses.

TAMAT

aku bersama kakak iparku yang bergelora

Aku seorang pria yang sudah menikah. panggil saja Edo.Aku sekarang tinggal di jogja, walaupun aku bukan asli jogja, istri ku yang asli jogja. Aku menikah muda,23 tahun, saat aku masih kuliah, dan istri ku juga. kami menikah karena MBA. Karma kata teman-teman ku. Aku bukan PK yng suka ganti-ganti pasangan, hanya tidak bisa menahan hasrat saja. Ini adalah kisah ku dengan kakak ipar ku yang bisa dibilang, tidak akur tapi hanya akur masalah sex.

Istri ku anak kedua, hanya dia dan kakaknya yang keduanya wanita, sedangkan aku anak tunggal. Pengalaman sex pertama istri ku adalah dengan ku, sedangkan aku memang sudah rusak dari SD. Dulu di SD aku pernah “main titit” sama adik teman yang juga tetanggaku. Maksudnya ‘main titit’ adalah kami saling menggesekkan alat kelamin, dan itu waktu aku masih kelas 2 SD, bersama 2 teman tetangga ku lainnya. kelas 3 SD aku sudah nonton LD bokep, mulai masturbasi, mengintip pembantu mandi, dan bahkan memaksa menyusu pada pembantu ku. Kelas 5 SD, aku sudah ciuman dan petting tetangga yang memang akan pindah ke luar kota, juga baca novel porno bahasa inggris ayah ku. Bahkan SMP aku sudah melepas keperjakaan ku.(nanti beda cerita deh).

Istri ku,sebut saja Ani, adalah pacar resmi ketiga ku, yang memang mengangkat ku dari keterpurukan, memberi ku semangat kuliah lagi, dan ingin ku nikahi, aku memang serius. Aku memang tidak bisa pacaran tanpa ML,kedua pacar ku sebelumnya pun ku perawani, dan istri ku tak terkecuali. Aku memang tidak pernah dan tidak suka ML pakai kondom, sehingga entah aku telat cabut, atau perhitungan istri ku salah, akhirnya kami menikah karena dia hamil. Salah satu yang sangat menentang pernikahan kami dan sangat membenci aku adalah kakak ipar ku, sebut saja Donita. ternyata baru ku tahu dia adalah cewek yang jarang punya pacar, pacarnya yang sekarang adalah pacar yang keduanya, dan bisa dibilang tidak begitu popular dikalangan pria. Beda dengan istri ku yang memang banyak yang suka, sehingga aku mematahkan hati cukup banyak pria karena dia menikah denganku. Yang membuat mbak Donita tambah benci kepada ku saat itu, mungkin karena aku tinggal bareng mertua dan masih merepotkan. Jadilah di rumah itu ada 6 orang, Ayah dan Ibu mertua, aku, istri, anak, dan mbak Donita. Ini belum termasuk eyang putrinya istriku.

Setelah putri pertama ku lahir, entah mengapa, aku sangat susah dapat jatah dari istri, bisa 1 bulan sekali, itupun kalo moodnya bagus. Banyak sekali alasannya, mulai dari capek mengurus anak, hingga dia berlendir, yang artinya tanda sedang subur. Mau tak mau aku harus menahan diri. Untungnya aku punya beberapa teman cewek yang baik hati dan mau jadi teman selingkuhku. Kami melakukannya karena memang suka dan butuh. Tapi kalau memang tidak bisa, ya balik ke selera asal, onani.

Aku bisa agak nyeleneh masalah sex. Aku dari SMA mulai menyuaki Panty Fethisism, maksudnya onani sambil mencium celana dalam bekas seorang wanita. Lebih bagus kalau aku tau memang itu celana dalam milik cewek yang aku suka, bekas pakai, jadi masih berbau khas cewek. Nikmat rasanya onani dan akhirnya menumpahkan sperma ke celana dalam bekas itu, sambil membayangkan menumpahkan sperma di memek cewek itu.

Beberapa kali aku terpaksa memakai celana dalam mbak Donita, kakak iparku, saat istri ku tak memberiku jatah. Memang kalau masalah cantik, labih cantik dan putih Ani, istri ku, tapi kalau masalah body, toket n bokong lebih besar mbak Donita.

Istri ku yang sudah menyusui saja cuma 38b, sedangkan mbak Donita yang belum menyusui sudah 38b juga, kadang kalau tak salah dia pakai yang 40b tergantung merek bra nya. Aku memang cowok yang tidak begitu mempermasalahkan muka pasanganku, yang penting enak dilihat, karean aku sadar diri aku tidak ganteng. Tapi yang penting cewek ku , harus chubby, agak gendut tak apa, asal bokong dan toketnya, wuih. Itulah alasan aku cukup sering memakai celana dalam mbak Donita untuk masrturbasi, bodynya itu yang bikin aku sering horny dan membayangkan ML sama dia. Dan semuanya aman-aman saja ku lakukan tanpa ketahuan, hingga suatu malam.

Malam itu seperti malam lainnya, dimana aku gagal minta jatah dan terpaksa mengendap-endap ke mesin cuci mencari celana dalam kotor mbak Donita untuk pelarian. Setelah mendapatkan yang ku cari, aku segera menuju ruang computer yang berada di belakang dekat kamar mandi. Aku mulai menyalakan computer, dan menonton koleksi bokep ku. Aku simpen di folder yang terproteksi password, jadi tak ada seorang pun yang bisa membukanya. Aku sudah hafal kebiasaan rumah ini. Tidak ada yang bangun ke kamar mandi sampai jam 4 pagi, jadi karena sekarang masih jam 12.30 malam, aku aman untk melakukan pelampiasan hasrat ku. Sebelum terlalu tenggelam dalam kegiatanku, ku cek sekali lagi kondisi rumah, semuanya tertidur lelap, kecuali mbak Donita yang sedang asyik telepon dengan pacarnya.

Tiba-tiba terdengar suara desahan tertahan dari dalam kamar mbak Donita. Aku yang terbiasa dengan suara seperti itu, jadi penasaran apa benar suara tersebut seperti dugaanku, mbak Donita sedang phone sex. Sampai sekarang aku tak bisa phone sex walaupun pernah sekali mencoba bersama salah satu teman cewek ku. Aku menunggu sambil pura-pura nonton tv. Tak berapa lama, mbak Donita keluar ke kamar mandi.

Aku pun mematikan tv dan ikut ke belakang. Mbak Donita pun langsung bertanya, “mau ngapain le?”, “main computer” jawab ku santai. Mbak Donita pun masuk kamar mandi, dan ketika dia keluar, aku pun bertanya dengan santainya, “habis ngapain mbak? kok ada suara suara dari dalam kamar tadi?”. Mbak Donita agak kaget, malu dan marah, “maksud mu apa to le? kamu nguping mbak telpon tadi? sambil pura-pura nonton tv?”

“siapa yang nguping? kan suaranya kedengeran sampai luar. kalau ada orang bangun nonton tv selain aku juga pasti denger suara desahan mbak di kamar. ngapain sih mbak? ga dapet jatah dari mas adi?” tanya ku santai. “sok tau kamu!” jawab mbak Donita sambil berlalu. Aku pun malas bertanya lagi, dan hanya berkutat di depan computer. Di rumah memang aku dipanggil tole oleh mertua dan mbak Donita, karena aku cowok satu-satunya selain mertua laki-laki.

Tak lama, aku mendengar samar ada teriakan tertahan. Penasaran, aku lalu menuju kamar mbak Donita, dan memang terdengar lagi desahan-desahan tertahan. Timbul niat iseng ku, ku ambil hp ku dan merekam desahan-desahan mbak Donita.Hanya sebentar, dan aku yang makin horny karena desahan mbak Donita, segera kembali ke computer dan memulai bokep ku. Celana dalam mbak Donita pun ku keluarkan, dan mulai ku n cium-cium aromanya. Ak pun mulai onani dengan santainya.

Lupa dengan kemungkinan mbak Donita keluar dan memergoki aku sedang onani. Dan ternyata benar saja, saat aku sedang hampir orgasme, dengan celana dalam mbak Donita ku ciumi aromanya, mbak Donita memergoki aku. Aku yang gagal orgasme, bercampur malu, bingung menyembunyikan celana dalam mbak Donita. “ooo, jadi begini to kalo kamu gak dapet jatah dari dek Ani? Ayo ngaku le! kamu habis ngapain tadi? tunjukin tu celana dalem!” perintah mbak Donita. “ampun mbak, kalo mbak gak bilang siapa-siapa, aku juga gak bakal kasih tau siapa-siapa tentang phone sex mbak deh.” nego ku dengan agak takut, karena memang mbak Donita terkenal galaknya. Mbak Donita pun tak kalah gertak,”mana buktinya kalau aku phone sex? kalau kamu, sudah ada bukti jelas”.

Aku dengan santainya mempedengarkan hasil rekaman ku., dan mbak Donita langsung melunak seketika. “ya jangan gitu lah le, kamu ga kubilangin deh, tapi hapus rekaman mu itu. aku malu kalo ketahuan le.” bujuk mbak Donita. Aku sih santai saja. karena sudah ku back up di computer dengan kabel data sesaat sebelum ini. aku pun menyanggupinya. Dengan mbak Donita yang lebih melunak, dia yang mengajak aku bicara duluan. “gak dapet jatah le?” tanya mbak Donita, sambil mendekati ku, menarik kursi dan duduk agak jauh dari ku. “ya iya lah mbak. kalo aku dapat jatah, aku mana mau onani. kan lebih enak ML. tapi dek Ani kan memang ada aja alasan untuk ga ML sama aku. terpaksa onani lah, daripada ke sarkem” (sarkem tu pasar kembang- tempat prostitusi di jogja). “trus mbak juga ngapain phone sex? kan tiap hari bisa minta mas Adi? masih kurang jatah malam ya? horny amat seh?” tanya ku. dan entah kenapa mbak Donita diam saja, malah balik bertanya. “itu celana dalam ku to? kenapa kamu pake onani le? kamu ga cukup sama de Ani. dan sudah berapa lama kamu kaya begini?” “kalau berapa lama, ya ga tau, tapi setiap ada kesempatan, dan de Ani ga kasih jatah, ya begini jadinya. aku kan orang yang gampang horny mbak.” jawab ku jujur, daripada nanti dia lebih marah lagi, bisa bahaya. “trus mbak sendiri ngapain? tadi belum jawab pertanyaan ku lo”. Mbak Donita tak menjawab. dia hanya diam, dn mendekati ku. “Le, ‘punya’ mu sebesar apa to? coba ku lihat.”, sambil menark tangan ku yang menutupi kontol dan celana dalamnya.

Agak kaget dia ketika melihat kontol ku yang sudah menegang, dan diambilnya celana dalamnya yang sudah basah oleh sperma ku, dilihat dan diciumnya celana dalamnya. “bau pejuh mu le, lumayan kental ya. kontol mu juga sedikit lebih besar dari mas Adi. De Ani dulu selalu ngerasain itu ya?” Ku lihat mbak Donita yang sepertinya horny juga lihat kontol ku, wah kesempatan nih, pikir ku. “kalau mau pegang boleh loh mbak”. Tapi mbak Donita malah bangun dan masuk kamarnya, tanpa berkata apa pun, membawa celana dalamnya yang ku pakai onani tadi, entah untuk apa.

Besoknya, aku dirumah sendirian. Ayah dan ibu mertua kerja, istri ku ada kuliah, sedangkan mbak Donita sudah pergi entah kemana. Anak ku biasanya dititipkan ke tante dari istri ku, karena memang harusnya aku pun sedang mengajar. Aku kerja sambilan jadi tentor di sebuah lembaga pendidikan. Tapi karena tadi pagi ternyata ada sms tidak ada kelas, aku di rumah saja. aku lantas beDonitasiatif membersihkan rumah. Maklum numpang mertua, jadi harus bantu bersihin rumah. Tiba-tiba ada suara motor masuk, ku kira istri ku sudah pulang kuliah, tapi ternyata mbak Donita yang pulang. Mbak Donita masuk tanpa menyapa ku. Aku pun tak peduli, dan selesai bersih-bersih, aku langsung nonton tv. Tak ku duga mbak Donita memanggilku, “le! kesini bentar! aku mau ngomong! penting!” nadanya agak tinggi. Aku yang malas, menghampirinya. Kaget juga aku saat tau di kamarnya dia siap sedang bersiap ganti baju. “Duduk le! Aku Cuma mau kasih tau kamu, kamu ga boleh lagi onani kaya semalam. bagaimana pun juga kamu sudah punya istri. dan kalau tidak bisa tahan dan horny sekali, kamu kan bisa minta sama aku.” kata-kata terakhir mbak Donita adalah kata-kata yang paling aneh yang pernah ku dengar. “jangan bercanda lah mbak. nanti kalau aku mau beneran baru kapok loh” jawab ku setengah tak percaya.

Mbak Donita dengan tak terduga melemparkan celana dalam yang kemarin ku pakai onani kepada ku, dan lalu melorotkan celana pendek jins yang dia pakai. Aku diam dan kaget melihatnya, Gila, ada apa dengan mbak Donita sih? tanya ku dalam hati. Setelah celananya lepas, dia pun melepas celana dalamnya, lalu melemparkannya pada ku. “cepat onani lagi pakai celana dalam ku, aku juga mau onani liat kamu onani. biar adil kita” Aku hanya diam, walau kontol ku sudah tegang, dan sangat terangsang melihat dia mulai duduk mengangkang dan memainkan klitorisnya sendiri. Aku mengambil celana dalam yang dipakainya, hitam, agak transparan, dan ku cium, lalu ku sentuhkan ke kontol ku dan mulai onani.

Tak tahan dengan pemandangan dan tau kalau mbak Donita belum akan orgasme, aku menawarkan sesuatu pada mbak Donita, “mau ku bikin orgasme enak ga mbak? dijamin minta lagi deh”. Tanpa menunggu jawaban, aku pun menghampiri mbak Donita dan mendekat wajah ku ke gawuknya. Mbak Donita tampaknya tahu apa yang akan ku lakukan. Ku mulai dengan mencium bibir gawuknya, mulai menjilati selangkangan dan bagian dalam pahanya. Lalu aku mulai naik menjilati klitorisnya. Mbak Donita yang dari tadi sepertinya menahan desahan, tiba-tiba menekan kepala ku ke gawuknya. Aku mulai menikmati seluruh bagian gawuknya. Aku sangat suka menjilati gawuk wanita, baunya yang khas, rasanya yang khas, semuanya menggoda ku untuk terus menjilat, mencium dan menghisap gawuknya. Mbak Donita ternyata sangat suka ketika aku menghisap dan menggigit klitorisnya. Desahannya makin menjadi saat ku lakukan itu. Jari ku pun tak mau diam, aku mulai memasukkan jari manis dan tengah ku mencari g-spotnya. Tiba-tiba mbak Donita membuka semua sisa pakaiannya, lalu menarik tangan kiri ku ke toketnya, dan aku mulai merangsang toketnya. Tak lama, dengan intensnya rangsangan di g-spot dan klitorisnya, mbak Donita pun orgasme, dengan aku yang masih menghisapi klitorisnya kuat-kuat. Basah semua mulutku dengan cairan gawuknya.

Mbak Donita yang sepertinya sudah cukup pulih tenaganya menarik ku duduk di sebelahnya. Aku pun mulai lagi rangsangan di gawuk dan mulai menghisapi putingnya. Tanpa ku duga, mbak Donita menarik muka ku dan mencium bibir ku penuh nafsu, dan ku layani ciumannya, sambil terus melakukan rangsangan di toket dan gawuknya. Tangan mbak Donita tiba-tiba aktif mengocok kontol ku. Selepas ciuman, mbak Donita langsung mengarahkan mulutnya untuk menyepong ku. Ku sambut dengan sedikit jambakan rambut, agar batang kontol ku bisa masuk semua dan bisa menyentuh kerongkongannya. Teknik sepong mbak Donita ternyata hebat, entah belajar dimana dia. Istri ku tak pernah mau menyepong ku, jadi aku sangat suka saat mbak Donita ternyata menyepong ku. Kepala kontol ku dihisap keras-keras, dan lubang kencing ku dijilatinya begitu nikmat hingga hampir saja aku orgasme.

Tak tahan lagi ingin mencoba kakak ipar sendiri, aku langsung minta ijin memasukkan kontol ku ke gawuknya yang lumayan sempit.(dibanding istri ku yang sudah pernah melahirkan). Mbak Donita tak menjawab apa-apa, hanya mebuka pahanya lebar, lalu melepaskan kontol ku dari mulutnya, lalu mulai menciumi ku. Perlahan ku arahkan dan ku masukkan kontol ku ke gawuknya. Ku tekan pelan, mulai masuk, dan akhirnya masuk semua batang kontolku dalam gawuk mbak Donita. Mulai ku genjot pelan, kami pakai gaya misionaris. Mbak Donita mulai mendesah agak keras, aku pun mulai mempercepat genjotan ku. “Enak le? sama dek Ani enak mana?” tanya mbak Donita pada ku yang sibuk menghisap dan menggigit putingnya. “Dek Ani sudah agak longgar mbak, lebih sempit gawuk mbak lah. Aku suka banget loh mbak. Apa lagi aku dah hampir 1 bulan ga dapat jatah. Ini benar-benar sangat enak. Toket mbak memang mantap, lebih padat dan besar dari dek Ani. Kemarin-kemarin cuma bisa onani sambil bayangin ngentot mbak Donita. Eh, sekarang malah ngentot beneran. Mbak sendiri kenapa akhirnya mau mbak?” tanya ku sambil tetap menggenjot. Mbak Donita yang kelabakan dengan genjotan ku, menjawab sekenanya. “ga puas ma mas adi le, dan penasaran sama kontol mu. enak gak kalau masuk gawukku? Ternyata gede dan enak ya le. Tau begini, dari dulu-dulu mbak ngajak kamu *******. mbak suka banget kamu jilatin gawuk mbak kaya tadi. nanti lagi ya.” “oke mbak, asal aku dapat gawuk mbak, aku pasti puasin mbak lah.”

Cukup lama juga gaya misionaris ini. Lalu mbak Donita mulai beDonitasiatif diatas, memperlihatkan goyangan toketnya yang besar itu sambil ku remas dan ku hisap, bahkan ku gigit yang ternyata membuat mbak Donita tambah liar menggoyangkan pantat dan bahkan mengkegel kontol ku. Tak kuat akan orgasme, ku minta mbak Donita menungging dan aku mulai gaya favorit ku, doggie, yang ternyata juga gaya favorit mbak Donita. Sebelum ku sodok, ku jilati dulu belahan dan lubang pantat mbak Donita. “Geli le, tapi enak” katanya. Saat ku sodok dan ku pacu gawuknya dengan agak kasar dan cepat, ku masukkan juga jari telunjukku ke lobang pantat mbak Donita. Mbak Donita mendesah lebih seru seperti menikmati sodokan di kedua lobangnya. Tak lama mbak Donita meminta ku memacu lebih keras dan cepat, “yang cepet le, lebih dalem lagi, agh…agah…enak le…yang kuat le…agh…mmmhhh…agak kasar…pantat ku kobel aja le…agh…masukin lagi jari mu….enak le….bentar lagi aku orgasme…agh…agh….agh…aaaaaagggghhhhh…… !!!!” teriak mbak Donita yang tak peduli apa-apa lagi selain nikmatnya sex. Aku pun mengistirahatkan sejenak kontol ku. Setelah cukup pulih dan selesai orgasme mbak Donita, kembali ku pacu dengan cepat gawuknya.

Sebentar saja, aku bertanya, “mbak, ku keluarin dalem gawuk ya. biar plong rasanya, dan puas bisa orgasme dalam gawuk mbak.” Mbak Donita hanya terus mendesah dan ku anggap itu jawaban “ya”. “mbak…enak mbak…di kegel mbak…kempot kontol ku mbak…enak mbak…agh…agh…keluar mbak!…” Ku tunggu berhenti muncratnya pejuh ku, lalu ku cabut kontol ku agar aku bisa berbaring disebelah mbak Donita. Tapi mbak Donita langsung menyambar kontol ku dan menghisap, mungkin membersihkan sisa pejuh ku. “enak pejuh mu le. pantes dek Ani suka. tapi tenang, aku punya pil kok. kan mas Adi juga gak mau numpahin pejuh di luar gawuk ku.” Ku cium mbak Donita, lalu mulai kurangsang lagi dia. Pejuh ku yang keluar dari gawuknya diambilnya dengan jari dan dijilatnya. “kalau mau coba nanti bisa ku keluarin di mulut mbak deh. mau coba? dek Ani ga pernah mau, jadi ku kira mbak gak suka” kata ku.

Mbak Donita tak berkata apa-apa, tapi langsung memegang kontol ku dan mulai menyepong. “Nikmatnya, tau begini dari dulu ya mbak. coba bisa tiap hari begini. asyik deh” Mbak Donita tak berkomentar dan terus menyepong. Aku pun tak mau kalah, ku jilati dubur mbak Donita. Semoga mbak Donita mau di anal.

Aku yang sudah tak tahan lagi, mulai mencoba memasukkan kontol ku dalam gawuk mbak Donita. Mulai ku genjot dia dari samping. dan aku pun mulai merayu dia untuk ku anal. “sakit ah le kalo silit. dan aku gak bisa e’e’ lo. kalo pake jari tadi memang enak. tapi kalo pake kontol masih takut.” aku terus membujuknya, dan meyakinkan kalau rasa dan sensasinya mirip ngentot di gawuk. Dan entah bagaimana, akhirnya mbak Donita mau mencoba anal. Dengan ini, mbak Donita jadi cewek ke 7 yang ku perawani duburnya. Cewek-cewek sebelumnya, semua teman sex ku, dan tak jarang cewek yang ku ajak One Night Stand pun ku anal, karena mereka sudah pernah di anal. Aku memang suka anal, sempit gimana gitu, sensasi rasanya beda dengan gawuk.

“Beneran enak lo le, awas kalo sakit doang dan ga enak.” kata mbak Donita cemas. Ku jilati silit mbak Donita, dan kupastikan kontol ku sudah cukup licin. Mbak Donita ku minta nungging, dan ku coba buka lubang silitnya, dan mulai ku tusukkan kontol ku perlahan,. Mungkin karena cukup licin, ½ kontol ku sudah masuk ke silitnya. Kubiarkan beradaptasi dulu, lalu mulai ku pacu pelan. Tampak mbak Donita menahan sakitnya, tapi mendesah cukup keras. lama kelamaan, karena mulai terbiasa, ku pacu lebih cepat silit itu. “Enak le, agh…agh…agak cepet dikit dong le…enak silit ku….gawuk ku di kobel dong le….agh…agh…agh…” pinta mbak Donita. Otomatis tangan kanan ku memainkan klitoris dan g-spot mbak Donita.

Ku masukkan jari tengah dan manis ku lagi. sementara, mbak Donita sibuk mendesah dan mencubit puting, dan kadang klitorisnya sendiri. Tak lama, mbak Donita meminta ku mengganti posisi. Dia ingin diatas, dan aku menyodok silitnya lagi. “Enak ternyata le, besok lagi ya, agh..agh..” setelah agak lama, mbak Donita pun orgasme, tapi aku tak memperlambat laju ku. “agh..aku sudah le” “sabar mbak, sebentar lagi aku juga sampai..agh…agh..aaagghhh..” ku keluarkan semua sisa pejuh ku di silit mbak Donita. Tak lupa sisa yang masih ada di kontol ku di jilat bersih oleh mbak Donita. Aku menciumnya dan bilang “makasih ya mbak, gawuk dan silit mbak memang top. jangan marah kalo besok aku minta lagi ya mbak.” dan mbak Donita hanya tersenyum “aku juga puas banget kok le.sudah sana cepet. kamu ada les tho. aku juga mau ketemu temen. keburu dek Ani pulang juga.” Mbak Donita bergegas ke kamar mandi, sedang aku masak mi instant karena lapar sekali. Aku dan mbak Donita makan bersama. dan baru ketemu lagi malamnya.

Malamnya, kami bertingkah biasa saja, kecuali aku tetap tak bisa tidur. Mbak Donita yang terbangun tengah malam bertanya” kok belom tidur le? gak capek? aku aja capek banget. jangan bilang kamu minta jatah sama aku malam ini. aku gak bisa. capek banget”. dan setengah bercanda, ku perlihatkan kontol ku yang memang lagi tegang padanya. “gak bisa tidur kalo masih tegang begini. sepongin dong mbak, biar loyo dan bisa tidur.” Mbak Donita pun tanpa ragu memegang penis ku, dan mulai menyepong. “Jepit pake toket dong mbak, tapi nanti keluarinnya semua di mulut mbak, gak boleh ada yang tumpah. kalo tumpah aku mau silit mbak.” mbak Donita terus menyepong sambil membuka baju tidur yang ternyata dia tidak pakai bra. Langsung dijepit toket 40b mbak Donita sambil dihisap kepala kontol ku. Akhirnya, aku pun orgasme yang langsung dihisap semua dalam mulut mbak Donita. Tanpa sisa, dan tanpa komentar selain “memang lebih enak pejuh mu le daripada mas Adi. gak nyesel aku ngentot sama kamu”, dia mencium ku dan masuk ke kamar lagi.

Banyak sekali cerita seru seks ku dengan mbak Donita. Dia memang tempat pelampiasan utama seks ku. Ku akui aku jauh lebih sering ngentotin mbak Donita daripada istri ku. Tentu semua tanpa ketahuan. Saat rumah sepi, atau quickie di kamar mandi, mbak Donita selalu mau dan minta ku entot. Yang paling favorit tetap silitnya yang sempit itu. Sekarang dia kerja di jakarta. Tapi kalau pulang ke jogja, dia pasti minta jatah pejuh pada ku, dan aku akan menikmati silit sempit kakak ipar ku.